Lompat ke isi

Kejadian 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kejadian 1
Pasal pertama kitab B'reshit, atau Kitab Kejadian, ditulis pada sebutir telur, koleksi Museum Israel.
KitabKitab Kejadian
KategoriTaurat
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
1
pasal 2

Kejadian 1 (disingkat Kej 1) adalah pasal pertama Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1] Pasal ini berisi kisah penciptaan dunia dalam 6 hari, bagian dari rangkaian catatan yang berakhir pada pasal 2 ayat 4a.[2]

Teks

Kejadian 1:1-4 (Biblia Hebraica (edisi) Kittel (BHK) 1909). Dimulai dari huruf taw pada ayat 1 dan tiga huruf berikutnya yang masing-masing berjarak 50 huruf membentuk kata תורה (torah; "Taurat"). Gejala ini digolongkan sebagai kode Alkitab.

Struktur

diteruskan ke pasal 2:

Ayat 1

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (TB/TB2)[3]

Ayat 1 bahasa Ibrani

Teks Masoret (dibaca dari kanan ke kiri)

בראשית ברא אלהים את השמים ואת הארץ׃

Transliterasi:

be·re·shit ba·ra e·lo·him et ha·sha·ma·yim we·'et ha·'a·retz.

Ayat 2

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (TB)[4]

Ayat 2 bahasa Ibrani

Teks Masoret

והארץ היתה תהו ובהו וחשך על־פני תהום ורוח אלהים מרחפת על־פני המים׃

Transliterasi

we·ha·'a·retz ha·ye·tah to·hu wa·bo·hu we·ko·shekh al-pe·ni te·hom we·ru·akh e·lo·him me·ra·ke·fet al-pe·ni ha·ma·yim

Ayat 3

Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. (TB)[5]

Ayat 3 bahasa Ibrani

Teks Masoret

ויאמר אלהים יהי אור ויהי־אור׃

Transliterasi Ibrani

wa yo·mer e·lo·him ye·hi o·wr wa ye·hi o·wr.

Ayat 4

Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. (TB)[6]

Ayat 5

Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama (TB)[7]

Ayat 5 bahasa Ibrani

Teks Masoret

ויקרא אלהים ׀ לאור יום ולחשך קרא לילה ויהי־ערב ויהי־בקר יום אחד׃ פ

Transliterasi Ibrani

wa·yiq·ra e·lo·him la·'o·wr yom we·la·ko·syekh q·ra la·ye·lah way·hi-e·reb way·hi-bo·ker yom e·khad. (p)

Referensi silang: Mazmur 74:16, Mazmur 136:7–9.

Ayat 6

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." (TB)[8]

Ayat 6 bahasa Ibrani

Teks Masoret

ויאמר אלהים יהי רקיע בתוך המים ויהי מבדיל בין מים למים׃
Transliterasi Ibrani: way·yō·mer e·lo·him yə·hî rā·qî·a‘ bə·ṯōḵ ha·mā·yim; wî·hî maḇ·dîl bên mā·yim lā·mā·yim.

Ayat 8

Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. (TB)[9]

Ayat 8 bahasa Ibrani

Teks Masoret

ויקרא אלהים לרקיע שמים ויהי־ערב ויהי־בקר יום שני׃ פ
Transliterasi Ibrani: wa·yiq·ra e·lo·him la·ra·qi·a' sya·ma·yim way·hi-e·reb way·hi-bo·ker yom sye·ni. (p)

Ayat 14

Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam.
Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun." (TB)[10]

Ayat 15

[Berfirmanlah Allah: ]"dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi."
Dan jadilah demikian. (TB)[11]

Ayat 16

Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. (TB)[12]

Ayat 17

Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, (TB)[13]

Ayat 18

dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (TB)[14]

