Lompat ke isi

Muawiyah bin Hudaij

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Muawiyah bin Hudaij
Informasi pribadi
Meninggal672
Mesir
HubunganAbdullah, Muhammad, Abdul Wahid (cucu)
AnakAbdurrahman
Orang tua
  • Hudaij bin Jafnah (ayah)
  • Kabsyah binti Ma'dikarib (ibu)
JulukanAbu Abdurrahman
Abu Nu'aim
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Muawiyah bin Hudaij (bahasa Arab: معاوية بن حديج) adalah seorang jenderal Arab yang termasuk dalam kelompok sahabat Nabi.

Silsilah

Muawiyah berasal dari kabilah Sakun dari Bani Kindah.[1] Silsilahnya adalah Muawiyah bin Hudaij bin Jafnah bin Qatirah bin Haritsah bin Abdu Syams bin Muawiyah bin Ja'far bin Usamah bin Sa'ad bin Asyras bin Syabib bin Sakun bin Asyras bin Kindah.[1] Dengan demikian, nisbah Muawiyah adalah as-Sakuni dan al-Kindi.[2] Ia juga mendapat nisbah at-Tujibi,[3] yang dikaitkan dengan leluhur Bani Tujib yaitu Tujib binti Tsauban bin Sulaim bin Raha dari Bani Madzhij.[1] Tujib ini adalah istri dari Asyras bin Syabib bin Sakun.[1] Ibu Muawiyah, Kabsyah binti Ma'dikarib, adalah seorang penyair.[4] Kunyah-nya adalah Abu Nu'aim dan Abu Abdurrahman.[5] Ia juga dipanggil dengan nama Ibnu Hudaij.[5] Ia termasuk dalam kelompok sahabat Nabi muda.[3]

Biografi

Muawiyah turut serta dalam Pertempuran Yarmuk dan menjadi pemimpin Kardus (أمير الكردوس, Amir al-Kardus), yaitu pemimpin 1.000 prajurit.[6][7] Ia juga hadir dalam Penaklukan Mesir dan Amr bin al-Ash menjadikannya sebagai utusan yang menyampaikan kemenangan pasukan Muslim dalam Penaklukan Iskandariyah (Aleksandria) kepada Khalifah Umar bin Khattab.[6][8] Ath-Thabari menyebutkan bahwa Muawiyah turut serta dalam Pertempuran al-Qadisiyyah.[9]

Menurut Ibnul Atsir dalam karyanya Usud al-Ghabah fi Ma'rifat ash-Shahabah, Muawiyah bin Hudaij ikut serta dalam penaklukan Muslim di Afrika Utara di bawah pimpinan Abdullah bin Sa'ad melawan kaum Berber.[10] Muawiyah terus bertugas di bawah Abdullah bin Sa'ad selama Pengepungan Dongola, ibu kota kerajaan Makuria.[11][10] Selama pertempuran ini, ia kehilangan salah satu matanya.[11] Muawiyah juga pernah memimpin pasukan untuk menaklukkan Afrika Utara pada tahun 34 H (654 M).[6]

Setelah Khalifah Utsman bin Affan dikepung hingga dibunuh oleh para pemberontak, Muawiyah termasuk di antara mereka yang menyerukan pembalasan.[12] Ia berada di barisan gubernur Syam, Muawiyah bin Abi Sufyan, dalam Pertempuran Shiffin melawan Khalifah Ali bin Abi Thalib.[2] Ibnu Hudaij kemudian diangkat oleh Muawiyah sebagai pemimpin pasukan bersama Amr bin al-Ash untuk merebut Mesir dari gubernurnya, Muhammad bin Abu Bakar, yang diangkat oleh Ali.[2] Setelah Muhammad dikalahkan dalam suatu pertempuran oleh pasukan Amr pada tahun 658, ia kemudian bersembunyi dari kejaran mereka. Ibnu Hudaij berhasil menemukannya lalu menangkapnya dan membunuhnya.[13][14][2]

Ia kembali memimpin penaklukan Afrika Utara pada tahun 40 H (660 M), dan 50 H (670 M).[6] Di antara pertempuran yang pernah dipimpinnya adalah Pertempuran Jalula.[15][16]


Pada tahun 658, dia membunuh Muhammad bin Abu Bakar. Pada saat itu, ia adalah seorang tentara pro-Umayyah dan dikatakan telah bertengkar dengan tahanan dan membunuhnya di luar kendali. Ibnu Hudaij sangat marah pada Muhammad bin Abu Bakar sehingga dia memasukkan tubuhnya ke dalam kulit keledai yang sudah mati dan membakar kedua mayat itu bersama-sama, sehingga tidak ada yang bisa selamat dari musuhnya.[17] Ia menempatkan pasukan di daerah Kairouan[18] (654 - 665) dan melakukan operasi melawan Hadrumetum di wilayah Tacape (Teluk Gabès). Ia melakukan penggerebekan di Sisilia pada 44 H (666).[19] Ia diangkat sebagai gubernur Barqah (Kirenaika) pada 47 H (669).[20]

