Lompat ke isi

Peridotit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 21 Januari 2024 12.00 oleh Kim Nansa (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Peridotit adalah batuan beku padat, berbutir kasar, dan sebagian besar terdiri dari mineral olivin dan piroksen. Peridotit adalah batuan ultramafik, karena mengandung kurang dari 45% silika. Peridotit tinggi akan magnesium, dengan proporsi olivin yang tinggi dengan besi yang cukup. Peridotit berasal dari mantel bumi, baik dalam bentuk blok yang solid dan fragmen, atau dalam bentuk akumulasi kristal dari magma yang terbentuk di mantel. Komposisi peridotit pada kompleks batuan beku yang bermacam-macam mencerminkan proporsi relatif piroksen, kromit, plagioklas, dan amfibol.

Peridotit adalah batuan yang dominan pada bagian atas mantel bumi. Komposisi nodula peridotit, yang ditemukan di basal tertentu dan pipa berlian (kimberlit), mendapat perhatian khusus, karena mereka menyediakan sampel dari mantel bumi yang dibawa dari kedalaman mulai dari sekitar 30 km sampai 200 km atau lebih. Beberapa nodula menyimpan rasio isotop osmium dan unsur lain yang merekam proses yang terjadi ketika bumi terbentuk, dan sehingga mereka menarik perhatian para ahli paleontologi karena mereka memberikan petunjuk komposisi awal mantel bumi dan kompleksitas proses yang terjadi.

Kata peridotite berasal dari nama batu permata peridot, yang terdiri dari olivin berwarna hijau pucat.[1] Peridotit klasik berwarna hijau terang dengan beberapa bintik hitam, namun sebagian besar sampel tangan cenderung berwarna hijau gelap. Singkapan peridotit biasanya berkisar dari kuning cerah bersahaja hingga warna hijau gelap; ini disebabkan karena olivin mudah lapuk menjadi idingsit. Meskipun hijau dan adalah warna yang paling umum, batuan peridotit dapat memiliki berbagai warna seperti biru, coklat, dan merah.

Diagram klasifikasi untuk peridotit dan piroksenit berdasarkan proporsi olivin dan piroksen. Area hijau pucat merupakan komposisi yang paling umum dari peridotit di bagian atas mantel bumi (sebagian diadaptasi dari Bodinier dan Godard (2004)).
  • Dunit: lebih dari 90% olivin, biasanya dengan rasio Mg / Fe sekitar 9: 1.
  • Werlit: sebagian besar terdiri dari olivin ditambah klinopiroksen.
  • Harzburgit: sebagian besar terdiri dari olivin ditambah ortopiroksen, dan proporsi material basaltik yang relatif rendah (karena garnet dan klinopirosken yang sedikit).
  • Lerzolit: bentuk paling umum dari peridotit, sebagian besar terdiri dari olivin, ortopirosken (umumnya enstatit), dan klinopirosen (diopsid), dan memiliki proporsi material basaltik yang relatif tinggi (garnet dan clinopyroxene). Fusi parsial lerzolit dan ekstraksi fraksi lelehan dapat meninggalkan residu padat harzburgit.

Komposisi

[sunting | sunting sumber]

Olivin adalah ortosilikat magnesium yang mengandung beberapa zat besi dengan rumus kimia (Mg,Fe)2SiO4;Pirksen merupakan rantai silikat yang mempunyai rumus kimia(Ca,Na,Fe+2,Mg)(Cr,Al,Fe+3,Mg,Mn,Ti,V)Si2O6 terdiri dari banyak mineral yang berbeda.

Olivin kaya magnesium membentuk sebagian besar peridotit, dan oleh sebab itu konten magnesiumnya tinggi. Kompleks batuan beku berlapis memiliki komposisi jauh lebih bervariasi, tergantung pada fraksi piroksen, klorit, plagioklas, dan amfibol. mineral - mineral minor dan kelompok mineral di peridotit termasuk plagioklas, spinel (umumnya mineral kromit), garnet (terutama mineral pirop), amfibol, dan flogopit. Dalam peridotit, plagioklas stabil pada tekanan yang relatif rendah (kerak bumi yang dalam), spinel alumina pada tekanan yang lebih tinggi (sampai kedalaman 60 km atau lebih), dan garnet pada tekanan belum tinggi.

Piroksenit merupakan terkait batuan ultrabasa yang terkait dengan peridotit, yang sebagian besar terdiri dari ortopiroksen dan atau klinopiroksen; mineral yang mungkin ada dalam kelimpahan yang lebih rendah termasuk olivin, garnet, plagioklas, amfibol, dan spinel.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Collins Australian Dictionary, 7th edition

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Alfred T. Anderson, Jr., 2002. "Peridotite", AccessScience@McGraw-Hill, DOI 10.1036/1097-8542.498300.
  • Harvey Blatt and Robert J. Tracy, 1996, Petrology: Igneous, Sedimentary and Metamorphic, 2nd ed., Freeman, ISBN 0-7167-2438-3
  • J.-L. Bodinier and M. Godard, 2004, Orogenic, Ophiolitic, and Abyssal Peridotites, in The Mantle and Core (ed. R. W. Carlson), Treatise on Geochemistry v. 2, Elsevier-Pergamon, Oxford ISBN 0-08-043751-6