P. Ramlee
P. Ramlee | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Nama lahir | Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh |
Nama lain | P. Ramlee |
Lahir | Pulau Pinang, Straits Settlements | 22 Maret 1929
Meninggal | 29 Mei 1973 Setapak, Kuala Lumpur, Malaysia | (umur 44)
Pekerjaan | pelawak, pengusaha, dan aktor |
Tahun aktif | 1945 - 1973 |
Suami/istri | (Almh) Salmah Ismail (1961-1983) |
P. Ramlee atau nama sebenarnya Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh (22 Maret 1929 – 29 Mei 1973) adalah seorang aktor Malaysia pada tahun 1950-an. Dia terkenal di Asia Tenggara, bahkan sampai ke Hong Kong dan Jepang.[1]
Ayahnya berasal dari Lhokseumawe (Aceh) yang menikahi Che Mah Hussein pada tahun 1925 di Kubang Buaya, Butterworth, Malaysia. P. Ramlee menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu Kampung Jawa dan kemudian ke Francis Light School. Setelah itu, Ramlee melanjutkan pendidikannya di Penang Free School hingga meletusnya Perang Dunia II.
Berawal dari bermain ukelele, P. Ramlee kemudian beralih ke alat musik gitar dan biola di bawah bimbingan Kamaruddin (pemimpin brass band di Penang Free School). Ramlee kemudian bergabung dalam Orkes Teruna Sekampung dan kemudian Sinaran Bintang Sore. Dia pernah menjadi juara lomba nyanyi yang diselenggarakan Radio Pulau Pinang pada tahun 1947 dan terpilih sebagai Bintang Penyanyi Utama Malaya. Dalam lomba tersebut, Ramlee menggunakan huruf "P" (untuk Puteh) di awal namanya dan sejak saat itu nama P. Ramlee terus melekat hingga akhir hayatnya.
Film pertama yang dibintangi P. Ramlee adalah Chinta (1948) dengan peran sebagai penjahat dan penyanyi latar. Kesuksesannya terus berlanjut dan berperan dalam 27 buah film antara tahun 1948 hingga 1955.
P. Ramlee meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 1973 saat berusia 44 tahun. Untuk mengenang jasanya, Yang Dipertuan Agung Malaysia memberikan penghargaan Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota pada tahun 1990 dan menambahkan gelar Tan Sri pada nama Ramlee.
Kehidupan awal
P. Ramlee tersebut lahir pada tanggal 22 Maret 1929 di Pulau Penang.[2][3] Ia memiliki hubungan darah yang kuat dengan Indonesia. Ayahnya, Teuku Nyak Puteh berasal dari Lhoksumawe, Aceh, sementara ibunya, Che Mah Hussen berasal dari Buttenworth, Malaysia.[4][5][6][7]
Kematian
P. Ramlee tutup usia karena serangan jantung pada tanggal 29 Mei 1973.[8] Kematiannya yang mendadak membuat publik Malaysia tersentak.[9] Perdana Menteri Abdul Razak Hussein menyebut ‘tidak ada yang dapat menggantikan P. Ramlee di Malaysia’.[10] Sementara Yang Dipertuan Agong memberinya gelar Tan Sri dan menyematkan julukan Seniman Agung Negara kepada seniman serba bisa tersebut.[11]
Saat film Malaya masih diperbolehkan diputar di Indonesia, tidak pelak lagi P. Ramlee menjadi idola remaja Jakarta. Penampilannya banyak ditiru termasuk rambutnya yang keriting dan kumis tipisnya seperti bintang Hollywood kala itu, Clark Gable.[12]
Aktor Malaysia Sean Ghazi menyebutnya sebagai seorang "pahlawan musik Malaysia," menambahkan bahwa dia adalah seniman zaman kebangkitan, gabungan Frank Sinatra dan Dean Martin.[1]
Kehidupan pribadi
P. Ramlee pernah menikah 3 kali. Pertama dengan Junaidah Binti Daeng Harris (1950-1955), kedua dengan Noorizan binti Mohd Noor (1955-1961) dan ketiga dengan Salmah Binti Ismail atau yang lebih dikenal dengan Saloma (1961-hingga wafat). Hubungan percintaan P. Ramlee dengan Noorizan adalah salah satu yang paling menyita kontroversi. Hal ini tidak terlepas dari status Noorizan yang saat itu masih merupakan permaisuri Sultan Perak ke-32, Sultan Yusuf Izzudin Shah.
