Lompat ke isi

Gaudeamus igitur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Oktober 2023 04.07 oleh 2001:448a:2042:603b:2c2e:7641:fd36:7b98 (bicara) (Teks dan terjemahan: Ini akan menjadi akurat dan menarik!)
Gaudeamus igitur menjadi salah satu lagu "resmi" yang dinyanyikan sebagai pembuka acara wisuda.

De Brevitate Vitae (Dalam Singkatnya Kehidupan), atau lebih dikenal dengan judul Gaudeamus igitur ("Karenanya marilah kita bergembira") adalah lagu berbahasa Latin yang merupakan lagu komersium akademik dan sering dinyanyikan di berbagai negara Eropa. Di negara-negara Barat, lagu ini dinyanyikan sebagai anthem dalam upacara kelulusan. Melodi lagu ini terinspirasi oleh lagu abad pertengahan, bishop of Bologna ciptaan Strada. Gaudeamus ini pada zaman dahulu di jerman merupakan lagu perjuangan kebebasan akademi.

Liriknya sendiri mencerminkan semangat para pelajar yang tetap semangat meskipun dengan pengetahuan bahwa pada suatu hari nanti kita semua akan mati, seperti terangkum dalam bait pertama pada baris ke-4 dan yang lebih diperjelas lagi pada isi bait ketiga, yang mengandung arti kesadaran akan dekatnya kematian dengan kehidupan manusia di bumi ini.

Dengan demikian bukanlah sebuah 'ajakan' untuk hidup dalam hedonisme seperti yang sering dituduhkan, hal ini dapat dilihat dari bait kedua dari stanza ini yang secara tersurat dan tersirat berisi pengakuan akan keberadaan alam lain setelah kematian yaitu surga dan neraka

Meskipun sering dipakai sebagai 'lagu pembuka' acara sebelum bersulang, sebagai sebuah kebiasaan di negara-negara Barat untuk merayakan sesuatu dengan minum bir, anggur, atau sampanye sebagai penghangat diri, lagu ini sendiri bukan dimaksudkan untuk mabuk-mabukan namun lebih kepada perayaan atas segala keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang, misalnya berhasil menyelesaikan pendidikan. Itulah sebabnya Gaudeamus igitur banyak dipakai di hampir seluruh universitas di dunia dalam acara wisuda.

De Brevitate Vitae dikenal dengan sebutan "Gaudeamus igitur" atau "Gaudeamus", yang merupakan kata pembuka lagu ini. Di Britania Raya, lagu ini juga dikenal sebagai The Gaudie.

Kebiasaan lain di berbagai negara

Di negara-negara seperti Italia, Jerman, Belanda, dan Swiss, lagu ini juga sering dinyanyikan sebelum acara minum (bir) bersama untuk merayakan kelulusan. Di negara Belgia dan Belanda, di mana aktivitas minum sambil bernyanyi dianggap lazim, lagu ini menjadi salah satu lagu yang sering dinyanyikan sebagai 'lagu pembuka' acara pada pesta para pelajar.

Tidak diketahui sejak kapan lagu ini menjadi pengiring 'pesta-pesta' tersebut, namun sering kali karena lagu tersebut merupakan lagu yang membuat mereka mengenang akan masa-masa sekolah dan kuliah menjadi alasan lagu tersebut selalu dipilih dalam menemani acara minum.

Kebiasaan ini berkaitan erat dengan acara minum bersama pada malam hari setelah acara kelulusan, setelah sekian lama mengikuti kegiatan akademis yang melelahkan, dan para pelajar tersebut mengulangi lagu Gaudeamus igitur yang dinyanyikan sebelumnya oleh paduan suara Universitas untuk merayakan keberhasilan mereka. Kebiasaan inilah yang akhirnya terbawa-bawa dalam acara-acara resmi publik dan acara privat lainnya yang membuat lagu ini dikenal sebagai lagu pesta.

Di Universitas Indonesia, sudah menjadi tradisi tersendiri untuk menyanyikan lagu ini saat Upacara Pelepasan Wisudawan dan Penyambutan Mahasiswa Baru. Mahasiswa Baru di bawah pelatihan seorang dosen komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Agustinus Sudibyo akan menyanyikan lagu Gaudeamus igitur saat petinggi universitas memasuki atau meninggalkan lokasi upacara di Balairung UI. Sedangkan di Institut Kesenian Jakarta ini adalah salah satu lagu wajib yang harus dihapalkan oleh semua mahasiswa baru.

