Lompat ke isi

AS Roma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Mei 2024 15.04 oleh AABot (bicara | kontrib) (~)
AS Roma
Logo AS Roma
Nama lengkapAssociazione Sportiva Roma SpA
Julukani Giallorossi (Kuning-Merah)
La Maggica (Ajaib)
i Lupi (Serigala)
Berdiri22 Juli 1927; 97 tahun lalu (1927-07-22)
(oleh Italo Foschi)
StadionStadion Olimpiade Roma
Roma, Italia
(Kapasitas: 70.634)
PresidenAmerika Serikat Dan Friedkin
Pelatih kepalaItalia Daniele De Rossi
LigaSerie A
2022–2023Serie A, ke 6 dari 20
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
Musim ini
A.S. Roma

Tim utama

Tim wanita

Tim junior

Associazione Sportivo Roma atau biasa di sebut dengan A.S. Roma atau Roma saja adalah klub sepak bola yang bermarkas di Roma, Italia. AS Roma meraih tiga gelar Serie A dan juara edisi pertama Liga Konferensi Eropa UEFA pada musim 2021–2022. Francesco Totti dan Daniele De Rossi merupakan pemain yang paling setia terhadap klub ini dan dianggap sebagai legenda terbesar klub.

Roma telah menjuarai Serie A tiga kali, pertama di 1941–1942 kemudian pada 1982–1983 dan pada 2000–2001, serta memenangkan sembilan gelar Coppa Italia dan Supercoppa Italiana dua gelar. Di panggung Eropa, Roma memenangkan Piala Inter-Cities Fairs pada 1960-61, mendekati kemenangan Piala Eropa pada 1983-84 (kalah di final bermain di kandang melawan Liverpool setelah adu penalti), berakhir sebagai runner-up di Piala UEFA untuk 1990-1991 (kalah agregat melawan Inter Milan). Dan menjuarai Liga Konfederasi UEFA pada 2021-2022 setelah mengalahkan Feyenoord di Final.

Pertandingan kandang saat ini bermain di Stadion Olimpiade Roma, tempat mereka berbagi dengan rival sekota Lazio. Dengan kapasitas lebih dari 72.000, itu adalah stadion dengan kapasitas terbesar kedua di Italia, di bawah kapasitas yang dimiliki San Siro . Pada bulan September 2009 klub mengumumkan rencana untuk membangun stadion berkapasitas 55.000 yang baru di pinggiran barat Roma. Desain adalah model setelah stadion sepak bola Inggris dengan tujuan yang untuk memberikan pendukung melihat lebih dekat di lapangan.[1] Pada September 2011, diumumkan bahwa presiden baru, Thomas R. DiBenedetto, telah mencapai kesepakatan dengan wali kota Roma, Gianni Alemanno, untuk memiliki stadion baru selesai pada tahun 2016. Seperti rencana sebelumnya oleh Sensi, stadion baru ini harus dimodelkan setelah stadion Inggris.[2]

Sejarah

Attilio Ferraris, Roma captain during their formative years

A.S. Roma didirikan pada musim panas 1927 oleh Italo Foschi dengan cara menggabungkan 3 klub sepak bola dari kota Roma,Italia yaitu Roman FC, SS Alba-Audace dan Fortitudo-Pro Roma SGS. Alasan dari merger ketiga klub ini adalah untuk membentuk sebuah klub sepak bola yang kuat untuk menjadi rival dari klub-klub sepak bola Italia bagian Utara. Namun dari penggabungan ini, ada satu klub di kota Roma waktu itu yang tidak ikut bergabung, yaitu Lazio karena suatu intervensi dari Jenderal Vaccaro, anggota klub dan eksekutif dari Federasi Sepak Bola Italia.

