Lompat ke isi

Depresi pascapersalinan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Maret 2024 13.04 oleh Partofme00 (bicara | kontrib) (mengganti kalimat depresi pasca melahirkan dengan depresi pasca persalinan)


Depresi pasca persalinan atau postpartum depression adalah gangguan kondisi psikologis ibu yang terjadi hingga beberapa bulan setelah proses melahirkan. Berbeda dengan baby blues syndrome yang hanya terjadi beberapa minggu setelah melahirkan dan dialami oleh 70-80% ibu muda, sedangkan depresi pasca melahirkan dialami sekitar 10-20% wanita[1]. Tidak ada batasan jelas kapan baby blues syndrome berubah menjadi depresi pasca persalinan. Kasus ini di Indonesia mencapai 2 juta kasus setiap tahun. Depresi di masa kehamilan akan menambah risiko mengalami depresi pasca persalinan.

Depresi pasca persalinan dan baby blues adalah dua hal yang berbeda, meskipun memiliki gejala yang sama. Baby blues adalah depresi yang dialami oleh perempuan dalam rentang waktu yang singkat, mulai dari hari ke-2 hingga 2 minggu setelah melahirkan. Apabila depresi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama hingga berbulan-bulan, dapat dikatakan perempuan tersebut mengalami depresi pasca melahirkan atau depresi pasca persalinan.[2]

Gejala Depresi Pasca Persalinan

Depresi pasca persalinan dapat mengganggu seorang ibu untuk merawat bayi dan mengerjakan aktivitas sehari-hari. Gejala dari depresi pasca persalinan biasanya timbul pada minggu-minggu pertama pasca melahirkan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan depresi berawal dari kehamilan hingga satu tahun setelah melahirkan.[2]

Berikut adalah gejala-gejala yang dialami ketika depresi pasca persalinan:[3]

  • Benar-benar menghindari teman dan keluarga
  • Tidak bisa merawat diri sendiri maupun bayi
  • Susah bonding dengan bayi Anda
  • Takut dan cemas tidak bisa menjadi ibu yang baik
  • Mood swing parah, cemas berlebihan, serangan panik
  • Terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur
  • Tidak tertarik untuk menjalani hari
  • Berpikir untuk menyakiti diri sendiri dan/atau bayi Anda
  • Berpikir untuk bunuh diri atau mencoba bunuh diri

Apabila gejala-gejala depresi pasca persalinan tidak segera ditangani dengan cepat, maka akan membahayakan ibu maupun bayinya.[2]

Psikosis Depresi Pasca Persalinan

Depresi pasca persalinan yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi psikosis pasca persalinan yang lebih berbahaya. Psikosis pasca persalinan adalah gangguan mental yang harus ditangani segera.

Gejala psikosis depresi pasca persalinan sebagai berikut[2]:

  1. Merasa bingung dan tersesat
  2. Memiliki pemikiran obsesif tentang bayi
  3. Mengalami halusinasi dan delusi
  4. Mengalami gangguan tidur
  5. Seringkali kesal terhadap suatu hal
  6. Merasa paranoid
  7. Berusaha untuk menyakiti diri sendiri

Penatalaksanaan psikosis depresi pasca persalinan adalah:

  1. Pemberian anti depresan
  2. Berhenti menyusui
  3. Perawatan di rumah sakit

Referensi

  1. ^ Mulyani, Cici; Dekawaty, Ayu; Suzanna, Suzanna (2022-12-04). "Faktor-Faktor Penyebab Depresi Pasca Persalinan". Jurnal Keperawatan Silampari (dalam bahasa Inggris). 6 (1): 635–649. doi:10.31539/jks.v5i2.3462. ISSN 2581-1975. 
  2. ^ a b c d "Postpartum depression - Symptoms and causes". Mayo Clinic (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-23. 
  3. ^ "The Basics of Postpartum Depression". WebMD (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-26.