Lompat ke isi

Yesaya Pariadji

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Yesaya Pariadji
Lahir(1946-12-01)1 Desember 1946
Kuala Lumpur, Uni Malaya
Meninggal5 Mei 2022(2022-05-05) (umur 75)
Jakarta, Indonesia
MakamSan Diego Hills
PekerjaanPendeta
Suami/istriDarniaty Pariadji
Anak3

Yesaya Pariadji (1 Desember 1949 – 5 Mei 2022) adalah seorang pendeta Indonesia. Yesaya Pariadji memimpin Pelayanan di Gereja Tiberias Indonesia bersama istrinya, Darniaty Pariadji sejak 1990 sampai dengan hari ini yang telah memiliki cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Sebelum menjadi pendeta, Yesaya Pariadji bersama istri bukanlah berasal dari kalangan orang Kristen. Yesaya (nama baptis) Pariadji memiliki latar belakang sebagai pegawai di istana kepresidenan, Ia pernah bertugas di Istana Negara pada bagian kerumahtanggaan Presiden RI, yaitu Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto. Ia pun pernah menjadi pelayan di sebuah hotel bintang lima di New York. Pariadji juga memiliki bisnis dibidang farmasi dan memiliki 7 apotik besar di tahun 1970-1980an.

Keluarga

Pariadji bersama keluarga besar sama sekali bukan berasal dari orang Kristen. Ia bersama Ibunya tinggal di salah satu kota di pulau Jawa yang erat kaitannya dengan penyembahan roh nenek moyang yang kerap ditemukan pada kultur kepercayaan Jawa di sekitar tahun 1900an. Pariadji menikah dengan Darniaty dan dikaruniai 4 orang anak, beberapa diantaranya Aristo Purboadji, Argo Pariadji dan Arseto Suryoadji.

Pengalaman Mujizat

Sebelum beralih menjadi orang Kristen, Pariadji dan Darniaty bersama anak-anak memiliki latar belakang keluarga muslim. Pada tahun 1980an sesaat setelah Darniaty melahirkan anaknya yang keempat, ia mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya dan mengalami sakit di sekujur badannya selama bertahun-tahun. Darniaty memiliki kerinduan selayaknya seorang ibu pada umumnya, yaitu pergi mengantar anak bersekolah, sehari-hari Darniaty pergi mengantar anak sekolah naik mobil diantar oleh supirnya dari rumah kediamannya saat itu di bilangan Jakarta Pusat.

Hingga suatu ketika, Darniaty dalam kesehariannya sepulang mengantarkan anaknya masuk sekolah di pagi hari, ia melewati sebuah gereja dan merasa ada dorongan yang tidak ia mengerti agar masuk kedalam gereja tersebut. Dalam rasa takut karena bukan dari kalangan orang kristen, Darniaty masuk dan melihat patung salib dengan Yesus terpaku di salib tersebut, seketika sakit yang ia rasakan bertahun-tahun lenyap begitu saja. Mulai saat itu, Darniaty mulai mempelajari siapa Yesus melalui membaca alkitab, dan ikut dalam kebaktian gereja tanpa sepengetahuan Pariadji.

Memulai Pelayanan

Pariadji bersama Darniaty mendirikan Gereja Tiberias Indonesia dan Tiberias Ministry, yang mana dimulai dari kebaktian perdana persekutuan doa pada tahun 1987 di kantor-kantor, restoran-restoran, serta apotik yang dipelopori oleh istrinya yaitu Pdt Darni Pariadji. Saat ini, Gereja Tiberias Indonesia memiliki cabang-cabang yang berada di dua belas propinsi dan tiga negara. Ia juga mendirikan Sekolah Tinggi Teologia Tiberias dan Sekolah Alkitab Tiberias yang ada di Jakarta.[1]

Ia memiliki empat orang anak beserta empat orang cucu.[2]

Referensi