Ayat 20

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." (TB)[15]
  • "berkeriapan" diterjemahkan dari bahasa Ibrani: יִשְׁרְצ֣וּ‎, yish-rə-tsū yang mempunyai akar kata kerja "שָׁרַץ", "sha-ra-ts", yang mengandung makna: "keriap",[16] yaitu berkeliaran dalam jumlah banyak sampai memenuhi ruang yang ditempati (bahasa Inggris: swarm).[17]
  • "makhluk", di sini adalah "yang berkeriapan dalam air", diterjemahkan dari bahasa Ibrani: שֶׁ֖רֶץ‎, sherets, dibentuk dari akar kata kerja "שָׁרַץ", "sha-ra-ts", "keriap".[17]
  • (yang) "hidup" diterjemahkan dari dua kata bahasa Ibrani: נפש חיה‎, ne-p̄esh ("nafas", "bernafaskan") kha-yāh; ("hayat", "hidup", "kehidupan").[17]
  • "burung" diterjemahkan dari bahasa Ibrani: עוף‎, ‘ō-wp̄, dari akar kata kerja "עוּף", "uwp atau uwf", "melambai-lambai" atau "mengepak-epak" (bahasa Inggris: brandish).[17] Jadi sebenarnya mencakup semua makhluk yang dapat terbang dengan mengepak-epakkan sayapnya.
  • "beterbangan" diterjemahkan dari bahasa Ibrani: עוף‎, ‘ō-wp̄, dari akar kata kerja "עוּף", "uwp atau uwf", "melambai-lambai" atau "mengepak-epak" (bahasa Inggris: brandish).[17]

Ayat 20 catatan

Pada ayat ini diberi definisi dari dua jenis makhluk yaitu yang dapat "berkeriapan" di air, dan yang dapat "beterbangan" di cakrawala. Masing-masing jenis makhluk dinamai dari bentukan kata kerjanya. Dengan demikian, makhluk yang berkeriapan di air tidak terbatas pada "ikan" saja dan makhluk yang "beterbangan" di cakrawala tidak terbatas pada "burung" saja. Kata benda jamak untuk "makhluk yang berkeriapan" yaitu "sheretzim", dipakai pada bagian Alkitab lain untuk mencakup makhluk air kecil yang berkaki pendek atau tanpa kaki, jadi rupanya termasuk pula "semua jenis makhluk hidup yang menghuni baik daratan atau perairan yang oviparous (berbiak melalui telur) dan luar biasa tingkat berbiaknya (fecundity)" (menurut Bush). Dengan demikian dapat dipahami bahwa penciptaan pada hari kelima ini termasuk penciptaan serangga (Imamat 11:20–23 didefinisikan sebagai "sheretzim yang beterbangan"), hewan-hewan laut (sheretzim air, Imamat 11:9, 10), dan jenis hewan melata/reptil maupun saurian di laut dan di darat (sheretzim darat, Imamat 11:41, 42).[18]

Ayat 21

Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (TB)[19]

Ayat 24

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. (TB)[20]
  • "ternak" diterjemahkan dari bahasa Ibrani: בהמה‎, bə-hê-māh, yang dapat berarti "binatang" secara umum, atau "hewan ternak" (bahasa Inggris: livestock, cattle atau beasts).[21]
  • "binatang melata" diterjemahkan dari bahasa Ibrani: רמש‎, re-mesh, yang dapat berarti "binatang merayap" (bahasa Inggris: creeping thing).[21]
  • "binatang liar" diterjemahkan dari dua kata bahasa Ibrani: חיתו־ארץ‎, ḥay-ṯōw-’e-rets, yang berarti "makhluk-makhluk hidup di bumi" secara umum, (bahasa Inggris: beast of the earth).[21]

Ayat 25

Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (TB)[22]

Ayat 26

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (TB)[23]

Ayat 27

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (TB)[24]

Ayat 27 bahasa Ibrani

Teks Masoret

ויברא אלהים ׀ את־האדם בצלמו בצלם אלהים ברא אתו זכר ונקבה ברא אתם׃

Transliterasi

wa·yib·ra e·lo·him et-ha·'a·dam be·tsal·mo, be·tse·lem e·lo·him ba·ra o·to, za·khar u·ne·qe·bah ba·ra o·tam.

