Lompat ke isi

The Swerve: How the World Became Modern

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Februari 2024 13.52 oleh Aku rini astuti (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
The Swerve: How the World Became Modern
PengarangStephen Greenblatt
NegaraAmerika Serikat
BahasaInggris
GenreNon-fiksi
PenerbitW. W. Norton & Company
Tanggal terbit
26 September 2011 (hardcover)[1]
September 3, 2012 (paperback)[2]
September 19, 2011 (kindle)[3]
Halaman356
ISBNISBN 978-0393064476

The Swerve: How the World Became Modern adalah sebuah buku non-fiksi karya Stephen Greenblatt yang memenangkan Hadiah Pulitzer untuk Non-Fiksi Umum tahun 2012 dan National Book Award for Nonfiction tahun 2011.[4][5]

The Swerve mengulas tentang keistimewaan On the Nature of Things karya penyair Romawi Lucretius, yang sempat hilang, dan bagaimana On the Nature of Things mengubah alur sejarah meski secara umum dianggap sebagai buku yang tidak jelas.[4] Los Angeles Times menulis bahwa duta kepausan dan kolektor buku abad ke-15 Poggio Bracciolini menyelamatkan teks Lucretius dari tempat terhina di rak buku sebuah biara di Jerman.[6] National Public Radio (NPR) menyebut bahwa buku ini menjelaskan hasil penyelamatan manuskrip On the Nature of Things terakhir oleh Bracciolini.[7]

PBS NewsHour dan The New York Times menyebut Bracciolini sebagai "kolektor buku" yang juga disebut New York Times sebagai sosok yang obsesif.[8][9] The New York Times menyebut Greenblatt sebagai seorang "kritikus sastra, teoriwan, dan cendekiawan Shakespeare".[9] Saat merekomendasikan buku ini pada tahun 2011, NPR menyebutkan bahwa Greenblatt adalah pengajar humaniora.[7]

Di situs resmi Hadiah Pulitzer, Pulitzer.org menyebut The Swerve: How the World Became Modern sebagai "buku provokatif yang mengungkapkan bahwa karya filsafat yang tidak jelas, ditemukan hampir 600 tahun yang lalu, mengubah alur sejarah tanpa memikirkan ilmu pengetahuan dan sensibilitas masa kini."[4] Dalam sebuah kritik, The Los Angeles Times memuji syair Lucretius dan mengatakan bahwa "The Swerve" adalah "buku yang sama ajaibnya tentang bagaimana karya klasik ini nyaris hilang dan mengapa peradaban Barat akan menjadi lebih miskin andai karya tersebut benar-benar hilang."[6] Penjelasan PBS NewsHour tentang karya ini adalah kisah tentang bagaimana "...penemuan 'On the Nature of Things' karya Lucretius membantu mengubah arah pemikiran umat manusia."[8] NPR mengatakan The Swerve menjelaskan bagaimana On the Nature of Things "...mendorong kemajuan Renaisans dan menginspirasi para seniman, pemikir besar, dan ilmuwan."[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]