Pustaka Raja Purwa
Pustaka Raja Purwa adalah kumpulan cerita yang dipakai sebagai acuan oleh para dhalang dalam pertunjukan wayang kulit di Jawa. Kumpulan cerita ini dikumpulkan dan dinyatakan secara tertulis oleh pujangga keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Rangga Warsita.[1]
Walaupun sumber ceritanya kebanyakan berasal dari Mahabarata dan Ramayana dari India, tetapi beberapa isi detailnya telah diadaptasi untuk keadaan masyarakat Pulau Jawa. Beberapa modifikasi cerita ini misalnya mengenai Drupadi. Dalam Mahabarata versi asli India, ia adalah istri dari kelima bersaudara Pendawa, tetapi dalam Pustaka Raja Purwa ia hanya dinyatakan sebagai istri dari saudara tertua Pendawa yaitu Puntadewa (Yudistira). Hal ini untuk menghindari kemungkinan timbulnya konflik sosial, karena seorang wanita tidak bisa mempunyai lima orang suami. Hal ini penting karena masyarakat Jawa memandang cerita wayang dipakai sebagai petuah, contoh dan pedoman hidup kebanyakan masyarakat.
Judul lakon cerita dalam Pustaka Raja Purwa ini paling sedikit berjumlah 177 lakon/lampahan.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
- Manikmaya, yaitu cerita mengenai Manik (Bathara Guru di Kahyangan) dan Ismaya (Semar di alam marcapada/dunia).
- Watugunung, yaitu cerita mengenai Raden Buduk dari kerajaan Gilingwesi yang mengawini ibunya sendiri.
- Mumpuni, yaitu cerita mengenai perkawinan antara dewi Mumpuni dan bathara Yamadipati.
- Wisnu krama
- Bambang Kalingga/Sekutrem
- Palasara Krama
- Dewabrata
- Pandu Lahir
- Narasoma Kawin
- Puntadewa Lahir
- Suyudana Lahir
- Bima Bungkus
- Arjuna Lahir
- Yamawidura Kawin
- Pandhu Papa
- Palgunadi
- Bale Sigala-gala
- Babad Alas Wanamarta
- Arimba
- Mustakaweni
- Antasena Lahir
- Gathotkaca Lahir
- Pergiwa-Pergiwati
- Gathotkaca Kawin
- Gathotkaca Dadi Ratu
- Sasikirana
- Brajadenta mbalela.
- ……
- Wahyu Cakraningrat
- Jagal Abilawa
- Kresna Duta
- Kresna gGugah
- Seta Gugur
- Bambang Wisanggeni
- Pendawa Dadu
- Yudayana Ilang
- …
- Arjunawiwaha
- Sumantri Ngenger
- Dasarata Kawin
- Dewi Sinta Lahir
- Rama Kawin
- Tundhungan
- Rama Dhuta
- Rama Gandrung
- Rama Tambak
- Pejahipun Kumbakarna
- Pejahipun Indrajid
- Pejahipun Dasamuka
- Sinta Obong
- Rama Obong
- Rama Nitis, dst.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Suluk, Kawruh Pedhalangan lan Macapat, oleh Nanang Windradi, Penerbit Cendrawasih.