Sultan Perak yang mengetahui hubungan tersebut akhirnya menceraikan Noorizan pada tahun 1954. Tak lama setelah bercerai, Noorizan kemudian menikah dengan P. Ramlee pada tahun 1955. Noorizan yang telah meninggalkan istana kesultanan Perak, sebenarnya berharap besar pada pernikahannya dengan P. Ramlee. Namun, sang superstar yang sedang dalam puncak karir itu gagal memenuhi harapan Noorizan. Ia teramat sibuk mengembangkan karirnya. Pernikahan tersebut hanya bertahan 6 tahun. Pada tahun 1961 keduanya sepakat bercerai.
Istri P. Ramlee yang terakhir adalah Salmah binti Ismail atau yang dikenal dengan nama Saloma. Percintaan P. Ramlee dan Saloma pun berlangsung unik, karena cinta Ramlee awalnya bukan untuk Saloma, melainkan untuk kakak dari Saloma yaitu Mariani Ismail, yang juga mantan Puteri Kecantikan Singapura. Pernikahan dengan Saloma, boleh jadi menjadi masa yang paling produktif bagi karir bermusik P. Ramlee. Pada periode ini Ramlee menciptakan ratusan lagu dan menyanyikannya baik secara solo maupun duet dengan Saloma.
Film-film yang dibintangi P. Ramlee
- Abu Hassan Penchuri (1955)
- Ahmad Albab (1968)
- Ali Baba Bujang Lapok (1961)
- Aloha (1950)
- Anak Bapak (1968)
- Anak-ku Sazali (1956)
- Anjoran Nasib (1952)
- Antara Dua Darjat (1960)
- Antara Senyum Dan Tangis (1952)
- Bakti (1950)
- Bujang Lapok (1957)
- Bukan Salah Ibu Mengandung' (1969)
- Chinta (1948) (Film pertama)
- Dajal Suchi (1965)
- Di Belakang Tabir (1969)
- Do Re Mi (1966)
- Doktor Rushdi (1970)
- Enam Jahanam (1969)
- Gelora (1970)
- Gerimis (1968)
- Hang Tuah (1956)
- Hujan Panas (1953)
- Ibu / Mother (1953)
- Ibu Mertua-ku (1962)
- Jangan Tinggal Daku (1971)
- Juwita (1951)
- Kanchan Tirana (1969)
- Keluarga 69 (1967)
- Labu Dan Labi (1962)
- Laksemana Do Re Mi (1972) (Film terakhir)
- Love Parade (1963)
- Madu Tiga (1964)
- Masam Masam Manis (1965)
- Melanchong Ke Tokyo (1964)
- Merana (1954)
- Miskin (1952)
- Musang Berjanggut (1959)
- Nasib (1949)
- Nasib Do Re Mi (1966)
- Nasib Si Labu Labi (1963)
- Nilam (1949)
- Noor Asmara (1949)
- Nujum Pak Belalang (1959)
- Pancha Delima (1957)
- Panggilan Pulau (1954)
- Patah Hati (1952)
- Penarek Becha (1955)
- Pendekar Bujang Lapok (1959)
- Penghidupan (1951)
- Perjodohan (1954)
- Putus Harapan (1953)
- Putus Sudah Kaseh Sayang (1971)
- Rachun Dunia (1950)
- Ragam P Ramlee & Damaq (1964)
- Sabarudin Tukang Kasut (1966)
- Se Merah Padi (1956)
- Sedarah (1952)
- Sejoli (1951)
- Seniman Bujang Lapok (1961)
- Sergeant Hassan (1958)
- Sesudah Suboh (1967)
- Siapa Salah (1953)
- Sitora Harimau Jadian (1964)
- Sumpah Orang Minyak (1958)
- Takdir Illahi (1950)
- Tiga Abdul (1964)
Lagu-lagu P. Ramlee bersama Saloma
