Lompat ke isi

Jewel in the Palace

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Mei 2006 09.18 oleh Arupako (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dae Janggeum atau juga dikenal jewel in the Palace adalah serial drama Korea Selatan yang ditayangkan mulai hari Senin, 28 November 2005 di Indosiar


Episode 1 Tayang: Senin, 28 November 2005


Suh Chun-soo adalah perwira kerajaan yang ditugaskan untuk mengeksekusi permaisuri. Kejadian yang merupakan bagian dari konspirasi itu berakhir tragis, ibu negara itu meninggal setelah minum sup beracun sambil mengatakan bahwa bila anaknya naik tahta, semua yang terlibat bakal dieksekusi. Tidak bisa melupakan kejadian itu, hidup pria itu semakin kacau bahkan ia sempat terjatuh ke dalam jurang. Saat sadar, seorang pria tua merawatnya sambil meramal bahwa hidupnya tergantung pada tiga wanita : yang pertama adalah yang telah dibunuh, yang kedua meninggal demi dirinya, dan yang ketiga adalah akan hidup untuk menolong orang banyak setelah Chun-soo mengorbankan nyawanya. Pria tua itu bahkan sempat menulis sejumlah huruf di beberapa kertas sebelum menghilang secara misterius. Setelah tulisan itu diartikan oleh seorang rahib, praktis Chun-soo hidup mengasingkan diri dan tidak berani berdekatan dengan wanita. Tak terasa 14 tahun berlalu sejak kejadian itu, namun mimpi akan pak tua itu tidak juga hilang. Di tempat lain tepatnya di dapur istana, salah seorang pelayan berbakat dayang Park Myeong memiliki keahlian diatas rata-rata dalam meracik makanan. Namun karena membongkar 'dosa' salah seorang rekannya dayang Choi, ia difitnah melakukan perbuatan asusila dan hanya ada satu hukuman bagi yang melanggar aturan : mati dengan meminum racun. Beruntung saat dieksekusi, salah seorang sahabatnya dayang Han mencampurkan air kacang hijau yang bisa mengurangi efek mematikan racun tersebut. Dalam keadaan sekarat, dayang Park berjalan ke arah sungai dan pingsan disana. Secara kebetulan, Chun-soo melihat dan langsung membawa wanita malang itu untuk dirawat. Saat diperiksa oleh seorang rahib, ia mulai menduga-duga apa yang menyebabkan wanita itu meminum racun yang begitu mematikan. Belakangan Chun-soo sadar, Park-myeong adalah wanita kedua yang dimaksud oleh pria tua yang ditemuinya belasan tahun silam.

Episode 2 Tayang: Selasa, 29 November 2005


Tahu kalau nasibnya sudah tak tertolong, Park Myeong memutuskan untuk pergi. Diam-diam, Chun-soo mengikutinya dari kejauhan dan membantu mulai dari memberi makan lewat seorang pemilik kedai, menyiapkan jalan yang aman, sampai mengusir dua perampok yang berniat jahat. Nemun, kedoknya belakangan terbongkar saat Park-myeong bekerja di sebuah kedai. Melihat sejumlah pria berusaha melecehkan, Chun-soo tidak tinggal diam dan turun tangan, kemudian menarik tangan wanita itu pergi. Karena berhutang budi, Park-myeong terus mengikuti jalan pria itu, yang akhirnya menyerah. Beberapa tahun berlalu, keduanya telah menikah, tinggal di sebuah desa dan memiliki seorang putri bernama Jang-geum. Tidak ingin identitasnya dan sang suami terbongkar, Park-myeong melarang putrinya untuk bersekolah dengan alasan tidak pantas karena mereka berasal dari golongan rakyat jelata. Namun Jang-geum rupanya mewarisi kecerdasan kedua orang tuanya, dan kelepasan bicara bahwa ia sudah tahu kalau ayahnya adalah mantan perwira tinggi di istana. Akhirnya setelah sang suami membujuk, Park-myeong akhirnya menyerah dan berjanji mengajari putrinya baca-tulis dengan syarat Jang-geum harus menuruti semua perintahnya. Ketenangan mereka berakhir ketika suatu hari identitas Chun-soo terungkap saat dirinya mengikuti kontes gulat atas desakan putrinya. Semua itu diawali ketika di ibukota, raja telah mendengar perihal kematian sang ibu belasan tahun lalu dan berniat membalas dendam terhadap semua orang yang terlibat. Melihat ayahnya ditangkap pasukan tentara, Jang-geum langsung berlari untuk memberitahu sang ibu. Sadar kalau keselamatan mereka terancam, Park-myeong menyuruh Jang-geum berkemas dan sejak itu, praktis keduanya hidup dalam pelarian. Untuk menyamarkan keadaan mereka dan sambil mencari tahu keberadaan Chun-soo, gadis cilik itu diminta menyamar sebagai seorang bocah pria.

Episode 3 Tayang: Rabu, 30 November 2005


Ditempat pertemuan, Park-myeong dan Jang-geum disergap oleh komplotan yang ternyata merupakan orang-orang yang sama yang terlibat dalam konspirasi pembunuhan ratu belasan tahun silam. Tujuan mereka sudah jelas : membungkam mantan dayang istana tersebut. Meski pasukan istana belakangan berhasil mengetahui keberadaan mantan dayang istana itu yang kemudian rencananya dibawa ke ibukota, saat perjalanan mereka dihadang sejumlah pembunuh bayaran bersenjatakan panah, yang salah satunya tepat mengenai dada Park-myeong. Dalam keadaan sekarat, ia menuliskan pesan untuk Jang-geum karena sadar kalau putrinya-lah wanita ketiga yang dimaksud dalam ramalan yang pernah didengarnya dari sang suami. Disaat-saat terakhir, Park-myeong menitipkan sebuah bungkusan dan secarik surat untuk Jang-geum, dimana isinya meminta supaya gadis cilik itu bisa menjadi kepala pelayan istana. Hidup sebatang kara, Jang-geum menggunakan pengetahuannya untuk bertahan hidup dengan memakan tumbuh-tumbuhan di hutan. Saat di kota, ia bertemu dengan Na Joo-daek, wanita yang pernah 'memeras' ibunya. Sempat dituduh pencuri, gadis cilik itu akhirnya diperbolehkan tinggal setelah ia menunjukkan barang berharga peninggalan ayahnya. Diam-diam, wanita tamak dan penuh tipu-daya itu menyukai kehadiran Jang-geum yang selain baik hati juga rajin, dan berusaha menahannya dengan alasan untuk membayar hutang. Diam-diam gadis cilik itu telah diamati oleh sekelompok perwira tinggi yang berencana menggulingkan raja, mereka berniat menggunakan Jang-geum untuk mengirim pesan rahasia penting. Tidak percaya begitu saja, mereka mengutus seseorang untuk mengikuti gadis kecil itu dari kejauhan. Kesempatan untuk bertemu perwira tinggi kerajaan, yang terkesan oleh kecerdasannya, dan salah satu kepala dayang istana tidak disia-siakan Jang-geum, sambil memberi hormat ia meminta supaya bisa diikutsertakan menjadi calon dayang.

Episode 4 Tayang: Kamis,1 Desember 2005

Tes seleksi pertama bagi para calon dayang, yang semuanya adalah gadis cilik, cukup unik dengan menggunakan tetesan darah burung betet. Sempat nyaris tidak lolos, tugas berat telah menanti Jang-geum dan teman-temannya, mereka diharuskan menghapal sejumlah aturan dayang istana. Selain mendapat seorang sahabat bernama Yon-seng, kecerdasan Jang-geum yang diatas rata-rata diam-diam juga membuat iri seorang rekannya Yong-non. Saat tahu gadis cilik itu bukan berasal dari keluarga pejabat istana, ia langsung mengolok-olok dan mengusirnya dari kamar karena dianggap tidak sederajat. Sempat terpikir untuk mengungkapkan jati dirinya, Jang-geum mengurungkan niatnya setelah teringat dengan apa yang terjadi pada ayah dan ibunya. Berniat mengambil buku resep rahasia yang terdapat di dapur istana, ia bertemu dengan Yon-seng dan bersama-sama keduanya mengendap-endap keluar. Melihat adegan mengejutkan antara dayang dan prajurit istana serta berpapasan dengan orang yang ti dak diduga, keduanya berhasil mencapai dapur. Namun karena ceroboh, barang-barang disana (termasuk makan malam kaisar) pecah berantakan, Yon-seng terluka, dan mereka tertangkap basah oleh Dayang Han dan salah seorang anak buahnya. Ketika hendak menghukum, Dayang Han sadar bahwa perlu cara cepat untuk menggantikan makanan Kaisar yang harus disajikan dalam waktu beberapa saat lagi. Jang-geum terkesima melihat kehebatan wanita itu meramu resep, yang berhasil membuat pemimpin negara itu memakan jahe yang semula tidak disukainya. Disekap di gudang, Jang-geum terkejut saat melihat tangan Yon-seng mengeluarkan banyak darah. Dengan cepat ia menggunakan bahan-bahan yang ada untuk mengobati lukanya. Keesokan harinya saat 'dibebaskan', Dayang Han mulai terkesan oleh kepandaiannya. Namun hukuman telah dijatuhkan : Jang-geum diusir dari istana karena melanggar peraturan.

Episode 5 Tayang: Jumat, 2 Desember 2005


Siapa sangka, niat Jang-geum untuk menjadi seorang dayang begitu kuat sampai-sampai ia mampu menghapal setiap pelajaran yang diberikan oleh dayang kepala. Dibantu oleh Yon-seng yang diam-diam membuka jendela, gadis cilik itu bisa melihat setiap aturan yang diajarkan. Meski kerap dihalang-halangi Yong-non yang iri, pengetahuan yang dimiliki Jang-geum diam-diam melampaui semuanya. Namun, peluangnya terancam ketika suatu hari ada kabar bahwa para calon dayang itu akan diberikan tes penempatan. Sambil menangis tersedu-sedu, ia memohon supaya diberi kesempatan untuk ikut. Karena kasihan, dayang kepala mengiyakan dengan syarat Jang-geum harus mengangkat pot berisi air sampai waktu tes selesai keesokan harinya tanpa tumpah sedikitpun. Bisa dibayangkan bagaimana penderitaan gadis itu, apalagi ia juga harus dalam posisi berdiri meski hujan turun. Gara-gara Yong-non, Jang-geum yang semula hampir dilupakan akhirnya diberi kesempatan untuk mengikuti tes. Diberikan soal tersulit, secara mengejutkan gadis cilik itu mampu menjawab semuanya sampai membuat yang hadir berdecak kagum. Jang-geum akhirnya ditempatkan dibawah pengasuhan Dayang Han. Tinggal ditempat baru, sikap wanita itu sempat membuat Jang-geum bingung pasalnya setiap pagi dan malam ia diminta untuk menyiapkan air di mangkuk. Rupanya, itu adalah salah satu cara untuk mengetes kecerdasan gadis cilik itu. Dilanda oleh hujan berkepanjangan, dapur istana sempat dibuat geger ketika semua masakan yang dibuat untuk raja dan keluarga mendadak basi. Rupanya itu dikarenakan air yang tercampur lumpur. Namun Jang-geum yang ditugaskan untuk mencuci piring lebih cerdik, ia menggunakan air panas sehingga piring yang dicuci tidak tercemar. Akhirnya bisa menangkap apa yang dimaksud Dayang Han, ia diberi nasehat bahwa bila seseorang lemah dan hanya bisa menangis, maka impiannya sebagai kepala dayang tidak akan pernah tercapai. Punya determinasi baru, tes berikutnya bagi Jang-geum melibatkan usaha mengalahkan salah satu tukang masak paling berbakat di istana Gun-ying.

Episode 6 Tayang: Senin, 5 Desember 2005


Saat perlombaan, Jang-geum terkejut saat tahu bahwa gadis yang ditemuinya saat malam adalah Keum-young. Sadar kalau banyak yang menuduhnya curang, Keum-young mengusulkan supaya aturan lomba diubah. Bisa ditebak, ia menjadi juara pertama disusul Jang-geum. Pengakuan polos Jang-geum yang menyebut keberhasilannya berkat bantuan Keum-young membuat teman-temannya marah dan menuduhnya sebagai pengkhianat. Dasar berhati baik, gadis cilik itu memberikan jatah liburannya kepada Yon-seng yang ingin menjenguk ibunya. Saat menghadap Dayang Han, ia diingatkan untuk menjaga perkataannya di masa depan. Tidak ingin kedoknya terbongkar, Dayang Choi berusaha menyelidiki asal-usul Jang-geum, namun ibu angkatnya Joo-daek berhasil mengelak. Rupanya, diam-diam Dayang Choi mempunyai rencana tersendiri : ia memanggil dokter untuk mengobati Yong Shin salah satu kepala dayang. Namun dasar apes, ulah tersebut ketahuan penjaga istana. Berdasarkan aturan istana, dayang yang kondisinya sakit-sakitan harus diberhentikan. Setelah pertimbangan matang lewat pembicaraan para dayang kepala, akhirnya terpilih Dayang Jung Mal-geum yang dikenal berjiwa seni tinggi namun tidak ambisius. Pemilihannya sendiri dikarenakan Dayang Choi, yang merupakan bagian dari keluarga yang telah turun-temurun menduduki posisi itu, dinilai belum cukup berpengalaman. Dayang Jung sendiri meski eksentrik bukannya tidak tahu kalau penunjukkannya membawahi dapur kerajaan adalah sebagai boneka, karena itu ia sangat terkesan ketika bawahannya Dayang Han serta Jang-geum dan Yon-seng menyarankan bahwa posisi itu tidak cocok untuknya. Di hari pertamanya bertugas, Dayang Jung membuat kejutan dengan turun sendiri ke dapur untuk mempersiapkan makanan Raja. Hal itu sudah tentu membuat semuanya terkejut, apalagi saat dihidangkan, Raja ternyata sangat menyukai menu baru yang diramu dengan tidak biasa itu.

Episode 7 Tayang: Selasa, 6 Desember 2005


Siapa sangka, posisi Keum-young yang difavoritkan dan berhasil menebak ramuan yang digunakan untuk membuat masakan yang mereka santap berhasil dipatahkan oleh Jang-geum. Tertawa mendengar penuturan gadis itu, Kepala Dayang Jung menegaskan kalau posisinya akan diberikan pada mereka yang mempunyai kemampuan. Kejadian tersebut benar-benar memukul mental Keum-young, Dayang Choi yang tidak ingin reputasi keluarganya dipatahkan juga berusaha menggembleng gadis itu dengan keras. Hal berbeda dilakukan oleh Dayang Han, yang melatih Jang-geum pengetahuan memasak dari yang paling dasar yang dimulai dari mempertajam indra perasa. Tak terasa beberapa tahun telah berlalu, Jang-geum telah tumbuh dewasa meski sifat kekanak-kanakannya kerap muncul dan membuatnya harus mendapat hukuman. Nasibnya tidak berubah banyak, ia tetap belum pandai mengerjakan hal-hal sulit didapur istana seperti memasak sementara perkembangan Keum-young begitu pesat. Meski tetap bersaing dengan Keum-young, keduanya tetap bersahabat. Bahkan kombinasi keduanya mampu memecahkan masalah yang sempat dihadapi putri Raja yang menolak makan selama berhari-hari. Ketika ditanya, dengan jujur Keum-young mengaku kalau resepnya terinspirasi dari percobaan batu bara yang dilakukan Jang-geum. Akibat keberhasilannya itu, Keum-young dipercaya untuk memasak makanan spesial kerajaan yang berasal dari ayam emas pemberian kerajaan China. Namun karena ceroboh, ia lupa menutup pintu kandang sehingga ayam itu kabur. Malamnya saat menyelinap keluar, gadis itu bertemu dengan Jang-geum yang ternyata berniat menolong. Berhasil keluar, keduanya malah 'terdampar' di sebuah kawasan kumuh dan nyaris saja diperlakukan tidak baik kalau saja pengawal istana tidak muncul dan menolong mereka. Saat sampai dirumah sang paman, Keum-young mengatakan kesulitannya dan tidak akan pulang sebelum mendapatkan pengganti ayam emas yang dihilangkannya.

Episode 8 Tayang: Rabu, 7 Desember 2005


Sempat disangka sebagai mata-mata, Jang-geum nyaris saja diringkus pasukan istana yang menyamar dengan pakaian preman kalau saja pemimpin mereka Min Jeong-ho tidak mencegah. Niatnya untuk pulang lebih awal terhambat karena ada kabar bahwa ayam emas baru bisa diperoleh sore hari. Di istana, Yeon-seng gelagapan saat ditanya soal keberadaan Jang-geum dan Geun-young sehingga akhirnya diketahui kalau keduanya keluar dari istana. Kontan, Kepala Dayang Jung marah besar dan mengutus Dayang Choi untuk menjemput keponakannya. Berhasil mendapatkan ayam yang dicari, Geun-young menolak kembali karena menunggu kedatangan Jang-geum. Disaat yang sama, Jang-geum yang sedang berjalan pulang setelah membeli ayam emas yang hilang bertemu dengan Jeong-ho yang terluka saat bertempur melawan musuh. Tidak tega melihat keadaan pria itu, dengan cepat ia memberi pengobatan dengan menggunakan tanaman yang tumbuh di hutan. Meski berhasil menyelamatkan satu nyawa, akibatnya ia terlambat dan ditinggal oleh rombongan Geun-young. Keadaan semakin pelik ketika paginya ia ditangkap saat hendak menyusup masuk, akibatnya selain harus mendapat hukuman dipukul sebanyak 20 kali, ia divonis harus keluar dari istana dan posisi Dayang Han diturunkan. Di hari kepergiannya, Jang-geum diberitahu Yeon-seng bahwa ia tidak jadi diusir berkat jasa Dayang Han dan Dayang Jung yang rela tidak mendapat gaji selama tiga tahun. Namun hukumannya cukup berat : ia harus pindah ke sebuah peternakan. Siapa sangka, keadaan di tempat pengasingan barunya ternyata lebih kacau dari yang dibayangkan.

Episode 9 Tayang: Kamis, 8 Desember 2005


Saat malam tiba, Jang-geum hanya bisa terpekur melihat lahan yang tidak digarap sambil meneteskan air mata namun ia bertekad untuk mengubah keadaan. Pagi harinya, ia membangunkan seorang pekerja bernama Jung Woon-baek, yang ternyata adalah penanggung jawab kebun istana. Sempat jengkel melihat sikap pria itu yang bermalas-malasan, mata Jang-geum terbuka ketika sebuah kejadian membuatnya sadar kalau Woon-baek hebat dalam ilmu pengobatan. Keseriusannya dalam bekerja membuat pria setengah baya itu tertarik, apalagi Jang-geum ngotot untuk tetap bekerja meski yang lain bermalas-malasan. Puncaknya adalah ketika Jang-geum (lewat usaha keras) berhasil membuat sebuah tanaman langka rumput astragalus berhasil tumbuh di kebun istana. Semua ikut bersuka cita dan kembali semangat bekerja, namun hal itu tidak berlangsung lama karena sesuatu yang misterius membuat tanaman itu rusak. Tidak menyerah begitu saja, Jang-geum kembali menanam astragalus dan saat mulai bertunas, berhasil menangkap siapa pelakunya bersama Woon-baek. Saat dibawa ke yang berwajib, siapa sangka atasan Woon-baek meminta supaya peristiwa itu dilupakan. Rupanya, ada konspirasi tersembunyi yang ternyata melibatkan pejabat tingkat tinggi Choi Pan-sool yang tak lain adalah paman Geum-young. Woon-baek tidak kehabisan akal, ia menjual tanaman tersebut di pasar sehingga kabar keberhasilan Jang-geum terdengar sampai istana. Hasilnya sangat hebat : Yeon-seng muncul dan memberitahu gadis itu kalau dirinya diperbolehkan kembali ke dapur istana.

Episode 10 Tayang: Jumat, 9 Desember 2005


Dari Yeon-seng, Jang-geum akhirnya tahu kalau kepulangannya kembali adalah berkat jasa Dayang Kepala Yong Shin. Tidak mau menyia-nyiakan kerja kerasnya, gadis itu mengajari para pekerja kebun cara merawat rumput astragalus. Menjelang kepergiannya, Jang-geum tidak lupa berterima kasih pada Woon-baek karena ia sadar tanpa akal bulus pria itu, mustahil keberhasilannya bisa didengar pihak istana. Saat hendak berpisah, ia dititipkan sebuah surat yang harus diberikan pada sahabat pria setengah baya itu Park In-ho di istana. Saat sampai ketempat yang dimaksud, Jang-geum terkesima melihat banyaknya buku yang berada didalam rumah itu. Keasyikannya dikejutkan oleh teguran seorang pria bernama Min Jeong-ho, yang ternyata telah menggantikan tugas In-ho selama beberapa waktu. Surat itu ternyata berisi permintaan Woon-baek supaya di waktu luangnya Jang-geum diperbolehkan membaca disana. Sambil tersenyum, Jeong-ho memberitahu kalau gadis itu bebas datang kesana kapan saja. Gembira atas berita tersebut, saat keluar Jang-geum melihat peralatan serba guna yang dibuat ayahnya diatas meja, dan mulai curiga kalau Jeong-ho adalah pria yang ditolongnya dalam pertempuran di hutan. Saat kembali, Jang-geum diingatkan Dayang Jung kalau ujian tinggal beberapa hari lagi sehingga ia harus bekerja keras. Sadar kalau waktu tidak banyak, ia diajak untuk belajar bersama dengan Yeon-seng dan seorang rekannya. Tidak hanya itu, Geum-young ikut membantu dengan meminjamkan buku catatan. Seolah tidak mau kalah, Duk-gu dan istrinya memberitahu cara lolos ujian lewat cara klenik, namun hal itu malah diikuti oleh Yeon-seng dan hasilnya : gagal total. Di hari ujian kesulitan langsung muncul : Jang-geum menjadi orang terakhir yang bisa menjawab pertanyaan sehingga otomatis bahan-bahan yang diperolehnya bukan dari kualitas yang baik. Begitu kompetisi memasak dimulai, semua perhatian langsung tertuju pada Geum-young yang menunjukkan kebolehannya. Jang-geum memilih untuk menggunakan caranya sendiri saat memasak kuah sup. Namun saat malam, petaka didapatnya : tepung gandum gadis itu hilang.

