Kabupaten Ngawi
Ngawi | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦔꦮꦶ |
• Pegon | ڠاوي |
• Alfabet Jawa | Ngawì |
Julukan: Ngawi Ramah • Benteng • Bambu | |
Motto: Negeri Ngawi Ramah | |
Koordinat: 7°24′04″S 111°26′42″E / 7.4011°S 111.445°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Dasar hukum | PP No. 28 Tahun 1982 |
Hari jadi | 7 Juli 1358 |
Ibu kota | Ngawi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Jenis | Pemerintah Daerah Kabupaten |
• Bupati | Ony Anwar Harsono |
• Wakil Bupati | Dwi Rianto Jatmiko |
• Sekretaris Daerah | Mokh Sodiq Triwidiyanto |
• Ketua DPRD | Heru Kusnindar |
Luas | |
• Total | 1.395,80 km2 (538,92 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 897.478 |
• Kepadatan | 643/km2 (1,670/sq mi) |
Demonim | - Orang Ngawi - Wong Ngawi (jv) - Ngawians (en) |
Demografi | |
• Agama | Islam 98,95% Kristen 1,02% - Protestan 0,64% - Katolik 0,38% Hindu 0,01% Buddha 0,01% Lainya 0,01[1] |
• Bahasa | Daftar
|
• IPM | 73,28 (2023) tinggi [2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 351 |
Kode ISO 3166 | ID-JI |
Pelat kendaraan | AE |
Kode Kemendagri | 35.21 |
DAU | Rp 896.052.870.000,00 |
Semboyan daerah | RAMAH (Rapi, Aman, Maju, Adil, dan Harmonis) |
Lagu daerah | "Suwe Ora Jamu" • "Lir-ilir" • "Cublak-cublak Suweng" |
Rumah adat | Rumah Joglo |
Senjata tradisional | Keris • Celurit |
Flora resmi | Cerme |
Fauna resmi | Decu belang |
Situs web | ngawikab |
Ngawi (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦔꦮꦶ, Pegon: ڠاوي; Ngawì) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Ngawi. Kabupaten Ngawi terletak di ujung barat Provinsi Jawa Timur, yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (keduanya masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah) dan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di selatan, serta Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar (Provinsi Jawa Tengah) di bagian barat.
Etimologi
Kata Ngawi merupakan turunan kata dalam bahasa Jawa Kuno yaitu awi yang berarti bambu. Kata awi kemudian memperoleh imbuhan Ng yang menandakan bahwa di daerah ini terdapat banyak pohon bambu.[3] Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang dikaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan. Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi bambu.[4]
Sejarah
Masa pemerintahan Kerajaan Majapahit
Wilayah Ngawi telah menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit pada tanggal 7 Juli 1358 M ketika Hayam Wuruk memerintah. Informasi ini disebutkan dalam Prasasti Canggu yang berangka tahun 1280 dalam kalender Saka. Status Ngawi pada masa ini adalah daerah otonom yang berbentuk desa dengan tugas utama mengelola penyeberangan di sungai.[5]
Hari Jadi
Penelusuran Hari jadi Ngawi dimulai dari tahun 1975, dengan dikeluarkannya SK Bupati KDH Tk. II Ngawi Nomor Sek. 13/7/Drh, tanggal 27 Oktober 1975 dan nomor Sek 13/3/Drh, tanggal 21 April 1976. Ketua Panitia Penelitian atau penelusuran yang di ketuai oleh DPRD Kabupaten Dati II Ngawi. Dalam penelitian banyak ditemui kesulitan-kesulitan terutama narasumber atau para tokoh-tokoh masayarakat, namun mereka tetap melakukan penelitian lewat sejarah, peninggalalan purbakala dan dokumen-dokumen kuno.[butuh rujukan]
Di dalam kegiatan penelusuran tersebut dengan melalui proses sesuai dengan hasil sebagai berikut:[butuh rujukan]
- Pada tanggal 31 Agustus 1830, pernah ditetapkan sebagai Hari Jadi Ngawi dengan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Dati II Ngawi tanggal 31 Maret 1978, Nomor Sek. 13/25/DPRD, yaitu berkaitan dengan ditetapkan Ngawi sebagai Order Regentschap oleh Pemerintah Hindia Belanda.
