Bandar Khalipah, Serdang Bedagai
Bandar Khalipah | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Kabupaten | Serdang Bedagai |
Pemerintahan | |
• Camat | Maningar Manurung, SP, M. Si |
Populasi | |
• Total | 26 487 jiwa |
Kode Kemendagri | 12.18.06 |
Kode BPS | 1218060 |
Luas | 11.600 Ha (116 km²) |
Desa/kelurahan | 5 |
Bandar Khalipah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Indonesia.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Bandar Khalipah sebelum kemerdekaan Indonesia adalah merupakan bagian dari Kerajaan Padang. Pada masa kekuasaan Raja Padang VII Datuk Pangeran Bandar Tebing Janta Melayu, Bandar Khalifah pernah menjadi Ibukota Kerajaan Padang dan pada Tahun 1980-an masih ada ditemukan puing–puing kerajaan yang terletak di Desa Gelam Sei Serimah.
Asal muasal nama Bandar Khalifah tidak terlepas dari sejarah kemakmuran Bandar Khalifah. Bandar artinya Pusat Perdagangan Perekonomian antar negara Malaysia dengan Kerajaan Padang, sementara Khalifah merupakan tempat singgah dan menetapnya para Ahli Agama baik dari Indonesia maupun luar negeri. Dalam sejarah dijelaskan bahwa sebelum adanya pelabuhan Belawan, Bandar Khalifah adalah merupakan pelabuhan laut terbesar dan merupakan cikalbakal terbentuknya pelabuhan Belawan. Para ulama, lebai dan kaum sufi mempergunakan jasa pelabuhan Bandar Khalifah untuk berangkat dan pulangnya menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah.
Jadi Bandar Khalifah berarti Pusat Perdagangan dan tempat berkumpulnya para Ahli Agama berangkat menuju Tanah Suci.
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Penduduk di Kecamatan Bandar Khalipah mayoritas orang Batak, namun terdapat juga beberapa suku lainnya seperti Jawa dan Melayu.
Dulu, penduduk asli Kecamatan Bandar Khalipah adalah orang Melayu, dan kemudian hari orang Jawa datang di bawa oleh Belanda dari Pulau Jawa ke daerah Sungai Sarimah di Desa Gelam Sei Serimah untuk bertani dan berkebun, dan kemudian disusul oleh bangsa Batak dari pesisir Danau Toba.
Sejak kedatangan bangsa Batak di Desa Kampung Juhar dan Desa Bandar Tengah, penduduk asli mulai tersingkirkan, dan mereka menyingkir ke daerah sekitarnya seperti ke daerah Pagurawan, ke daerah Tebingtinggi, Tanjung Beringin, hingga sampai ke Percut Sei Tuan dan Belawan.
Agama
[sunting | sunting sumber]Penduduk kecamatan Bandar Khalipah mayoritas beragama Kristen dan sebagian Islam.
Berikut daftar tempat ibadah di Kecamatan Bandar Khalipah:
No. | Desa/Kelurahan | Gereja Protestan | Gereja Katolik | Masjid | Mushollah | Parsantian Parmalim | Vihara/Pura |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1. | Bandar Tengah | 18 | 4 | 3 | |||
2. | Kampung Juhar | 19 | 2 | 1 | |||
3. | Kayu Besar | 6 | 1 | 2 | |||
4. | Pekan Bandar Khalipah | 2 | 1 | 7 | |||
5. | Gelam Sei Serimah | 5 | 2 | 2 | |||
Jumlah | 50 | 9 | 8 | 7 | 1 |
Desa
[sunting | sunting sumber]No. | Nama Desa/Kelurahan | Kepala Desa/Lurah | Jumlah Dusun |
---|---|---|---|
1. | Pekan Bandar Khalipah | Aswandi | 7 |
2. | Kayu Besar | Oloan Sirait | 13 |
3. | Gelam Sei Serimah | Lisbon Samosir | 11 |
4. | Kampung Juhar | Derman Sinaga | 17 |
5. | Bandar Tengah | Rozali Saragih | 18 |
Galeri
[sunting | sunting sumber]