Episode 11 Tayang: Senin, 12 Desember 2005


Meski sudah tertangkap, namun dayang yang bernama Ah Gang itu menolak untuk mengembalikan sisa bahan yang digunakannya karena ingin menggunakannya untuk membuat makanan sup pangsit bagi sang guru salah satu kepala dayang yang ternyata adalah ibu kandung dayangnya. Sadar betul bagaimana rasanya kehilangan ibu, Jang-geum memilih tidak memperpanjang masalah dan malah membantu rekannya itu. Kebingungan menghadapi salah satu bahan penting yang hilang, mendadak ia mendapat ide untuk menggunakan kubis. Begitu kompetisi memasak dimulai, hanya dua orang yang mampu membuat juri berdecak kagum : Geum-young dan Jang-geum. Didalam ruangan, para juri berdebat apakah Jang-geum diperkenankan lulus atau tidak mengingat tepung gandum yang merupakan salah satu syarat untuk memasak tidak digunakan. Mereka akhirnya memutuskan gadis malang itu tidak lulus, beruntung Ratu mendadak muncul dan berkat kelezatan masakan buatan Jang-geum, menganulir keputusan para juri. Dihadapan para dayang yang terpilih, salah satu kepala dayang yang bakal mengundurkan diri membeberkan cerita mengenai Ah Gang, dan membuat semuanya sadar kalau kehidupan didapur istana sangat keras. Di hadapan Dayang Kepala Yong-shin, semuanya mengucapkan janji setia. Setelah para dayang terpilih, masalah baru muncul : Yeon-seng dan Yong-ro bertengkar dan menolak tidur di satu kamar seperti yang telah ditentukan. Tidak ingin terjadi keributan, akhirnya keduanya diperbolehkan bertukar pasangan, Yeon-seng tidur bersama Jang-geum sementara Yong-ro tinggal bersama Geum-young. Sebagai hadiah, Dayang Han memanggil Jang-geum kekamarnya dan memberi hadiah sebuah golok yang tanpa disadarinya dulu digunakan sang ibu Park-myeong. Sebagai hadiah, para dayang baru diberikan kesempatan pulang kerumah masing-masing selama sehari. Tinggal di rumah Duk-gu, Jang-geum mendapat nasehat berharga dari Joo-daek.

Episode 12 Tayang: Selasa, 13 Desember 2005


Karena mendapat tempat pertama, Geum-young dipercaya sebagai pemimpin para dayang baru alias Dayang Pelayan Tinggi. Kehdiupan ditempat baru ternyata tidak semudah yang dibayangkan, mereka dimarahi oleh para pengawas karena kerap melakukan kecerobohan. Bahkan, Geum-young sekalipun tidak luput dari kesalahan. Berhasil menangkap mata-mata yang dulu melukainya, petugas Min Jeung-ho mulai terpikir untuk menyelidiki siapa wanita yang menolongnya dulu. Penyelidikan tersebut membawanya ke kediaman Duk-gu, namun apa yang ingin diketahuinya tidak didapatkan disana karena pria tua itu dan istrinya menolak memberitahu. Keesokan harinya, Raja yang berniat berburu membawa serta rombongan istana termasuk diantaranya para dayang baru. Namun kecerobohan kembali terjadi, tanpa sengaja racikan makanan daging kerang malah berakibat fatal, salah satu korbannya adalah Dayang Han. Akbatnya, Jang-geum dan Geum-young yang harus mengemban tugas berat membuat masakan makan siang kerajaan. Keadaan semakin rumit ketika melalui utusannya Raja meminta makanan disediakan dalam kondisi dingin. Mendadak Jang-geum mendapat akal, ia berlari untuk mengambil air dari mata air pegunungan dan dengan keahlian memasak Geum-young, semua masalah bisa diatasi. Melihat Raja makan dengan puas, pujian dialamatkan kepada keduanya. Setelah kembali ke istana, Jang-geum bertemu dengan Jeung-ho saat malam terang bulan dan keduanya berjanji bakal bertemu lagi. Kedekatan mereka terlihat oleh Geum-young yang diam-diam mulai menyimpan bibit permusuhan dengan Jang-geum. Rupanya, pria itulah yang telah lama dicintainya sejak kecil. Mendapat akses masuk dapur istana yang prestisius, Jang-geum berencana menjalankan pesan sang ibu yaitu mengambil buku resep rahasia. Siapa sangka ditempat lain, Geum-young juga ditugaskan oleh Dayang Choi untuk mengemban misi rahasia. Gadis itu terkejut saat tahu tugas tersebut menyangkut masa depan keturunan Raja.

Episode 13 Tayang: Rabu, 14 Desember 2005


Melihat Geum-young sikapnya berubah drastis, Jang-geum memberanikan diri menggantikan tugas sahabatnya itu namun ditolak Dayang Choi. Apa yang dibayangkan dayang senior itu menjadi kenyataan, sang keponakan muncul dan menyatakan sanggup melaksanakan tugas. Berjanji bahwa takdir tersebut bakal berakhir didirinya, Geum-young terkejut saat melihat Jang-geum ada didalam dan mengusirnya keluar. Mengira kalau dirinya telah aman, ia tidak sadar kalau diam-diam Yeon-seng mengamati. Paginya bersama Jang-geum, ia mencari tahu apa yang disembunyikan namun yang ditemukan malah buku resep rahasia yang ditulis almarhum Park-myeong. Dasar apes, keesokan harinya gadis itu malah dipanggil dan dituding sebagai orang yang menyimpan benda rahasia itu. Hukumannya jelas : ia dikurung didalam gudang dan terancam disingkirkan sebagaimana sang ibu dulu. Didalam gudang, jang-geum mulai menyadari kalau semua itu berkaitan dengan Geum-young dan Dayang Choi. Dalam penyelidikannya meminta bantuan Duk-gu, akhirnya diketahui kalau benda rahasia itu ditujukan pada Ratu kerajaan, dan tujuannya adalah mengubah janin dari pria menjadi wanita. Terkejut mendengar penuturan itu, Dayang Jung terus mendapat desakan untuk menghukum mati Jang-geum oleh Dayang Choi. Yeon-seng yang menguping terkejut mendengarnya dan mendatangi gudang tempat Jang-geum disekap sambil mendesaknya supaya buka mulut, namun yang teringat di pikiran Jang-geum adalah kejadian saat ayahnya ditangkap. Yeon-seng sendiri memberi kesaksian melawan Geum-young, akibatnya sambil menyelidik keduanya disekap di gudang yang sama. Karena tidak ada yang mau buka mulut, Dayang Jung memutuskan untuk menyerahkan Jang-geum dan Geum-young ke pihak berwajib meski itu berarti seluruh dayang istana bakal menghadapi kesulitan. Namun saat niat tersebut hendak dilaksanakan, mendadak muncul Kepala Dayang Yong-shin.

Episode 14 Tayang: Kamis, 15 Desember 2005


Tidak ingin anak didiknya divonis begitu saja, Dayang Han mengerahkan semua tenaganya mengumpulkan bukti-bukti kalau Jang-geum tidak bersalah. Semula berencana menyingkirkan Dayang Jung, komplotan pimpinan Dayang Kepala Yong Shin tidak mampu berkutik karena Raja menyukai sosok dayang tua itu. Menangis sambil meminta Jang-geum menceritakan yang sebenarnya, Dayang Han mengerti kenapa gadis itu ngotot tidak mau menceritakan semuanya : ia tidak ingin kejadian yang terjadi pada orang tuanya terulang. Terdesak oleh keadaan, Dayang Jung memanggil Dayang Han dan menjelaskan kalau selama ia masih menjabat sebagai pemimpin, tidak boleh ada yang menyalahgunakan dapur istana. Ucapan sang bawahan terus terngiang-ngiang di telinga Dayang Jung saat hendak mengeksekusi Jang-geum, hal tersebut digunakannya untuk menekan Dayang Kepala Yong Shin supaya Jang-geum dilepaskan. Tersenyum mendengar keputusan itu, Dayang Han membopong Jang-geum kembali dan merawatnya. Baru saja selesai satu masalah, muncul masalah lain. Tertangkap basah menipu prajurit istana, Duk-gu nyaris saja dieksekusi. Beruntung panggilan Raja yang memintanya untuk masak menyelamatkannya sesaat, sebelum masalah yang dialami Pangeran yang memakan masakannya membuatnya jatuh ke kesulitan yang lebih dalam. Hal itu kontan membuat Dayang Jung, Dayang Han dan Jang-geum sibuk memutar otak untuk menyelamatkan pria itu, pasalnya dokter kerajaan telah memvonis kalau merosotnya kondisi Pangeran disebabkan oleh keracunan makanan. Episode 15 Tayang: Jumat, 16 Desember 2005


Tidak tega melhat kondisi pria yang sudah dianggap seperti ayah sendiri itu, Jang-geum mengerahkan semua tenaga untuk menyelidiki penyebab keracunan. Saat pelajaran memasak dari Dayang Han dimulai, gadis itu meminta ijin melakukan penyelidikan. Untuk mengetahui lebih dalam, Jang-geum mendatangi Jeung-ho dan meminta ijin meminjam buku tentang akar-akaran yang digunakan sebagai obat. Obrolan dengan Yeon-seng membuka matanaya, rupanya campuran antara ginseng dengan ramuan dari China-lah yang menyebabkan efek racun menyebar dengan cepat. Gilanya lagi untuk mengetahui semua itu, Jang-geum mencobanya pada diri sendiri. Setelah sembuh, Jang-geum diminta untuk membantu Dayang Jung mempersiapkan jamuan makan untuk merayakan hari ultah Dayang Kepala. Namun sat memasak, kondisinya memburuk sehingga Jang-geum yang diminta untuk meneruskan tugas. Akibatnya fatal, rasa makanan yang diberikan tidak keruan sehingga Dayang Kepala mengamuk didepan banyak orang. Jang-geum tentu saja kaget saat tahu akan hal itu dan tak henti-hentinya minta maaf. Saat mencicipi, barulah ia tahu kalau lidahnya telah kehilangan rasa. Sementara itu, Dayang Kepala yang masih marah berusaha mencari jalan untuk menyingkirkan Dayang Jung yang ketahuan sakit-sakitan, kesempatan itu digunakan oleh Dayang Choi untuk mengambil posisi bergengsi itu. Setelah berdiskusi dengan dokter wanita, baru disadari kalau itu adalah efek samping saat ia mencobai dirinya dengan makanan yang dimakan Pangeran. Selain diobati dengan akupunktur, Jang-geum memberanikan diri untuk meminjam (lagi) buku-buku tentang pengobatan dari Jeung-ho. Namun setelah berhari-hari, indra perasanya belum kembali juga. Memanggil Dayang Choi, Dayang Kepala memberitahu kalau dirinya sudah menerima pemberian kakaknya yang secara halus berarti posisi wanita itu untuk menggantikan Dayang Jung hanya tinggal menunggu waktu. Ketika diberitahu, Dayang Jung sendiri sudah tahu kalau hal itu dimaksudkan untuk menyingkirkan dirinya, dan menyetujui semua itu.

Episode 16 Tayang: Senin, 19 Desember 2005


Persetujuan Raja membuat Dayang Kepala dan Dayang Choi marah besar. Pasalnya, pihak yang kalah harus keluar dari dapur istana. Menemui Jang-geum, Dayang Han berjanji mengajarkan semua pengetahuan yang dimilikinya demi meneruskan cita-cita luhur Dayang Jung. Namun, secara mengejutkan gadis itu menolak karena indra perasanya telah hilang. Melihat muridnya patah semangat, Dayang Jung memintanya supaya tidak menyerah dan menemui dokter. Diagnosa sejumlah ahli yang menyebut bahwa 'penyakit' itu sulit disembuhkan membuat keduanya panik, Dayang Han mulai kehilangan kepercayaan dirinya untuk bisa memenangkan kompetisi dengan Dayang Choi. Sadar kalau waktunya semakin dekat, Jang-geum berusaha mencobai satu-persatu makanan untuk mengembalikan indra perasanya namun karena tidak berhasil, ia hanya bisa menangis disaksikan oleh Dayang Han yang tidak kalah sedih. Saat merenung, tiba-tiba ia teringat dengan tukang ikan buta yang mampu mengenali sekelilingnya dengan mengandalkan indra peraba. Untuk membantu dua dayang yang berkompetisi, Dayang Jung memerintahkan Dayang Han dan Dayang Choi untuk memilih asisten. Secara mengejutkan, Dayang Han memilih Jang-geum meski ia tahu gadis itu kehilangan indra perasa. Kepada muridnya, wanita itu mengingatkan bahwa kemampuan Jang-geum memperkirakan rasa mengungguli semua dayang yang ada di istana. Dari situ Jang-geum disadarkan bahwa sejumlah prestasi yang dibuatnya di masa lalu tidak mengandalkan indra perasa. Latihan pertama dimulai dengan membuat udang rebus dengan campuran sejumlah bahan makanan lain, gadis itu dilarang untuk menggunakan indra perasanya. Setelah dicoba, Dayang Han memintanya untuk membuat makanan lain yaitu steamboat. Tidak mengerti dengan apa yang dimaksud gurunya, Jang-geum meneruskan tugas yang diberikan kepadanya. Reaksi Dayang Han saat mencicipi masakannya membuat Jang-geum deg-degan, dan ucapan wanita itu yang menyebut kalau dirinya berhasil memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya membuat Jang-geum menitikkan air mata.

Episode 17 Tayang: Selasa, 20 Desember 2005


Dengan cerdik, Dayang Choi memerintahkan Yong-ro untuk pindah kamar dan tidur bersama Jang-geum dan Yeon-seng meski gadis itu, yang tertangkap bermain mahyong, protes. Rupanya ia mempunyai tujuan terselubung : memata-matai Jang-geum dan Dayang Han. Istana kembali ditimpa masalah ketika rasa pasta kacang kedelai di kerajaan berubah karena sebab misterius. Setelah disindir oleh Dayang Kepala Yong-shin, Dayang Jung memerintahkan Dayang Han dan Dayang Choi untuk menyelidiki masalah itu. Dari sang kakak, Dayang Choi malah mengetahui masalah baru : garam yang didistribusi ke kerajaan dicampur dengan yang kualitasnya rendah. Di dapur istana, Dayang Jung mengetahui soal kualitas garam tersebut dari pembicaraan Yeon-seng dan curiga ada sesuatu dibalik semua itu. Saat malam tiba, Duk-gu malah berulah sehingga lagi-lagi ia ditangkap pihak keamanan istana yang dipimpin Jeong-ho. Saat diinterogasi, Jeong-ho terkejut saaat mendengar tindakan konyol pria tua itu adalah untuk membantu Jang-geum. Setelah dilepaskan dan mendengar kalau pemuda itu telah bertemu putrinya beberapa kali, giliran Duk-gu yang terkaget-kaget. Dalam penyelidikannya, Dayang Han dan Jang-geum mulai mengira-ngira apa yang menyebabkan pasta kacang kedelai di sejumlah tempat terasa normal sementara di istana berbeda. Saat mencoba mencicipi, mendadak Jang-geum teringat dengan penuturan sang ibu angkat Joo-daek padanya, dan mulai bisa menebak apa penyebab semua kekacauan itu. Berpacu dengan waktu, keduanya bergegas kembali ke istana untuk memberitahu penemuan mereka. Ternyata, semua itu berkaitan dengan pohon yang biasa tumbuh di istana. Reaksi Raja saat mencicipi makanan membuat Dayang Choi sadar kalau dirinya lagi-lagi dikalahkan.

Episode 18 Tayang: Rabu, 21 Desember 2005


Saat sampai disana, rupanya pria eksentrik itu sedang mencoba pengobatan baru lewat sengatan lebah. Jang-geum dengan semangat meminta dirinya dijadikan kelinci percobaan namun ditolak, obrolan keduanya terdengar oleh Jeong-ho yang juga ada disana. Bersimpati dengan penderitaan gadis itu, saat menemani berjalan pulang Jeong-ho menceritakan tentang legenda seorang tuli yang malah mampu menciptakan musik terindah. Saat kembali ke istana, Jang-geum kembali dipinjamkan buku pengobatan, gadis itu menerimanya sambil tersipu-sipu. Ia tidak sadar bahwa setiap buku yang dibacanya dimata-matai oleh Yong-ro untuk kemudian dilaporkan ke Geum-young. Namun, Geum-young mengetahui soal Dayang Han yang berusaha mempertajam perasaan Jang-geum dalam meramu makanan. Penuturan Yong-ro bahwa Jang-geum tidak boleh mencicipi makanan yang diberikan membuat Dayang Choi, yang telah menanyakan pada dokter istana, curiga kalau indra perasa Jang-geum belum pulih sepenuhnya. Obrolan dengan Yeon-seng yang polos membuat kecurigaannya semakin terbukti. Menjelang kontes berikutnya, para dayang ditugaskan untuk meramu masakan hasil kreasi sendiri. Geum-young memanfaatkan pengetahuan yang didapat rivalnya dengan menggunakan kubis, namun Jang-geu tetap selangkah lebih maju dengan nasi bambu. Begitu mencoba, wajah Dayang Choi langsung berubah. Namun, siasat berikutnya membuat Jang-geum mati kutu ketika ia salah menafsirkan rasa makanan Yong-ro. Saat diuji di depan Dayang Jung, rahasia yang berusaha ditutupinya terbongkar. Namun, ia masih mendapat satu kesempatan lagi berkat 'peluang' yang diberikan Dayang Choi meski dengan syarat kalau gagal, baik dirinya dan Dayang Han harus dihukum berat. Kini, satu-satunya harapan baginya adalah pengobatan lewat sengatan lebah. Meski begitu, indra perasa Jang-geum tidak serta-merta langsung sembuh. Bahkan, sang ayah angkat Duk-gu menyuruhnya mencicipi limpa binatang. Masalah bertambah ketika ia diminta Dayang Choi menyiapkan masakan dengan bahan utama daging ikan paus.

Episode 19 Tayang: Kamis, 22 Desember 2005


Tidak tahu sama sekali bagaimana rasa daging paus, terpaksa Jang-geum hanya mengira-ngira untuk menemukan bahan apa yang cocok untuk bumbu. Dari keempat masakan yang dibuat, hanya buatan Jang-geum yang dicicipi Dayang Jung sampai dua kali. Mendengar ucapan Yeon-seng yang menyebut masakannya terasa seperti daging sapi, Jang-geum mencicipi dan langsung tersenyum senang karena sadar indra perasanya sudah kembali. Saat disajikan, Raja mengakui kalau sate ikan buatan Jang-geum lah yang paling lezat. Saat kembali, Dayang Han terkejut campur senang saat tahu indra perasa muridnya telah kembali. Dayang Choi masih belum menyerah, ia berusaha supaya Jang-geum didepak dari dapur istana dengan menggelar tes untuk membuktikan bahwa indra perasa gadis itu sudah hilang. Yang terjadi malah sebaliknya, di depan para dayang ia dipermalukan karena Jang-geum bisa menebak semua kuah udang yang disajikan sebagai bagian dari tes. Tidak melupakan orang-orang yang berjasa, Jang-geum mendatangi Woon-baek dan mengucapkan terima kasih sambil membuat makanan terenak untuk pria itu. Tinggal satu orang lagi yang perlu didatangi : Jeong-ho. Berkat saran dari Yeon-seng ia memutuskan untuk membuatkan makanan spesial. Gembira dan langsung mencicipi masakan tersebut, Jeong-ho mendapat satu hadiah lagi dari Geum-young. Mengaku kehilangan keyakinan pada kemampuan diri sendiri, gadis itu mendapat nasehat berharga dari Jeong-ho tanpa sadar kalau ucapan itu berasal dari Jang-geum. Keesokan harinya muncul kabar baru : kompetisi antara Dayang Choi dan Dayang Han dimulai pada hari ultah Pangeran, dan yang bakal menjadi jurinya bukan lagi Raja melainkan Ibu Suri. Sadar kalau Dayang Choi bakal menyiapkan bahan-bahan terbaik, Jang-geum mengusulkan pada Dayang Han supaya tidak mengandalkan apa yang bisa didapat dari dapur istana karena bisa jadi bahan tersebut sudah tidak segar lagi. Sebagai solusi, gadis itu memutuskan untuk meminta bantuan Duk-gu.

Episode 20 Tayang: Jumat, 23 Desember 2005


Ibu Suri akhirnya meminta kedua kontestan untuk menggunakan sisa bahan makanan yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari (namun jarang dimanfaatkan) sebagai bahan dasar. Atas ide Jang-geum, Dayang Han mengambil sejumlah bahan salah satunya adalah tulang sapi. Dasar Jang-geum, ia baru kembali keesokan harinya demi mendapatkan barang yang diinginkannya. Meski sudah diberitahu kalau waktu memasak tulang sapi memakan waktu, namun gadis itu punya cara lain untuk mempercepatnya. Setelah masakan selesai, Ibu Suri mengalami kesulitan memutuskan siapa yang menang. Namun begitu mencoba sup yang dicampur dengan nasi, akhirnya diputuskan bahwa pemenangnya adalah Dayang Choi. Jang-geum dan Dayang Han hanya bisa menunduk lesu mendengar keputusan itu, rupanya kuncinya terletak seberapa lama tulang sapi direbus. Selain itu, kekalahan secara tidak langsung disebabkan oleh Jang-geum yang melupakan niat semulanya dan kali ini hanya mengejar kemenangan. Tak kurang dari Ibu Suri juga menyatakan kekecewaannya pada Dayang Han dan Jang-geum yang menggunakan tulang berkualitas tinggi untuk memasak. Saat sampai di dapur, Dayang Jung terkejut mendengar Dayang Han memutuskan untuk 'mengasingkan' Jang-geum, namun alasan yang disampaikan wanita itu supaya Jang-geum tidak dipengaruhi ketamakan membuatnya mengerti. Perginya Jang-geum membuat posisi sebagai asisten Dayang Han menjadi rebutan, Yong-ro langsung mengajukan diri. Namun seperti halnya Jang-geum, ia dan beberapa dayang lain yang nekat langsung diberi tugas yang tidak biasa mulai dari mengambil air sampai mengumpulkan 100 tipe sayur-sayuran. Saat sampai di tempat salah seorang pembantu Ratu, Jang-geum terkejut menemui Duk-gu disana. Tanpa ia sadari, di tempat baru itu pula kelak ia bakal belajar banyak hal yang bisa membuat pengetahuannya lebih luas lagi.