Tujuan merger adalah untuk memberikan klub ibu kota Italia yang kuat untuk menyaingi klub-klub Italia Utara yang lebih dominan pada saat itu.  Satu-satunya klub besar Romawi yang menolak merger adalah S.S. Lazio karena campur tangan tentara Jenderal Vaccaro, anggota klub dan eksekutif Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).  Ketiga klub pendirinya terdegradasi, namun FIGC yang berhaluan fasis bertaruh atas kapasitas tim baru tersebut untuk memberikan representasi yang lebih kuat ke ibu kota Italia, dan mereka dianugerahi wild card untuk Divisione Nazionale, cikal bakal Serie A.  Klub ini memainkan musim awalnya di stadion Motovelodromo Appio, sebelum menetap di jalanan kelas pekerja Testaccio, di mana klub ini membangun Campo Testaccio yang seluruhnya terbuat dari kayu;  ini dibuka pada bulan November 1929. Musim awal di mana Roma membuat prestasi besar adalah kejuaraan 1930-31, di mana klub tersebut finis sebagai runner-up di belakang Juventus F.C..  Kapten Attilio Ferraris, bersama Guido Masetti, Fulvio Bernardini dan Rodolfo Volk adalah pemain yang sangat penting pada periode ini.

Hingga kini satu-satunya kejuaraan antar klub Eropa yang pernah dijuarai oleh AS Roma adalah Piala Inter-Cities Fairs pada periode 1960-1961 yang merupakan cikal bakal dari kejuaraan UEFA Europa League. Ironisnya kompetisi Piala Inter-Cities Fairs ketika itu ternyata tidaklah di selenggarakan oleh UEFA sehingga sebagai konsekuensinya UEFA tidak menganggap catatan juara klub-klub di Piala Inter-Cities Fairs termasuk AS Roma untuk menjadi bagian dari catatan Eropa mereka.

Kemenangan Gelar Pertama dan Penurunan

The Roma of the first scudetto in 1942

Setelah kemerosotan performa dalam pertandingan liga dan banyaknya pemain kunci yang hengkang, Roma pada akhirnya membangun kembali skuat mereka dengan menambahkan Top Scorer Argentina, Enrique Guaita. Di bawah asuhan Pelatih Luigi Barbesino, AS Roma berhasil meraih gelar pertama mereka di musim 1935 - 36 ; menyelesaikan sisa musim hanya selisih satu poin di bawah juara pertama, Bologna F.C. 1909.

Roma kembali ke penampilan terbaiknya setelah tampil tidak konsisten di musim akhir 1930-an; Roma mencatat kemenangan dan meraih Scudetto dengan mengejutkan di musim 1941-42. Delapan belas gol yang dicetak oleh pemain lokal Amedeo Amadei adalah hal yang penting bagi Pelatih Alfred Schaffer saat itu. Pada saat itu, Italia terlibat dalam Perang Dunia II dan AS Roma sedang bermain di stadion Partito Nazionale del Fascista.

Pada tahun-tahun setelah perang, Roma tidak mampu merebut kembali title Scudetto. AS Roma menyelesaikan musim di papan bawah Serie A selama lima musim berturut-turut. Sehingga pada akhirnya harus jatuh ke jurang degradasi Serie B pada akhir musim 1950-51 musim; sekitar satu dekade setelah kemenangan Scudetto mereka. Berkat kesigapan dan antusiasme dari Pelatih Giuseppe Viani, promosi ke Serie A langsung kembali tercapai.

Setelah kembali ke Serie A, Roma berhasil untuk menstabilkan diri mereka sebagai sebuah klub papan atas lagi dengan pemain seperti Egisto Pandolfini, Dino Da Costa dan Dane Helge Bronee. Meskipun Roma tidak dapat masuk ke empat besar selama dekade berikut, tetapi mereka berhasil meraih beberapa trofi. Trofi kehormatan pertama mereka di luar Italia tercatat pada 1960-61 ketika Roma memenangkan Piala Inter-Cities Fairs dengan mengalahkan Birmingham City F.C. 4–2 pada pertandingan final. Beberapa tahun kemudian Roma pertama kali memenangkan Coppa Italia pada musim 1963-64, dengan mengalahkan Torino F.C. 1–0.