- Pada tanggal 30 September 1983, dengan Keputusan DPRD Kabupaten Dati II Ngawi nomor 188.170/2/1983, ketetapan diatas diralat dengan alasan bahwa tanggal 31 Agustus 1830 sebagai Hari Jadi Ngawi dianggap kurang Nasionalis, pada tanggal dan bulan tersebut justru dianggap memperingati kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.
- Menyadari hal tersebut Pada tanggal 13 Desember 1983 dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi nomor 143 tahun 1983, dibentuk Panitia/Tim Penelusuran dan penulisan Sejarah Ngawi yang diktuai oleh Drs. Bapak Moestofa.
- Pada tanggal 14 Oktober di sarangan telah melaksanakan simposium membahas Hari Jadi Ngawi oleh Bapak MM.Soekarto
K, Atmodjo dan Bapak MM. Soehardjo Hatmosoeprobo dengan hasil symposium tersebut menetapkan:[butuh rujukan]
- Menerima hasil penelusuran Bapak Soehardjo Hatmosoeprobo tentang Piagam Sultan Hamengku Buwono tanggal 2 Jumadilawal 1756 Aj, selanjutkan menetapkan bahwa pada tanggal 10 November 1828 M, Ngawi ditetapkan sebagai daerah Narawita (pelungguh) Bupati Wedono Monco Negoro Wetan. Peristiwa tersebut merupakan bagian dari perjalanan Sejarah Ngawi pada zaman kekuasaan Sultan Hamengku Buwono.
- Menerima hasil penelitian Bapak MM. Soekarto K. Atmodjo tentang Prasasti Canggu tahun 1280 Saka pada masa pemerintahan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk. Selanjutmya menetapkan bahwa pada tanggal 7 Juli 1358 M, Ngawi ditetapkan sebagai Naditirapradesa (daerah penambangan) dan daerah swatantra. Peristiwa tersebut merupakan Hari Jadi Ngawi sepanjang belum diketahui data baru yang lebih tua.
Melalui Surat Keputusan nomor: 188.70/34/1986 tanggal 31 Desember 1986 DPRD Kabupaten Dati II Ngawi telah menyetujui tentang penetapan Hari Jadi Ngawi yaitu pada tanggal 7 Juli 1358 M. Dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi No. 04 Tahun 1987 pada tanggal 14 Januari 1987. Namun Demikian tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelusuran lebih lanjut serta menerima masukan yang berkaitan dengan sejarah Ngawi sebagai penyempurnaan di kemudian hari.[4]
Wilayah administratif
Kabupaten Ngawi merupakan salah satu kabupaten di bagian barat Jawa Timur. Wilayah Kabupaten Ngawi berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Kabupaten Ngawi memiliki wilayah seluas 1.298,58 km2. Posisi Kabupaten Ngawi Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada titik koordinat 110°11’–111°40’ Bujur Timur dan 7°21’–7°31’ Lintang Selatan.[6]
Pada awal pembentukannya, Kabupaten Ngawi terbagi menjadi 17 kecamatan yang terbagi menjadi 213 desa dan 4 kelurahan. Lalu pada tahun 2004, jumlah kecamatan di Kabupaten Ngawi bertambah menjadi 19 kecamatan.[7] Dua kecamatan baru ialah Kecamatan Kasreman adalah pemekaran dari Kecamatan Padas, sedangkan Kecamatan Gerih adalah pemekaran dari Kecamatan Geneng.[butuh rujukan]
Batas wilayah
Kabupaten Ngawi berbatasan langsung dengan beberapa wilayah, yaitu:[butuh rujukan]
Utara | Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Blora (dua kabupaten terakhir termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah) |
Timur | Kabupaten Madiun |
Selatan | Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun |
Barat | Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar (keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah) |
Geografi
Wilayah Ngawi terbagi menjadi dataran tinggi dan dataran rendah. Wilayah dataran tinggi berada di kaki Gunung Lawu yang meliputi empat kecamatan yaitu Kecamatan Sine, Kecamatan Ngrambe, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal. Bagian lain yang termasuk dataran tinggi ialah kompleks Pegunungan Lawu di barat daya Kabupaten Ngawi. Sementara di bagian utara Kabupaten Ngawi merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng yang terdiri dari perbukitan.[8] Sekitar 40 persen atau sekitar 558,4 km2 berupa lahan sawah.[butuh rujukan]
Iklim
Iklim di Ngawi adalah iklim tropis. Suhu udara di wilayah Ngawi bervariasi sebagai akibat dari tingkat elevasi tanah, tetapi secara umum suhu udara di wilayah Ngawi berkisar antara 20°–34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi berkisar antara 68–85%.