Ayat 27 catatan

Referensi silang: Kejadian 5:1-2

  • "menciptakan", "diciptakan "

Kata kerja yang dipakai tiga kali dalam ayat 27 ini adalah "bara" (atau "b'ra"; ברא) yang diterjemahkan sebagai "menciptakan" (atau dalam bentuk pasifnya "diciptakan") sama dengan kata kerja yang digunakan pada Kejadian 1:1. Kata tunggal "dia" mengacu pada "manusia" sebagai suatu jenis makhluk tertentu, yang diciptakan menurut[25] gambar[26] Allah. Secara jamak ("mereka") makhluk manusia itu diciptakan dalam dua jenis kelamin: laki-laki dan perempuan. Keseluruhannya dalam Kejadian 1:26–28 ditulis tentang penciptaan manusia; Kejadian 2:4–25 memberikan rincian yang lebih lengkap mengenai penciptaan dan lingkungan mereka. Kedua kisah ini saling melengkapi dan mengajarkan beberapa hal.

  • (1) Baik laki-laki maupun wanita diciptakan secara khusus oleh Allah, mereka bukan hasil proses evolusi (Kejadian 1:27; dikutip oleh Yesus Kristus seperti tercatat pada Matius 19:4; Markus 10:6).
  • (2) Laki-laki dan wanita keduanya diciptakan menurut "gambar" dan "rupa" Allah. Berdasarkan gambar ini, mereka dapat menanggapi dan bersekutu dengan Allah dan secara unik mencerminkan kasih, kemuliaan dan kekudusan-Nya. Mereka harus melakukannya dengan mengenal dan menaati-Nya (Kejadian 2:15–17).
    • (a) Manusia memiliki keserupaan moral dengan Allah, karena mereka tidak berdosa dan kudus, memiliki hikmat, hati yang mengasihi dan kehendak untuk melakukan yang benar (Efesus 4:24). Mereka hidup dalam persekutuan pribadi dengan Allah yang meliputi ketaatan moral (Kejadian 2:16–17) dan hubungan yang intim. Ketika Adam dan Hawa berdosa, keserupaan moral dengan Allah ini tercemar (Kejadian 6:5). Dalam proses penebusan, orang percaya harus diperbaharui kepada keserupaan moral itu lagi (Efesus 4:22–24; Kolose 3:10).
    • (b) Adam dan Hawa memiliki keserupaan alamiah dengan Allah. Mereka diciptakan sebagai makhluk yang berkepribadian dengan roh, pikiran, perasaan, kesadaran diri, dan kuasa untuk memilih (Kejadian 2:19–20; Kejadian 3:6–7; 9:6).
    • (c) Sampai batas tertentu susunan jasmaniah laki-laki dan wanita itu menurut gambar Allah. Hal ini tidak berlaku untuk hewan. Allah memberikan kepada manusia gambar yang dengannya Dia akan tampil kepada mereka (Kejadian 18:1–2) dan bentuk yang akan dipakai Anak-Nya kelak (Lukas 1:35; Filipi 2:7; Ibrani 10:5).
  • (3) Penciptaan manusia dalam rupa Allah tidak berarti bahwa mereka adalah ilahi. Manusia diciptakan pada tingkat yang lebih rendah dan tergantung kepada Allah (Mazmur 8:6).
  • (4) Seluruh kehidupan manusia pada mulanya berasal dari Adam dan Hawa (Kejadian 3:20; Roma 5:12).[27]

Ayat 31

Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. (TB)[28]

Allah melihat bahwa semuanya itu baik

וירא אלהים כי־טוב
wa i·yar· e·lo·him ki-to·wb.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik.[29]