Titik terendah mereka datang selama musim 1964-65 ketika manajer Juan Carlos Lorenzo mengumumkan bahwa klub tidak bisa membayar pemain dan kemungkinan tidak akan mampu membayar untuk perjalanan ke Vicenza untuk memenuhi pertandingan berikutnya. Para pendukung fanatik klub terus berjuang demi klub kesayangannya, AS Roma dengan cara pengumpulan dana di Teater Sistina dan kebangkrutan itu dihindari dengan terpilihnya presiden baru klub Franco Evangelisti.

Gelar kedua mereka yaitu Coppa Italia dimenangkan di musim 1968-69. Giacomo Losi menjadi sejarah dan mencatatkan rekor penampilan terbanyak di AS Roma selama tahun 1969 dengan 450 penampilan di semua kompetisi, rekor tersebut dipegangnya selama 38 tahun.

Periode Kemenangan di Berbagai Kompetisi

Kapten klub Giacomo Losi dengan Piala Fairs pada tahun 1960–61

Roma mampu menambah satu piala lagi untuk koleksi mereka pada tahun 1972, dengan kemenangan 3-1 atas Blackpool F.C. di Piala Anglo-Italia. Tempat terbaik AS Roma mampu mencapai selama dekade ketiga di 1974-75. Pemain terbaik selama periode ini termasuk gelandang Giancarlo De Sisti dan Francesco Rocca.

Era baru kesuksesan dalam sejarah sepak bola AS Roma ditambah dengan kemenangan Coppa Italia, mereka mengalahkan Torino F.C. dalam drama adu penalti untuk memenangkan Piala pada musim 1979-80. AS Roma telah berhasil mencapai posisi atas dalam klasemen di Serie A yang mereka belum tersentuh sejak 1940-an. Mantan pemain AC Milan Nils Liedholm adalah pelatih pada saat itu, dengan pemain seperti Bruno Conti, Agostino Di Bartolomei, Roberto Pruzzo dan Falcao.

Scudetto kedua diraih AS Roma pada musim 1982-83. AS Roma memenangkan gelar untuk pertama kalinya dalam 41 tahun. Pada musim berikutnya Roma finis sebagai runner-up Serie A dan mengumpulkan gelar Coppa Italia, mereka juga berhasil sebagai runner-up di Piala Eropa akhir 1984. Final Piala Eropa dengan Liverpool F.C. berakhir imbang 1-1 dengan gol dari Pruzzo, tetapi Roma akhirnya kalah dalam babak adu penalti. Kesuksesan Roma kembali terjadi pada tahun 1980 di mana berhasil mencapai posisi runner-up Serie A di musim 1985-86 dan kembali menjuarai Coppa Italia mengalahkan Sampdoria 3-2.

Tahun 1990-an merupakan awal munculnya striker Francesco Totti yang menjadi punggawa penting dari tim sebagai kapten dan ikon klub.

Periode Millenium dan Kebangkitan

17 Juni 2001 – Roma-Parma 3–1: Roma memenangkan kejuaraan Italia ketiga dalam sejarahnya. Pendukung dari Curva Sud yang gembira

Roma kembali bergairah dalam tahun 2000-an, dekade ini dimulai dengan perombakan besar dengan memenangkan Scudetto ketiga mereka pada musim 2000-01, saat itu scudetto dimenangkan pada hari terakhir musim dengan mengalahkan Parma 3-1 dan mengungguli Juventus dengan selisih dua poin. Kapten Roma, Francesco Totti merupakan pemain yang berjasa besar untuk mengantarkan kemenangan dan ia akan menjadi salah satu pahlawan utama dalam sejarah AS Roma. Pemain penting lain yang turut mengantarkan AS Roma meraih Scudetto ketiga termasuk Aldair, Cafu, Gabriel Batistuta dan Vincenzo Montella.

