Harits Al-Muhasibi
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Harits Al-Muhasibi adalah seorang ulama dan guru dalam ilmu akidah Islam dan akhlak di Baghdad. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah al-Haris bin Asad al-Basri al-Muhasibi. Ia lahir pada tahun 165 Hijriyah di Basrah atau bertepatan dengan tahun 781 Masehi. Al-Muhasibi pindah ke Baghdad saat usianya masih muda untuk belajar hadis dan teologi dari para ulama di masanya. Ia meninggal di Baghdad pada tahun 243 Hijriyah atau 857 Masehi. Pemikiran dan ajaran Al-Muhasibi termasuk dalam sufisme. Tulisan-tulisannya mempengaruhi pemikiran Abu Hamid al-Ghazali. Karya terbesarnya adalah kitab Al-Ri’ayah li Huquqillah Ta'ala. Al-Muhasibi menjadi salah satu tokoh yang pertama kali membahas masalah moral dan hal-hal yang berkaitan dengannya seperti latihan jiwa, taubat, sabar, ikhlas, tawakal, takwa, dan rasa takut. Pemikiran Al-Muhasibi menggabungkan antaraa ilmu syariat Islam dengan ilmu hakikat. Gelar al-Muhasibi diberikan kepadanya karena ia sering mengadakan introspeksi. Di Baghdad, Al-Muhasibi menjadi salah satu pendiri aliran tasawuf Baghdad bersama dengan al-Junaid, Abu Hamzah al-Bagdadi, Abu Husain al-Nuri, dan Surri al-Saqti.[1]
Hasil pemikiran
[sunting | sunting sumber]Tiga tingkatan cobaan
[sunting | sunting sumber]Harits Al-Muhasibi membagi cobaan kepada orang-orang beriman menjadi tiga tingkatan. Tingkatan cobaan yang pertama adalah cobaan bagi orang yang menggabungkan kebaikan dan keburukan. Pemberian cobaan ini sebagai bentuk siksaan dan hukuman. Tingkatan cobaan yang kedua adalah cobaan bagi kaum pemula dalam mengerjakan kebaikan. Pemberian cobaan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perbuatan kriminal. Sedangkan tingkatan cobaan yang ketiga adalah cobaan bagi kaum yang bijak. Tujuan pemberian cobaan ini untuk latihan menuju pemberian cobaan lainnya.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Muzakkir (2018). Tasawuf: Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan (PDF). Medan: Perdana Publishing. hlm. 34. ISBN 978-602-5674-19-8. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-04-01. Diakses tanggal 2021-04-10.
- ^ Buhairi, Muhammad Abdul Athi (2012). Taman, M., dan Yasir, M., ed. Tafsir Ayat-Ayat Yā Ayyuhal-ladzīna Āmanū. Diterjemahkan oleh Kasdi, A., dan Farida, U. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. hlm. 34. ISBN 978-979-592-593-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-16. Diakses tanggal 2022-08-01.