Lompat ke isi

Rantau Nangka, Sungai Pinang, Banjar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 November 2023 00.58 oleh 103.160.150.22 (bicara) (Batas Wilayah: Perbaikan tata bahasa)
Rantau Nangka
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Selatan
KabupatenBanjar
KecamatanSungai Pinang
Kode pos
70675
Kode Kemendagri63.03.10.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas41,45 km²
Jumlah penduduk1250 jiwa
Kepadatan30 jiwa/km²

Rantau Nangka terletak di Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini memiliki keberagaman geografis dengan tambang batubara, kebun buah-buahan, dan penghasil pisang. Desa Rantau Nangka bisa di tempuh dari Kota Martapura dengan memakan waktu 3 jam perjalanan.

Sejarah

Desa ini merupakan salah satu dari lima desa pertama yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Sungai Pinang, bersama dengan Desa Sungai Pinang, Desa Rantau Bakula, Desa Belimbing, dan Desa Kahelaan. Nama "Rantau Nangka" berasal dari "Rantauan" (aliran sungai yang tenang) dan "Nangka" (tanaman buah nangka). Diberikan oleh Suku Dayak Bukit sebagai tempat persinggahan.

Pada suatu masa, Desa Rantau Nangka pernah mengalami dampak peristiwa pemberontakan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Akibat pemberontakan ini, sejumlah penduduk Desa Rantau Nangka memutuskan untuk meninggalkan desa mereka. Mereka menyebar ke berbagai daerah di sekitar Kalimantan Selatan, menciptakan jejak perpindahan penduduk yang signifikan.Beberapa daerah yang menjadi tujuan perpindahan penduduk dari Desa Rantau Nangka antara lain:

  1. Landasan Ulin: Sebagian penduduk memilih menetap di Landasan Ulin.
  2. Panajam: Sebagian penduduk menyebar hingga ke wilayah Panajam.
  3. Batulicin: Ada yang memilih untuk bermukim di Batulicin.
  4. Kapuas: Sebagian penduduk merantau hingga ke wilayah Kapuas.
  5. Sampit: Sejumlah penduduk Desa Rantau Nangka juga menuju daerah Sampit.

Peristiwa ini menciptakan diaspora penduduk Desa Rantau Nangka ke berbagai daerah, memperkaya keragaman budaya dan menciptakan hubungan historis antara desa ini dengan tempat-tempat yang menjadi tempat tinggal baru bagi para penduduk yang berpindah.

Sosial Budaya

Suku Bangsa

Mayoritas penduduk Desa Rantau Nangka adalah Suku Banjar, mencapai 60 persen dari total populasi. Suku Jawa memiliki representasi sebanyak 32 persen. Mereka berasal dari transmigrasi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebanyak 8 persen sisanya merupakan suku-suku lain yang menambah keberagaman etnis di desa ini.

Agama

Desa Rantau Nangka didominasi oleh pemeluk agama Islam, dengan 99 persen dari total penduduknya memeluk Islam.

Batas Wilayah

  • Utara: Desa Rantau Bakula dan Kabupaten Tapin.
  • Timur: Desa Belimbing Lama dan Desa Kahelaan.
  • Selatan: Sumber Harapan.
  • Barat: Desa Pakutik.

Potensi

Potensi Ekonomi

  1. Tambang Batubara: Desa Rantau Nangka memiliki tambang batubara yang menjadi salah satu sumber utama penghasilan dan lapangan pekerjaan bagi penduduknya.
  2. Kebun Buah-buahan:Selain tambang, kebun buah-buahan juga merupakan ciri khas desa ini. Kondisi iklim yang mendukung membuat desa ini menjadi penghasil buah-buahan yang berkualitas, meningkatkan potensi ekonomi lokal.
  3. Penghasil Pisang:Sektor pertanian juga didominasi oleh penghasilan dari tanaman pisang. Pisang menjadi komoditas unggulan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga dapat dijual ke pasar luar

Potensi Wisata

  1. Danau-danau Bekas Tambang: Desa Rantau Nangka memiliki potensi wisata yang menakjubkan berupa danau-danau bekas tambang. Keberadaan danau-danau ini tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang menarik tetapi juga menciptakan spot-spot mancing yang mengasyikkan. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam sambil menikmati kegiatan memancing di danau-danau ini.
  2. Ladang Gunung:Wisata ladang gunung menjadi daya tarik tersendiri di Desa Rantau Nangka. Pemandangan ladang gunung yang hijau dan segar menciptakan suasana yang menenangkan. Pengunjung dapat menjelajahi ladang gunung, menikmati udara segar, dan menikmati keindahan alam yang mempesona.
  3. Spot Mancing yang Menarik:Danau-danau bekas tambang tidak hanya memberikan pemandangan indah, tetapi juga menjadi spot mancing yang menarik. Keberagaman jenis ikan dan kesejukan air danau menciptakan pengalaman memancing yang menyenangkan bagi pengunjung yang menyukai kegiatan ini.
  4. Wisata Alam Terpadu:Desa Rantau Nangka dapat mengembangkan wisata alam terpadu yang menggabungkan keindahan danau bekas tambang, ladang gunung, dan spot mancing. Paket wisata ini dapat menarik minat wisatawan yang mencari pengalaman alam yang autentik dan beragam.

Warisan Budaya

  • Warisan Budaya: Maulid Habsyi, Beladiri Kuntau, Wayang Kulit, Kesenian Cabang:Desa Rantau Nangka merayakan kekayaan budaya melalui kegiatan seperti Maulid Habsyi, Beladiri Kuntau, pertunjukan Wayang Kulit, dan kesenian cabang tradisional.
  • Pasar Tradisional:Desa ini memiliki pasar tradisional yang aktif setiap hari Rabu di depan kantor desa, menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat.

Fasilitas

Fasilitas di Desa Rantau Nangka:

Pendidikan

  1. Taman Kanak-Kanak (TK):Desa Rantau Nangka menyediakan satu Taman Kanak-Kanak untuk pendidikan awal anak-anak, membantu dalam perkembangan dini mereka.
  2. Taman Pendidikan Alqur'an: Terdapat satu Taman Pendidikan Alqur'an, memberikan fasilitas pembelajaran agama Islam dengan pendekatan Alqur'an.
  3. Sekolah Dasar Negeri: Satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) hadir untuk memberikan pendidikan dasar bagi anak-anak di desa ini.
  4. Madrasah Ibtidaiyah: Desa ini memiliki satu Madrasah Ibtidaiyah, memberikan pendidikan tingkat dasar dengan fokus pada nilai-nilai keagamaan.
  5. Madrasah Tsanawiyah: Adanya satu Madrasah Tsanawiyah yang menyediakan pendidikan menengah pertama dengan pendekatan keagamaan.
  6. Madrasah Aliyah: Desa Rantau Nangka memiliki satu Madrasah Aliyah, memberikan pendidikan tingkat atas dengan penguatan aspek keagamaan.
  7. Sekolah Menengah Kejuruan:Terdapat satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), menyediakan pendidikan kejuruan untuk mempersiapkan siswa dalam dunia kerja.

Keagamaan

  1. Mesjid: Desa Rantau Nangka memiliki dua buah mesjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan kegiatan keagamaan masyarakat.
  2. Langgar: Terdapat lima buah langgar, memberikan fasilitas untuk kegiatan keagamaan dan pengembangan spiritual masyarakat.