Klub berusaha untuk mempertahankan gelar di musim berikutnya tetapi berakhir sebagai runner-up di bawah Juventus dengan selisih hanya satu poin. Roma kembali dikapitalisasi beberapa waktu di musim 2003-04. Pada November 2003 sebesar € 37,5 juta disuntikkan oleh "Roma 2000" untuk menutup kerugian setengah tahun dari tahun sebelumnya. Dan sekali lagi pada 30 Juni sebesar € 44.570.000 dikucurkan untuk menyehatkan kondisi keuangan Klub. Melalui pasar saham, lebih jauh € 19,850 juta saham baru yang diterbitkan, dan pada akhir tahun, modal saham adalah € 19.878.000, dan tidak berubah pada 2011. Musim berikutnya kepergian Walter Samuel seharga € 25 juta dan Emerson senilai €, 28 juta yang berdampak pada penurunan kekuatan skuat, sehingga Giallorossi menyelesaikan musim 2011 di tempat kedelapan, salah satu yang terburuk musim dalam beberapa musim terakhir.

Francesco Totti, kapten saat ini, dengan Coppa Italia 2007–08

Sebuah skandal Serie A terungkap selama 2006 dan Roma adalah salah satu tim yang tidak terlibat, setelah hukuman ditetapkan kepada Klub-klub yang terlibat skandal, Roma mendapat berkah atas dihukumnya Klub yang terlibat Skandal dan kembali diklasifikasikan sebagai runner-up pada 2005-06 ; musim yang sama di mana mereka menyelesaikan Ajang di Coppa Italia sebagai Runner-up karena kalah dari Internazionale. Dalam dua musim berikutnya, Roma menduduki posisi runner-up Serie A, yang berarti bahwa pada tahun 2000-an berhasil mencapai posisi dua teratas lebih dari satu dekade dalam sejarah mereka. Sementara itu di Liga Champions, mereka mencapai perempat final untuk menghadapi Manchester United. Pada partai pertama di kandang mereka mampu mengalahkan Manchester United dengan skor 2-1 walau harus tunduk dengan skor 7-1 di Manchester.

Setelah awal yang mengecewakan pada musim 2009-10, Claudio Ranieri menggantikan Luciano Spalletti sebagai pelatih. Pada saat itu, Roma terpuruk di papan bawah Serie A setelah kalah dari Juventus dan Genoa. Meskipun kemunduran ini, Roma kemudian memulai musim dengan rekor tak terkalahkan yang luar biasa dari 24 pertandingan di Serie A - yang terakhir menang dari 2-1 atas rival se-kotanya Lazio.

Akhir Era Sensi

Pada musim panas tahun 2010, keluarga Sensi setuju untuk melepaskan kontrol mereka terhadap AS Roma. Ini turut mengakhiri masa pemerintahan presiden dari keluarga Sensi yang telah memimpin klub sejak 1993. Sampai pemilik baru diangkat, Rosella Sensi akan melanjutkan peran sebagai Presiden klub. Musim 2010-11 Roma mulai dengan kemenangan pada tingkat domestik dan level Eropa. Ini termasuk mengalahkan tim seperti Cagliari, Brescia dan kekalahan 2-0 melawan Bayern München di tahap grup Liga Champions. Juga disertai dengan kemenangan melawan Inter Milan dan kemenangan sensasional melawan Bayern München pada laga away, yang membawa Roma menang dengan agregat 3-2. Setelah serangkaian hasil buruk tanpa kemenangan dari lima pertandingan berturut-turut, Claudio Ranieri mengundurkan diri sebagai pelatih kepala pada bulan Februari 2011, dan mantan striker Vincenzo Montella diangkat sebagai Pelatih sementara sampai akhir musim.

Pada tanggal 16 April 2011, kontrak pengambilalihan ditandatangani. Perusahaan induk baru, adalah NEEP Roma Holding SpA, sebuah perusahaan patungan dari DiBenedetto AS Roma LLC dan UniCredit SpA, dalam rasio 60-40. NEEP sendiri memiliki € 120.000 modal saham. NEEP akan membeli saham 67,1% (atau 88.918.686 lembar saham) dari AS Roma SpA (klub itu sendiri, senilai € 60,3 juta), kepemilikan seluruh Real ASR Estat Srl dan Brand Management S.r.l. dari Sensi 2000 Roma Srl (sebuah anak perusahaan dari Italpetroli) dengan total € 70.300.000.