Wilayah Ngawi beriklim muson tropis (Am) berdasarkan klasifikasi iklim Koppen. Terdapat dua musim di wilayah ini yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin dan musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah dan lembap. Musim kemarau di wilayah Ngawi berlangsung pada periode Mei–Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus. Sedangkan musim penghujan di wilayah ini berlangsung pada periode November–April dengan bulan terbasah adalah Januari dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 280 mm per bulan. Curah hujan di wilayah Kabupaten Ngawi berkisar antara 1.500–2.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 90–140 hari hujan per tahun.[butuh rujukan]
Data iklim Ngawi, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.7 (87.3) |
31.7 (89.1) |
32.1 (89.8) |
31.8 (89.2) |
31.8 (89.2) |
31 (88) |
32 (90) |
32.8 (91) |
33.8 (92.8) |
34.1 (93.4) |
33.2 (91.8) |
31.8 (89.2) |
32.23 (90.07) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.6 (79.9) |
26.7 (80.1) |
26.9 (80.4) |
27.2 (81) |
27 (81) |
26.7 (80.1) |
26.3 (79.3) |
26.6 (79.9) |
27.8 (82) |
28.1 (82.6) |
27.9 (82.2) |
27.2 (81) |
27.08 (80.79) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.6 (72.7) |
22.8 (73) |
23 (73) |
22.7 (72.9) |
22.3 (72.1) |
21.4 (70.5) |
20.5 (68.9) |
21.4 (70.5) |
22.1 (71.8) |
23.8 (74.8) |
23.7 (74.7) |
22.7 (72.9) |
22.42 (72.32) |
Presipitasi mm (inci) | 304.5 (11.988) |
270.3 (10.642) |
252.6 (9.945) |
192.5 (7.579) |
112.9 (4.445) |
53.1 (2.091) |
33.8 (1.331) |
26.9 (1.059) |
43.6 (1.717) |
108.7 (4.28) |
189.2 (7.449) |
265.9 (10.469) |
1.854 (72,995) |
Rata-rata hari hujan | 20 | 17 | 15 | 13 | 7 | 5 | 3 | 2 | 4 | 6 | 12 | 15 | 119 |
% kelembapan | 85 | 83 | 82 | 80 | 79 | 73 | 71 | 68 | 70 | 72 | 76 | 81 | 76.7 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 154 | 173 | 209 | 248 | 264 | 267 | 294 | 304 | 292 | 251 | 209 | 169 | 2.834 |
Sumber #1: Climate-Data.org [9] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase [10] |
Pemerintahan
Bupati
No | Bupati | Mulai Menjabat | Akhir Menjabat | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|
25 | Ony Anwar Harsono | 26 Februari 2021 | Petahana | Dwi Rianto Jatmiko |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Ngawi dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[11] | 2014–2019[12] | 2019–2024[13] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 4 | 4 | 6 | |
Gerindra | (baru) 1 | 5 | 4 | 6 | |
PDI-P | 8 | 15 | 20 | 20 | |
Golkar | 8 | 7 | 5 | 5 | |
NasDem | (baru) 2 | 2 | 0 | ||
PKS | 3 | 4 | 4 | 3 | |
Hanura | (baru) 5 | 2 | 1 | 1 | |
PAN | 5 | 2 | 3 | 2 | |
Demokrat | 6 | 2 | 1 | 2 | |
PPP | 4 | 2 | 1 | 0 | |
PBR | 1 | ||||
PKPB | 1 | ||||
Jumlah Anggota | 45 | 45 | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 11 | 10 | 10 | 8 |
Kecamatan
Ngawi terdiri dari 19 kecamatan, 4 kelurahan, dan 213 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Ibu kotanya adalah Kecamatan Ngawi. Pada tahun 2022, jumlah penduduknya mencapai 897.478 jiwa dengan luas wilayah 1.395,80 km² dan kepadatan penduduknya 643 jiwa/km².[14][15][16]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Ngawi, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
35.21.15 | Bringin | 10 | Desa | ||
35.21.05 | Geneng | 13 | Desa | ||
35.21.18 | Gerih | 5 | Desa | ||
35.21.03 | Jogorogo | 12 | Desa | ||
35.21.17 | Karanganyar | 7 | Desa | ||
35.21.07 | Karangjati | 17 | Desa | ||
35.21.19 | Kasreman | 8 | Desa | ||