- Aci Aci Buka Pintu
- Aduh Sayang
- Aduhai Sayang
- Ahmad Albab
- Ai Ai Twist
- Aku Bermimpi
- Aku Debuk
- Aku Menangis
- Aku Tak Berdaya
- Aku Terpesona
- Ala Payong
- Alam
- Alam Di Tiup Bayu
- Alam Maya
- Alangkah Indah Di Waktu Pagi
- Alhamdulillah
- Ali Baba Rock
- Alunan Biola
- Anak-ku Sazali
- Aneka Ragam
- Angin Malam
- Apa Guna Berjanji
- Apabila Kau Tersenyum
- Apek Dan Marjina
- Asmara Bergelora
- Asmara Datang Bersama Sang Bulan
- Asmara Murni
- Assalamualaikum
- Awan Mendung Telah Tiba
- Awas-awas Jangan Tertawan
- Ayam Ayam
- Ayer Mata
- Ayer Mata Di Kuala Lumpur
- Azizah
- Bahagia
- Bahtera Karam
- Baidah
- Barang Yang Lepas Jangan Di Kenang
- Bawah Rumpunan Bambu
- Bayangan Wajahmu
- Beginilah Nasib
- Belantara
- Berdendang Ria
- Berhati Lara
- Berkorban Apa Saja
- Bermandi-manda
- Berpedati
- Bersama
- Bertamasha
- Betapa Riangnya
- Biarlah Aku Pergi
- Bila
- Bila Mama Pakai Chelana
- Bila Tiba Masa
- Bintang Hati
- Bintang Sore
- Bubor Sagu
- Budi Dibawa Mati
- Bujang Merempat
- Bulan Dan Juga Angin
- Bulan Jatuh Ke Riba
- Bulan Mengambang
- Bumiku Ini
- Bunga Mekar
- Bunga Melor
- Bunyi Gitar
- Burung Pungok
- Chemara Jingga
- Chemburu
- Chinta
- Chinta Abadi
- Choraknya Dunia
- Cik Cik Keboom
- Dalam Air Terbayang Wajah
- Dari Hati Ke Hati
- Dari Masa Hingga Masa
- Debaran Jiwa
- Dendang Perantau
- Dengar Ini Cherita
- Dengarlah Kemala Hati
- Dengarlah Rayuanku
- Dengarlah Sang Ombak Berdesir
- Derita
- Dewi Ilhamku
- Dewi Puspitaku
- Di Bibir Mu Terlukis Kata
- Di Mana Kan Ku Chari Ganti
- Di Mana Suara Burong Kenari
- Di Pinggiran
- Di Pulau
- Dia Dan Aku
- Di Renjis-renjis Di Pilis
- Di Telan Pahit Di Buang Sayang
- Do Re Mi
- Duka Berganti Suka
- Dunia Hanya Pinjaman
- Dunia Ini Hanya Palsu
- Embun Menitik
- Engkau Laksana Bulan
- Enjit Enjit Semut
- Entah Di Mana
- Gadis Dan Terona
- Gambus Jodoh
- Gara Asmara
- Gelang Suasa
- Gelora
- Gelora Asmara
- Gelora Jiwa
- Gerimis
- Getaran Jiwa
- Gitar Berbunyi
- Gunung Payong
- Hamidah
- Hancur Badan Kandung Tanah
- Hanya Angan Angan
- Hanya Dikau
- Harapan Bonda
- Harapan Jiwa
- Hari Feista
- Hati Gelisah
- Hati Muda
- Hidup Berdua
- Hidup Melarat
- Hilang Terang Timbul Gelap
- Hoi Hoi Yahoi
- Hore-hore
- Hujan Di Tengah Hari
- Ibu
- Ilham Tiba
- Impian Kalbu
- Inang Baru
- Indahnya Sang Suria
- Ingin Tahu
- Inikah Suratan Hidup
- Intan Menjadi Kacha
- Irama Lagu
- Istana Chinta
- Isteri Yang Di Rindu
- Itulah Sayang
- Jangan Adek Angan Angan
- Jangan Chemburu
- Jangan Masam Muka
- Jangan Tinggal Daku
- Jari-jariku Sakit Semua
- Jasa Perwira
- Jeritan Batinku
- Jikalau Abang Merindu
- Jikalau Ku Tahu
- Jodoh Ta' Ke Mana