Episode 21 Tayang: Senin, 26 Desember 2005


Mendengar nasib pembantu Permaisuri begitu menderita dari Duk-gu, Jang-geum terduduk sedih di bawah sebuah pohon rindang. Melihat gadis itu, Jeong-ho tersenyum gembira dan bergegas menghampiri, namun ia mengurungkan niatnya melihat Jang-geum begitu murung. Duk-gu sendiri bukannya tidak sadar dengan perubahan sikap Jang-geum, yang benar-benar terpukul saat mengingat kemarahan Dayang Han. Gadis itu dibawanya ke pesisir pantai, dan saat itu juga Jang-geum kembali ke sifat asalnya. Saat berbalik, ia terkejut melihat Jeong-ho juga berada disana, dan akhirnya keduanya bermain air bersama. Di pinggir pantai sambil meneteskan air mata, Jang-geum membeberkan riwayat hidupnya yang tragis pada Jeong-ho yang hanya bisa menatapnya. Kejadian itu membuat pria itu berusaha melindungi Jang-geum dengan sekuat tenaga, namun saat ke kota, Jeong-ho dan gadis itu dicegat oleh segerombolan orang tak dikenal. Akibat kejadian itu, Jeong-ho dan Jang-geum harus bersembunyi di gudang sementara pemilik rumah dan Duk-gu harus berbohong demi mengusir gerombolan tersebut. Saat makan, Jang-geum baru sadar kalau masakan pria itu sangat lezat dan berbeda dengan yang ada di istana. Merengek-rengek untuk mengetahui rahasianya, gadis itu dikejutkan oleh pembantu Permaisuri yang meminta dibuatkan nasi dari beras khusus. Rupanya, nasi yang dicari pembantu Permaisuri punya sejarah sendiri. Sayangnya, ternyata bukan nasi jenis itu yang dicari. Di saat-saat terakhir, pria tua penjaga rumah memberikan semangkuk beras yang akhirnya membuat wanita tua itu menangis terharu. Dari situ, Jang-geum mendapat pelajaran bahwa kunci makanan yang lezat adalah waktu dan ketulusan saat membuat.

Episode 22 Tayang: Selasa, 27 Desember 2005


Meninggalnya pembantu Permaisuri membuat Jang-geum harus kembali ke istana, ditambah lagi waktu kompetisi antara Dayang Han dan Dayang Choi semakin dekat. Namun sebelum itu, ia masih sempat 'mencuri' satu resep rahasia yang melibatkan ikan teri dan jamur kering. Kejadian tertangkapnya seorang penyelundup yang bersembunyi di kamar Dayang Choi membuat Dayang Jung akhirnya tahu kalau wanita itu memiliki buku resep rahasia yang hanya diwariskan kepada kepala datang, hal itu kontan membuatnya sangat geram karena merasa telah dicurangi. Kembalinya Jang-geum disambut dingin oleh Dayang Han, namun kondisi kubu lawan sendiri tidak kalah seru. Dayang Choi akhirnya tahu kalau buku rahasia yang diberikan Dayang Kepala Yong-shin berada di tangan Dayang Jung, bersama mereka mulai merancang strategi supaya benda itu tidak digunakan untuk menggagalkan kompetisi. Berusaha membantu Dayang Han untuk menemukan makanan laut yang bisa dimakan untuk empat musim, Jang-geum malah kembali harus 'menyelamatkan' Duk-gu dari hukuman. Pasalnya, pria tua itu berusaha menyogok Jeong-ho yang telah ditunjuk sebagai kepala keamanan dengan berbagai cara mulai dari jimat, ginseng, sampai wanita penghibur supaya diperbolehkan memasok minuman anggur. Tidak ingin Dayang Jung membocorkan soal buku rahasia, Kepala Dayang Yong-shin dan Dayang Choi mendatangi wanita tua itu untuk memohon. Namun, dengan dingin Dayang Jung 'mengusir' keduanya dengan alasan ingin beristirahat.

Episode 23 Tayang: Rabu, 28 Desember 2005


Akibat dari penyakit itu, Ibu Suri memutuskan kompetisi dibatalkan karena Dayang Jung tidak ada. Saat bertemu Yeon-seng, Dayang Han diberitahu bahwa sebenarnya Dayang Jung tidak mengalami tanda-tanda penyakit seperti yang dialami dayang lainnya. Menghadapi wabah yang melanda istana, Dayang Han bertindak cepat dan memerintahkan para dayang muda untuk memeriksa semua tempat. Bertemu dengan Dayang Choi, Geum-young mengutarakan rencananya mengundang seorang dokter untuk memuluskan langkah menggantikan posisi Dayang Jung. Saat rapat membahas masa depan dapur istana, Sang San dibombardir oleh Dayang Kepala Yong-shin dan Perdana Menteri Wu mengenai pengganti Dayang Jung yang harus segera dilakukan demi menjaga harmonisasi dapur istana. Bisa ditebak, yang didorong untuk menggantikannya adalah Dayang Choi. Akhirnya, penunjukan itu disetujui Ibu Suri walau bersifat sementara. Hal pertama yang dilakukan oleh Dayang Choi adalah menyingkirkan Dayang Han dan Jang-geum untuk menemani utusan dari kerajaan China dinasti Ming. Untuk memastikan Dayang Jung tidak kembali lagi, Geum-young memberitahukan soal masalah kesehatan yang dialami dayang tua itu kepada pamannya Choi Pan-sool. Dayang Han sendiri sadar kalau nyawa gurunya berada dalam bahaya, untuk itu sebelum pergi ia meminta Duk-gu untuk menolongnya menjenguk wanita itu. Begitu mendengar kabar perkembangan dapur istana yang tidak menyenangkan, dengan geram Dayang Jung menitipkan selembar surat. Problema mulai dialami Dayang Han karena selain sangat pemilih menyangkut makanan, utusan dari Dinasti Ming juga mempunyai penyakit diabetes. Namun yang namanya makanan sehat tidak berarti lezat, hal itu pula yang membuat persembahan itu ditolak oleh sang utusan.

Episode 24 Tayang: Kamis, 29 Desember 2005


Mendengar Jang-geum dan Dayang Han mendapat kesulitan menghadapi utusan dinasti Ming, Dayang Kepala Yong-shin dan Dayang Choi bersorak gembira. Mengabaikan aturan, Jang-geum menghadap utusan dinasti Ming yang sedang dijamu dan berjani seandainya diet makanan yang disajikan dipenuhi, dalam lima hari kesehatannya akan membaik. Melihat keberaniannya, pria tua itu menunjuk Jang-geum sebagai orang yang harus bisa membuat makanan yang sehat dan lezat. Kalau gagal, ia akan dihukum sesuai dengan hukum di China. Dayang Han begitu terkejut saat mendengar Jang-geum mendapat tugas untuk mengatur makanan bagi utusan Ming, ia tahu itu berarti nyawa gadis itu taruhannya. Di dapur, dengan berani Jang-geum meminta Dayang Choi dan Geum-young yang baru tiba untuk keluar dari ruangan itu. Mengerahkan semua kemampuannya, Jang-geum masih belum bisa membuat utusan Ming itu puas dengan makanan yang dibuatnya. Hal itu semakin diperparah dengan makanan buatan Dayang Choi yang biasanya hanya disantap oleh para raja-raja. Dengan penuh ketakutan, Jang-geum hanya bisa menatap pasrah saat utusan itu menyantap makanan lezat yang dibuat rival gurunya. Siapa sangka, pria tua itu hanya mencicipi beberapa sebelum memutuskan untuk menolak dan memilih makanan yang dibuat oleh Jang-geum. Begitu mendengar filosofi gadis itu yang diajarkan Dayang Han, sang utusan Ming tertawa senang. 'Kemenangan' itu membuat wajah Dayang Choi dan Geum-young semakin kecut. Menghadap Ibu Suri, Dayang Kepala Yong-shin melaporkan keberhasilan itu adalah berkat usaha Dayang Choi. Saat mereka keluar, ibu Raja itu mendapat penuturan menarik dari menantunya Permaisuri Raja. Sementara itu di tempat pengasingan, kondisi Dayang Jung semakin memburuk.

Episode 25 Tayang: Jumat, 30 Desember 2005


Jang-geum dikejutkan oleh panggilan dari Permaisuri, rupanya wanita terhormat itu telah mendengar keberhasilan Jang-geum merawat pengasuhnya yang telah meninggal. Siapa sangka, Sang-san juga membeberkan bahwa Jang-geumlah yang menyebabkan utusan dinasti Ming berubah 'jinak'. Dayang Jung akhirnya mengetahui bahwa dalang dibalik penyakitnya yang semakin parah adalah Dayang Kepala Yong-shin, dan mengancam atasannya itu untuk membeberkan semua kejahatan kalau dirinya tidak diperbolehkan kembali ke istana. Mulai pusing dengan ancaman itu, saat kembali ke istana wanita itu juga dimarahi Ibu Suri yang sudah tahu tentang masalah makanan utusan Ming. Akhirnya ia tidak punya pilihan lagi, Dayang Jung diijinkan untuk kembali ke dapur istana menempati posisinya yang semula. Kejadian tersebut membuat keadaan di tempat rawan intrik tersebut mulai kembali normal, apalagi Dayang Han dan Jang-geum juga telah diminta untuk kembali ke dapur istana. Dayang Jung sempat kaget melihat Dayang Kepala Yong-shin juga ada disana, namun kehadiran atasannya itu ternyata adalah untuk menyambut Ibu Suri dan Permaisuri yang datang untuk memberikan pengumuman penting dihadapan seluruh dayang istana. Keduanya mengumumkan bahwa kompetisi antara Dayang Han dan Dayang Choi akan diteruskan, dan pemenang di tahap kedua adalah Dayang Han yang berani mempertaruhkan nyawa demi keselamatan orang lain. Belakangan, Ibu Suri memutuskan bagian terakhir adalah siapa yang bisa memasak makanan paling enak dan sehat di hari ultahnya. Teringat pada kesepakatannya dengan sang sahabat baik Park-myeong, Dayang Han memutuskan untuk menggunakan 'senjata rahasia' yang telah mereka buat sejak puluhan tahun lalu. Setelah mengambil bahan tersebut, tiba-tiba ucapan Park-myeong membuatnya mendapat ide masakan apa yang akan dibuat.

Episode 26 Tayang: Senin, 2 Januari 2006


Sesampai disana Jang-geum terkejut melihat tempat itu telah dibongkar, dan mulai menduga-duga siapa dayang yang juga adalah sahabat baik ibunya. Tak jauh dari sana, Dayang Choi dan Geum-young juga telah menyiapkan makanan yang akan disajikan. Waktu kompetisi yang semakin dekat membuat sahabat masing-masing pihak berusaha mengorek keterangan dari pihak lawan namun tidak berhasil. Diam-diam, Choi Pan-sool punya rencana sendiri untuk memuluskan langkah Dayang Choi menduduki jabatan puncak. Lewat bawahannya, ia meminta bantuan Yong-ro untuk merusak bahan yang telah dipersiapkan Dayang Han. Begitu mendapati dapur dalam kondisi berantakan ditambah bahan makanan yang sudah rusak, Dayang Han akhirnya memutuskan untuk mencari bahan baru dengan bantuan Duk-gu di sisa waktu yang semakin tipis. Namun sampoai pagi tiba, wanita itu belum juga mendapatkan yang diinginkannya sehingga Jang-geum dan Yeon-seng yang menunggu mulai kuatir. Saat menaiki sebuah kapal, Dayang Han malah diculik oleh segerombolan orang. Atas saran istrinya, Duk-gu yang panik melaporkan hal itu kepada Jeong-ho, namun penjelasannya malah membuat pria itu bingung setengah mati. Dengan menggunakan kuda, Jeong-ho berpacu dengan waktu untuk menemukan guru Jang-geum itu. Dari Yong-ro, Dayang Choi akhirnya mengetahui bahwa penculikan tersebut adalah atas ulah Pan-sool. Meski sedikit lega, namun wanita itu menyesalkan tindakan sang kakak karena menurutnya, kemampuan yang dimiliki sudah cukup untuk mengalahkan rival beratnya tersebut. Ketika kedua dayang yang berkompetisi dikumpulkan, Dayang Kepala Yong-shin kontan marah besar saat tahu kenapa Dayang Han tidak ada disana dan memutuskan untuk memberitahu Ibu Suri menentukan Dayang Han sebagai pemenang. Namun Jang-geum dengan nekat memotong pembicaraan wanita itu, dan mengatakan siap menggantikan posisi sang guru sampai Dayang Han kembali.

Episode 27 Tayang: Selasa, 3 Januari 2006


Hasil tersebut kontan membuat Yeon-seng panik, Jang-geum hanya bisa menggenggam cuka peninggalan ibunya sambil memohon Park-myeong membantunya dari alam sana. Berkat 'bantuan' bawang putih, harapan tersebut akhirnya terkabul. Absennya Dayang Han akhirnya diketahui oleh Ibu Suri, yang langsung berniat memenangkan Dayang Choi. Namun berkat bujukan menantunya, Jang-geum akhirnya diperbolehkan meneruskan kompetisi. Namun, kehebatan Dayang Choi dalam memasak masih belum bisa dikalahkan. Ditempatnya disekap, Dayang Han berhasil meloloskan diri berkat bantuan Jeong-ho dan pasukannya. Meski berusaha tenang didepan Yeon-seng, Jang-geum sebenarnya gugup setengah mati dan hanya bisa pasrah menghadapi semuanya. Apalagi, masakan terakhir adalah spesialisasi Dayang Choi. Keajaiban akhirnya terjadi tepat pada saat kemunculan kembali Dayang Han, Jang-geum berhasil membuat Ibu Suri terkesan dengan resep peninggalan sang ibu. Seluruh dayang yang menonton dari luar kontan bersorak begitu mendengar hasil tersebut, mereka mendesak Dayang Han untuk membantu namun ia menolak karena kompetisi tersebut dianggapnya sebagai milik Jang-geum. Di ronde penentuan, gadis itu kembali 'berulah' dengan menghadirkan makanan dengan cara yang tidak biasa. Cara itu nyatanya sukses menyamakan kedudukan. Ketika ditanya makanan yang dihidangkan oleh masing-masing kontestan, ucapan Jang-geum yang menyebutkan bahwa persembahan terbaiknya adalah buah yang diberikan pada sang ibu menjelang ajalnya membuat semua trenyuh. Padahal, buah tersebut tidak dibumbui apa-apa. Raja langsung memutuskan : Jang-geum adalah pemenangnya. Terkesan dengan kecerdasan gadis itu, Ibu Suri meminta supaya dipertemukan dengan Dayang Han yang sudah kembali. Meski mengaku jengkel dengan sikap wanita itu, namun demi mempertimbangkan kehebatannya mempunyai murid yang begitu cerdas ditambah sikap Raja, akhirnya ia memutuskan Dayang Han-lah yang berhak menjadi pengganti Dayang Utama Jung.

Episode 28 Tayang: Rabu, 4 Januari 2006


Ucapan itu kontan membuatnya tersipu-sipu. Paginya Jeong-ho mendapatkan bahwa tahanan yang diduga menculik Dayang Han telah dibebaskan, penjelasan yang diberikan darti kepala tahanan membuatnya sadar ada orang kuat dibalik semua kejadian itu. Merasa sudah tidak kuat lagi, Dayang Utama Jung menghadap Ibu Suri dan meminta supaya dirinya bisa mundur dari istana. Diberitahu bahwa acara penggantian tersebut bakal digelar besar-besaran dan akan terjadi tiga hari kemudian, Dayang Choi berusaha mempengaruhi para dayang senior lain untuk mendukungnya, mempengaruhi bawahan mereka, dan menggulingkan Dayang Han yang ditunjuk sebagai pengganti. Diam-diam mulai terjadi pergolakan menjelang pergantian posisi Dayang Utama di dapur istana, dan bisa ditebak, Yeong Seng adalah orang yang paling sedih dengan kepergian Dayang Utama Jung yang telah dianggapnya sebagai orang tua sendiri. Di malam sebelum kepergiannya, Dayang utama Jung memanggil Dayang Han untuk menitipkan pesan supaya penggantinya itu bisa bersikap welas asih menghadapi lawan-lawannya. Ucapan itu kontan membuat Dayang Han tidak kuasa menahan rasa harunya. Kemudian, wanita tua itu mendatangi Dayang Kepala Yong-shin dan Dayang Choi supaya mereka mau berkompromi dan tidak memberi kesulitan pada Dayang Han di masa depan. Namun kejutan malah didapat di hari pesta kepergiannya, Dayang Utama Jung sangat kaget begitu mendapati tidak ada satupun dayang yang muncul di tempat perjamuan makan. Rupanya, semua dayang senior yang telah termakan hasutan Dayang Choi berkumpul di kediaman Dayang Kepala Yong-shin dan mendesak atasannya tersebut menemui Ibu Suri untuk mengubah keputusannya. Saking shock dan marahnya, Dayang Utama Jung pingsan dan penyakitnya semakin memburuk. Sadar kalau tantangan yang dihadapi penerusnya sangat berat, Dayang Utama Jung melarang Dayang Han menemaninya keluar istana. Begitu rival terberatnya tersebut keluar dari istana, Dayang Kepala Yong-shin langsung melaporkan keberatan para bawahannya kepada Ibu Suri. Selain dianggap tidak mengikuti kompetisi, Dayang Han juga dianggap berasal dari keluarga miskin.

Episode 29 Tayang: Kamis, 5 Januari 2006


Sayang bantuan tersebut terlambat, saat sampai disana wanita itu sudah meninggal dan membuat semua sedih bukan main. Begitu mendengar kabar tersebut, Dayang Utama Han yang sudah berusaha menahan diri akhirnya bersimpuh di lantai dan menangis sejadi-jadinya. Atas permintaan mendiang yang menginginkan dirinya bisa berkeliling ke seluruh penjuru dunia, Jang-geum menaburkan abu Dayang Jung diatas pegunungan. Saat berjalan, kenangan akan wanita yang eksentrik namun baik hati itu terus muncul. Saat sampai di dapur istana, Jang-geum melihat sang guru nampak begitu putus asa di bawah derasnya hujan. Teringat akan pesan Dayang Jung, gadis itu meminta Dayang Utama Han untuk kembali ke kamar dan meneruskan pekerjaan meski hanya dibantu oleh para calon dayang yang berhasil dihimpun. Keadaan mulai berubah ketika terjadi sesuatu menjelang disajikannya makan pagi bagi Ratu Soo-waen. Meski sudah berusaha keras, tidak ada satupun dayang yang mau membantu. Dayang Utama Han akhirnya memutuskan untuk melaporkan masalah tersebut kepada Kasim Jung Yoon-soo, yang langsung mendatangi Dayang Kepala Yong-shin. Mendengar semua dayang berkumpul di kediaman Dayang Choi untuk memboikot pelantikan Ratu Soo-waen, Dayang Utama Han yang sudah habis kesabarannya melabrak kediaman sang rival. Namun Dayang Choi dkk ngotot untuk tidak muncul kecuali Dayang Utama Han mundur dari jabatannya. Memutuskan menyerah dan membuat surat pengunduran diri, niat Dayang Utama Han dihalangi oleh Jang-geum yang menyebut kalau sang guru belum melakukan tugasnya seperti yang dipesankan oleh Dayang Jung. Dayang Utama Han akhirnya memutuskan untuk menghadap Ibu Suri dan Permaisuri, dan meminta supaya kompetisi dengan Dayang Choi diulang. Namun ia juga mengajukan syarat : bila menang, ia meminta otoritas untuk diijinkan mengusir dayang yang membangkang.

Episode 30 Tayang: Jumat, 6 Januari 2006


Kompetisi kali ini adalah memasak nasi yang disaksikan langsung oleh Permaisuri, yang jurinya adalah para dayang yang diminta mencicipi. Mengira dirinya sudah menang karena sebagian besar dayang berpihak padanya, lagi-lagi Dayang Choi kecele. Secara mengejutkan meski para dayang yang mencoba menyukai rasa nasi yang dibuat Dayang Choi, mereka lebih memilih hasil karya Dayang Han. Setelah diselidiki, ternyata guru Jang-geum itu hapal betul dengan satu-persatu rasa favorit para rekannya karena mereka telah tumbuh bersama. Sambil tersenyum, Permaisuri mengumumkan Dayang Han-lah pemenangnya. Permaisuri juga melarang Dayang Kepala Yong-shin ikut campur dengan masalah dapur istana dan memberi kebebasan bagi Dayang Han untuk menghukum siapapun yang membangkang. Hal itu kontan membuat para dayang senior ketar-ketir dan kuatir posisi mereka bakal digeser. Dengan penuh haru, Dayang Utama Han memberi penghormatan terakhirnya pada arwah Dayang Jung di atas gunung sambil bertekad menjalankan pesan wanita yang dihormatinya itu. Setelah menemani sang guru 'menemui' Dayang Jung, Jang-geum mengajak Dayang Utama Han untuk mengunjungi makam ibunya yang letaknya tersembunyi. Ikut memberi penghormatan, Dayang Han Ga-be masih belum sadar kalau yang terbaring di makam tersebut adalah sahabatnya Park-myeong. Bersama-sama, keduanya menuju kota dan sambil melihat-lihat, merencanakan makanan istimewa apa yang bakal dihidangkan ke Raja. Penasaran dengan identitas sahabat ibunya di istana, Jang-geum memasukkan surat didalam botol cuka peninggalan Park-myeong. Bertemu dengan Jeong-ho saat hendak kembali, keduanya mengobrol panjang-lebar dan pria itu menceritakan kalau dirinya baru dipindahtugaskan. Rupanya, Jeong-ho mencurigai ada manipulasi harga dan monopoli yang dilakukan Pan-sool terhadap barang-baang yang dijual di istana. UNtuk itu, ia menghadap Dayang Utama Han dan memohon bantuannya. Dengan bijaksana, wanita itu berhasil meredam konflik saat memberi penugasan baru pada para dayang dan menempatkan Jang-geum sebagai auditor.

Episode 31 Tayang: Senin, 9 Januari 2006


Dari hasil audit, akhirnya diketahui bahwa di sejumlah bagian dapur istana terdapat sejumlah penyimpangan. Dan setelah dipertemukan dengan Jeong-ho, Kasim Jung Yoon-soo sadar bahwa masalah tersebut juga terjadi di departemen lain. Berniat menghukum para dayang yang dianggap mencuri, Jeong-ho langsung mencegah dan mengatakan bahwa yang terpenting adalah menemukan dalang di balik semua itu. Para dayang yang tidak puas menghadap Dayang Kepala Yong-shin. Tidak berkutik karena dirinya ikut terlibat, wanita itu meminta bantuan Dayang Choi karena dirinya sudah tidak bisa lagi ikut campur dengan urusan dapur istana. Tahu kalau kesempatan telah muncul lagi, sambil tersenyum licik Dayang Choi memerintahkan Yong-ro untuk mencuri buku laporan keuangan yang telah ditulis Jang-geum. Berhasil mendapatkan laporan yang disusun Jang-geum, Dayang Choi harus kecewa karena bukan buku itu yang selama ini dicarinya. Saat mengembalikan, diam-diam Yong-ro mengambil buku peninggalan ibu Jang-geum karena mengira isinya adalah resep rahasia yang ditulis Dayang Han semasa muda. Malang baginya, akibat adu mulut dengan Yeon-seng, buku tersebut malah jatuh ke tangan Dayang Utama Han. Kaget karena mengenali tulisan tangan Myeong-yi, Dayang Utama Han mulai mereka-reka darimana buku itu berasal. Kecerobohan tersebut membuat Yong-ro dimarahi Dayang Choi, namun ia diberitahu kalau buku tersebut bukan milik Dayang Utama Han. Masukan dari Geum-young membuatnya mulai curiga kalau Jang-geum memiliki hubungan dengan rival lamanya yang telah meninggal Myeong-yi. Kepada Geum-young, Dayang Choi menceritakan hubungan ibu anak itu kisah masa lalunya yang telah meracuni Park-myeong yang dianggap mengacaukan rencana keluarga Choi. Sadar kalau hal itu bakal membahayakan semua rencana, Geum-young mengusulkan supaya sebelum hubungan Dayang Utama Han dan Jang-geum terungkap, semua harus diakhiri. Gebrakan yang dilakukan Jeong-ho mulai membuat banyak orang petugas istana resah terutama Pan-sool yang merasa dirinya semakin dicurigai, mereka mulai menyusun rencana untuk membalikkan keadaan. Sementara itu, surat yang dicuri Yong-ro dari Jang-geum akhirnya mengkonfirmasi dugaan Dayang Choi.