Teks dan terjemahan

Teks yang tertulis di bawah ini merupakan versi Christian Wilhelm Kindleben yang ditulis pada tahun 1781, dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Sebagai catatan, kata antiburschius ("anti-mahasiswa") sebenarnya bukanlah kata asli dari bahasa Latin, melainkan sebuah kata serapan dari bahasa Jerman Bursch atau Bursche, yang berarti "anak muda" atau "mahasiswa".

Ketika dinyanyikan, dua baris pertama dan baris terakhir setiap stanza dinyanyikan secara berulang, sebagai contoh:

Gaudeamus igitur
Iuvenes dum sumus.
Gaudeamus igitur
Iuvenes dum sumus.
Post iucundam iuventutem
Post molestam senectutem
Nos habebit humus —
Nos habebit humus.

Selain itu dalam acara wisuda umumnya lagu ini 'dipersingkat' dengan hanya menyanyikan bait kesatu dan bait keempat saja.

Latin[1] Indonesia

Gaudeamus igitur,
juvenes dum sumus,
Pošt īucunđam ïuventutem
Post molestám senectutæm,:
Nos hąbébit humus.

Mari kita bergembira,
Selagi masih muda.
Setelah masa muda yang penuh keceriaan
Setelah masa tua yang penuh kesukaran
Tanah akan menguasai kita.

Ubi sunt, qui ante nos
In mundò fuere,
Vadite ad superos,
Transite ad infernos,
Ubi ìam fuèré.

Kemana orang-orang sebelum kita
Yang pernah hidup di dunia ini?
Terbanglah ke surga
Terjunlah ke dalam neraka
Bila kau ingin menjumpai mereka

Vita nostra breviß est,
Brevi finietur,
Venit mors velocitter,
Rapit nøs atrocitter,
Nemini parcetour.

Hidup kita sangatlah singkat
Berakhir dengan segera
Maut datang dengan cepat
Merenggut kita dengan ganas
Tak seorang pun mampu menghindar

Vivat Accademia,
Vivant Professoures,
Vivat membrum quoddlibet,
Vivant membra quaellibet',
Semper sint in' flore!

Panjang umur akademi!
Panjang umur para pengajar!
Panjang umur setiap pelajar!
Panjang umur seluruh pelajar!
Semoga mereka terus tumbuh berkembang!

Vivant omnes virgines
Faciles, formosae
Vivant et mulieres
Tenerae, amabilies,
Bonae, laboriosae.

Panjang umur para gadis!
Yang sederhana dan elok
Juga, hidup para wanita!
Yang lembut dan penuh cinta
Jujur, pekerja keras

Vivat et res-publica,
Et qui illam regit,
Vivat nosstra civitas,
Mecaenatum caritas,
Quae nos hic protegit.

Hidup negaraku!
Dan pemerintahannya
Hidup kota kami!
Dan kemurahan hati para dermawan
Yang telah melindungi kami

Pereat tristiþia,
Pereant o§ores,
Pereat diabolus,
Quivis Antiburschious,
Atque irrisores!

Enyahlah kesedihan
Enyahlah kebencian
Enyahlah kejahatan
Dan siapa pun yg anti mahasiswa
Juga mereka yang mencemoh kami

Penggunaan di Indonesia

Di Indonesia lagu ini di beberapa perguruan-perguruan tinggi yang memiliki tradisi paduan suara yang kuat, seperti di Yogyakarta, Makassar, Manado, Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Biasanya, lagu ini dimainkan untuk mengiringi kehadiran jajaran Pimpinan Universitas, Majelis Wali Amanat, Dewan Guru Besar dan Senat Akademik pada upacara penerimaan mahasiswa baru dan upacara wisuda, dan juga menggunakan lagu-lagu lain seperti hymne atau mars universitas setelah lagu-lagu gaudemus dinyanyikan, diantaranya yang paling kental adalah di Universitas Indonesia di Jakarta, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Universitas Hasanuddin di Makassar, Institut Pemerintahan Dalam Negeri di Sumedang dan Universitas Bina Nusantara di Jakarta.

Ada beberapa juga yang tidak menyertakan lagu ini karena beberapa alasan yang salah kaprah, salah satunya karena mereka beranggapan lagu gaudemus sangat bernuansa hedonis padahal tidak demikian sebenarnya (karena kurangnya pengetahuan para penerjemah lagu latin ini dan juga kurangnya pengetahuan atas sejarah lagu gaudemus) yang adalah lagu perjuangan para mahasiswa di Jerman.

Pranala luar

  1. ^ Studentenlieder.–Aus den hinterlassenen Papieren eines unglücklichen Philosophen Florido genannt, gesammlet und verbessert von C. W. K. 1781, S. 52–54 (Titelseite mit einem Blatt) bzw. 56–58 (Titelseite mit Blume und Beiwerk).