Kematian

Muawiyah bin Hudaij meninggal di Mesir pada tahun 672. Namun sejarawan seperti Ibnu Taghribirdi, Ibnul Atsir dan ath-Thabari semuanya mencatat kisah bahwa Muawiyah bin Hudaij mencegah Abdurrahman bin Ummul Hakam untuk menjadi gubernur Mesir pada tahun 678, meskipun ia sudah lama meninggal pada saat itu.[5]

Keturunan

Putra Muawiyah, Abdurrahman, adalah qadhi Mesir dan kepala keamanan (shahib asy-syurthah) pada masa pemerintahan Abdul Aziz bin Marwan sebagai gubernur Mesir.[21] Cucunya, Abdul Wahid bin Abdurrahman, adalah qadhi Mesir pada masa pemerintahan Abdullah bin Abdul Malik sebagai gubernur Mesir.[22] Cucunya yang lain, Abdullah bin Abdurrahman dan Muhammad bin Abdurrahman, adalah gubernur Mesir pada masa kekhalifahan Abu Ja'far Al-Mansur.[23][24]

Referensi

  1. ^ a b c d Ibnu Hazm. Jamharah Ansab al-Arab. shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 429. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-23. Diakses tanggal 2024-01-08. 
  2. ^ a b c d Khairuddin Az-Zarkali. Al-A'lam Az-Zarkali - Muawiyah bin Hudaij. shamela.ws (dalam bahasa Arab). 7. hlm. 260. 
  3. ^ a b "Muawiyah bin Hudaij at-Tujibi – Al-Maktaba al-Shamela". shamela.ws (dalam bahasa Arab). 
  4. ^ Khairuddin Az-Zarkali. Al-A'lam Az-Zarkali - Muawiyah bin Hudaij (bagian kedua). shamela.ws (dalam bahasa Arab). 7. hlm. 261. 
  5. ^ a b c Pellat 1993.
  6. ^ a b c d Ibnu Manzhur. Kitab Mukhtashar Tarikh Dimasyq - Muawiyah bin Hudaij - Al-Maktaba al-Shamela. shamela.ws (dalam bahasa Arab). 24. hlm. 392. 
  7. ^ Al-Harafi, Dr Salamah Muhammad. Buku Pintar Sejarah & Peradaban Islam. Pustaka Al-Kautsar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-27. Diakses tanggal 2022-07-25. 
  8. ^ Tim Riset dan Studi Islam Mesir. Ensiklopedi Sejarah Islam (Bukel). Pustaka Al-Kautsar. hlm. 108. 
  9. ^ Ṭabarī, ., & Friedmann, Y. (1992). The battle of al-Qādisiyyah and the conquest of Syria and Palestine: A.D. 635-637/A.H. 14-15. Albany: State University of New York Press. Page 12.
  10. ^ a b Muḥammad Lamīlam 1985, hlm. 38-39
  11. ^ a b Akram 1977, hlm. 206
  12. ^ Ṭabarī, A.-G. M. I.-G., & Yar-Shater, E. (1996). The first civil war. Albany, NY: State Univ. of New York Pr. Page 144
  13. ^ Khairuddin Az-Zarkali. "Al-A'lam Az-Zarkali - Muhammad bin Abu Bakar". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 219. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-02-03. Diakses tanggal 2024-02-03. 
  14. ^ Khairuddin Az-Zarkali. "Al-A'lam Az-Zarkali - Muhammad bin Abu Bakar (bagian kedua)". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 220. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-02-03. Diakses tanggal 2024-02-03. 
  15. ^ L' Afrique vandale et byzantine: Revue internationale d'histoire et d'archéologie (IVe - VIIIe s.). (2002). Turnhout: Brepols. Hlm 282
  16. ^ https://shamela.ws/book/1043/184
  17. ^ The Succession to Muhammad pp. 268
  18. ^ Abun-Nasr, J. M. (1987). A history of the Maghrib in the Islamic period. Cambridge: Cambridge University Press. Page 28
  19. ^ A. I. Akram, The Muslim conquest of Egypt and North Africa. Ferozsons, 1977. Page 201
  20. ^ A. I. Akram. The Muslim conquest of Egypt and North Africa. Ferozsons, 1977. Page 206
  21. ^ "Tarajm - Abdurrahman bin Muawiyah bin Hudaij Abi Muawiyah al-Kindi at-Tujibi al-Mishri". tarajm.com (dalam bahasa Arab). 
  22. ^ Al-Kindi, Abu Umar. Kitab al-Walah wa Kitab al-Qudat oleh Al-Kindi - Abdul Wahid bin Abdurrahman bin Muawiyah bin Hudaij - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha. shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 329. 
  23. ^ Khairuddin Az-Zarkali. Al-A'lam Az-Zarkali - Abdullah bin Abdurrahman. shamela.ws (dalam bahasa Arab). 4. hlm. 95. 
  24. ^ Khairuddin Az-Zarkali. Al-A'lam Az-Zarkali - Muhammad bin Abdurrahman. shamela.ws (dalam bahasa Arab). 6. hlm. 189. 

Daftar pustaka