Hatim bin an-Nu'man
Hatim bin an-Nu'man | |
---|---|
Gubernur sebagian Khurasan | |
Masa jabatan 665 atau 666 – Tidak diketahui | |
Penguasa monarki | Muawiyah bin Abu Sufyan |
Gubernur Armenia | |
Masa jabatan Tidak diketahui | |
Penguasa monarki | Muawiyah |
Wakil gubernur Harran dan Edessa | |
Masa jabatan Tidak diketahui | |
Penguasa monarki | Abdullah bin az-Zubair |
Informasi pribadi | |
Hubungan | Bahilah (suku) |
Anak | Abdullah bin Hatim Abdul Aziz bin Hatim |
Orang tua | An-Nu'man bin Amr |
Karier militer | |
Pertempuran/perang | Pertempuran Shiffin |
Sunting kotak info • L • B |
Hatim bin an-Nu'man al-Bahili (bahasa Arab: حاتم بن النعمان الباهلي; tersohor pada 656–685) adalah seorang bangsawan suku Arab dan jenderal di bawah Muawiyah bin Abu Sufyan, gubernur Umayyah di Suriah yang kemudian menjadi khalifah.
Silsilah
[sunting | sunting sumber]Hatim bin an-Nu'man bin Amr bin Jabir bin Umarah bin Abdul Uzza bin Amir bin Amr bin Tsa'labah bin Amr bin Qutaibah bin Ma'an bin Malik bin A'shur.[1] Keturunan Malik bin A'shur adalah keturunan Bahilah binti Sha'ab dan dia merupakan ibu mereka (leluhur keturunan Bahilah). Bahilah binti Sha'ab adalah putri dari Sha'ab bin Sa'ad al-Asyirah al-Bahili.[1]
Biografi
[sunting | sunting sumber]Hatim bin an-Nu'man adalah seorang syarif (bangsawan suku) dari Bahilah, yang merupakan kelompok suku Qais, dan tinggal di Bashrah, salah satu kota garnisun Arab utama di Irak. Ia kemudian menetap di Al-Jazirah. Selama Fitnah Pertama, dia termasuk di antara para syarif yang diusir dari Irak oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib (berkuasa 656–661). Hatim bertempur di pihak Muawiyah, gubernur Suriah dan lawan utama Ali, di Pertempuran Shiffin pada tahun 657.[2] Muawiyah akhirnya mengalahkan Ali dan mendirikan Kekhalifahan Umayyah pada tahun 661. Sejarawan abad ke-9 Ibnu Jarir ath-Thabari menyebutkan pada tahun 665 atau 666, selama pemerintahan Muawiyah, Hatim termasuk di antara jenderal yang dikirim untuk memerintah sebagian Khurasan yang saat itu menjadi wilayah perbatasan timur kekhalifahan.[3] Al-Baladzuri menyebutkan dalam Ansab al-Asyraf bahwa Muawiyah pernah mengangkat Hatim sebagai gubernur Armenia.[4]
Ketika Fitnah Kedua pecah, Hatim membelot dari kubu Bani Umayyah, dan bergabung dengan kubu tandingan mereka, Abdullah bin az-Zubair, yang menguasai Irak dan sebagian besar Al-Jazirah. Gubernur Ibnu az-Zubair di Mosul, Ibnu al-Asytar, mengangkat Hatim sebagai wakil gubernur kota Al-Jazirah di Harran dan Edessa.[5]
Keturunan
[sunting | sunting sumber]Putra Hatim, Abdullah, pernah diangkat oleh Muawiyah sebagai gubernur Armenia dan Azerbaijan.[6] Putranya yang lain, Abdul Aziz, adalah gubernur Al-Jazirah, Armenia, dan Azerbaijan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Ibnu Hazm. Jamharah Ansab al-Arab – Bahilah. shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 245. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-17. Diakses tanggal 2024-02-12.
- ^ Crone 1980, hlm. 104–105.
- ^ Morony 1987, hlm. 86–87.
- ^ (Arab) Ansab al-Asyraf
- ^ Crone 1980, hlm. 105.
- ^ Syaikh Al-Baladzuri (2015). Futuhul Buldan: Penaklukan Negeri-negeri dari Fathu Makkah Sampai Negeri Sind (Bukel). Pustaka Al-Kautsar. hlm. 286. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-22. Diakses tanggal 2023-02-21 – via Google Buku.
- ^ (Arab) Tarikh Dimasyq, Ibnu Asakir
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Crone, Patricia (1980). Slaves on Horses: The Evolution of the Islamic Polity. Cambridge and New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-52940-9.
- Morony, Michael G., ed. (1987). The History of al-Ṭabarī, Volume XVIII: Between Civil Wars: The Caliphate of Muʿāwiyah, 661–680 A.D./A.H. 40–60. Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: State University of New York Press. ISBN 978-0-87395-933-9.