Tujuh kali Allah menyatakan bahwa apa yang telah diciptakan-Nya itu "baik" (bahasa Ibrani: טוב, ṭō·wḇ; dibaca "tob"):

  1. Kejadian 1:4
  2. Kejadian 1:10
  3. Kejadian 1:12
  4. Kejadian 1:18
  5. Kejadian 1:21
  6. Kejadian 1:25
  7. Kejadian 1:31

Setiap bagian dari ciptaan Allah secara sempurna memenuhi kehendak dan maksud-Nya. Allah menciptakan dunia ini untuk mencerminkan kemuliaan-Nya dan untuk menjadi tempat di mana umat manusia dapat mengambil bagian dalam sukacita dan hidup-Nya. Perhatikan bagaimana Allah mencipta menurut suatu rencana dan tatanan tertentu.[27]

Jadilah petang dan jadilah pagi

ויהי־בקר יום הששי׃ פ
wa ye·hi-e·reb wa ye·hi-bo·ker y·om ha·syi·syi: (p̄).
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.[30]

Sebutan ini diulang enam kali dalam pasal ini dan selalu diikuti dengan perhitungan hari:

Kata Ibrani untuk hari adalah יום (yom). Biasanya kata ini artinya suatu hari sepanjang 24 jam (bandingkan Kejadian 7:17; Matius 17:1), atau bagian siang dari suatu hari ("hari" sebagai lawan dari "malam"). Tetapi kata ini bisa juga dipakai untuk jangka waktu yang tidak tentu (misal: "musim panen," Amsal 25:13). Banyak orang percaya bahwa hari-hari penciptaan merupakan hari dalam arti 24 jam karena digambarkan sebagai terdiri atas "petang" dan "pagi" (Kejadian 1:5; bandingkan Keluaran 20:11). Yang lain percaya bahwa "petang" dan "pagi" hanya berarti bahwa suatu petang mengakhiri tahap penciptaan tersebut dan keesokan paginya merupakan awal yang baru lagi.[27]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Kejadian 1:1 - Sabda.org
  4. ^ Kejadian 1:2 - Sabda.org
  5. ^ Kejadian 1:3 - Sabda.org
  6. ^ Kejadian 1:4 - Sabda.org
  7. ^ Kejadian 1:5 - Sabda.org
  8. ^ Kejadian 1:6 - Sabda.org
  9. ^ Kejadian 1:8 - Sabda.org
  10. ^ Kejadian 1:14 - Sabda.org
  11. ^ Kejadian 1:15 - Sabda.org
  12. ^ Kejadian 1:16 - Sabda.org
  13. ^ Kejadian 1:17 - Sabda.org
  14. ^ Kejadian 1:18 - Sabda.org
  15. ^ Kejadian 1:20 - Sabda.org
  16. ^ KBBI - "keriap"
  17. ^ a b c d e Biblehub - Hebrew - Gen 1:20
  18. ^ Pulpit Commentary
  19. ^ Kejadian 1:21 - Sabda.org
  20. ^ Kejadian 1:24 - Sabda.org
  21. ^ a b c Biblehub - Hebrew - Gen 1:24
  22. ^ Kejadian 1:25 - Sabda.org
  23. ^ Kejadian 1:26 - Sabda.org
  24. ^ Kejadian 1:27 - Sabda.org
  25. ^ Kata "menurut" dalam bahasa Ibrani ditulis sebagai awalan ב, be.
  26. ^ Dua kali digunakan kata "gambar" bahasa Ibrani: צלמ‎, tselem; sebelumnya juga "tsalmo" dengan akhiran "-o" (= akhiran bahasa Indonesia "-nya") yang berarti "gambar-Nya"
  27. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  28. ^ Kejadian 1:31 - Sabda.org
  29. ^ Kejadian 1:10
  30. ^ Kejadian 1:31

Pranala luar