- Joget Istana
- Joget Malaysia
- Joget Pong Ketipang Pong
- Joget Pura Chendana
- Joget Si Pinang Muda
- Joget Tari Lenggang
- Juwita
- Juwitaku Sayang
- Kachang Goreng
- Kalau Kacha Menjadi Intan
- Kampung Nelayan
- Kasihnya Ibu
- Kata Dari Kalbu
- Kau Turun Dari Kayangan
- Kejamnya Manusia
- Kelasi
- Kelohanku
- Kelohan Saloma
- Keluarga 69
- Kembara
- Kenangan Abadi
- Kenek Kenek Udang
- Kerana Budi
- Keronchong Kuala Lumpur
- Ketipang Payong
- Kesah Rumah Tangga
- Kesah Mahjong
- Kita Berdayung
- Kolam Mandi
- Ku Jejak Bekas Kakimu
- Ku Kehilangan Kanda
- Ku Kejar Bayangan
- Ku Rela Ampun
- Ku Rindu Padamu
- Kumbang Dan Rama-rama
- Kumbang Dengan Bunga
- Kwek Mambo
- Lagu Anak Rantau
- Lama Aku Merana
- Lanang Tunang Tak Jadi
- Larut Malam
- Lenggang Kangkong Baru
- Maafkan Kami
- Mabok Kepayang
- Madahku
- Madu Tiga
- Makan Sireh Di Semerah Padi
- Malam Bulan Di Pagar Bintang
- Malam Ini Kita Berpisah
- Malam Ku Bermimpi
- Malam Minggu
- Malam Tak Bergema
- Malam Tak Berguna
- Manusia
- Manusia Miskin Kaya
- Mari Menari
- Mari Panching Ikan
- Masa Yang Bahagia
- Mastura
- Melodi Asmara
- Melaka
- Memikat Hati
- Menceceh Bujang Lapok
- Mengapa
- Mengapa Abang Merajok
- Mengapa Bintang Sembunyi
- Mengapa Derita
- Mengapa Membisu
- Mengapa Pilu Saja
- Mengapa Riang Ria
- Mengapa Tak Berkawan
- Mengapakah Laguku
- Merak Kayangan
- Merana
- Merayu Asmara
- Merayu Hati
- Merpati Dua Sejoli
- Mesra Ibu
- Mutiara Permai
- Nak Dara Rindu
- Nasi Goreng
- Nasib
- Nasib Diriku
- Nasib Malang
- Nasib Si Miskin
- Nasibnya Manusia
- Nenek Nenek
- Nilai Bangsa
- Nujum Pa' Belalang
- Nyanyian Asmara
- Obat
- Oh Bulan
- Oh Manisku
- Pabila Malam Tiba
- Padang Kota
- Panah Asmara
- Panca Delima Hilang
- Pantai Gurauan
- Patah Tumbuh Hilang Berganti
- Pelangi Hati
- Penawar Hati
- Penghidupan Baru
- Permata Bonda
- Perwira
- Pesta Muda Mudi
- Pok Pok Bujang Lapok
- Pujaanku, Pujaanmu
- Pukul Tiga Pagi
- Puteri Bersiram
- Putus Harapan
- Putus Kaseh Di Semerah Padi
- Putus Sudah Kaseh Sayang
- Qadzaan Tuhan
- Raga Musnah
- Rambang Petang
- Rantai Terlepas
- Rantau Selamat
- Rasam Dunia (Resam Rindu)
- Rela Hamba Rela
- Rindu Asmara
- Rindu Hatiku Rindu
- Rindu Hatiku Tidak Terkira
- Rintihan Di Jiwaku
- Rukun Islam
- Saat Yang Bahagia
- Sabar
- Sabaruddin Tukang Kasut
- Saling Kaseh
- Sam Pek Eng Tai
- Sampah Hanyut Terapong
- Sang Rang Bulan
- Sapu Tangan Tanda Kaseh
- Satay
- Saya Suka Berkawan (Gelora Chinta)
- Sayu Pilu Kalbu Merana
- Sejoli
- Sedangkan Lidah Lagi Tergigit
- Sejak Ku Bertemu Pada Mu
- Sekapur Sireh Seulas Pinang
- Seksa
- Sekuntum Mawar
- Selamat Berbahagia Wahai Kekaseh
- Selamat Berjumpa Lagi
- Selamat Hari Raya