Episode 32 Tayang: Selasa, 10 Januari 2006

Ketika ditunjukkan, tubuh Pan-sool langsung bergetar terutama saat mengetahui kalau Jang-geum adalah putri Park Myeong-yi yang dulu dicelakainya. Selain rencana menghancurkan Jeong-ho, sasaran berikutnya adalah gadis yang telah membuat keluarga Choi menemui kesulitan di dapur istana itu. Ucapan sang paman soal Jeong-ho membuat Geum-young tertegun, ia memutuskan untuk memberitahu masalah tersebut pada pria itu dan memintanya supaya tunduk pada Menteri Oh. Namun saat diminta untuk tidak mengikuti jejak para pendahulunya, gadis itu mengamuk dan malah balik mengancam siap mencelakakan Jang-geum bila tidak dituruti. Jeong-ho akhirnya ditarik dari penyelidikan, Jang-geum yang mendengar mengira hal itu berarti dirinya telah dimutasi. Saat tahu, Geum-young semakin panas karena mengira hal itu disebabkan perhatian pria yang dicintainya terhadap Jang-geum. Kepada Dayang Choi, ia minta supaya masalah Jang-geum dan Dayang Utama Han diserahkan padanya. Meski sudah tahu banyak anak buahnya yang melakukan penyelewengan, Dayang Utama Han menyatakan tidak akan memperpanjang masalah. Hal ini membuat dirinya semakin mendapat dukungan dari para dayang, dan membuat Dayang Choi semakin kesal. Bagaimana nasib Jang-geum? Bakal kembali ke dapur istana, ia mulai putus asa menunggu balasan dari sahabat sang mendiang ibu. Dipuji oleh Raja, Dayang Utama Han memutuskan untuk mengambil kembali cuka dari tempat dimana ia menguburnya. Saat menemukan secarik surat, ia terkejut saat membacanya karena surat itu berasal dari putri Park Myeong-yi sahabat baiknya. Jang-geum sendiri tidak kalah kaget saat mendapati sebuah tempat berisi cuka yang dikenalnya di dapur istana, yang ternyata adalah milik Dayang Utama Han. Keduanya serentak berlari ke arah berlawanan, dan bertemu di tengah lapangan. Dengan penuh haru, Dayang Utama Han dan Jang-geum berpelukan satu sama lain sambil bertangis-tangisan. Siapa sangka, orang yang dicari selama ini ternyata malah ada didekat mereka. Sambil bergumam dalam hati, Jang-geum meminta sang ibu yang ada di atas sana untuk tidak lagi kuatir karena ia telah menemukan sahabat baik yang diceritakan selama ini. Setelah mengobrol, akhirnya gadis itu tahu kalau saat itu mereka disekap di rumah keluarga Choi. Dayang Utama Han tidak kalah geram, ia bersumpah akan membalas dendam kematian Myeong-yi. Saat mendapati surat peninggalan Myeong-yi hilang, Dayang Utama Han langsung bisa menghubungkan semua kejadian belakangan dengan Yong-ro yang akhirnya dikurung di gudang. Diam-diam wanita itu menyesal telah bertindak ceroboh, dan kuatir Dayang Choi mengetahui semuanya. Sadar nyawa Jang-geum dalam bahaya, Dayang Utama Han bertindak cepat dan mengutus Dayang Choi, Geum-young dan Yong-ro ke hotel kerajaan supaya mereka tidak membuat masalah lagi. Tidak hanya itu, secara khusus ia juga menunggui ketiganya berkemas dan mengatakan bahwa semua keperluan yang dibutuhkan di tempat baru akan dikirim lewat seorang asisten.

Episode 33 Tayang: Rabu, 11 Januari 2006


Berupaya membersihkan nama Myeong-yi, Dayang Utama Han mendatangi sejumlah dayang lama namun mereka menolak untuk terlibat. Mendengar kalau pria yang dicari sedang bertugas keluar kota, dari Duk-gu Jang-geum malah mendapat kabar yang sebenarnya. Cerita Jang-geum membuat Jeong-ho semakin bersimpati dengan gadis itu, ia berjanji akan melacak keberadaan sang ayah. Tidak hanya itu, Jeong-ho juga meminta supaya di masa depan Jang-geum mau membagi kesusahan dan perderitaan dengannya. Dari Yeong-seng dan Jang yang datang mengantar berbagai keperluan, Geum-young mendengar bahwa Dayang Utama Han, Jang-geum serta dayang lain menemani Raja ke pemandian air panas. Ia langsung memberitahu rencana tersebut kepada Dayang Choi, dan keduanya mulai memikirkan rencana baru supaya kembali berkuasa. Perjalanan tersebut kontan membuat para dayang yang diberi kesempatan untuk keluar istana menemani Raja berseri-seri, Dayang Utama Han mengutus Jang-geum dan Yeon-seng untuk membeli bebek di pasar tradisional. Jang-geum tidak sadar kalau bahaya mulai mengintai, prajurit yang dulu memanah ibunya hingga tewas diam-diam mengikuti. Di waktu senggang, Dayang Utama Han mengajak Jang-geum ke sebuah tempat di desa dekat pemandian air panas. Rupanya, gubuk tua yang ditunjukkan adalah tempat dimana almarhumah ibunya Myeong-yi dilahirkan. Dayang Utama Han juga menceritakan bahwa sejak perpisahan mereka, ia kerap kembali kesana setiap tahun sambil berharap bisa bertemu sahabat baiknya itu. Jang-geum dan Dayang Utama Han dicegat oleh sekumpulan orang bersenjata utusan Pan-sool, beruntung mereka diselamatkan oleh para pengawal suruhan Jeong-ho. Rupanya dari perkembangan keadaan, Jeong-ho mampu menduga kalau Pan-sool pasti tidak akan membiarkan Jang-geum dan Dayang Utama Han begitu saja.

Episode 34 Tayang: Kamis, 12 Januari 2006


Dayang Utama Han yang diberitahu begitu terkejut dan memutuskan untuk mencari tahu apa penyebabnya. Para petugas istana tidak kalah pusing, mereka saling menyalahkan satu sama lain sebelum memutuskan untuk mencari tahu penyebab penyakit misterius tersebut. Mendengar kesempatan kembali tiba, Dayang Choi mengirim surat berisi rencana baru kepada kakaknya Pan-sool. Ia langsung bergerak cepat mendekati dokter istana dan berusaha melimpahkan kesalahan yang ada pada pihak dapur istana. Keruan saja, Dayang Utama Han harus dibawa dengan pengawalan ketat. Dengan pengaruhnya, Menteri Oh memerintahkan supaya Dayang Utama Han ditahan sampai penyebab sakitnya Raja bisa diketahui. Rupanya, dokter istana yang ketakutan dirinya bakal disalahkan memutuskan untuk membantu Pan-sool memfitnah Dayang Utama Han dan Jang-geum. Untuk mengatasi keadaan pelik itu, Dayang Kepala Yong-shin mendatangi Dayang Choi dan memintanya kembali ke dapur istana. Dari Yeong-seng, Duk-gu akhirnya mendengar masalah yang terjadi dan memutuskan untuk mencoba dengan segala upaya untuk membantu Dayang Utama Han. Saat menyelidiki tempat dimana Jang-geum membeli bebek, salah satu petugas memasukkan unsur racun didalam air dan menyebut hal itulahyang membuat raja sakit. Akibat dari penemuan itu, Dayang Utama Han langsung dijebloskan ke penjara. Putus asa, Jang-geum meminta Duk-gu mendatangi Jeong-ho untuk dimintai pertolongan. Di tempat lain, Dayang Choi meminta sang kakak membujuk Menteri Oh agar Dayang Han segera dieksekusi sehingga tidak menyulitkan mereka lagi. Akibat dari penemuan itu, Dayang Utama Han langsung dijebloskan ke penjara. Putus asa, Jang-geum meminta Duk-gu mendatangi Jeong-ho untuk dimintai pertolongan. Di tempat lain, Dayang Choi meminta sang kakak membujuk Menteri Oh agar Dayang Han segera dieksekusi sehingga tidak menyulitkan mereka lagi. Para pengawal istana langsung menangkap penjual penjual bebek, tepat saat Jeong-ho mendapat fakta bahwa bukan karena makanan Raja jatuh sakit. Tidak hanya itu, Jang-geum juga ikut dijebloskan ke penjara. Dengan kekuasaan yang diberikan untuk menyelidiki sakitnya Raja, Menteri Oh meminta pengawal menyiksa Dayang Han sampai wanita itu mengaku siapa orang yang menyuruhnya. Mendengar situasi genting, Jeong-ho datang ke istana namun sang atasan menyuruhnya kembali karena masalah tersebut melibatkan sejumlah figur penting yang bisa membahayakan keselamatan Raja. Sang atasan kemudian mendatangi dokter dan ahli gizi istana, yang langsung pucat-pasi ketakutan. Atas perintah Perdana Menteri (dan berkat penyelidikan mendalam), kepala Keamanan Internal meminta Menteri Oh menghentikan penyiksaan terhadap para tersangka yang diduga tidak bersalah. Kuatir dengan keadaan Jang-geum, Jeong-ho menitipkan makanan dan surat kepada Joo-daek istri Duk-gu untuk diberikan kepada Jang-geum dan Dayang Han didalam penjara.

Episode 35 Tayang: Jumat, 13 Januari 2006


Saat sedang membicarakan rencana berikutnya dengan Dayang Choi, Pan-sool mendapat kabar dari mata-mata bahwa Jeong-ho sedang menyelidiki latar belakang serta hubungannya dengan Menteri Oh. Diam-diam, Geum-young yang mendengar kuatir dengan keselamatan Jeong-ho yang masih dicintainya. Dengan modal keberanian, gadis itu mencegat Dayang Choi dan Pan-sool sambil meminta mereka tidak menyakiti Jeong-ho. Begitu mendengar alasan dibalik semuanya itu keduanya tidak berkutik, apalagi Geum-young ngotot tetap akan melakukan hal sama meski nasib keluarga Choi berada di ujung tanduk akibat ulahnya. Sebelum dibebaskan, Jang-geum dan Dayang Han diminta melakukan rekonstruksi masakan yang disajikan kepada Raja sebelum pemimpin negara itu jatuh sakit di hadapan para petugas istana. Setelah melalui bberbagai pertimbangan, akhirnya dipilih seorang calon dayang mendadak masuk untuk menyampaikan surat Dayang Choi kepada Dayang Kepala Yong-shin. Bisa ditebak, dayang malang itu langsung jatuh sakit karena sebelumnya mengkonsumsi makanan yang telah diberi obat oleh Geum-young. Hal tersebut membuat pihak Menteri Oh, Dayang Choi dan Pan-sool di atas aingin. Sadar posisinya terjepit, Kepala Biro Internal yang bertugas melindungi Raja mengambil keputusan berat : menyekap Min Jeong-ho saat sang bawahan datang ke rumahnya. Meski begitu, sang atasan rupanya tidak berniat jahat pada Jeong-ho, ia hanya tidak ingin pria pekerja keras penuh dedikasi itu menjadi korban fitnah Menteri Oh berikutnya. Meski protes karena lebih baik mati daripada dipermalukan, Jeong-ho disekap di sebuah gudang. Benar saja, tak berapa lama seorang petugas dari Biro Internal yang pernah melindungi Jang-geum dan Dayang Han ikut ditahan dan difitnah sebagai bagian dari pemberontak. Dari Dayang Choi, Geum-young mendengar bahwa nasib kedua musuhnya adalah mati, dan diberitahu bahwa hal itu harus dilakukan supaya di masa depan hal yang sama tidak terulang lagi. Terus-menerus disiksa membuat penjual bebek tidak tahan dan mengaku bahwa Dayang Han-lah yang menyuruhnya memberi makan hewan peliharaannya dengan air mengandung sulfur. Perkembangan itu sudah tentu membuat posisi mantan dayang utama itu tersudut, ia berusaha menyelamatkan Jang-geum namun tidak berhasil.

Episode 36 Tayang: Senin, 16 Januari 2006


Sadar kalau dengan mengatakan semua itu berarti Dayang Han sudah pasrah dengan nasib yang menimpa mereka, Jang-geum menolak. Mendengar ucapan itu, Dayang Han menyebut bahwa saat ini gadis itu bukan hanya putri Myeong-yi sahabat baiknya namun juga putrinya. Dalam keadaan terikat, Jeong-ho menghadap sang atasan dan memohon supaya Jang-geum dan Dayang Han diselamatkan dan tidak mendapat hukuman penggal. Mendengar semangat pemuda itu membela kebenaran, Kepala Biro Internal menemui Menteri Oh beberapa saat sebelum pria itu menghadap Raja. Akhirnya diputuskan bahwa pihak yang dianggap membantu hingga Raja mengalami keracunan dihukum menjadi budak. Ingin melihat sahabat baiknya untuk terakhir kali, Yeon-seng nekat menghadap Dayang Kepala Yong-shin yang akhirnya berkat bujukan Dayang Choi mengabulkan permohonan itu. Kepergian Jang-geum dan Dayang Han tidak hanya disaksikan oleh Yeon-seng, Dayang Min dan Jang.Diam-diam, Dayang Choi ikut mengantar kepergian Jang-geum dan Dayang Han dari kejauhan. Hatinya terasa sakit karena lagi-lagi ia harus memfitnah satu dari sahabat masa kecilnya yang masih tersisa. Tidak hanya Dayang Choi, Geum-young juga merasakan kesedihan yang sama melihat Jang-geum dalam keadaan seperti itu namun ia tidak punya pilihan lain. Di tengah jalan kondisi Dayang Han memburuk, Jang-geum memberanikan diri meminta pada pengawal supaya ia diperbolehkan menggendong sang guru dan dikabulkan. Meski sudah berusaha keras mengalihkan perhatian sang guru supaya tetap sadar, Jang-geum akhirnya harus bersedih untuk kesekian kalinya ketika di tengah perjalanan Dayang Han meninggal dunia. Histeris melihat wanita malang itu dikubur tanpa nisan, ia bersumpah tidak akan memaafkan semua pihak yang membuat tragedi itu terjadi. Berita meninggalnya Dayang Han membuat semua, termasuk musuh-musuhnya di dapur istana, sedih. Yeon-seng yang merasa sudah tidak punya siapa-siapa dengan nekat berusaha melakukan sejumlah tindakan yang bisa membuat dirinya menyusul Jang-geum di pulau Jeju, namun hal itu 'hanya' membuatnya dimarahi oleh Dayang Kepala Yong-shin

Episode 37 Tayang: Selasa, 17 Januari 2006


Bagaimana dengan nasib Jang-geum sendiri? Di pulau Jeju yang merupakan tempat tahanannya, Jang-geum dua kali berusaha meloloskan diri namun ketahuan hingga akhirnya berkenalan dengan seorang wanita bernama Jang-do. Mendengar niat Jang-geum yang begitu kuat, wanita yang ternyata adalah dokter itu mensiasati supaya sahabat barunya itu 'terkena' penyakit cacar air. Kontan, para pengawal yang ketakutan mengasingkan Jang-geum ke sebuah pondok di dalam hutan supaya tidak tertular. Namun ternyata tempat yang ditunjukkan oleh Jang-do, yang reputasinya ternyata disegani, adalah barak tentara sehingga Jang-geum kembali ditahan. Dikenal bandel, Jeong-ho yang memutuskan untuk meninggalkan semuanya dan menyusul ke Pulau Jeju tidak diperkenankan oleh petugas untuk membesuk gadis itu. Di dapur istana, seperti yang sudah bisa diduga Dayang Choi terpilih sebagai Dayang Utama tanpa perlawanan dari siapapun. Hanya Dayang Min dan Jang yang berani membangkang, itupun tidak dilakukan secara terang-terangan. Sementara Yeon-seng yang malang terus memikirkan sahabatnya Jang-geum. Memutuskan untuk mengunjungi Jeong-ho, Geum-young kecewa karena pria itu tidak ada dan ia sudah bisa menebak kemana perginya. Berusaha mengetahui keadaan Jang-geum, Jeong-ho mendapat kabar kalau gadis itu harus menjalankan kerja paksa di kandang kuda. Namun bukan Jang-geum namanya kalau tidak berkemauan keras. Di saat para penjaga mengiranya sudah menyerah dan tidak mau melarikan diri lagi, ia kembali berulah. Saat nyaris ditangkap, Jeong-ho muncul, menyelamatkan dan membawanya ke pinggir pantai sambil mengatakan telah menyiapkan sebuah perahu untuk membawa Jang-geum pergi. Mengaku akan melakukan apapun untuk membantu, Jeong-ho meminta Jang-geum mau bersabar sampai kebenaran terungkap karena ia tidak ingin gadis itu hidup dalam pelarian. Saat hendak berangkat dengan perahu yang telah disiapkan, ucapan almarhumah Dayang Han kembali terngiang sehingga Jang-geum memutuskan untuk tidak pergi. Episode 38 Tayang: Rabu, 18 Januari 2006


Jang-do dengan berani melakukan praktek penipuan dengan menggunakan sejumlah bahan makanan yang disebutnya sebagai obat, namun ulahnya diketahui Jang-geum. Kaget (dan kagum) saat tahu siasatnya bisa ditebak, Jang-do menyuruh Jang-geum untuk melakukan tugas di bagian dapur untuk memilah bahan obat. Tahu kalau Jang-geum tidak suka dengan caranya memetik keuntungan dari profesi sebagai dokter yang seharusnya bertugas menolong orang, Jang-do menugaskan bawahannya itu kembali melakukan hal sama keesokan harinya. Oleh 'rekan-rekan kerja'nya, Jang-geum diberitahu bahwa Jang-do dikenal sangat keras namun ia tidak percaya karena wanita itu tidak memperlakukannya dengan cara sama. Bertekad untuk membuktikan Jang-geum tidak bersalah, Duk-gu sengaja memakan bebek sulfur selama beberapa bulan sampai istrinya mual. Ternyata apa yang pernah disampaikan mendiang Dayang Han benar : bebek tersebut mempunyai khasiat. Bahkan, sang istri Joo-daek hamil setelah belasan tahun mencoba mempunyai anak lagi. Saat diberitahu soal itu, Yeon-seng langsung menyelidiki kenapa dayang bernama A Hung yang dulu ditugasi mencicipi masakan buatan Dayang Han pingsan. Setelah diselidiki, ia menduga semua itu ada hubungannya dengan makanan yang diberikan Yong-ro. Tapi apa daya, dirinya, Dayang Min dan Ah Jung tidak diperkenankan mendekati dapur istana. Ketahuan mencari informasi soal Jeong-ho, Geum-young diingatkan Pan-sool akan janjinya untuk melupakan pria itu. Ditugaskan mengurus makanan Selir Soo-waen, Yeon-seng dengan berani membantah Geum-young yang memintanya untuk menganti menu dengan mengatakan ia bakal mengikuti ajaran Dayang Han dan Jang-geum. Hal itu langsung membuatnya jadi sasaran kemarahan Dayang Utama Choi. Di klinik, Jang-do semakin terkesan dengan Jang-geum yang pengetahuannya tentang tanaman obat-obatan semakin meningkat. Keduanya kembali berdebat saat seorang anak bernama Ma-seok sakit, Jang-geum tetap ngotot bahwa tugas dokter adalah menolong orang meski tanpa bayaran dan meminta resep yang dibutuhkan. Gadis itu mendatangi Jeong-ho untuk meminjam uang, yang dengan senang hati langsung diberikan. Namun satu masalah masih menanti : untuk memasak dibutuhkan air tawar. Meski sudah diperingati bahwa penduduk miskin tidak bisa memperoleh air itu, Jang-geum tetap nekat dan berusaha meminta kepada petugas. Ditolak dan diperlakukan kasar, akhirnya gadis itu diberitahu bahwa cara kedua adalah mengambil air bersih di atas pegunungan. Setelah melakukannya, Jang-geum bertemu dengan Jeong-ho yang sedang menyelidiki para prajurit yang diberi tugas misterius. Rupanya, Petugas Pak berusaha membuat sebuah tempat untuk menadah air hujan. Rupanya semua itu adalah ide Jang-do, yang menggunakan semua uang yang dikumpulkan untuk membangun tempat penadahan itu. Rupanya Jang-geum telah salah sangka selama ini, sementara Jang-do tidak kalah kagum dengan Jang-geum yang tahu banyak hal soal air dan hal-hal yang berbau kesehatan, ia bertekad mengajari gadis itu untuk menjadi seorang dokter.

Episode 39 Tayang: Kamis, 19 Januari 2006


Tidak hanya itu, Jang-do memaparkan filosofi menarik yaitu pengobatan terbaik yang pertama harus dilakukan adalah mengkonsumsi makanan sehat. Jang-geum semakin kagum dengan wanita itu saat tahu dari pengawal bahwa Jang-do ngotot mengobati tahanan meski untuk itu ia harus dikurung di gudang. Keesokan harinya, Jang-do kembali berulah ketika ia menolak saat hendak ditarik ke istana dan memilih menghabiskan waktunya di tengah para prajurit dan penduduk Jeju. Mendengar bahwa seorang dokter (terutama yang sangat hebat seperti Jang-do) bisa ditarik ke istana, Jang-geum akhirnya menemukan cara untuk kembali : dengan menjadi dokter yang hebat. Melihat Jang-geum berlutut didepannya, Jang-do tersenyum karena gadis itu akhirnya mengerti. Namun metode pengajarannya ternyata tidak kalah nyentrik dari mendiang Dayang Han : Jang-geum harus mencatat gejala para pasien dan harus bisa menghapal apa yang diucapkannya hanya dalam sekali percakapan. Berusaha menerapkan apa yang dipelajarinya, Jang-geum memperhatikan semua orang yang ditemuinya (untuk melihat gejala penyakit) dengan seksama sehingga otomatis mereka marah. Tugas 'warna-warni' yang diberikan terpecahkan berkat bantuan Jeong-ho yang mengerahkan pasukannya. Pria itu juga minta diperiksa, dan saat dikatakan wajahnya memerah, ia menggenggam tangan Jang-geum dan menyebut itu gejala jatuh cinta, yang langsung membuat gadis itu tersipu-sipu dan bergegas pergi. Tahu kalau gadis itu cerdas, Jang-do memberi setumpuk buku tentang obat-obatan dan menyuruh Jang-geum menghapal semuanya. Di istana, Geum-young melatih calon dayang terbaru dari keluarga Choi dengan cara yang biasa digunakan Dayang Han dan Jang-geum. Hal itu kontan membuat Dayang Utama Choi marah sekali, rupanya gadis itu bertekad untuk mulai dari awal dan tidak menggunakan cara curang lagi. Saat diperintahkan untuk mengikuti cara lama dimana yang berkuasa, Geum-young tetap menolak karena ia ingin menjadi yang terbaik diantara semua dayang yang pernah ada dan menggunakan talentanya untuk mendapat posisi tertinggi. Sebelum pergi, ia diingatkan bahwa cara itu tidak akan membuat Jeong-ho berbalik mencintainya. 'Kecelakaan' saat ia kedapatan menangis membuat Yeon-seng dipanggil Raja untuk makan malam bersama, gadis itu langsung mendapat sejumlah nasehat untuk tidak membantah pemimpin negara tersebut. Rupanya, kesepian Yeon-seng membuat membuatnya mendapat berkah baru : Raja memilihnya sebagai selir baru.

