Lompat ke isi

Firaun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Firaun Mesir
Bekas Kerajaan
Pschent yang merupakan gabungan Dashret (Mahkota Merah) dari Mesir Hilir dan Hedjet (Mahkota Putih) dari Mesir Hulu
Gambaran tipikal Fir'aun, umumnya mereka digambarkan mengenakan hiasan kepala "nemes", sebuah jenggot palsu, dan shendyt (semacam sarung)
(gambaran Djoser dari Dinasti ke-3)
Penguasa pertama Raja Narmer atau Raja Menes (berdasarkan tradisi)

(penggunaan pertama kali kata Firaun untuk menyebut Raja dimulai sekitar tahun 1210 SM saat masa kepemimpinan Merneptah pada Dinasti ke-19)

Penguasa terakhir
[2]
Gelar Titulari 5 nama
Kediaman resmi Berbeda-beda tergantung era
Pendirian sekitar 3150 SM
Pembubaran
  • 343 SM
    (Fir'aun pribumi terakhir)[1]
  • 30 SM
    (Fir'aun yang asalnya dari yunani terakhir)
  • 314 M
    (Kaisar Roma yang terakhir disebut sebagai Fir'aun)[2]

Firaun (bahasa Arab: فرعون, /fir'aun/ bahasa Inggris: Pharaoh, /ˈfɛəroʊ/; bahasa Mesir: pr ꜥꜣ /pərəʾō/; bahasa Ibrani: פַּרְעֹה‎, /părʿō/) adalah sebuah gelar umum yang sekarang digunakan untuk raja-raja Mesir kuno dari Dinasti Pertama (c. 3150 SM) sampai aneksasi terhadap Mesir oleh Kekaisaran Romawi pada 30 SM.[3] Berasal dari kata dalam Bahasa Mesir Kuno berpelafalan pərəʾō yang secara literlit bermakna "rumah besar", kata ini di Mesir Kuno aslinya digunakan untuk menyebut Istana Kerajaan. Kata ini baru digunakan untuk menyebut raja-raja Mesir secara metonim semenjak era Kerajaan Baru (dimulai dari Dinasti ke-18, 1539–1292 SM). Dan pada Dinasti ke-22 (sekitar 945–730 SM) kata ini pun diadopsi sebagai julukan kehormatan. Kata "fir'aun" atau "pharaoh" tidak pernah menjadi gelar formal raja-raja Mesir pada masanya. Penggunaan kata "pharaoh" sebagai nama generik untuk semua raja Mesir berasal dari penggunaannya dalam Alkitab Ibrani, yang mana di Al-Qur'an penyebutannya adalah "fir'aun". Dalam dokumen resmi, gelar lengkap raja Mesir terdiri atas lima nama, masing-masing namanya didahului oleh salah satu gelar berikut: Horus, Dua Wanita, Horus Emas, Raja Mesir Hulu dan Hilir, dan Putranya Ra. Nama belakangnya diberikan saat lahir, sedangkan namanya yang lain saat penobatan.[4]

Dalam komunitas Mesir, agama adalah sesuatu yang sentral dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu peran Fir'aun ialah sebagai penghubung antara para Tuhan dan manusia. Fir'aun kemudian mewakili Tuhan-Tuhan dalam peran sebagai administrator sipil dan agama. Fir'aun memiliki semua tanah di Mesir, memberlakukan hukum, mengumpulkan pajak, dan membela Mesir dari penjajah sebagai panglima tentara.[5] Secara agama, Fir'aun bertanggung jawab menjaga Maat (mꜣꜥt), atau tatanan kosmik, keseimbangan, dan keadilan, dan salah satu bagiannya termasuk pergi berperang jika diperlukan demi membela negara atau menyerang bangsa lain ketika hal itu diyakini akan berkontribusi kepada Maat, seperti memperoleh sumber daya.[6]

Selama hari-hari awal sebelum penyatuan Mesir Hulu dan Mesir Hilir, Deshret atau "Mahkota Merah", merupakan representasi kerajaan Mesir Hilir, sedangkan Hedjet, "Mahkota Putih", dikenakan oleh raja-raja Mesir Hulu. Setelah unifikasi kedua kerajaan menjadi satu Mesir, maka Pschent, kombinasi mahkota merah dan putih menjadi mahkota resmi raja. Seiring waktu diperkenalkanlah hiasan-hiasan kepala baru selama dinasti-dinasti yang berbeda seperti Khat, Nemes, Atef, mahkota Hemhem, dan Khepresh. Terkadang, digambarkan kombinasi dari hiasan kepala atau mahkota ini dipakai bersama-sama.Dalam melanda kekeringan di gurun pasir, untuk menyegarkan tubuh firaun suka meminum-minuman yang berenergi untuk mudah beraktivitas bermain slot agar kelak firaun bisa jackpot dalam mengalahkan petir zeus kali 100x, minuman yang berenergi yaitu Nutrisari Blewah yang diseduh pakraun menggunakan cangkir berlogo ayam jantan.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Clayton 1995, p. 217. "Although paying lip-service to the old ideas and religion, in varying degrees, pharaonic Egypt had in effect died with the last native pharaoh, Nectanebo II in 343 BC"
  2. ^ a b von Beckerath, Jürgen (1999). Handbuch der ägyptischen Königsnamen. Verlag Philipp von Zabern. hlm. 266–267. ISBN 978-3422008328. 
  3. ^ Clayton, Peter A. Chronicle of the Pharaohs the Reign-by-reign Record of the Rulers and Dynasties of Ancient Egypt. London: Thames & Hudson, 2012. Print.
  4. ^ "pharaoh | Definition, History, & Facts | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 2022-02-19. 
  5. ^ "Pharaoh". AncientEgypt.co.uk. The British Museum. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1999-11-27. Diakses tanggal 20 December 2017. 
  6. ^ Mark, Joshua (2 September 2009). "Pharaoh - World History Encyclopedia". World History Encyclopedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-20. Diakses tanggal 20 December 2017.