- Selamat Panjang Umur
- Selamat Pengantin Baru
- Semarak Hati
- Semenjak Mata Bertentang
- Semerah Padi
- Senandung Kaseh
- Senandung Malam
- Senjakala
- Senyap Dan Sunyi
- Sepanjang Riwayatku
- Seri Bulan
- Seri Bunian
- Seribu Satu Malam
- Sesudah Suboh
- Si Burung Pungok
- Siapa Kanda
- Sikit Kasi Banyak Minta
- Simpulan Kaseh
- Sindir Oh Sindir
- Sua Sue Kemuning
- Suara Takbir
- Sukma Rindu
- Sungguh Malangnya Nasibku
- Sunyi Dan Senyap
- Surat Chinta
- Suria
- Tak Guna
- Tak Puas Mata Memandang
- Tak Sabar Menanti
- Tak Seindah Bunga
- Taman Asmara
- Taman Firdausi
- Taman Puspawarna
- Tangkap Ikan
- Tari Panglima
- Tari Silat Melayu
- Tari Tualang Tiga
- Tasek Madu
- Telaga Hati
- Temukanlah
- Terbang Burung Terbang
- Terbuku Di Kalbu
- Terima Kaseh Banyak-banyak
- Teruskan Lah
- Tiada Kata Sechantek Bahasa
- Tidurku Di Rumput Yang Basah
- Tidurlah Pemaisuri
- Tidurlah Wahai Sayang
- Tiga Abdul
- Tiga Sahabat
- Timang Timang Anak
- Ting Tara Tilala
- Tinggal Impian
- Tiru Macham Saya
- Tolong Kami
- Tudung Periuk
- Tunggu Sekejap
- Twist Malaysia
- Ubat
- Uda Dan Dara
- Udara Nyaman
- Ya Habibi Ali Baba
- Yang Mana Satu Idaman Kalbu
- Zapin Budaya
- Zapin Malaysia
- Zuraidah
Referensi
- ^ a b "Google beri penghormatan bagi legenda film Malaysia". BBC News Indonesia. 2017-03-24.
- ^ Ramli Ismail dan Zakiah Hanum (1998). "Bab 4-5, 21". Kenangan Abadi P. Ramlee. Adhicipta Sdn. Bhd. hlm. 28–41, 169. ISBN 983-9113-15-1.
- ^ Israr Khalid (2022-03-22). "#PeristiwaHariIni: Seniman agung Tan Sri P Ramlee dilahirkan" (dalam bahasa Melayu). Astro Awani.
- ^ "P. Ramlee lives on" (dalam bahasa Inggris). The Straits Times. 1990-07-30.
- ^ Norehan Hamzah (2015-06-26). "Bangunan bersejarah yang dipilih adalah rumah kelahiran Tan Sri P. Ramlee" (dalam bahasa Melayu). Kerja Khusus Sejarah.
- ^ "Nasir P. Ramlee temu nenek di Aceh" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian Singapura. 1985-04-21.
- ^ "Humble home" (dalam bahasa Inggris). The Straits Times. 1992-03-31.
- ^ "Malay movie idol Ramlee dies after heart attack" (dalam bahasa Inggris). The Straits Times. 1973-05-30.
- ^ Shafie Noor (1973-05-30). "Dunia filem terkejut" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian.
- ^ "Kehilangannya sukar diganti" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian. 1973-05-30.
- ^ "King's award for the late P. Ramlee" (dalam bahasa Inggris). The Straits Times. 1990-06-06.
- ^ "Mendaras Kisah P Ramlee, Legenda Malaysia Keturunan Aceh". republika.co.id. 2016-02-15.
Pranala luar
- (Melayu) Rumah kelahiran P. Ramlee Diarsipkan 2010-08-21 di Wayback Machine.
- (Melayu) Teuku Zakaria Teuku Nyak Puteh