Daan Anwar
Daan Anwar | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Batavia, Hindia Belanda |
Meninggal | (umur 73) Jakarta |
Kebangsaan | Indonesia |
Hubungan | Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Lucky Ichwan Anwar (adik kandung) |
Pekerjaan | Militer, pengusaha |
Dikenal karena | Pejuang kemerdekaan |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Pangkat | Brigadir Jenderal TNI |
NRP | 11706 |
Satuan | Infanteri (Inf.) |
Sunting kotak info • L • B |
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Daan Anwar gelar Sutan Indo Mudo (lahir di Batavia, Hindia Belanda - meninggal di Jakarta pada umur 73 tahun) adalah seorang mantan militer dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Setelah pensiun dini, ia berkarier sebagai pengusaha.[1][2]
Kehidupan pribadi
Daan lahir dengan nama Danial Anwar di Batavia dari keluarga yang berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Ia meninggal dunia di Jakarta dalam usia 73 tahun, karena sakit yang dideritanya. Ia meninggalkan satu orang istri, satu anak dan satu orang cucu. Pemakaman jenazahnya di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan Inspektur Upacara Mayjen TNI Luthfi Banser dihadiri antara lain oleh Emil Salim dan Letjen (Purn) TNI Rais Abin , Jenderal TNI (Purn) Surono Reksodimedjo , Jenderal TNI (Purn) Poniman , Jenderal TNI (Purn) Makmun Murod ,Mayjen (Purn) Saiful Sulun .[1]
Riwayat hidup
Ia bersama Abdul Rachman Zakir berjuang di daerah Senen pada masa perjuangan kemerdekaan (November 1945). Mereka berdua memimpin API (Angkatan Pemuda Indonesia) berperang melawan tentara Belanda (NICA). Dalam suatu peristiwa mereka tertangkap di jalan Kramat Raya oleh satu peleton pasukan KNIL di bawah komando seorang Letnan Belanda. Mereka lalu dieksekusi mati. Rekannya, Abdul Rachman Zakir yang lebih banyak kena tembakan kemudian gugur di rumah sakit, sedangkan Daan Anwar berhasil selamat setelah 48 jam dalam perawatan dokter-dokter bedah Sutan Assin, Harahap, Pohan dan Jamaluddin, namun ia kehilangan sebelah matanya.[1][2]
Setelah masa revolusi kemerdekaan, pada 10 Mei 1946, ia masuk Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan pangkat Kapten. Ia juga sempat dua kali mendapat kesempatan belajar ke Amerika Serikat setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda pada tahun 1949. Daan berkarier sebagai militer dengan berbagai penugasan sampai awal tahun 1970-an, lalu atas permintaan sendiri pensiun dini dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal. Ia kemudian terjun ke dunia usaha sejak tahun 1971, dan sempat mengomandoi empat buah perusahaan. Dalam organisasi, Daan juga dipercayai memangku jabatan Wakil Ketua Masyarakat Timber Indonesia, Ketua Asosiasi Industri Formalin dan Thermosetting Adhesive, dan lainnya.[1]
Pendidikan
- United States Army Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth (1964)[3]
- Kursus Atase Militer di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1967)[3]
Karier militer
- Bergabung dengan Batalyon Kian Santang menumpas pemberontakan PKI Madiun (1948)
- Komandan Bataylon Infanteri 325/Arya Kemuning (21 Oktober 1950 – 18 September 1953)[3]
- Komandan Batalyon 311/Surya Kencana (5 September 1953 – 1 Juli 1954)[3]
- Komandan Batalyon 308/Sabda (27 Juni 1954 – 29 April 1955)[3]
- Kepala Staf Teritorial Brigade IV Siliwangi (1954)
- Wakil Gubernur Akademi Militer Nasional (AMN) (1960)
- Asisten Deputi I Kasad (1962)
- Wakil Kepala Staf Komando Antar-Daerah Pertahanan (Koandahan) Sumatra (1964)
- Wakil Kepala Staf Koandahan Timur Indonesia (1968)
- Aspri Kasad (1970)[1]
Referensi
- ^ a b c d e "Profil Daan Anwar" Pamolite.co.id. Diakses 14 Juli 2015.
- ^ a b "Abdul Rachman Zakir" Diarsipkan 2015-07-14 di Wayback Machine. Jakarta.go.id. Diakses 14 Juli 2015.
- ^ a b c d e Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa Dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Jakarta. hlm. 69. ISBN 9789794281000.