Lompat ke isi

Mamasa, Mamasa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Desember 2023 19.47 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (Bot: Merapikan artikel)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Mamasa
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Barat
KabupatenMamasa
Pemerintahan
 • CamatHesron Lululangi, S.Pt.
Populasi
 • Total26.277 jiwa
 • Kepadatan109,14/km2 (282,7/sq mi)
Kode pos
91362
Kode Kemendagri76.03.03 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7603050 Edit nilai pada Wikidata
Luas250,07 km²
Kepadatan109,14
Desa/kelurahan11 desa
1 kelurahan
Peta
PetaKoordinat: 2°57′6″S 119°23′20″E / 2.95167°S 119.38889°E / -2.95167; 119.38889

Mamasa adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibukota dari Kabupaten Mamasa, provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Kecamatan Mamasa memiliki luas 250,07 km² dan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di kabupaten Mamasa yakni 26.277 jiwa (2021). Kecamatan Mamasa terdiri dari 1 kelurahan dan 11 desa, dan terbagi menjadi 7 Rukun Tetangga (RT), 18 Rukun Warga (RW) yang terdapat di kelurahan Mamasa, dan 53 dusun yang tersebar di 11 desa.

Desa/Kelurahan

[sunting | sunting sumber]

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Suku asli yang mendiami kabupaten Mamasa ialah suku Toraja. Komunitas suku Toraja sudah tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten Mamasa dan juga sebagian terdapat di kabupaten Banggai, provinsi Sulawesi Tengah. Mamasa masih merupakan bagian dari sub-suku Toraja, sehingga adat-istiadat dan budaya, berkerabat dengan suku Toraja. Selain itu bahasa Mamasa juga mirip dengan bahasa Toraja. Sehingga Mamasa sering juga disebut sebagai suku Toraja Mamasa. Namun, meskipun orang Mamasa mengaku masih berdarah Toraja, tapi mereka cenderung lebih suka menyebut diri mereka sebagai To Mamasa. Selain itu masyarakat Mamasa memiliki upacara adat seperti upacara adat orang Toraja.[2]

Sebagian Orang Mamasa masih mempraktikkan tradisi dari agama tradisional leluhur mereka, yang disebut "Ada' Mappurondo" atau "Aluk Tomatua". Tradisi ini tetap terpelihara dan terus terwariskan ke generasi berikutnya. Tradisi dari Ada 'Mappurondo ini dilaksanakan terutama setelah panen padi berakhir, sebagai ucapan syukur atas hasil panen mereka. Ada satu tradisi dari agama tradisionl suku Mamasa, yang unik dan mungkin tidak ada di daerah lain, aitu tradisi penguburan orang yang telah mati, tapi dengan membuat sang jenazah berjalan dengan sendirinya menuju kuburan yang telah disiapkan. Mereka percaya bahwa semua mayat dari sebuah keluarga atau kerabat akan berada di tempat yang sama dalam kehidupan sesudahnya.[2]

Meskipun masih dipengaruhi kepercayaan leluhur, kini masyarakat di Mamasa telah memeluk agama yang diakui di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, mayoritas penduduk kecamatan Mamasa memeluk agama Kekristenan yakni 91,02%, dimana pemeluk agama Protestan 88,89% dan Katolik 2,13%. Kemudian penduduk yang memeluk agama Islam sebanyak 8,88%, Hindu 0,02% dan lainnya 0,08%.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Jumlah Penduduk Per Kecamatan (Jiwa), 2019-2021
  2. ^ a b "Suku Mamasa, Kerabat Toraja". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 17 November 2020. 
  3. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Mamasa". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 17 November 2020.