Episode 40 Tayang: Jumat, 20 Januari 2006


Saat memeriksa, kemarahan Jang-do meledak ketika pasiennya diberi jahe oleh seseorang yang mengaku ahli medis meski menurut teori tanaman itu bisa membuat temperatur tubuh meninggi. Ditemani Jang-geum, ia langsung melabrak pria yang diduga sebagai penipu itu. Siapa sangka, pria itu adalah Jung Woon-baek yang dikenal Jang-geum saat bekerja di kebun istana. Saling bertukar cerita, Woon-baek langsung marah saat tahu tujuan Jang-geum untuk menjadi dokter adalah supaya bisa kembali ke istana dan balas dendam, ia langsung menghardik gadis itu dan menyuruhnya untuk berhenti belajar ilmu pengobatan. Namun, alasan tersebut dibela oleh Jang-do. Rupanya wanita itu punya alasan tersendiri : demi membalas dendam, ia belajar ilmu pengobatan dan mencari pria yang dianggap bertanggung jawab atas kematian orang tuanya. Pria itu sendiri ada di Pulau Jeju, terbaring lemah, dan memiliki penyakit sama dengan yang diderita Woon-baek. Penuturan itu membuat Jang-geum sadar bahwa untuk menjadi seorang dokter, seseorang tidak boleh dilandasi oleh dendam. Belakangan Jang-do berubah haluan : ia memutuskan untuk menggunakan kemampuannya untuk mengobati musuh besarnya. Kepada Jang-geum, ia memberi sejumlah nasehat berharga yang bisa membuat gadis itu berjaya di kemudian hari. Ucapan tersebut bagai pencerahan bagi Jang-geum, sejak itu motivasinya untuk menjadi seorang dokter berubah total. Ia memutuskan untuk tinggal di sebuah gua di pinggir pantai untuk memperdalam ilmu pengobatan terutama yang menyangkut akupunktur. Tidak berapa lama, gadis itu diminta untuk mempraktekkan ilmu akupunktur yang didapatnya melalui teori. Karena gagal, Jang-do memintanya untuk menghapal ulang semua pelajaran yang telah diberikan. Sempat dibela Jeong-ho, Jang-do mengatakan bahwa semua tindakan keras yang dilakukannya penting supaya Jang-geum mau menghargai nyawa manusia. Rupanya, semua kegagalan itu disebabkan karena Jang-geum masih belum bisa melupakan dendam dihatinya. Sadar akan kelemahan dirinya, ia berusaha menaati semua perintah Jang-do bahkan saat sang mentor pergi bersama Jeong-ho untuk urusan penting, Jang-geum menolak untuk turun tangan mengobati pasien. Namun, cobaan kembali ditemuinya ketika seorang penduduk membawa seorang pria sakit yang sudah dikenalnya : Duk-gu. Tidak berani menggunakan jarum akupunktur, gadis itu akhirnya menggunakan cara pengobatan biasa. Pertemuan kembali keduanya berlangsung mengharukan, meski Duk-gu sempat mengira dirinya telah mati dan berada di surga.

Episode 41 Tayang: Senin, 23 Januari 2006


Dari Duk-gu, Jang-geum mendengar kabar soal Joo-daek yang kembali mengandung namun harus kembali kehilangan anaknya dan soal pemecatan di dapur istana. Malamnya, Pulau Jeju yang sedang ditinggal pasukan Jeong-ho diserang oleh Jepang, semua ditahan termasuk Dukgu dan Jang-geum. Rupanya, penyerbuan mereka adalah dalam rangka mencari seorang dokter untuk menyembuhkan pemimpin mereka yang sedang sakit keras. Sempat marah dan mengira para tawanan berbohong, seorang penduduk akhirnya menyebut nama Jang-geum sebagai dokter yang hebat. Dari diagnosa, akhirnya diketahui kalau sang pemimpin menderita usus buntu dan bisa meninggal bila dalam 7 hari tidak diobati. Mendengar Jang-geum menolak melakukan pengobatan akupunktur, ia diancam akan menyaksikan satu-persatu rekannya meninggal. Karena Duk-gu 'bertingkah' dan menarik perhatian, maka ia akan menjadi korban pertama yang dikorbankan bila Jang-geum tidak menurut. Keadaan yang genting membuat Jang-geum berada dalam posisi serba salah dan akhirnya harus mengambil keputusan berat. Demi menyelamatkan Duk-gu, gadis itu terpaksa harus mempraktekkan ilmu akupunkturnya kepada pemimpin Jepang yang ternyata sakit usus buntu. Teringat saat nyaris membunuh Jang-do saat praktek pertama kalinya, tangan Jang-geum bergetar dan nyaris saja menyerah. Namun, ucapan dan ajaran sang guru terus terngiang hingga akhirnya mampu melakukan tugas dengan baik. Keberhasilan itu membuat Jang-geum menangis lega, akhirnya ia berhasil mengalahkan ketakutan dalam dirinya. Saat pasukan Jepang hendak pergi sambil membawa gadis itu, Jeong-ho dipimpin oleh pasukannya muncul, menyergap mereka berkat bantuan siasat Jang-geum, dan berhasil menyelamatkan semuanya. Saat mengobrol berdua, Jeong-ho menceritakan rahasianya : diam-diam ia berharap supaya kemampuan Jang-geum tidak berkembang supaya gadis itu tidak kembali ke istana dan menetap di Pulau Jeju dengannya. Dengan tersenyum, Jang-geum mengatakan bahwa ia bakal mampu melewati semuanya karena tahu Jeong-ho selalu ada didekatnya untuk menjaga keselamatannya. Kali ini, Jang-geum tidak lari lagi saat Jeong-ho menggenggam tangannya dengan erat sambil menatap salju yang semakin lebat turun. Namun cobaan lagi-lagi belum lepas dari gadis itu. Saat pria yang dicintainya itu pergi ke ibukota untuk melapor, pasukan istana muncul dan menahannya atas tuduhan pengkhianatan (akibat menolong perwira Jepang yang sakit parah).

Episode 42 Tayang: Selasa, 24 Januari 2006


Dengan geram, Raja memerintahkan untuk memecat Han Dong-yi dan melepaskan Jang-geum. Berita tersebut langsung disambut gembira oleh semua, termasuk Woo-baek yang kini menjadi salah satu petugas di rumah sakit kerajaan. Mendapat kabar bahwa seleksi dokter wanita akan diadakan dalam waktu dekat, ia berencana memberitahu Jang-geum namun mengurungkan niatnya saat tahu dendam gadis itu masih membara. Hal serupa juga dialami Jeong-ho yang mendapat tawaran promosi, namun demi janjinya untuk menjaga Jang-geum hal itu terpaksa ditolak. Masalah itu secara tidak sengaja terdengar oleh Jang-geum, yang kemudian membujuk Jeong-ho untuk tinggal di istana karena ia selalu merasa pemuda itu ada bersamanya meski jarak memisahkan. Cara tersebut sangat ampuh, meski hati Jeong-ho berkecamuk saat melihat gadis itu kembali ke pulau Cheju keesokan harinya. Dalam perjalanan kembali, Jang-geum menyempatkan diri untuk mengunjungi makam Dayang Han dan baru saja hendak membenahi ketika seorang bocah laki-laki tiba-tiba muncul dan melarang. Menurutnya, tempat itu akan membawa kesedihan bagi arwah maupun orang-orang yang berhubungan dengan makam tersebut. Insting Jang-geum langsung bekerja begitu melihat bocah pria itu, ia langsung bisa menebak kawan barunya, yang ternyata adalah putra satu-satunya seorang pejabat berpengaruh, mempunyai penyakit menahun yang sukar disembuhkan. Jang-geum menawarkan diri untuk memberi perawatan, yang dengan senang hati diterima. Hal itu sudah tentu membuat Kapten Pak yang ditugaskan untuk mengawal Jang-geum kembali ke Pulau Jeju bertambah pusing. Apalagi, pengobatan tersebut ditentang oleh ayah sang bocah yang menganggap gadis itu hanya ingin mencelakai anaknya saja. Pelan namun pasti, resep sup daging yang digunakan Jang-geum mulai menunjukkan efeknya. Gembira karena putranya sudah sembuh, ayah sang bocah itu memberitahu satu hal yang penting artinya bagi Jang-geum : seleksi dokter wanita akan diadakan keesokan harinya.

Episode 43 Tayang: Rabu, 25 Januari 2006


Namun pertanyaan terakhir yang disampaikan oleh Woo-baek, yang ternyata adalah anggota tim penguji, membuat Jang-geum terdiam. Ia hanya bisa pasrah bila dirinya dinyatakan tidak lulus dan berjalan dengan lesu. Saat pengumuman tiba yang terjadi malah sebaliknya : Jang-geum dinyatakan lulus dan sejak hari itu, sama seperti belasan tahun sebelumnya, harus menjalani pelatihan profesi selama beberapa bulan. Saat menemui Woo-baek untuk berterima kasih, dengan cepat pria itu menepis dan mengatakan masih menunggu keputusan Jang-geum soal pertanyaan terakhirnya saat ujian silam. Masuk ke pelatihan tabib istana ternyata tidak semudah yang dibayangkan, apalagi salah satu pengajar Profesor Shin adalah orang yang galak. Tanpa ragu-ragu, ia langsung memberi nilai buruk pada Jang-geum yang dianggap nekat mengobati putra pejabat kerajaan meski dirinya bukan seorang dokter. Terus terngiang-ngiang dengan ucapan itu, Jang-geum tidak bisa berkonsentrasi saat pelajaran berlangsung (yang diwarnai oleh rentetan pertanyaan pada para calon dokter lain). Berusaha menjelaskan masalah yang sebenarnya, Profesor Shin menolak mendengarkan. Kejadian itu membuat Jang-geum sadar kalau kehadirannya ditolak, dan dalam kesepiannya ia berkenalan dengan Shin-bi yang kemudian menjadi sahabat barunya. Menjadi dokter ternyata tidak mudah, mereka dididik cara bernapas dan mengunyah makanan yang benar. Saat pelajaran kesusastraan, kepintaran Jang-geum menarik perhatian Profesor Lee. Meski sejak awal sudah memvonis Jang-geum, Profesor Shin tidak bisa memungkiri kalau anak didiknya yang satu ini memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Saat ujian, dengan mudah Jang-geum mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Kembali menduduki jabatan penting di kerajaan, Jeong-ho bertekad untuk menarik para ahli yang dinilai masih setia dengan kerajaan demi menghadapi kaki-tangan Menteri Oh. Namun satu-persatu menolak, termasuk Woo-baek yang punya kenangan buruk dengan para penjilat yang berkeliaran di istana. Saat diumumkan, secara mengejutkan Jang-geum mendapat nilai E untuk ujian membedakan nama bahan obat-obatan meski semua jawabannya benar sementara rekannya Shin-bi mendapat nilai A. Ditemui di ruang kerjanya, dengan enteng Profesor Shin mengatakan dua nilai buruk diberikan karena gadis itu tidak mempunyai kerendahan hati.

Episode 44 Tayang: Kamis, 26 Januari 2006


Terus terngiang-ngiang antara pergi ke pesta atau masuk kelas, akhirnya Jang-geum yang sempat menangis sedih memutuskan untuk mengikuti pelajaran. Saat Profesor Shin masuk, hanya ada dua tiga orang disana : dirinya sendiri, Jang-geum dan Shin-bi. Memerintahkan kedua muridnya untuk memeriksa pasien secara langsung, perlakuan timpang kembali diberikan Profesor Shin : Shin-bi diberi waktu memberi diagnosis dan resep obat untuk menyembuhkan dalam waktu 10 hari sementara Jang-geum diperintahkan untuk merawat keperluan sehari-hari pasien. Saat hendak masuk kelas, para calon dokter diberitahu kalau mereka semua sudah gagal oleh Profesor Shin. Akibat kejadian itu, ia dimarahi habis-habisan oleh Profesor Li yang menganggap rekannya sudah lancang menasehati. Sang atasan juga mengingatkan bahwa berkat jasanya-lah sang pengajar yang sempat salah mendiagnosis orang masih bisa bekerja. Setelah memperhatikan rekannya, Jang-geum akhirnya menemukan jawaban kenapa Shin-biyang kerap terlihat kikuk mendapat perhatian ekstra : gadis itu terus menanyai para pasien karena menganggap dirinya tidak pintar, yang akhirnya malah membuatnya mendapat banyak catatan tentang kondisi lain seperti psikologis pasien yang dirawat. Melihat Jang-geum mulai mengerti esensi pekerjaannya, Profesor Shin memberi tes tambahan mengenai efek tanaman obat-obatan pada manusia. Akhirnya terjawab sudah apa yang membuat Shin-bi menjadi satu-satunya yang lulus : setiap tanaman mempunyai efek berbeda pada orang yang berbeda pula. Kejadian itu membuat hubungan Jang-geum dan Shin-bi semakin dekat, tanpa sungkan sahabat barunya bercerita tentang kondisinya saat kecil dan apa yang menyebabkan dirinya ingin menjadi tabib. Cerita itu membuat ucapan Profesor Shin kembali terngiang mengenai semakin pintar seseorang, semakin sulit ia menjadi dokter karena hanya akan mengandalkan penetahuan yang dipunya. Ketika sedang santap siang, Jang-geum mendapat kejutan : Jang-do muncul untuk mengunjunginya. Sayang kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, dari Woon-baek gadis itu mendapat kabar dirinya dan Shin-bi langsung dinyatakan tidak lulus dengan tiga nilai E karena tidak menghadiri pesta para pelajar.

Episode 45 Tayang: Jumat, 27 Januari 2006


Menghabiskan seharian untuk memberi keputusan yang terbaik, Profesor Shin mengumumkan hasil ujian para calon dokter didepan Profesor Li. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Jang-geum dan Shin-bi mendapat tiga nilai E. Namun, hal serupa juga terjadi dengan para siswa lainnya. Bisa ditebak : saat mendapat laporan tentang kegagalan semua calon dokter, atasan mereka marah besar dan memutuskan untuk menguji sendiri seluruh kontestan. Belakangan, ketahuan apa penyebab semua itu, Profesor Li langsung dimarahi habis-habisan karena menyalahgunakan wewenangnya. Laporan tersebut diteruskan ke Raja, yang kemudian memerintahkan supaya dibuat peraturan resmi yang melarang calon dokter wanita menghadiri pesta yang digelar pejabat kerajaan. Tidak hanya itu, ia juga memarahi Menteri Oh secara terang-terangan didepan semua orang. Saat yang ditunggu akhirnya tiba, para calon dokter mendapat sertifikat sekaligus pemberitahuan dimana mereka bertugas. Meski sedih harus berpisah dengan rekan-rekannya yang sudah seperti keluarga, Jang-geum bahagia bukan kepalang saat tahu dirinya ditempatkan di rumah sakit istana. Ia tidak sendirian, pasalnya Shin-bi juga terpilih untuk bertugas di tempat yang sama. Belum tahu keadaan sesungguhnya, Jeong-ho sempat cemas saat melihat wajah Jang-geum murung, ia mengira gadis itu gagal dalam ujian. Namun ternyata Jang-geum hanya berpura-pura, ekspresinya berubah menjadi berseri-seri. Saat sampai di tempat Duk-gu, ia diperingati Jang-do bahwa kehidupan di rumah sakit istana tidak akan seindah yang dibayangkan. Berjalan ke dalam istana untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun, Jang-geum menyempatkan diri melewati bagian dapur dan tersenyum. Kehadirannya dan Shin-bi disambut oleh Pi-seun yang memberitahu tentang aturan yang harus ditaati. Namun di tugas pertamanya, Jang-geum dan Shin-bi malah diperlakukan seperti pembantu oleh para dayang sitana. Sempat membantah, Shin-bi tertegun saat melihat rekannya Jang-geum dengan rendah hati mau melakukan semua yang diminta termasuk membersihkan kaki. Karena adanya masalah yang menimpa Permaisuri, para dokter dan dayang dikumpulkan di ruang rapat. Disana, Jang-geum kembali bertemu dengan mantan sahabatnya Geum-young yang kini telah menjabat sebagai Dayang Utama. Sepanjang acara, wajah wanita itu pucat-pasi bagai melihat hantu.

Episode 46 Tayang: Senin, 30 Januari 2006


Namun Jang-geum tidak bisa berpikir macam-macam, pasalnya ia langsung ditugaskan untuk melakukan tugasnya. Saat masuk ke kamar Permaisuri, keadaan genting kembali terjadi saat istri Raja itu mengalami pendarahan pada kandungannya. Kejutan baru kembali terjadi ketika dayang kepala masuk ke ruangan, wanita itu tidak lain adalah Dayang Choi. Permaisuri sendiri akhirnya mengalami keguguran, dan belakangan terkuak kalau semua itu adalah bagian dari rencana Dayang Kepala Choi. Dari Hung, Jang-geum diberitahu kalau Geum-young ingin bertemu dengannya. Saat menunggu di dapur, gadis itu teringat dengan masa-masa dimana Dayang Han masih hidup. Saat rivalnya muncul, dengan dingin Jang-geum memberi selamat sebelum melangkah keluar. Setelah menemui semua musuh-musuhnya (termasuk Yong-ro), Jang-geum berusaha mencari tahu keberadaan Yeon-seng namun tidak berhasil. Tidak putus asa begitu saja, ia berusaha melacak keberadaan Dayang Min dan asistennya Jang yang telah ditugaskan di tempat lain. Dayang Min menceritakan semua kejadian mulai dari terusirnya Dayang Yong-shin akibat rencana Dayang Choi sampai nasib tragis Yeon-seng sebagai selir yang tidak diperhatikan Raja. Saat berjalan menuju kediaman sahabatnya, hati Jang-geum semakin teriris mendengar Yeon-seng tak henti berdoa untuk keselamatannya. Status Yeon-seng sendiri dilecehkan oleh banyak orang termasuk dayang istana namun ia tidak perduli, yang terpenting Jang-geum sudah berada didekatnya. Di istana sendiri sedang terjadi tarik-menarik kepentingan antara Menteri Kanan Oh dan Menteri Kiri yang adalah atasan Jeong-ho, yang akhirnya dimenangkan oleh sisi kiri. Jeong-ho langsung bergerak cepat untuk meredam kemungkinan timbulnya konflik di istana, apalagi sang atasan kemudian mengundang Menteri Oh dan Pan-sool untuk makan malam bersama. Seperti yang bisa ditebak, tawaran 'perdamaian' yang disampaikan oleh Menteri Kiri ditolak mentah-mentah. Menteri Kiri sendiri tidak main-main dalam melakukan persiapan, lewat Jeong-ho mereka diingatkan akan insiden bebek sulfur beberapa tahun silam. Saat berjalan keluar, Pan-sool didatangi pria itu yang menyebut bahwa perang akan langsung dimulai bila pihak keluarga Choi menyakiti Jang-geum.

Episode 47 Tayang: Selasa, 31 Januari 2006


Panas dengan kejadian itu, wanita yang telah menjabat sebagai Dayang Utama itu mendatangi Jang-geum dan menyuruh mantan sahabatnya itu untuk memijiti kakinya. Merasakan adanya ketegangan, Jang-geum mengingatkan supaya Geum-young tidak terlalu tegang. Tak lama setelah itu, Jang-geum mendapat kabar buruk : sakit Permaisuri yang tidak kunjung sembuh. ia mulai kuatir apalagi ada sejumlah gejala yang tidak sesuai dengan penyakit yang diduga. Padahal, hasil diagnosa tabib senior menyebut bahwa semua ancaman telah berlalu. Rupanya di alam bawah sadar, Jang-geum mampu merasakan ancaman yang diberikan oleh keluarga Choi dan antek-anteknya. Kondisi itu makin kentara setelah saat diberikan pengobatan dengan cara akupunktur, Permaisuri malah muntah-muntah dan penyakitnya bertambah parah. Keruan saja, kejadian itu membuat seisi istana geger, para dokter dimarahi dan keadaan rumah sakit kerajaan bertambah kacau. Kecurigaan Jang-geum sama persis dengan diagnosis yang dilakukan oleh Shin-bi, yang kemudian melaporkan temuannya pada Profesor Shin. Saat disampaikan di rapat, hal ini langsung dicibir oleh para dokter senior. Pemaparan diagnosis selanjutnya membuat semuanya sadar apa yang telah terjadi : Permaisuri mempunyai dua orang bayi, satu diantaranya masih ada didalam perut. Setelah melalui perdebatan sengit, akhirnya diputuskan supaya Permaisuri diperiksa oleh Yeul-yee dan ditemani oleh Jang-geum. Hebatnya lagi, saat pemeriksaan Jang-geum mampu mendeteksi denyut nadi kehamilan yang bahkan dokter paling ahli sekalipun kerap gagal mengidentifikasi. Terjadi perdebatan sengit mengenai diagnosis mana yang harus diterima, karena Yeul-yee sendiri tidak merasakan denyut nadi tersebut. Ketika diminta untuk melakukan akupunktur, Yeul-yee menolak karena selain itu bukan diagnosisnya, ia kuatir tidak bisa menjalankan tugas dengan baik. Mau tidak mau, Woon-baek harus melatih Jang-geum supaya bisa menusuk titik-titik akupunktur yang tepat. Perkembangan keadaan ibu negara itu terus dipantau terutama oleh kalangan dapur istana, diam-diam Geum-young kuatir Jang-geum bakal berhasil lagi melewati rintangan. Setelah dua hari berlalu, ternyata kondisi Permaisuri tidak menunjukkan perkembangan berarti sehingga semua mulai kuatir.

