Lompat ke isi

Velix Wanggai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Velix Wanggai
Penjabat Gubernur Papua Pegunungan
Mulai menjabat
13 November 2023
PresidenJoko Widodo
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir16 Februari 1972 (umur 52)
Jayapura, Irian Jaya
KebangsaanIndonesia
Suami/istriHerwin Meiliantina
Anak4
Orang tuaSofyan Wanggai (ayah)
Ita Nurlita (ibu)
Almamater
Pekerjaan
Dikenal karenaStaf Khusus Presiden
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dr. Velix Vernando Wanggai, S.IP., M.PA. (lahir 16 Februari 1972) adalah seorang aktivis, ahli hubungan internasional dan birokrat Indonesia yang menjabat sebagai Penjabat Gubernur Papua Pegunungan sejak 12 November 2023.[1] Ia menjabat sebagai Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan, Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia sejak 23 Agustus 2022.[2] Ia resmi diangkat menjadi Staf Khusus Presiden pada 20 November 2009. Ia dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi staf khusus yang bertugas membantu memberi masukan pada presiden tentang hal-hal yang berhubungan dengan pembangunan daerah dan otonomi daerah di Indonesia. Sebelumnya, Velix berkarier sebagai Staf Perencana pada Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).[3][4]

Riwayat

Kehidupan pribadi

Velix Wanggai lahir pada 16 Februari 1972 di Jayapura, Irian Jaya (kini Papua), putra dari Sofyan Wanggai dan Ita Nurlita. Ia menikah dengan seorang wanita bernama Herwin Meiliantina dan telah dikaruniai empat orang anak yang bernama Venna Aisyah Refornisa Wanggai, Muhammad Fadhil Qoraano Wanggai, Cordova Maulana Wanggai dan Qowabi Hanif Suryakusuma Wanggai. Ia melalui masa kecil sampai tamat sekolah menengah atas di Jayapura.

Pendidikan

Setamat dari SMA Negeri 2 Jayapura pada tahun 1991, Velix ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Gadjah Mada sampai mendapatkan gelar sarjana (S1) di bidang Hubungan Internasional dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 1996. Ia mendapatkan gelar master (S2) dari Flinders University, Australia dengan tesis "The Politics of Formulating Regional Development Policy: The Case of Papua, Indonesia, 1998 - 2006". Pernah kuliah S3 di Australian National University, sebelum dipanggil pulang ke tanah air untuk bertugas sebagai Staf Khusus Presiden. Selanjutnya ia menyelesaikan kuliah S3 Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran pada 2017.[5]

Karier

  • Anggota Tim Penyusunan Kajian Kebijakan Pengembangan Wilayah Terpadu (PWT) Sorong, PWT Fak-fak, PWT Merauke, PWT Jayapura, dan PWT Jayawijaya (1996–1997)
  • Staf Proyek di Sekretariat Nasional Program Pembangunan Prasarana Desa Tertinggal (P3DT), di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) (1996)
  • Anggota Tim Bappenas dalam perencanaan awal Program Pengembangan Wilayah Timika Terpadu (PWT2)
  • Anggota Tim Perencana kebijakan dana 1 persen dari PT. Freeport Indonesia kepada 7 (tujuh) suku di sekitar Timika (Juni 1996-1998)
  • Studi Banding Pembangunan Perdesaan di Jepang dan Korea Selatan (dikirim oleh Bappenas) (1998)
  • Anggota Tim Penyusun Strategi Pengembangan Kawasan Unggulan Wilayah Teluk Cenderawasih, Provinsi Irian Jaya (1998)
  • Anggota Tim Penyusun Strategi Pengembangan Wilayah di Sepanjang Koridor Jalan Jayapura – Wamena, Provinsi Irian Jaya (1999)
  • Anggota Tim Bappenas dalam menyusun rancangan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (2006–2007)

Organisasi

Velix merupakan seorang yang aktif berorganisasi. Semasa SMA ia sudah terjun dalam ormas Nahdlatul Ulama, yaitu Gerakan Pemuda Ansor. Aktivitasnya dalam berorganisasi tidak pernah terputus, bahkan ketika kuliah di UGM ia dipercaya menjadi Ketua Angkatan 1991 UGM, Ketua Umum Jamaah Mushala Fisipol UGM dan Ketua Senat Mahasiswa Fisipol UGM serta berbagai kegiatan lainnya. Velix juga pernah didaulat menjadi Presiden Persatuan Pelajar Indonesia se-Australia.

Sempat diangkat menjadi anggota tim Transisi Sepak bola Indonesia oleh Menpora Imam Nahrawi pada 8 Mei 2015, namun ia mengundurkan diri dua hari kemudian dengan alasan kesibukan pribadi.[6]

Aktivitas

  • Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (masa SMA)
  • Ketua Angkatan 1991 UGM (1991)
  • Ketua Umum Jamaah Mushala Fisipol UGM (1993-1994)
  • Ketua Senat Mahasiswa Fisipol UGM (1994-1995)
  • Komite Penegak Hak Politik Mahasiswa (Tegaklima) UGM
  • Mendeklarasikan pendirian Dewan Mahasiswa UGM (1994)
  • Sekretaris Jenderal Forum Ukhuwah Pemuda Irian Jaya (1998-2000)
  • Presiden Persatuan Pelajar Indonesia se-Australia antara (2004-2006)
  • Ketua Badan Penasehat the Institute for Regional Institution and Network (The IRIAN Institute) (2009)

Referensi

Pranala luar