Dikotomi kendali
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Dikotomi kendali adalah pembagian hal dalam hidup terbagi menjadi dua hal, yaitu: yang berada di bawah kendali diri dan di luar kendali diri. Dalam stoikisme yang di bawah kendali diri bersifat merdeka artinya tidak terikat dan bisa dikendalikan karena itu ada dalam diri kita sendiri, seperti pikiran dan tindakan kita sendiri. Sedangkan yang di luar kendali diri bersifat lemah, rapuh, bagaikan budak, terikat, dan milik orang lain, contohnya: tindakan orang lain, opini orang lain, reputasi, ketenaran, kesehatan, kekayaan, masa depan, dan sebagainya.[1][2]
Dalam stoikisme, kebahagiaan dan kedamaian yang sebenarnya hanya berada dalam hal-hal yang di bawah kendali diri, dan kita tak bisa mengantungkan hal yang di luar kendali diri sebagai kebahagiaan dan kedamaian sejati, karena itu dianggap tidak rasional dalam ajaran stoikisme.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Manampiring 2019, hlm. 46.
- ^ Manampiring 2019, hlm. 48.
- ^ Manampiring 2019, hlm. 49.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Manampiring, Henry (2019). Patricia Wulandari, ed. Filosofi Teras; Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-602-412-518-9.