35.21.11 | Kedunggalar | 12 | Desa | ||
35.21.04 | Kendal | 10 | Desa | ||
35.21.06 | Kwadungan | 14 | Desa | ||
35.21.13 | Mantingan | 7 | Desa | ||
35.21.09 | Ngawi Kota | 4 | 12 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.21.02 | Ngrambe | 14 | Desa | ||
35.21.08 | Padas | 12 | Desa | ||
35.21.14 | Pangkur | 9 | Desa | ||
35.21.10 | Paron | 14 | Desa | ||
35.21.16 | Pitu | 10 | Desa | ||
35.21.01 | Sine | 15 | Desa | ||
35.21.12 | Widodaren | 12 | Desa | ||
TOTAL | 4 | 213 |
Transportasi
Ngawi dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, jalur utama Cepu, Bojonegoro-Madiun dan menjadi gerbang utama Jawa Timur jalur tengah dan selatan. Kabupaten Ngawi juga sebagai tempat transit untuk kendaraan yang mengarah ke Bojonegoro (via Padangan) di utara atau ke Madiun/Magetan (via Geneng/Maospati) di selatan.[butuh rujukan]
Transportasi rel
Ngawi juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan (Bandung–Surabaya) dan tengah Jawa (Jakarta–Purwokerto–Surabaya), namun tidak melewati ibu kota kabupaten. Stasiun kereta api terdapat di Geneng, Ngawi, Kedunggalar, dan Walikukun. Untuk Stasiun Ngawi sendiri tidak terletak di ibukota kabupaten, tetapi letak bangunan fisiknya ada di kecamatan Paron.[butuh rujukan]
Berikut adalah layanan kereta api yang berhenti normal sekaligus menaikturunkan para penumpang di Stasiun Ngawi dan Stasiun Walikukun:
- Lintas selatan Jawa
- Kereta api Sri Tanjung – relasi Lempuyangan–Surabaya Kota–Ketapang
- Kereta api Pasundan – relasi Kiaracondong–Surabaya Gubeng
- Kereta api Kahuripan – relasi Kiaracondong–Blitar
- Kereta api Malabar – relasi Bandung–Malang
- Kereta api Wijayakusuma – relasi Cilacap–Surabaya Gubeng–Ketapang
- Lintas tengah Jawa
- Kereta api Logawa – relasi Purwokerto–Surabaya Gubeng–Jember
- Kereta api Bangunkarta – relasi Pasar Senen–Jombang
- Kereta api Gaya Baru Malam Selatan – relasi Pasar Senen–Surabaya Gubeng
- Kereta api Jayakarta – relasi Pasar Senen–Surabaya Gubeng
- Kereta api Singasari – relasi Pasar Senen–Blitar
- Lintas utara Jawa
- Kereta api Brantas – relasi Pasar Senen–Semarang Tawang–Blitar
- Kereta api Majapahit – relasi Pasar Senen–Semarang Tawang–Malang
- Kereta api Matarmaja – relasi Pasar Senen–Semarang Tawang–Malang
Transportasi darat
Kabupaten Ngawi dilalui Jalan Raya Nasional 17 yang menghubungkan Yogyakarta dan Surakarta di barat dengan Caruban dan Surabaya di timur, serta Jalan Raya Nasional 30 yang menghubungkan Bojonegoro di utara dengan Madiun, Magetan dan Maospati di selatan. Angkutan Bus Antar Kota Antar Provinsi tersedia untuk tujuan kota-kota besar di Jawa seperti Yogyakarta, Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Namun angkutan pedesaan penunjang dari dan menuju kecamatan di daerah barat daya seperti Kecamatan Sine dan Kecamatan Ngrambe menuju Kota Ngawi, terutama dari dan menuju Kecamatan Sine jumlah angkutannya masih terbatas.[butuh rujukan] Kabupaten Ngawi juga termasuk daerah yang dilintasi Tol Trans Jawa, jalan tol yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya.[butuh rujukan]Kabupaten Ngawi di Jawa Timur terhubung dengan Kota Surakarta di Jawa Tengah melalui Tol Solo-Ngawi. Panjang jalan tol ini adalah 90 km dan selesai dibangun pada tanggal 29 Maret 2018. Dari Kota Surakarta, jalan tol terhubung ke Kabupaten Boyololali, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen hingga ke Kabupaten Ngawi. Perhubungan Kabupaten Ngawi juga ada yang ke wilayah lain di Jawa Timur yaitu Tol Ngawi-Kertosono. Panjang jalan tol ini adalah 87, 02 km dan menghubungkan Kabupaten Ngawi hingga ke Kecamatan Kertosono.[17]