Episode 48 Tayang: Rabu, 1 Februari 2006


Didepan semuanya, Yeul-yee yang malu meminta supaya dirinya dipindahkan bagian sampai rasa bersalahnya bisa dihapus. Ternyata semua itu hanya kepura-puraan belaka, gadis itu mulai memendam dendam dan memperingatkan kalau Jang-geum tidak akan bisa mengalahkannya yang lebih berpengalaman. Ucapan itu membuat Jang-geum terperangah. Setelah sekian lama, ia kembali mendapat musuh baru. Bangga dengan pencapaian mantan muridnya, Jang-do yang telah membuka sebuah klinik meminta gadis itu mampir ketempatnya setiap ada waktu luang. Beberapa hari kemudian Wakil Perdana Menteri kembali membuat gebrakan ketika dengan mengusulkan pemotongan gaji bagi pegawai demi menambah anggaran pertahanan. Hal ini sudah tentu dianggap sebagai serangan bagi Menteri Oh, namun Dayang Kepala Choi punya rencana lain. Ia menghasut Ibu Suri hingga memusuhi putranya sendiri, sehingga wanita itu marah-marah dan menolak dirawat meski kesehatannya memburuk. Benar saja, rencana itu selain membuat Raja kuatir juga berhasil menghambat rencana Menteri Kiri memotong anggaran gaji pegawai kementrian. Alasan yang diberikan sendiri sangat klise : ia menganggap sang putra melecehkannya dengan mengirim dokter yang tidak memiliki lisensi. Rupanya, masalah itu berhubungan dengan kejadian Profesor Li Yeung-su yang ternyata masih memiliki hubungan darah dengan Ibu Suri. Dari pembicaraan tersebut, Jang-geum sadar bahwa tujuan utamanya adalah Wakil Perdana Menteri dan Min Jeong-ho. Tidak salah lagi, dalang semua kejadian itu adalah Dayang Kepala Choi dan Menteri Oh. Meski diingatkan Permaisuri untuk bisa memisahkan urusan pribadi dan negara, Raja mulai goyah saat diberitahu penyebab Ibu Suri memusuhinya.

Episode 49 Tayang: Kamis, 2 Februari 2006


Raja pun akhirnya dipengaruhi, ia memerintahkan pemecatan Profesor Shin dan mengatakan bakal melakukan apapun supaya Ibu Suri senang. Melihat gurunya diperlakukan tidak adil, Jang-geum mengutarakan pendapatnya yang membuat ibunda Raja itu terdiam. Bahkan, ia dengan berani mempertaruhkan nyawanya demi kesembuhan Ibu Suri. Kepeercayaan diri Jang-geum membuat Ibu Suri heran, pasalnya belum pernah ada orang yang berani membantah setiap omongannya apalagi balik menantang adu tebakan. Kejadian tidak biasa itu sontak membuat geger satu istana dan Jang-do yang yakin mantan muridnya akan memenangi taruhan. Kuatir semua rencananya berantakan, Dayang Kepala Choi mengerahkan tenaga untuk mencari tahu jawaban dari tebakan yang disampaikan Jang-geum. Dengan kuasanya, ia memerintahkan Yong-ro, yang kemudian menyuruh para dayang lain, untuk menggeledah seisi perpustakaan. Untuk persiapan, Kasim Jung memanggil para dayang dan tim dokter untuk mempersiapkan makanan bagi Ibu Suri yang diramal bakal kalah. Tiba-tiba, Guem-young teringat dengan kompetisinya dengan Jang-geum beberapa tahun silam dan mampu menebak hal itu pasti ada hubungannya dengan jawaban pertanyaan Jang-geum. Meski sudah diberitahu jawabannya, Ibu Suri secara mengejutkan mau menerima perawatan. Hal ini tentu saja membuat Dayang Kepala Choi kaget bukan kepalang, padahal ia sudah membayangkan Jang-geum akan dihukum. Tidak hanya yang hadir, seisi istana ikut penasaran apakah jawaban dari pertanyaan Jang-geum apalagi setelah belakangan diketahui Ibu Suri langsung menerima tawaran untuk dirawat tanpa menjawab lebih dulu. Di hadapan Raja dan Permaisuri yang hadir, Jang-geum diminta untuk menjelaskan makna dari tebakan yang diajukannya. Rupanya dari pertama, Ibu Suri sudah sadar kalau apapun jawaban yang diberikan ia telah kalah dari Jang-geum yang disebutnya sebagai wanita lancang. Keadaan yang semula mulai damai tidak berlangsung lama, sakit Ibu Suri memburuk sampai-sampai obat yang diminumnya kembali dimuntahkan. Rupanya setelah sekian lama menolak untuk dirawat, organ tubuh wanita tua itu mulai tidak berfungsi. Para dokter istana kembali dikumpulkan, mereka diminta untuk memberi diagnosis tepat sesegera mungkin.

Episode 50 Tayang: Jumat, 3 Februari 2006


Dari situ akhirnya ketahuan kalau ibunda Kaisar menderita penyakit beri-beri yang sudah mulai menjalar sampai ke hati. Dayang Kepala Choi dan Pan-sool sadar bila terjadi sesuatu, maka seluruh lawan-lawan mereka termasuk Jang-geum akan musnah. Dengan segala upaya, tim dokter mulai membuka literatur lama untuk mencari cara menyembuhkan penyakit itu. Saat mengunjungi dapur istana, mendadak Jang-geum mendapat ide cara menyembuhkan sakit yang diderita Ibu Suri. Dengan berani, ia mendatangi Geum-young untuk meminjam daftar menu yang telah dimakan Ibu Suri selama beberapa tahun terakhir. Atas ijin atasannya, Jang-geum diijinkan untuk membuat tablet obat dengan bantuan Yeon-seng. Reaksi yang diberikan cukup mengejutkan : Ibu Suri mau memakan tablet itu (tanpa muntah) bahkan menyebutnya sebagai makanan yang lezat. Keberhasilan Jang-geum membuat Yeul-yee semakin panas, apalagi mengingat pembuatan tablet adalah tugasnya. Mengikuti gadis itu secara diam-diam, Yeul-yee mendapati fakta tentang bahan yang dibuat sebagai tablet dan melaporkannya pada Permaisuri. Mendapati salah satu bahan pembuatan tablet adalah bawang putih (yang sangat dibenci Ibu Suri), Permaisuri yang menangkap basah Jang-geum yang sedang meracik marah besar dan langsung memerintahkan dokter yang menangani Ibu Suri diganti. Secara tidak terduga, kondisi Ibu Suri mulai membaik. Diberitahu kalau dirinya kembali 'dibohongi', ia memerintahkan supaya Jang-geum dan Profesor Shin dipanggil. Begitu mendengar cerita bahwa semua itu adalah ide gadis yang sebelumnya telah lancang memberi tebakan, Ibu Suri makin kagum dengan Jang-geum. Saat Jang-geum sedang berdua dengan Profesor Shin, mendadak Kasim Jung muncul dan memberitahu supaya keduanya datang ke hadapan Raja dengan mengenakan pakaian resmi keesokan harinya. Baru saja mau pergi, mendadak ia mengenali sosok Jang-geum yang dulu adalah mantan dayang istana. Sebelum berpisah, gadis itu diingatkan untuk mencarinya bila menemui masalah. Berdasarkan pembicaraan antara Dayang Kepala Choi dan dokter senior yang didengarnya, Yeul-yee mendatangi Geum-young dan menawarkan jasa untuk membantu melenyapkan Jang-geum selamanya. Tawaran yang menggiurkan itu sudah tentu diangguki oleh wanita cerdas itu. Gadis yang dimaksud sendiri diundang untuk merayakan keberhasilannya bersama Dayang Min, Jang dan Yeon-seng, namun masakan masing-masing malah mengingatkan mereka pada dua orang yang paling dihormati : Dayang Han dan Dayang Jung. Mendengar kalau Yeon-seng telah bertemu dengan Raja namun tidak berani mengutarakan isi hatinya, Dayang Min memutuskan untuk melatih wanita itu. Siapa sangka saat mereka keluar, Raja justru mendatangi rumah salah satu selirnya itu.

Episode 51 Tayang: Senin, 6 Februari 2006


Yeon-seng rupanya masih dilindungi keberuntungan. Tertidur akibat kelelahan menangis, ia dikejutkan oleh kembalinya Raja. Meski berbicara dengan tergagap, malam itu Yeon-seng akhirnya mendapat kehormatan menghabiskan malam yang romantis bersama Raja. Memerintahkan Jang-geum untuk datang menghadap, Permaisuri mulai mengenali gadis yang adalah murid mendiang Dayang Han itu. Dari pembicaraan mereka, rupanya wanita bijak itu sudah tahu kalau semua itu ulah Menteri Oh dan meski belum bisa membantu memulihkan status Jang-geum, Permaisuri berjanji akan membantunya di masa depan. Selain dijanjikan merawat keluarga kerajaan, Permaisuri juga meminta Jang-geum mempertunjukkan keahliannya yang lain : memasak salah satu makanan yang sempat ditampilkan di kompetisi untuk menentukan Dayang Utama beberapa tahun lalu. Dengan berseri-seri, gadis itu mempersiapkan semuanya. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Geum-young saat melihat Permaisuri lebih memilih masakan Jang-geum dibanding bautannya. Bertemu dengan Yeul-yee saat berjalan keluar, Geum-young meminta gadis itu untuk mampir ke tempatnya untuk membicarakan sesuatu. Saking gembiranya dengan janji Permaisuri, Jang-geum yang mengunjungi rumah Duk-gu tertidur saking lelahnya. Dari luar, Jeong-ho yang rupanya terus mengikuti gadis itu tersenyum dan beranjak pergi. Di kediamannya, Geum-yoiung bertemu dengan Yeul-yee yang menjanjikan akan membantunya selama wanita itu memenuhi apa yang diminta. Entah rencana apa yang dipikirkannya, dengan cepat Yeul-yee langsung mengajukan diri mengajukan diri sebagai relawan di tempat munculnya bencana penyakit menular. Kehidupan sulit Jang-geum kembali dimulai, Yeul-yee berhasil memfitnahnya sehingga dimusuhi oleh rekan-rekan sesama dokter wanita. Kejadian berikut yang melibatkan sebuah surat membuat Jang-geum sadar kalau dirinya telah difitnah Yeul-yee. Akibat dari kejadian itu, Profesor Shin yang melihat langsung pertengkaran Jang-geum dan Yeul-yee langsung memutasi gadis itu ke rumah sakit rakyat. Namun, hal itu ternyata baru merupakan awal penderitaan Jang-geum.

Episode 52 Tayang: Selasa, 7 Februari 2006


Ditugaskan untuk mengatur distribusi obat, Yon-saek berhasil mengutus Jeong-ho kembali ke istana sehingga dirinya bisa meneruskan rencana membuat hidup Jang-geum semakin sulit. Di istana, Yeul-yee memberitahu bahwa semua rencana untuk menghancurkan Jang-geum telah dimulai. Benar saja, keesokan harinya seseorang ditangkap dengan tuduhan menjual obat dari gudang istana kepada rakyat. Dengan cepat, pria itu menunjuk Jang-geum sebagai dalangnya. Mengira rencananya berhasil, Yon-saek harus gigit jari ketika seorang perwira bisa membongkar semua rencananya. Begitu mendengar rencananya gagal, Yeul-yee yang belakangan ikut bergabung kembali menggunakan cara lain untuk mengelabuhi Jang-geum dengan menyuruhnya pergi ke tempat jauh untuk membeli obat. Padahal disaat yang sama, para dayang lain telah diperintahkan mengungsi dari kota yang terkena wabah. Karena tidak diberitahu, keruan saja Jang-geum terjebak. Di depan matanya, ia melihat penderitaan orang-orang sehat yang dilarang mendekati ibukota kerajaan karena dianggap membawa wabah penyakit. Di tempat penampungan, Jeong-ho mulai kuatir saat tahu Jang-geum tidak ada disana. Tanpa memperdulikan keselamatannya, pria itu masuk ke zona berbahaya demi mencari Jang-geum. Memacu kuda secepat mungkin, akhirnya gadis itu ditemukan di sebuah pondok dalam keadaan penuh duka. Ketika diajak pergi Jang-geum menolak, dan mengatakan bahwa nasibnya yang diabaikan oleh banyak orang sama seperti rakyat desa itu. Sedih mendengar semangat hidup gadis itu yang mulai pudar, dengan sekuat tenaga Jeong-ho berusaha menghibur dan meminta supaya gadis itu mau bangkit lagi. Saat keluar keduanya dihadang masa yang marah, insting Jang-geum langsung bangkit dan ia berjanji akan menyembuhkan semuanya. Sadar kalau dirinya terlalu terburu-buru mengambil keputusan, Jeong-ho memutuskan untuk membantu Jang-geum di tempat penampungan. Namun, kehadirannya nyaris menjadi bulan-bulanan massa yang marah karena persediaan obat sangat sedikit. Dengan marah, Jang-geum mengatakan tidak akan menolong kalau mereka menyakiti pria itu.

Episode 53 Tayang: Rabu, 8 Februari 2006


Merawat sekian banyak orang seorang diri sudah tentu membuat gadis itu kewalahan, sementara Jeong-ho mulai panik karena didesa yang dituju semua sudah mengungsi. Padahal kalau tidak kembali, nyawa Jang-geum terancam. Di istana, menghilangnya Jeong-ho dan Jang-geum menjadi bahan empuk bagi Menteri Oh dan Yon-saek untuk 'menyerang' Menteri Kiri. Dari penuturan Shin-bi, Woon-baek dan Profesor Shin sadar ada sesuatu yang salah. Di tempat Geum-young, Rie menyatakan keinginannya menjadi kepala bagian pemasaran perusahaan yang dipimpin Pan-sool sebagai imbalan. Marah karena Jeong-ho tidak kembali, para penduduk menyekap Jang-geum (yang ikut tertular penyakit) tepat pada saat desa mengalami kebakaran. Dalam keadaan setenga sadar, ia teringat dengan saat sang ibu dan gurunya Dayang Han menghembuskan napas terakhir. Tiba di desa yang terbakar, dengan panik Jeong-ho mencari Jang-geum dan menemukan gadis itu tersekap tidak sadarkan diri di dalam gudang. Saat melihat gadis itu sadar, tanpa sadar pria itu memeluk Jang-geum dan mengatakan kalau ia tidak mungkin meninggalkannya dalam keadaan apapun. Ternyata Jeong-ho tidak datang sendirian, ia membawa bala bantuan seorang dokter yang sudah tidak asing lagi : Jang-do. Setelah diperhatikan dengan seksama, ternyata ada beberapa keanehan terhadap daerah yang terkena wabah itu. Tak terasa setengah bulan telah berlalu sejak Jang-geum menghilang, para dokter istana mulai memikirkan hukuman apa yang bakal diberikan bila gadis itu kembali. Merasa diatas angin, Yon-saek mengutus Won-baek untuk menyelidiki daerah lain yang juga terkena wabah. Dari obrolan dengan seorang penduduk, Jang-geum akhirnya tahu bahwa penyakit yang menyebar itu berasal dari tanaman. Teringat denman pelajaran yang diberikan Jang-do, kasus keracunan makanan itu terselesaikan dengan meminum air jahe. Saat penyelidikan, mereka mendapati bahwa salah satu tempat yang terkena wabah adalah daerah yang biasa mensuplai makanan untuk istana. Meski nyawa terancam, Jeong-ho dan Jang-geum bergegas ke istana dan memberitahu penemuan itu pada Menteri Oh dan Yon-baek. Bernafsu mengusir Jeong-ho dan Jang-geum dari istana, dengan berani Dayang Kepala Choi mencoba makanan yang telah terinfeksi sebagai bukti hal itu hanya akal-akalan. Benar saja, tak berapa lama kemudian wanita culas itu merasakan gejala yang sama.

Episode 54 Tayang: Kamis, 9 Februari 2006

Teringat dengan penderitaan sang ibu dan Dayang Han, gadis itu nyaris gagal menjalankan tugasnya.Saat berjalan keluar, Jang-geum dalam hatinya meminta bantuan mendiang Dayang Han supaya bisa menghapus kebencian di hatinya dan tidak menggunakan kekuatannya untuk mencapai tujuan. Laporan berbeda kembali disampaikan Menteri Oh, sehingga Jeong-ho kehilangan jabatannya. Pemecatan itu tidak berlangsung lama, berkat laporan lain yang disampaikan pejabat Pak maka Raja langsung memerintahkan supaya Jeong-ho dipanggil kembali ke istana. Keadaan di rumah sakit istana tidak kalah hebat, kebohongan Yeul-yee mulai nyaris terungkap. Sadar posisinya terpojok, Yeul-yee meminta Yon-baek untuk memilih antara dirinya atau Jang-geum yang dikirim ke rumah sakit pemerintah. Bisa ditebak siapa yang akhirnya tersingkir : Jang-geum. Dengan lesu, gadis itu hanya bisa mengangguk. Saat membawa barang-barang keperluannya, di tengah jalan ia berpapasan dengan Jeong-ho yang langsung mengatakan kalau Jang-geum tidak jadi pergi. Tidak hanya itu, Jeong-ho yang kini telah naik jabatan sebagai kepala rumah sakit membeberkan semua jasa Jang-geum yang dengan berani merawat para penduduk yang terkena wabah. Kabar gembira tidak hanya itu, dari Duk-gu Jang-geum mendapat kabar kalau Yeon-seng telah hamil. Akibatnya, para dayang yang sempat melecehkan Yeon-seng berbaris untuk meminta maaf, dan langsung disemprot oleh Dayang Min yang kebetulan berada disana dengan menggunakan cara sama dengan yang biasa digunakan mendiang Dayang Han. Tahu dirinya belum berbuat banyak, Yeon-seng menunjuk Dayang Min dan Jang sebagai asisten dapur pribadinya. Tak berapa lama, muncul Jang-geum yang memberi kabar bahagia : status sahabatnya itu telah dinaikkan menjadi Selir Soo-waen. Tidak hanya itu, Permaisuri juga menunjuk Geum-young sebagai orang yang bertanggung jawab mengurusi makanan Selir Soo-waen. Kesempatan itu langsung digunakan oleh Yeon-seng untuk mengerjai Geum-young, makanannya berulang kali ditolak sambil mengedipkan matanya pada Jang-geum. Geram karena merasa dilecehkan, Dayang Kepala Choi menyusun rencana supaya Yeon-seng tidak mempunyai bayi berjenis kelamin laki-laki. Beruntung baginya, saat penugasan justru Yeul-yee yang diminta untuk menjadi dokter Selir Soo-waen yang baru itu.

Episode 55 Tayang: Jumat, 10 Februari 2006


Namun insting Yeon-seng ternyata lebih kuat, saat Yeul-yee tidak ada ia terus mengeluh sakit sehingga Dayang Min tidak punya pilihan lain kecuali memanggil Jang-geum. Mengira segala sesuatunya berjalan lancar, penuturan berikut sang sahabat membuat gadis itu menemukan adanya sebab lain terhadap gejala yang dialami Yeon-seng. Dari penuturan Proesor Shin, Jang-geum terkejut begitu tahu Yeul-yee telah mencekoki sahabatnya dengan makanan yang bisa membahayakan jiwa ibu dan bayi. Benar saja, ternyata itu adalah bagian dari rencana Yeul-yee dan Dayang Kepala Choi. Kedok itu akhirnya terbongkar ketika Profesor Shin dan para dokter lain memeriksa langsung denyut nadi Selir Soo-waen. Saat diinterogasi, Yeul-yee mengaku kalau dirinya tidak tahu tentang hal itu meski ucapan itu terasa lemah karena dokter yang kemampuannya terburukpun bisa mendeteksinya. Meski telah direkomendasikan dipecat, namun Yeul-yee masih beruntung karena ia dibela Yon-saek. Saat berpapasan di luar, Jang-geum mengatakan kalau dirinya tidak akan pernah memaafkan orang yang menggunakan ilmu yang dimiliki untuk kepentingan pribadi. Sadar kalau keadaan akan bertambah gawat, Jang-geum bertekad untuk membalas semua perbuatan yang dilakukan musuh-musuhnya. Teringat akan ucapan Kasim Jung, gadis itu berusaha meminta bantuan untuk masuk ke perpustakaan kerajaan dan melihat daftar medis Raja namun gagal. Di rumah keluarga Choi, Pan-sool dan adiknya Dayang Kepala Choi mulai bingung karena posisi mereka serba sulit. Sadar bahwa semua itu akibat usul Geum-young yang melarang Jeong-ho disakiti di masa lalu, mendadak muncul satu gagasan baru : memfitnah keduanya memiliki hubungan asmara, yang akibatnya adalah diusir dari istana. Demi membersihkan nama mendiang Dayang Han, dengan nekat Jang-geum meminta tolong supaya Permaisuri membantunya masuk ke perpustakaan istana. Hal ini kontan membuat hubungannya yang mulai harmonis dengan sejumlah dokter senior retak lagi, mereka merasa dilangkahi.

Episode 56 Tayang: Senin, 13 Februari 2006


Jeong-ho kedatangan tamu yang tidak diduga : Geum-young yang mengundangnya untuk makan bersama. Dihadapan pria yang telah dicintainya sejak kecil itu, Geum-young menuturkan semua isi hatinya terutama keinginannya membuat makanan bagi Jeong-ho yang tidak pernah kesampaian sampai saat itu. Setelah menyelesaikan semua urusan yang mengganjal hatinya, Geum-young kembali menghadap Dayang Kepala Choi dan mengatakan siap melakukan apapun. Keesokan harinya, Duk-gu nyaris saja dijebak untuk memberitahu kedekatan Jang-geum dan Jeong-ho kalau saja istrinya Joo-daek tidak muncul dan memotong pembicaraan. Kejadian itu langsung disampaikan pada Jang-geum, yang diminta untuk melupakan mimpinya bersama Jeong-ho karena status yang berbeda membuat keduanya sulit disatukan. Di istana, penyakit lama Raja mulai kambuh sehingga Yon-saek memutuskan untuk memeriksa catatan medis sang pemimpin kerajaan. Padahal, satu diantaranya masih 'dipinjam' Jang-geum. Beruntung, hal itu luput dari pantauan. Meski bisa mengembalikan dengan sukses, Jang-geum menemui masalah baru dengan biro keamanan internal. Kuatir kalau ulahnya selama ini bakal terbongkar, Dayang Kepala Choi meminta Yong-ro dan pamannya untuk mencari tahu kenapa Jang-geum ditahan. Jang-geum masih dilindungi dewi fortuna, Kasim Jung muncul dan berhasil meyakinkan anak buahnya untuk membatalkan tuduhan. Jeong-ho tidak kalah terkejut dan menyesalkan kenekatan Jang-geum, namun dari obrolan berikut diketahui bahwa ada kemungkinan dokter istana selama ini salah mendiagnosis penyakit Raja. Mendengar Jang-geum telah dibebaskan, Yon-saek langsung bergegas ke tempat Dayang Kepala Choi bersama Yeul-yee. Sayang, semua cara yang digunakan, termasuk Menteri Oh yang berusaha menginterogasi petugas biro internal namun malah digertak balik, tidak membuahkan hasil. Sadar kalau Menteri Oh mulai marah, tidak ada pilihan lain bagi Pan-sool selain menggunakan caranya sendiri untuk membereskan semua masalah. Tidak ingin posisinya terancam diam-diam Yon-saek membisikkan rencananya pada Yeul-yee.

