Templat:Infobox enam guru sesat
"Pandangan" oleh Enam Samaṇa dalam Tripitaka Pali (berdasarkan Sāmaññaphala Sutta1) |
|
Samaṇa | pandangan (diṭṭhi)1 |
Pūraṇa Kassapa | Amoralitas: menolak segala akibat dari perbuatan baik maupun buruk. |
Makkhali Gosāla | Fatalisme: kami tidak berdaya; penderitaan itu telah ditakdirkan. |
Ajita Kesakambalī | Materialisme: dengan kematian, segalanya musnah. |
Pakudha Kaccāyana | Keabadian: Penderitaan, kesenangan, kesakitan, dan diri/roh adalah abadi dan tidak saling berinteraksi. |
Nigaṇṭha Nātaputta | Pengendalian diri: terberkati dengannya, dibersihkan olehnya, dan diliputi dengan menghindari segala bentuk kejahatan.2 |
Sañjaya Belaṭṭhaputta | Agnostisisme: "Saya tidak berpikir begitu. Saya tidak berpikir demikian pula atau sebaliknya. Saya tidak berpikir tidak atau bukan-tidak." |
Catatan: | 1. DN 2 (Thanissaro, 1997; Walshe, 1995, pp. 91-109). 2. DN-a (Ñāṇamoli & Bodhi, 1995, pp. 1258-59, n. 585). |
Catatan: Informasi yang terdapat pada tebel ini tidak ditujukan sebagai tujuan sejarah; sebagaimana diidentifikasi oleh judul dan isi, hal ini ditujukan untuk menyampaikan representasi akan guru-guru petapa ini dalam Tripitaka Pali, terutama sebagaimana digambarkan dalam Samannaphala Sutta. Untuk penjelasan yang lebih netral akan guru petapa yang dimaksud, klik nama guru guna tersebut untuk membaca artikel wikipedia yang lebih spesifik. | |
Template:PaliCanonSamanaViews merangkum pandangan-pandangan (diṭṭhi) dari petapa yang bukan beragama Buddha (samana) yang ditemukan dalam Kanon Pali, terutama sebagaimana dirangkum dalam Sāmaññaphala Sutta (DN 2). Sebagian lagi dapat ditemukan dibagian lain Kanon Pali, seperti Upali Sutta [MN 56].)
Untuk sejarawan, filsuf India dan praktisi Buddhisme, kepentingan akan pandangan-pandangan ini bersifat ganda:
- Pandangan-pandangan Sang Buddha sebagian digambarkan dalam tanggapan pandangan-pandangan guru-guru lain juga kepada pandangan brahmanik. (Gethin, 1998, pp. 9-13.)
- Pembicara dalam Kanon Pali seringkali mengingatkan pengikut untuk menghindari apa yang mereka mengerti akan "pandangan salah" (Pali: micchā-diṭṭhi) sebagaimana yang dijelaskan disini. (Lihat, sebagai contoh, Brahmajala Sutta dan Bhaskar, 1972.)
Referensi table
Tabel ini menyertakan dua catatan kaki yang merujuk kepada sumber-sumber berikut:
- Ñāṇamoli, Bhikkhu (trans.) and Bodhi, Bhikkhu (ed.) (2001). The Middle-Length Discourses of the Buddha: A Translation of the Majjhima Nikāya. Boston: Wisdom Publications. ISBN 0-86171-072-X.
- Thanissaro Bhikkhu (trans.) (1997). Samaññaphala Sutta: The Fruits of the Contemplative Life (DN 2). Available on-line at http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/dn/dn.02.0.than.html.
- Walshe, Maurice O'Connell (trans.) (1995). The Long Discourses of the Buddha: A Translation of the Dīgha Nikāya. Somerville: Wisdom Publications. ISBN 0-86171-103-3.
Catatan kaki kedua, catatan "DN-a" merujuk kepada komentar Digha Nikaya (atthakatha), yang juga dikenal dengan sebutan Sumangalavilasini. Sementara Ñāṇamoli & Bodhi mengarah pada komentar ini, dan juga sub-komentar yang berhubungan ([[Subkomentar, Theravada|tika) dapat ditemukan di Bodhi (2004), hal. 91-2.
Referensi lainnya
- Bhaskar, Bhagchandra Jain (1972). Jainism in Buddhist Literature. Alok Prakashan: Nagpur. Available on-line at http://jainfriends.tripod.com/books/jiblcontents.html.
- Bodhi, Bhikkhu (2004). The Discourse on the Fruits of Recluseship: The Sāmaññaphala Sutta and its Commentaries. Kandy: Buddhist Publication Society. ISBN 255-24-0045-7.
- Gethin, Rupert (1998). The Foundations of Buddhism. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-289223-1.