Crotalaria
Crotalaria | |
---|---|
Crotalaria pumila | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Subkelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | Crotalaria |
Spesies | |
Sinonim | |
|
Crotalaria adalah sebuah genus tumbuhan berbunga dalam famili Fabaceae, subfamili Faboideae.[1] Genus ini mencakup lebih dari 700 spesies tumbuhan terna dan perdu. Afrika adalah benua dengan mayoritas spesies Crotalaria (sekitar 400 spesies), yang terutama ditemukan di padang rumput lembab, dataran banjir, cekungan dan di sepanjang tepi rawa dan sungai, tetapi juga di lahan tumbuhan peluruh, pinggir jalan dan ladang. Beberapa spesiesnya ditanam sebagai tanaman hias. Nama umum "rattlepod" atau "rattlebox" berasal dari fakta bahwa bijinya menjadi lepas di dalam polong saat matang, dan berbunyi ketika polong diguncang. Namanya berasal dari bahasa Yunani Kuno κρόταλον ("alat musik"), dan memiliki akar yang sama dengan nama genus ular derik (Crotalus).
Spesiesnya digunakan sebagai tanaman pangan oleh larva beberapa spesies Lepidoptera termasuk ngengat Endoclita sericeus, Etiella zinckenella, dan Utetheisa ornatrix. Alkaloid beracun yang dihasilkan oleh beberapa anggota genus ini diketahui dimasukkan oleh larva ngengat Utetheisia dan digunakan untuk sebagai pertahanan mereka dari predator.[2]
Penggunaan saat ini dan potensial
Sebagai Pangan & Kesehatan
Beberapa spesiesnya dibudidayakan sebagai tanaman konsumsi oleh populasi manusia di seluruh dunia. Untuk menjamin kelangsungan hidup dan budidaya tanaman yang optimal, tumbuhan ini sering dipilih karena ketahanannya terhadap penyakit, hasil usaha tani, dan kualitas nutrisi.[butuh rujukan]
Ras Crotalaria tetragona yang liar dan didomestikasi, ditanam dan dimakan oleh komunitas suku di negara bagian Mizoram di India Timur Laut. Bunga dan polong Crotalaria tetragona dimakan sebagai sayuran, bunga dan kuncupnya digunakan sebagai hiasan, dan bijinya dimakan sebagai kacang-kacangan.[3] Di lembah Danau Victoria di Afrika Timur, Crotalaria brevidens yang liar dan dibudidayakan, dipanen dan dimakan sebagai sayuran berdaun di banyak masakan populer. Di Malawi disebut "Zumba".
Konsumsinya yang luas terutama disebabkan oleh nilai gizinya sebagai sumber yang kaya akan beta-karoten, yang merupakan prekursor vitamin A.[4] Crotalaria longirostrata ditemukan di Guatemala, El Salvador, dan Oaxaca dan merupakan tambahan populer untuk banyak hidangan lokal. Bagian tanaman yang dapat dimakan adalah daun dan pucuknya, yang dimasak dan disajikan sebagai sayuran berdaun hijau atau dikeringkan dan digunakan sebagai ramuan. Dedaunannya mengandung banyak kalsium, zat besi, tiamina, riboflavin, niasin, dan asam askorbat, sedangkan biji dan akarnya sangat beracun.[5] Crotalaria longirostrata dianggap sebagai gulma berbahaya di Amerika Serikat karena dihindari sebagai sumber konsumsi oleh banyak hewan dan karena bijinya pecah dan tersebar luas.
Spesies Australia dari genus ini memiliki kapasitas untuk dibudidayakan menjadi tanaman biji-bijian potensial yang beradaptasi dengan lingkungan kering, tanah yang miskin nutrisi, dan sistem pertanian dengan input rendah. Spesies Crotalaria Australia juga menunjukkan banyak sifat yang cocok untuk dipanen, termasuk kebiasaan tumbuh tegak, kecenderungan rendah untuk pecah, buah dan bunganya terdapat di ujung cabang, dan biji berukuran besar hingga sedang.[6]
Kegunaan Lain
Properti
Galeri
Referensi
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaeverist
- ^ Eisner T. (2003). For the Love of Insects. Belknap Press. ISBN 978-0-674-01827-3.
- ^ Bhatt, KC; Pandey, A; Dhariwal, OP; Panwar, NS; Bhandari, DC (2009). ""Tum-thang" (Crotalaria tetragona Roxb. Ex Andr.): a little known wild edible species in the north-eastern hill region of India". Genetic Resources and Crop Evolution. 56 (5): 729–733. doi:10.1007/s10722-009-9428-0.
- ^ Johns, T (1996). "Consumption patterns and nutritional contribution of Crotalaria Brevidens (Mitoo) in Tarime District, Tanzania". Ecology of Food and Nutrition. 35 (1): 59–69. doi:10.1080/03670244.1996.9991475.
- ^ Morton, JF (1994). "Pito (Erythrina berteroana) and chipilin (Crotalaria longirostrata), (fabaceae) two soporific vegetables of Central America.". Economic Botany. 48 (2): 130–138. doi:10.1007/bf02908199.
- ^ Bell, LW; Bennett, RG; Ryan, MH; Clarke, H (2010). "The potential of herbaceous native Australian legumes as grain crops: a review". Renewable Agriculture and Food Systems. 26 (1): 72–91. doi:10.1017/s1742170510000347.