Komoditas
Jeruk
Kabupaten Ngawi mengadakan budidaya jeruk dari dua varietas, yaitu jeruk siam dan jeruk pomelo. Jeruk siam dibudidayakan di 11 kecamatan. Sedangkan jeruk pomelo dibudidayakan di 13 kecamatan. Tiga kecamatan dengan produksi jeruk siam yang terbanyak adalah Kecamatan Kedunggalar, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Jogorogo. Sementara kecamatan dengan produksi jeruk pamelo yang terbanyak adalah Kecamatan Paron, Kecamatan Kedunggalar dan Kecamatan Ngawi.[18]
Referensi
- ^ a b c "Kabupaten Ngawi dalam angka 2022". www.ngawikab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-10. Diakses tanggal 22 Maret 2022.
- ^ "Metode baru Indeks Pembangunan Manusia 2022-2023". www.bps.go.id. Diakses tanggal 9 Des 2023.
- ^ Suryadi, Ahmad (2021). Menapak Indonesia: Menelusuri Setiap Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota Seluruh Indonesia Jilid 2 (Pulau Jawa). Sukabumi: CV. Jejak. hlm. 144. ISBN 978-623-338-302-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 2023-03-07.
- ^ a b "Sejarah Ngawi". Pemerintah Kabupaten Ngawi (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-26. Diakses tanggal 2023-03-07.
- ^ MIftaqurrohman dan Sa'idah, N. (Mei 2019). Putra, Aditya K., ed. Sejarah Lokal dan Tradisi Lisan tentang Babad Tempurejo. Surakarta: CV Oase Grup. hlm. 86. ISBN 978-602-457-154-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 2023-03-07.
- ^ Arief, Suyoto (April 2021). Model Sistem Bagi Hasil pada Sektor Pertanian dalam Perspektif Ekonomi Islam. Ponorogo: Unida Gontor Press. hlm. 139. ISBN 978-602-5620-77-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 2023-03-07.
- ^ Daryono, B. S., dan Maryanto, S. D. (Mei 2018). Keanekaragaman dan Potensi Sumber Daya Genetik Melon. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 37. ISBN 978-602-386-187-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 2023-03-07.
- ^ Baina, E., dkk. (September 2018). Sudarmonowati, E., Sugiarti dan Darussalam. A. D., ed. Mengungkap Potensi Daerah dan Peningkatan Nilai Tambah dengan IPTEK. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI. hlm. 76. ISBN 978-979-8539-76-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 2023-03-07.
- ^ "Ngawi, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 Oktober 2020.
- ^ "Ngawi, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 4 Oktober 2020.
- ^ "Hasil Pemilu Anggota DPRD Ngawi Tahun 2009" (PDF). KPU KABUPATEN NGAWI. 17-05-2009. Diakses tanggal 24-10-2023.
- ^ "Hasil Akhir Pileg 2014, KPUD Ngawi Tetapkan Kursi Parpol dan Caleg DPRD". Sinar Ngawi. Diakses tanggal 2023-10-25.
- ^ "Ini Perolehan Kursi Partai dan Nama Anggota DPRD Ngawi Terpilih Periode 2019-2024". tribunnews.com. 2019-07-22. Diakses tanggal 2020-05-14.
- ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2022-10-27.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Dukut, Ekawati Marhaenny, ed. (2020). Dampak Jalan Tol terhadap Pulau Jawa. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. hlm. 225. ISBN 978-623-7635-24-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 2023-03-07.
- ^ Purbiati, T., dkk. (Juni 2021). Arahan Pemupukan Spesifik Lokasi untuk Tanaman Jeruk (Citrus sp.) di Jawa Timur. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. hlm. 19. ISBN 978-979-796-608-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 2023-03-07.
Pranala luar
- (Indonesia) Portal Ngawi