Episode 57 Tayang: Selasa, 14 Februari 2006


Shin-bi akhirnya memata-matai gerak-gerik Yeul-yee dan melaporkan kecurigaannya pada Jang-geum. Dari laporan rekan-rekannya tentang obat yang setiap harinya berbeda, gadis itu mengecek langsung ke gudang namun mendapati bahwa daftar bahan-bahan obat untuk Raja tidak ada yang berubah. Di tempat kediaman Jang-do, Jang-geum menuturkan keinginannya untuk lebih dulu menemukan penyebab sakitnya Raja karena yakin betul Yon-saek akan menutupinya. Jeong-ho sendiri menemukan hal baru dalam kasus Pan-sool, namun keesokan harinya ia mulai panik saat tahu petugas biro internal sudah menceritakan masalah Jang-geum pada Menteri Oh. Mendapat info berharga, Dayang Kepala Choi menggunakannya untuk menekan Kasim Jang. Tidak ada pilihan lain, masalah itu akhirnya dilaporkan ke Permaisuri yang marah besar dan meminta Jang-geum disingkirkan. Jang-geum yang tidak sadar nyawanya terancam langsung dicegat oleh petugas biro internal dan ditangkap. Kali ini Kasim Jang tidak bisa berkutik dan memerintahkan anak buahnya menghabisi nyawa Jang-geum sesuai dengan perintah. Dalam hatinya, Jang-geum mengaku menyesal belum sempat membeberkan kebobrokan musuh-musuhnya sebelum mati. Sama seperti kejadian puluhan tahun sebelumnya yang dialami sang ibu Myeong-yi, mulut Jang-geum diikat dan dibawa ke sebuah tempat sepi sebelum disuguhi anggur beracun. Keesokan harinya, giliran Geum-young yang diciduk karena gara-gara sup buatannya, Raja jatuh pingsan. Melihat Yon-saek begitu berniat melimpahkan kesalahan pada Geum-young, Dayang Kepala Choi yang tidak terima balik menyerang dokter korup itu. Melihat sekutunya bermaksud mengkhianati, wanita itu melaporkan kejadian itu pada sang kakak Pan-sool dan berniat membongkar kebobrokan Yon-saek. Ketika mendengar dari Woon-baek tentang niat Jang-geum kembali ke istana, Profesor Shin mengajak sahabatnya untuk melihat catatan medis Raja. Belakangan, para dokter baru sadar kalau Jang-geum telah hilang.

Episode 58 Tayang: Rabu, 15 Februari 2006


Semua itu ternyata bagian dari rencana Jeong-ho, yang berhasil menemui Kasim Jung sebelum Dayang Kepala Choi. Untuk penyelidikan, Jang-geum yang dianggap telah mati diungsikan ke kebun istana bersama Jang-do supaya bisa lebih leluasa bergerak. Perselisihan antara rumahsakit kerajaan dan dapur istana semakin meruncing ketika diagnosis Woon-baek dan Profesor Shin membenarkan dugaan sebelumnya yang disampaikan Yon-saek. Apalagi setelah biro internal ikut turun tangan menggeledah bagian dapur sampai rumah Pan-sool, yang langsung membuat dua kakak-beradik Choi panik. Kesempatan itu digunakan oleh Jeong-ho untuk mencari tahu tentang laporan keuangan Pan-sool. dan setelah berhasil mengumpulkan sejumlah bukti maka para petugas dapur dan rumah sakit kembali dikumpulkan. Malang bagi Geum-young, ramuan rahasianya telah ditukar oleh Yeul-yee sehingga dirinya kembali jadi kambing hitam. Begitu diceritakan, Jang-geum langsung bisa menebak ada pihak lain yang bermain di kejadian ini. Mendengar cerita Jeong-ho yang nyaris mengungkap kebobrolan Pan-sool, ia meminta pria itu untuk menghubungi Shin-bi demi mengerjakan sesuatu yang tidak kalah penting. Mendengar cerita Jeong-ho, Shin-bi bergerak cepat dan mencari tahu tentang penyakit Raja dari salah satu rekan dokter wanita. Merasa dirinya diawasi, saat keluar Yon-saek langsung disemprot oleh Pan-sool sebagai orang tidak tahu diri. Hal ini kontan membuat pria itu bingung. Ternyata, Yeul-yee dikendalikan oleh mantan Dayang Kepala Yong-shin yang masih menyimpan dendam karena disingkirkan dari istana. Berniat untuk kembali ke posisi lamanya, ia berusaha membujuk Menteri Oh untuk membongkar skandal keluarga Choi demi keuntungan bersama. Sama seperti Dayang Han dan Jang-geum, Geum-young harus 'menikmati' rasanya tinggal di penjara. Di hadapan Yon-saek, Yeul-yee membongkar kedoknya sebagai bawahan Yong-shin dan menceritakan bahwa Menteri Oh telah berpihak padanya. Secara tidak sengaja hal itu dilihat oleh Duk-gu, yang langsung melaporkannya pada Jeong-ho. Paginya saat berniat menyelidik, kejadian tak kalah mengejutkan terlihat : Pan-sool dan Dayang Kepala Choi ditahan dan langsung diinterogasi petugas istana.

Episode 59 Tayang: Kamis, 16 Februari 2006


Akhirnya mendapat jawaban atas penyakit misterius Raja, Jang-geum mulai mengalami dilema saat tahu dua musuh besarnya telah ditahan. Seolah mengulang sejarah saat dirinya dan mendiang Dayang Han difitnah, gadis itu mengunjungi penjara. Berbeda dengan perilaku Dayang Choi terdahulu, Jang-geum berusaha memberi kesempatan untuk berubah namun ditolak. Meski bisa menyingkirkan keduanya, Jang-geum memutuskan untuk menyembuhkan Raja (yang berarti dibebaskannya Daang Choi dan Geum-young). Di penjara, Dayang Choi masih berharap dirinya bisa diselamatkan Menteri Oh tanpa sadar sekutunya itu telah berubah haluan. Tepat pada saat Pan-sool, Dayang Choi, Geum-young disiksa, Jeong-ho muncul dan meminta supaya ketiganya dibebaskan. Dengan lemas saat berada di sel, ketiganya sadar kalau saat ini nasib mereka justru berada di tangan Jang-eum. Kembalinya gadis itu langsung disambut Permaisuri, yang tahu kalau itu berarti penyakit Raja telah diketahui. Meski sepakat dengan Jang-geum, bahkan tahu nama penyakit yang diderita Raja, namun Yon-saek menyampaikan resep berbeda yang langsung dibantah gadis itu. Ucapan terang-terangan itu sudah tentu membuat Jang-geum membuka medan perang dengan Yon-saek. Keruan saja, terjadi perdebatan sengit saat hendak menentukan obat mana yang paling tepat diminum Raja. Meski sudah mendapat dukungan dari dua dokter, namun Permaisuri kembali dibuat kesal ketika para menteri muncul untuk mengajukan protes. Pasalnya di masa itu, haram hukumnya bagi perawat wanita menyentuh Raja secara langsung. Dengan berat hati, Permaisuri terpaksa mempercayakan semuanya pada Yon-saek meski Jang-geum sudah memberanikan diri untuk mengajukan protes. Benar saja, begitu diberi obat sang pemimpin negara langsung berteriak kesakitan. Panik melihat penyakit suaminya makin parah, Permaisuri langsung memarahi pihak yang menentang dan memerintahkan mereka untuk menuruti perintah Jang-geum. Setelah dilepaskan, Dayang Kepala Choi dan Geum-young malah berusaha menekan Menteri Oh dan seolah lupa bahwa Jang-geumlah yang telah membebaskan mereka. Pesta perayaan keberhasilan Jang-geum ternyata hanya sebentar, saat berada di rumah Selir Soo-waen (Yeon-seng) ia ditangkap petugas biro internal karena penyakit Raja memburuk. Tidak hanya gadis itu, Jeong-ho juga ikut diseret dan siap divonis ketika mendadak Permaisuri muncul. Rupanya Jang-geum sudah tahu kalau penglihatan Raja bakal memburuk, dan memohon supaya dirinya diperbolehkan untuk memeriksa (sebuah hal di luar kebiasaan, karena dokter wanita tidak diijinkan untuk memeriksa pemimpin negara).

Episode 60 Tayang: Jumat, 17 Februari 2006


Dengan pengawalan ketat, Jang-geum mulai memeriksa berbagai sumber air yang biasa digunakan untuk minum dan mandi Raja. Di istana, diam-diam Dayang Kepala Choi mengutus orang untuk mengikuti Yeul-yee yang dicurigai sebagai orang yang memfitnah Geum-young. Begitu tahu dalang dari semuanya adalah mantan atasannya, Dayang Kepala Choi mulai menyelidiki hubungan Yong-shin dengan Yeul-yee. Begitu tahu Jang-geum telah menemukan resep yang tepat, tanpa banyak bertanya Permaisuri langsung memerintahkan supaya semua bahan yang dibutuhkan segera disiapkan. Malang bagi Jang-geum, Permaisuri langsung panik setelah kondisi sang suami memburuk dan memerintahkan Jang-geum dijebloskan ke penjara tanpa memberi kesempatan gadis itu memberi penjelasan. Siapa sangka, selnya dan Jeong-ho berseberangan dan pria itu bisa melihat betapa sedihnya Jang-geum. Ternyata tidak hanya Jang-geum, Dayang Choi dan Geum-young ikut dijebloskan ke penjara. Keesokan harinya saat nyaris menjalani siksaan (yang dipimpin Menteri Oh), mendadak muncul Kasim Jung yang memerintahkan semua dihentikan karena Jang-geum harus menghadap Permaisuri. Benar saja, ternyata kondisi Raja mulai membaik. Demi menyembuhkan Raja, Jang-geum tidak hanya menggunakan jarum akupunktur namun juga mengurut bagian belakang pemimpin kerajaan itu selama berjam-jam hingga matahari terbit keesokan harinya. Kerja keras tersebut terbayar lunas, saat membuka matanya Raja kembali bisa melihat dan membuat Permaisuri begitu gembira. Ternyata, semua itu berhubungan dengan pemandian air panas dan air susu sapi yang biasa diminum Raja setiap hari. Keberhasilan itu membuat Menteri Oh dan Yon-saek pucat, karena merka tahu dalam waktu dekat kebohongan mereka bakal terbongkar. Hal pertama yang dilakukan Jang-geum adalah menemui Jeong-ho, mengucap terima kasih, dan memeluk pria itu erat-erat. Mendengar kalau Jang-geum telah menjadi penyelamat, wajah Dayang Kepala Choi dan Geum-young (yang dibebaskan dari penjara) langsung berubah. Setelah misi pertama sukses, kini tugas Jang-geum dkk adalah membongkar kejahatan yang dilakukan Menteri Oh (sebuah hal yang tidak mudah), namun penemuan Jeong-ho membuka jalan ke arah sana. Begitu mengetahui pria jahat itu mempunyai tambang perak tersembunyi, Jeong-ho berhasil menggerebek dan mengumpulkan sejumlah barang bukti. Di istana, Menteri Oh membalikkan semua fakta didepan Raja dengan menyebut Profesor Shin-lah yang berjasa serta menyalahkan Permaisuri atas semua kekacauan yang terjadi.

Episode 61 Tayang: Senin, 20 Februari 2006


Jang-geum meminta supaya nama Dayang Han dibebaskan dari segala kejahatan yang dituduhkan padanya, namun Raja sendiri mengalami dilema karena hal itu berarti dirinya kembali harus menyaksikan perselisihan di lingkungan kerajaan. Demi menggabungkan kekuatan, Dayang Kepala Choi berusaha merangkul kembali Yong-shin dan Menteri Oh untuk menghindari perselisihan terbuka. Orang pertama yang harus dikorbankan adalah Yon-saek, beruntung di saat genting Jeong-ho muncul dan mampu mengusir pembunuh bayaran yang ditugaskan Pan-sool. Meski sadar kalau nyawanya diincar oleh komplotan keluarga Choi dan Menteri Oh supaya tidak buka mulut, Yon-saek masih ragu-ragu saat Jang-geum memintanya menjadi saksi. Belakangan, pria itu kedapatan meninggal karena bunuh diri. Perkembangan itu membuat kubu Dayang Choi lega bukan main, sekaligus menjadi pukulan bagi Jang-geum. Namun ternyata gadis itu punya senjata rahasia, ia memanggil Dayang Kepala Choi dan Geum-young di tempat dimana cuka peninggalan Myeong-yi dan Dayang Han disimpan. Rupanya sebelum meninggal, Yon-saek meninggalkan surat wasiat yang berisi kejahatan Menteri Oh dan Dayang Choi. Diberi kesempatan untuk bertobat dan minta ampun, Dayang Kepala Choi malah melaporkan semuanya pada Menteri Oh. Lewat penyelidikan, mereka menyimpulkan bahwa bisa jadi itu hanya akal-akalan Jang-geum untuk menjebak mereka. Tapi supaya aman, wanita licik itu setiap hari muncul di istana Permaisuri untuk melihat perkembangan. Tidak hanya itu, Menteri Oh juga menugaskan bawahannya untuk memperdaya Duk-gu dan Joo-daek, mengalihkan perhatian keduanya, dan menggeledah rumah untuk mencari surat wasiat dokter senior Yon-saek. Namun, yang didapat malah surat cinta Duk-gu pada Joo-daek saat keduanya belum menikah. Dari penyelidikan Menteri Oh akhirnya mengetahui latar belakang masalah Jang-geum dengan keluarga Choi yang diawali oleh dendam, ia mulai menyusun rencana untuk melimpahkan semua kesalahan pada sekutunya itu. Di tempat Geum-young, Jang-geum memohon pada bekas sahabatnya itu untuk mau bertobat (ia tahu bahwa Geum-young menggunakan metode Dayang Han untuk mengajari para dayang). Bisa ditebak, wanita itu menolak karena satu hal : Jeong-ho yang dicintainya telah direbut Jang-geum. Untuk menyelamatkan posisinya, Dayang Kepala Choi memberi sejumlah uang pada Yon-ro dan meminta gadis itu menyingkir sampai semua masalah selesai. Siapa sangka, Menteri Oh juga memberi uang dalam jumlah besar supaya gadis itu mau bersaksi ke pengadilan.

Episode 62 Tayang: Selasa, 21 Februari 2006


Meski ditawari posisi sebagai Dayang Kepala seandainya berhasil, Yong-ro mendatangi Jang-geum dan memberitahu semuanya karena ia sadar Menteri Oh tidak bisa dipercaya. Di luar dugaan, Jang-geum menolak sambil mengatakan bahwa ia tidak akan melakukan hal yang dilanggar hukum. Tak lama setelah itu, Jang-geum mendapat kejutan lewat kedatangan Dayang Choi yang meminta ditunjukkan makam Myeong-yi. Berlutut sambil mencucurkan air mata, Dayang Kepala Choi meminta supaya kesalahannya dimaafkan. Meski percaya, Jang-geum meminta supaya wanita yang dulu adalah sahabat ibunya itu untuk mengakui semua kesalahannya pada pihak berwajib. Saat mau mendatangi Menteri Oh, Yong-ro berhasil ditangkap anak buah Pan-sool dan diancam akan dibunuh kalau tidak menurut. Posisi sang menteri licik itu sendiri semakin terancam setelah pasukan Jeong-ho mendapati bukti bahwa ada perjanjian rahasia antara Menteri Oh dengan kekaisaran Jepang. Tidak ingin memberi kesempatan pada mantan sekutunya, Dayang Kepala Choi terus memberi tekanan (bahkan melaporkan Menteri Oh ke Ibu Suri). Bahkan saat Menteri Oh hendak menghadap ibunda Raja itu, Dayang Kepala Choi dengan akal bulusnya berhasil mencegah. Mengira dirinya telah aman, Yong-ro malah ditemukan dalam keadaan tewas. Hal itu kontan membuat penyelidikan terhadap Menteri Oh terhambat, namun Dayang Kepala Choi punya cara lain untuk meyakinkan Menteri Oh. Dikamarnya, Selir Soo-waen menangis meratapi kepergian wanita yang dulu sempat dimusuhinya itu. Rupanya Dayang Kepala Choi punya tujuan lain : sadar bahwa Jang-geum memegang surat wasiat tabib istana, ia sudah pasrah akan nasibnya dan hanya bisa berharap meski dihukum, setidaknya Geum-young masih bisa selamat dan bisa berusaha mengharumkan nama keluarga Choi di masa depan. 'Diseret' ke depan Ibu Suri dan diminta untuk menyerahkan surat wasiat peninggalan Yon-saek, Jang-geum akhirnya mengaku kalau dirinya sama sekali tidak punya surat yang disebut-sebut sebagai bukti itu. Masih mengira gadis itu memegang bukti, Dayang Kepala Choi meminta Yeul-yee untuk menyerahkan sebuah surat yang diaku sebagai surat wasiat pada petugas keamanan. Dipecat langsung oleh Raja, Menteri Oh yang masih mempunyai kekuasaan berniat untuk membalas dendam pada keluarga Choi namun ia kalah cepat, surat wasiat dari Yeul-yee yang diakui ditulis oleh mendiang Yon-saek membuat dirinya harus berurusan dengan petugas keamanan.

Episode 63 Tayang: Rabu, 22 Februari 2006


Keadaan semakin ruwet setelah Raja membaca surat wasiat dan memerintahkan supaya insiden bebek sulfur beberapa tahun silam diusut tuntas. Di penyelidikan, dengan berani Dayang Min membeberkan semua kejadian dan mendukung kesaksian Menteri Oh. Namun Dayang Kepala Choi benar-benar licin, ia mampu memberi bukti bahwa saat kejadian insiden bebek sulfur dirinya sedang diasingkan sehingga tidak mungkin bisa berbuat macam-macam. Hal itu juga diperkuat oleh kesaksian sejumlah dayang lama. Namun di saat terakhir kejutan lain muncul : Jang-geum dan Jeong-ho membawa masuk dokter Yon-saek yang ternyata masih hidup. Pertengkaran dan aksi saling tuding akhirnya terjadi antara Dayang Kepala Choi dan Menteri Oh, wanita licik itu bahkan berusaha melimpahkan kesalahan ke Jang-geum. Usaha tersebut tidak membuahkan hasil, apalagi belakangan muncul bukti-bukti kuat dari Hung dan mantan Kepala Dayang Yong-shin yang menitipkan surat pada hakim. Dari para tertuduh, hanya Geum-young yang terdiam karena ia sadar kalau semuanya telah berakhir. Begitu mendengar perintah Raja untuk menghukum semua yang terlibat (termasuk dokter Yon-saek dan Rie), para petugas istana langsung bertindak. Berusaha melarikan diri, Pan-sool akhirnya malah tertangkap oleh Duk-gu. Saat persidangan, Menteri Oh masih berusaha membela diri namun mati kutu ketika keterlibatannya dengan pemerintah Jepang dibongkar. Dari semua tersangka ternyata masih ada satu yang lolos : Dayang Choi yang masih berusaha mencari perlindungan dari keluarga Raja. Sayangnya, kali ini semua usaha tersebut percuma karena tidak ada satupun dayang yang mau menolong. Bersembunyi di gudang, gerak-geriknya diketahui oleh Dayang Min yang kemudian memberitahu Jang-geum. Bukannya memberitahu pihak petugas, Jang-geum memutuskan untuk masuk ke dalam gudang dan sambil menahan serangan Dayang Choi, dengan wajah sedih memohon supaya wanita itu menyerah sehingga Geum-young tidak harus menanggung semua penghinaan untuk keluarga Choi. Dengan langkah gontai, Dayang Choi melangkahkan kakinya ke satu tempat : makam Myeong-yi. Disana, ia bersimpuh dan setelah puluhan tahun, mengakui semua dosa-dosanya didepan musuh bebuyutannya itu. Saat hendak menyerahkan diri, Dayang Choi terjauh ke jurang saat melihat sebuah pita yang mengingatkan pada masa lalunya, kemudian menyusul Dayang Han dan Myeong-yi di alam baka.

Episode 64 Tayang: Kamis, 23 Februari 2006


Kematian Dayang Choi mendapat tanggapan senada dari semuanya, kecuali Geum-young yang menangis terisak-isak. Semua yang terlibat diusir dari istana dan dikirim ke pengasingan (kecuali Geum-young), dan Pan-sool meninggal dalam perjalanan. Sebelum meninggalkan istana, Geum-young memberikan surat peninggalan Myeong-yi pada Jang-geum. Berpapasan dengan Jeong-ho saat berjalan keluar, dengan wajah sendu wanita itu meminta supaya saat bertemu di kehidupan mendatang, pria yang dicintainya itu tidak lagi meminta maaf. Di hadapan Raja yang telah berjanji, Jang-geum menyampaikan tiga permohonan : supaya status Dayang Han dan ibunya Myeong-yi dikembalikan sebagai dayang istana yang mempunyai reputasi terhormat, dan kembali ke dapur kerajaan. Begitu melihat siapa Dayang Utama yang baru, Dayang Min dan asistennya Jang terkejut bukan main karena orang itu tak lain adalah Jang-geum. Meski sudah lama tidak memasak, keahlian Jang-geum dalam meracik makanan ternyata tidak berkurang sedikitpun. Rupanya, ia hanya menjabat sementara sebagai Dayang Utama sampai ada pengganti posisi tersebut. Tidak hanya itu, Jang-geum juga punya alasan lain kenapa ia meminta untuk ditempatkan di posisi prestisius itu : menuliskan kisah ibunya di catatan rahasia para dayang utama. Ketika berkeliling menginspeksi dapur, Jang-geum merasakan seolah dirinya bertemu dengan mendiang Dayang Han (seperti yang dijanjikan sang guru). Dari belakang, Jeong-ho hanya bisa terpaku melihat Jang-geum menangis tersedu-sedu dihadapan tempat penyimpanan cuka sang guru. Belakangan karena tidak tahan mendengar cerita sedih Jang-geum, Jeong-ho menarik gadis itu dan mendekapnya erat-erat. Ketika menghadap Raja untuk melaporkan tugasnya sebagai Dayang Utama telah selesai, Jang-geum terkejut mendengar pemimpin kerajaan itu masih mengingat dirinya saat masih kecil dan mengantar minuman anggur. Mendengar Jang-geum meminta supaya ditempatkan untuk bisa mengobati rakyat biasa, dengan berat hati Raja menyanggupinya. Sebelum pergi, Jang-geum meminta tolong pada Shin-bi untuk menjaga Selir Soo-waen, yang langsung sedih mendengar sahabatnya memutuskan pergi dari istana untuk meningkatkan kemampuan pengobatannya. Saat berpamitan dengan Permaisuri, ia dipesankan untuk mau kembali ke istana setiap kali diminta.

Episode 65 Tayang: Jumat, 24 Februari 2006


Keesokan harinya, Jang-geum akhirnya berterus-terang kalau yang diinginkan sebenarnya adalah bertemu Jeong-ho setiap hari. Sikap pria itu langsung berubah ketus dan melangkah pergi, namun rupanya itu hanya siasat Jeong-ho untuk mengerjai Jang-geum karena kemudian ia membalikkan tubuhnya sambil tertawa lebar. Di istana, posisi Dayang Utama kembali bakal dikompetisikan karena petugas yang lama mengaku bakal mundur karena usia tua. Mendengar itu, Dayang Min yang semula berprinsip memilih hidup tenang memutuskan ikut, yang kontan membuatnya ditertawai sang asisten Jang. Ketika terpilih, Dayang Min malah bingung setengah mati dan langsung mencari Jang-geum. Rupanya, wanita itu sangat tidak percaya diri mengingat para dayang Utama sebelumnya mempunyai kemampuan spesial. Namun, ucapan Jang-geum membuat semangat Dayang Min bangkit, ia bertekad meneruskan ajaran Dayang Jung dan Dayang Han. Tak berapa lama, Jang-geum kembali dipanggil ke istana. Rupanya, Permaisuri menghadapi masalah berat karena dirinya dikelilingi banyak musuh yang menginginkan posisinya turun. Karena itu, ia meminta Jang-geum untuk kembali ke rumah sakit kerajaan. Masalah yang terjadi ternyata lebih rumit dari itu, secara halus Jang-geum diminta untuk melenyapkan nyawa putra mahkota supaya putra Permaisuri-lah yang naik tahta. Hal ini kontan membuat gadis itu berada dalam dilema, biar bagaimanapun tugasnya sebagai dokter adalah menolong nyawa orang lain dan bukan mencabutnya. Jang-geum hanya bisa memendam kesedihannya dalam-dalam, ia bahkan tidak bisa menceritakan rahasia besar itu pada Jeong-ho yang sempat mencetuskan niat untuk menikahinya dan pindah ke kota kecil. Apalagi, Permaisuri berulang kali menegaskan supaya Jang-geum membayar hutang budinya. Untuk melupakan kemelut dihatinya, Jang-geum menghabiskan waktu seharian bersama Jeong-ho dan keduanya saling bertukar hadiah satu sama lain (ia memberikan benda kenangan peninggalan sang ayah pada Jeong-ho). Dengan membulatkan tekad, gadis itu memberanikan diri menghadap Permaisuri dan menuturkan tidak bisa melakukan yang diminta. Ucapan tersebut rupanya terdengar oleh Raja, yang meminta Jang-geum menemuinya di tempat Selir Soo-waen secara rahasia. Meski didesak, gadis itu tetap menolak membeberkan apa yang dibicarakannya dengan Permaisuri dan lebih memilih mati. Jang-geum memutuskan untuk menceritakan masalah itu kepada Jeong-ho, namun keduanya saling mencari satu sama lain dan baru bertemu ketika malam tiba. Tidak tahan lagi dengan beban yang ditanggungnya, Jang-geum langsung memeluk Jeong-ho dan meminta pria itu membawanya pergi ke tempat terpencil untuk memulai hidup baru.

Episode 66 Tayang: Senin, 27 Februari 2006


Jeong-ho sadar bahwa perintah Raja tidak mungkin dibantah dan bakal menghadirkan konflik berkepanjangan. Tidak ingin gadis yang dicintainya kembali terlibat dengan politik istana yang kotor, Jeong-ho memutuskan untuk meneruskan rencana pelariannya dengan Jang-geum. Benar saja, keputusan Raja langsung membuat seisi istana geger, pasalnya penunjukan perawat wanita sebagai dokter pribadi bertentangan dengan semua peraturan kerajaan. Tidak hanya itu, penunjukan Jang-geum akan membuat posisi rumah sakit kerjaan menjadi tidak jelas. Sepanjang perjalanan, Jang-geum terus menanyai Jeong-ho soal penderitaan yang harus dialami pria itu setelah memutuskan bersama dengannya, namun dengan tersenyum Jeong-ho mengaku sanggup melewatinya. Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan, bahkan saat menembus padang salju, Jeong-ho menggendong Jang-geum dipundaknya. Sayang, beberapa saat menjelang kebebasan keduanya dicegat oleh pasukan istana yang dipimpin oleh atasan Jeong-ho. Diberi waktu berdua, pemuda itu berusaha mengajak Jang-geum untuk meneruskan pelariannya. Namun dengan berlinang air mata gadis itu menolak karena tahu hal itu hanya akan membahayakan nyawa pria yang dicintainya. Berbeda dengan nasehat atasannya, Jeong-ho malah mendesak Jang-geum untuk menerima posisi sebagai dokter pribadi Raja karena ia yakin gadis itu tidak akan menyalahgunakan kekuasaannya. Di istana, tak kurang dari Selir Soo-waen dan Dayang Utama Min meminta Jang-geum menolak supaya nyawanya tidak berada dalam bahaya. Berada dalam posisi terjepit dan nyaris semua orang menentangnya, Jang-geum akhirnya menerima tawaran tersebut. Permaisuri dan Ibu Suri berusaha membujuk Raja untuk mengubah keputusan namun gagal, namun perkembangan baru kembali terjadi. Dari laporan seorang dayang, mereka malah mengira keputusan Jang-geum adalah berkat pengaruh Selir Soo-waen yang tak lain adalah sahabatnya sejak kecil. Keputusan Jang-geum membuat Profesor Shin mengundurkan diri dari jabatannya, dan belakangan Won-baek menambahkan kalau rumah sakit kerajaan tidak akan mendukung gadis itu. Dari sekian banyak seteru baru, hanya Shin-bi yang betul-betul memahami motivasi Jang-geum yang murni.

Episode 67 Tayang: Selasa, 28 Februari 2006


Tertekan karena diinterogasi oleh Ibu Suri dan Permaisuri, Selir Soo-waen jatuh pingsan dan akhirnya air ketubannya pecah. Jang-geum dan Shin-bi yang diberitahu langsung bergegas menyelamatkan kehamilan prematur itu, apalagi kondisi sang ibu yang lemah. Meski bayi perempuannya lahir dengan selamat, jantung Selir LI sempat berhenti. Hal ini membuat Jang-geum panik dan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan nyawa sahabat baiknya tersebut, dan saat berhasil, ia sadar bahwa kecelakaan tersebut diakibatkan oleh keputusan cerobohnya yang malah membahayakan orang-orang yang dicintai. Begitu Selir Li alias Yeon-seng sadar, Jang-geum menghadap Raja untuk meminta supaya penunjukannya sebagai dokter pribadi dibatalkan. Bertepatan dengan itu muncul kabar buruk baru : putra Permaisuri jatuh sakit secara mendadak. Ketika Raja menawari supaya Jang-geum memeriksa sang pangeran, Permaisuri menolak dan dengan memelas membeberkan isi pembicaraannya dengan Jang-geum beberapa waktu sebelumnya dan memohon maaf pada Raja atas tindakan cerobohnya itu. Berpapasan dengan Jang-geum, Raja mengobrol dengan gadis itu dan menceritakan bahwa ucapan Jang-geum ketika kecillah yang menjadi alasannya berhasil menjadi pemimpin. Waktu kembali ke istana, ia menemukan Jeong-ho disana yang mendesak supaya Raja bisa memisahkan orang-orang yang setia dengan yang tidak. Kedekatan Jeong-ho dengan Raja malah ditanggapi berbeda oleh para menteri senior, mereka menganggap pemuda itu sengaja melakukannya untuk mendapat simpati dan kedudukan tinggi sehingga otomatis Jeong-ho ikut dimusuhi bersama Jang-geum. Di istana sebuah peristiwa besar kembali terjadi : pangeran putra Permaisuri terkena penyakit cacar yang saat itu dianggap mematikan. Hal ini kontan membuat seisi istana panik, tim dokter langsung dikerahkan untuk mencari cara menyembuhkan. Mereka langsung bergerak cepat, tim dibagi dua untuk mencari tahu apakah ada pasien yang mengalami gejala sama dengan yang dialami Pangeran. Selidik punya selidik, akhirnya ketahuan bahwa ada seorang anak yang sedang diobati oleh Jang-geum,orang yang justru sedang dimusuhi pihak rumah sakit istana.

Episode 68 Tayang: Rabu, 1 Maret 2006


Tergerak oleh perintah Raja, Dokter Shin mengunjungi pondok tempat Jang-geum berada pada malam hari dan melihat dengan mata-kepala sendiri bagaimana besar kecintaan gadis itu terhadap para pasien. Kerja keras itu ternyata berbuah manis : seorang anak pengemis berhasil sembuh tanpa bekas permanen di kulitnya. Tantangan berikutnya adalah menyembuhkan Pangeran, sampai-sampai Permaisuri sendiri datang untuk menjemput Jang-geum. Kali ini, kembalinya Jang-geum ke istana disambut hangat oleh rekan-rekan sejawat yang semula memusuhinya. Menyembuhkan penyakit Pangeran ternyata tidak semudah yang dibayangkan, mereka terus memantau perkembangan anak itu setiap gejala baru muncul. Berkat kerja keras tim rumah sakit, Pangeran akhirnya sembuh total serta membuat Raja dan Permaisuri begitu bahagia. Jasa Jang-geum membuat Permaisuri sadar akan kesalahannya dan berjanji bakal memberi dukungan pada gadis itu. Di istana, Raja memutuskan menaikkan Jang-geum menjadi pejabat istana, yang membuat semuanya terperangah tidak percaya. Tepat pada saat semua menteri mengajukan protes, muncul Dokter Shin yang memberikan laporan kepada Raja dan mengutarakan bahwa dirinya dan tim rumah sakit kerajaan siap menerima perintah dan menjadi bawahan Jang-geum. Hal ini sudah tentu menjadi keuntungan bagi Jang-geum, sebab kini sekutunya bertambah satu lagi. Alasan yang disampaikan sangat sederhana : Jang-geum sangat berjasa mencegah penyebaran wabah dan ketulusannya dalam merawat pasien sangat pantas diacungi jempol. Kengototan para menteri malah membuat Raja semakin berang dan terus menaikkan posisi Jang-geum. Niat Jeong-ho menjalankan perintah Raja otomatis membuatnya dimusuhi oleh para menteri termasuk mentornya. Ketika rapat, Dokter Shin meminta tim rumah sakit istana menerima keputusannya karena keberadaan Jang-geum membuatnya sadar akan tujuan utama menjadi dokter : menolong orang lain dengan usaha maksimal.

Episode 69 Tayang: Kamis, 2 Maret 2006


Lelah fisik dan mental karena mendapat serangan terus-menerus, Jang-geum dikejutkan oleh kemunculan Raja di rumah sakit istana. Sadar sang pemimpin negara sedang dilanda kegalauan, gadis itu memberanikan diri mengajak Raja berjalan-jalan untuk memberi masukan. Ucapan Jang-geum, yang meminta Raja berjalan dengan kaki telanjang, bagaikan air dingin yang menyiram hati Raja yang sedang panas. Ketika kembali ke istana, masalah baru kembali menghadang : para menteri meminta supaya Jeong-ho dihukum dan diasingkan keluar dari istana. Satu-satunya orang yang bisa dipercaya bakal mendengarkan adalah Jang-geum, yang terus mendengarkan cerita Raja yang sadar kalau dirinya lemah dan kerap dimanfaatkan oleh para menterinya. Ketika bertemu Jeong-ho, Raja mencari tahu bagaimana pria itu dan Jang-geum pertama kali bertemu dan menceritakan kalau pertemuannya dengan gadis itu terjadi jauh sebelum Jang-geum bertemu Jeong-ho. Ketika bertemu Jang-geum, Jeong-ho mengingatkan kalau kedekatan gadis itu dengan Raja bakal memancing isu tidak sedap. Benar saja, Ibu Suri yang juga sudah mendengar memanggil putranya dan meminta Raja mengambil Jang-geum sebagai selir. Berita itu langsung tersebar luas, ujian terberat bagi hubungan Jang-geum dan Jeong-ho dimulai. Ketika berdiskusi, pihak rumah sakit istana meminta Jeong-ho membujuk Permaisuri untuk membatalkan perintah itu. Raja sendiri mulai sadar kalau dirinya menyimpan perasaan khusus pada Jang-geum. Kesempatan itu digunakan para menteri untuk menyingkirkan dua orang yang dianggap mengganggu sekaligus, mereka meminta Raja secepatnya menjadikan Jang-geum sebagai selir dan menyingkirkan Jeong-ho. Dengan pengaruhnya, Ibu Suri menekan Permaisuri untuk segera mensahkan Jang-geum sebagai selir Raja. Di istananya, Ratu Soo-waen mendengar dari Jang tentang hubungan Jang-geum dan Jeong-ho dan sadar kalau sahabat baiknya sangat tersiksa dengan keadaan sekarang. Melihat sahabatnya bercucuran air mata ketika ditanya soal Jeong-ho, Ratu Soo-waen sadar kalau berita itu benar dan memeluk Jang-geum. Kemudian, ia memberanikan diri menghadap Raja dan membuka siapa pria yang dicintai Jang-geum.

Episode 70 Tayang: Jumat, 3 Maret 2006


Di depan Raja, dengan jujur dan berani Jang-geum mengakui kalau dirinya mencintai Jeong-ho serta secara halus menolak tawaran menjadi selir. Ketika diceritakan, bukannya sedih Jeong-ho malah merasa bangga karena Jang-geum berani mengakui perasaannya didepan Raja. Dasar apes, kebersamaan mereka terlihat oleh Raja yang melalui Kasim Jung meminta keduanya menunggu sang pemimpin kerajaan di halaman belakang istana keesokan harinya. Panas menghadapi persaingan memperebutkan cinta Jang-geum, Raja mengajak Jeong-ho adu ketangkasan dalam memanah dengan mempertaruhkan barang berharga. Kegalauan hati akhirnya membuat Raja kalah di putaran terakhir, terutama setelah mendengar penuturan Jeong-ho sendiri yang menyebut dirinya sangat mencintai Jang-geum. Belakangan, Jang-geum baru sadar kalau Raja telah mengetahui perasaannya terhadap Jeong-ho dari Ratu Soo-waen dan hanya bisa menangis tersedu-sedu karena tahu hubungannya dengan sang kekasih sulit dipertahankan terutama bila surat perintah keluar. Teringat dengan ucapan Raja yang menyebut dirinya juga menyukai Jang-geum, Jeong-ho memutuskan menghadap Raja dan membeberkan semua yang dirasakannya tentang gadis itu. Bahkan, ia berani meminta Jang-geum tetap dijadikan dokter pribadi dan supaya dirinya dihukum karena telah menyebabkan kekacauan di istana. Menunggu dengan kuatir, Jang-geum langsung memberondong Jeong-ho dengan sejumlah pertanyaan sambil mengingatkan janji pria itu untuk bersamanya seumur hidup. Bagi Raja, ucapan Jeong-ho membuatnya sadar kalau untuk kesekian kalinya ia kembali kalah dari pria itu, yang rela mengorbankan segalanya demi orang yang dicintai. Setelah berpikir panjang, Raja memutuskan untuk tidak menjadikan Jang-geum sebagai selir namun ia tetap memohon supaya gadis itu tetap berada disisinya. Tidak hanya itu, ia juga menemukan jalan untuk memberi kedudukan pada Jang-geum dan memberinya gelar Dae Jang-geum. Waktu penobatan dilangsungkan, semua langsung menunduk hormat menyambut kesuksesan Jang-geum. Tidak menyerah begitu saja, para menteri mendesak Raja mengasingkan Jeong-ho karena menganggapnya sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi. Kebahagiaan Jang-geum langsung berubah begitu ia mendengar Jeong-ho telah diusir keluar istana dan bakal diasingkan ke tempat terpencil. Berhasil mengejar rombongan, Jang-geum diminta kembali ke istana dan Jeong-ho berpesan supaya gadis itu bisa bekerja lebih keras lagi.

Episode 71 Tayang: Senin, 6 Maret 2006


Dengan mengeraskan hatinya, Jeong-ho juga meminta Jang-geum untuk melupakan hubungan mereka. Menjalankan tugasnya dengan sekuat tenaga, gadis itu memberanikan diri meminta kepada Raja supaya diperbolehkan menggunakan kebun istana sebagai tempat melakukan riset penyakit. Meski sudah berpisah, Jang-geum tidak pernah melupakan setiap nasehat Jeong-ho dan merasa pria itu selalu berada disisinya. Tidak hanya menjaga kesehatan Raja, ia juga tidak segan-segan belajar dari rakyat jelata tentang hal-hal kecil yang bisa digunakan untuk mengembangkan pengetahuan pengobatannya. Lewat penelitiannya saat mengobati kelinci, Jang-geum menemukan cara untuk melakukan operasi tanpa si pasien merasakan sakit. Bersamaan dengan itu, ia mendapat kabar bahwa sakit Raja semakin parah karena gangguan akut pada sistem pencernaan yang dikombinasi dengan usia yang semakin lanjut. Kehabisan akal, Jang-geum menuturkan pada Dokter Shin dan Won-baek akan satu-satunya cara. Namun, Jang-do langsung mencegah karena tahu cara tidak konvensional itu bakal ditentang semua orang. Rupanya, cara itu adalah dengan membuka perut Raja alias melakukan operasi. Begitu masalah sensitif itu terdengar oleh para menteri, mereka langsung menghadap Raja dan meminta supaya Jang-geum dihukum atas kelancangannya mengajukan ide mustahil itu. Kontan, mereka langsung diusir keluar dan Raja mengatakan ia percaya sepenuhnya pada sang dokter pribadi. Begitu semuanya keluar, Raja tidak bisa menahan air matanya didepan Jang-geum dan mengatakan sadar betul kalau biar bagaimanapun ia tidak bisa melawan waktu dan berterima kasih pada sang dokter yang telah menguatkannya menghadapi hari-hari di kerajaan. Perhatian Jang-geum yang begitu besar membuat Raja semakin menyayangi gadis itu, diam-diam ia mengutus Kasim Jung untuk menjemput Jang-geum. Namun, yang terjadi malah sebaliknya : Jang-geum dimasukkan dalam karung dan dibawa ke sebuah kapal. Rupanya, itu strategi Raja mengeluarkan Jang-geum dari istana karena ia tahu nyawanya tidak akan lama lagi, dan Jang-geum pasti bakal dihukum mati setelah itu. Tidak hanya itu, Raja juga seolah ingin menebus kesalahannya dan kembali mempersatukan Jang-geum dengan Jeong-ho. Dikerubungi oleh para menteri, selir dan putra-putrinya, Raja akhirnya menghembuskan napas terakhir. Jang-geum yang mendengar kabar itu sangat terpukul dan sempat berencana kembali ke istana, namun Jeong-ho berhasil membujuknya mengurungkan niat itu.

Episode 72 Tayang: Selasa, 7 Maret 2006


Tak terasa beberapa tahun telah berlalu, dan sejarah kembali terulang. Jang-geum (dengan nama samaran) dan Jeong-ho telah menikah dan mempunyai seorang putri bernama Soo-hyun, yang tidak kalah cerdas dan bandel dibanding sang ibu saat kecil. Sudah tentu, pukulan rotan juga tidak lepas dari betisnya. Jeong-ho sendiri mengisi waktu luangnya dengan mengajar, sementara Jang-geum tetap menjadi dokter bagi orang-orang yang membutuhkan. Saat berusaha menyelamatkan seorang ibu yang kandungannya sungsang, ia nyaris dihakimi massa dan diserahkan ke pihak berwenang kalau Jeong-ho tidak muncul dan mengajaknya lari. Kebetulan, aksi ketiganya terlihat oleh Duk-gu yang langsung pulang dan melaporkan keberadaan Jang-geum sekeluarga pada Shin-bi, yang kemudian meyampaikan pada Ratu Soo-waen. Meski dicegah oleh Kepala Dayang Min dan Dayang Utama Jang, ia nekat menyampaikan berita itu pada Permaisuri, yang justru memberi reaksi mengejutkan. Dalam melakukan pekerjaannya mengobati orang banyak, Jang-geum mendapat bantuan tak ternilai dari putrinya Soo-hyun, yang kadang bahkan nekat kabur dari rumah hanya supaya bisa membantu sang ibu. Kalau sudah begitu, giliran sang ibu yang berusaha menyelamatkan putrinya dari omelan Jeong-ho. Ketika sampai di rumah, ketiganya telah dikepung oleh pasukan kerjaan, yang ternyata datang untuk menjemput mereka kembali ke istana. Di istana, pertemuan Jang-geum dan Jeong-ho dengan para kenalan lamanya berlangsung mengharukan, semua begitu gembira bisa berkumpul lagi termasuk para menteri yang dulu begitu memusuhi. Kedatangan Jang-geum disambut langsung oleh Permaisuri, yang menjadi pemegang roda pemerintahan, yang saking gembiranya mengembalikan status mantan dokter nomor satu itu dan suaminya Jeong-ho seperti semula. Selain usia yang bertambah, praktis tidak ada perubahan berarti di lingkungan istana. Gembira bisa kembali ke istana, namun Jang-geum sadar kalau tempatnya yang sebenarnya adalah berada di tengah rakyat jelata. Meski sedih, Permaisuri mengabulkan permintaan itu dengan syarat Jang-geum harus selalu siap bila dipanggil kembali. Dalam perjalanan kembali ke desa, Jeong-ho meminta Jang-geum berjanji untuk tidak akan pernah melakukan operasi karena selain belum diakui, tindakan itu bakal membuat keselamatan keduanya kembali terancam. Sudah tentu, sang istri dengan manja menolak permintaan itu. Dasar nasib, ketiganya malah bertemu seorang wanita yang tinggal di sebuah gua terpencil dan bakal melahirkan dalam waktu dekat. Masalahnya, tidak ada cara lain untuk menyelamatkan ibu dan bayi kecuali dengan operasi. Sebelum melakukannya, Jang-geum lebih dulu meminta ijin sang suami, yang dengan berat hati akhirnya mengangguk. Apa yang diduga wanita itu sejak jauh-jauh hari akhirnya menjadi kenyataan : operasi berjalan sukses dan selain berhasil menyelamatkan ibu-bayi, Jang-geum sekaligus menghadirkan terobosan baru di dunia kesehatan Korea.

TAMAT