Pengambilalihan ini dipimpin oleh Thomas R. DiBenedetto, melalui DiBenedetto AS Roma LLC (bersama dengan James Pallotta, Michael Ruane dan Richard D'Amore, akuntansi untuk modal 25% masing-masing). Tanggal transaksi dijadwalkan pada tanggal 31 Juli 2011, namun ditunda hingga 18 Agustus.

Kepemilikan baru segera mulai berlaku dengan membuat perubahan signifikan dalam klub, mempekerjakan Walter Sabatini sebagai direktur sepak bola dan mantan pemain internasional Spanyol dan FC Barcelona B pelatih Luis Enrique sebagai Pelatih; Gelandang menyerang Erik Lamela dari River Plate, Striker Bojan Krkic dari Barcelona, Kiper Maarten Stekelenburg dari Ajax Amsterdam dan Bek Gabriel Heinze.

Dalam kepemilikan NEEP Roma Holding SpA juga mulai pengambilalihan total, yang mana perusahaan akan membeli saham dari pemegang saham minoritas dan pasar umum (43.604.610 saham atau 32,903%), untuk € 0,6781 per saham, harga yang sama NEEP yang membeli saham dari Sensi. NEEP juga menyatakan bahwa de-listing perusahaan bukan suatu keharusan seperti yang diaktifkan oleh hukum.

Kepemilikan Amerika dan Era Pallotta

Pada musim panas tahun 2010, keluarga Sensi setuju untuk melepaskan kendali mereka atas Roma sebagai bagian dari perjanjian penyelesaian utang, mengakhiri pemerintahan mereka yang dimulai pada tahun 1993. Sampai pemilik baru ditunjuk, Rosella Sensi melanjutkan penyutradaraannya  peran klub pada akhir musim. Pada musim ini pula ikon Roma Francesco Totti mencetak golnya yang ke-200 di Serie A melawan ACF Fiorentina pada Maret 2011, menjadi satu-satunya pemain keenam yang mencapai prestasi tersebut.

Francesco Totti, pencetak gol terbanyak dan pemain dengan penampilan terbanyak sepanjang sejarah Roma

Pada 16 April 2011, kontrak pengambilalihan ditutup dengan grup investasi Amerika yang dipimpin oleh Thomas R. DiBenedetto dengan James Pallotta, Michael Ruane dan Richard D'Amore sebagai mitra. DiBenedetto menjadi presiden klub ke-22 yang menjabat dari 27 September 2011 hingga 27 Agustus 2012 dan digantikan oleh Pallotta.  Perusahaan induk perantara yang baru, NEEP Roma Holding 60% dimiliki oleh "AS Roma SPV, LLC" milik Amerika dan sisanya (40%) dimiliki oleh kreditur Sensi, UniCredit. Saham yang sebelumnya dipegang oleh Sensi (sekitar 67%) dengan sisanya mengambang bebas di pasar saham. UniCredit kemudian melepas investasi NEEP Roma Holding untuk dijual ke "AS Roma SPV, LLC" dan Pallotta.

Kepemilikan baru mempekerjakan Walter Sabatini sebagai direktur sepak bola dan mantan pemain internasional Spanyol dan pelatih Barcelona B Luis Enrique sebagai manajer. Penandatanganan termasuk gelandang serang Erik Lamela dari River Plate dan penyerang Bojan Krkic dari FC Barcelona, serta Dani Osvaldo dan Miralem Pjanić. Di lapangan, tim tersingkir dari babak play-off Liga Eropa UEFA 2011-12 oleh SK Slovan Bratislava. Pada tahun 2012, Pallotta menjadi presiden baru. Pra-musim 2012-13 dimulai dengan  mempekerjakan mantan manajer Zdeněk Zeman. Ia dipecat pada 2 Februari 2013, sementara tim berakhir di tempat keenam di Serie A, dan kalah 1-0 dari rivalnya, S S. Lazio di final Coppa Italia. Ini adalah kali pertama Lazio dan Roma bentrok di final Coppa Italia. Akibatnya, Roma tersingkir dari kompetisi Eropa untuk musim kedua berturut-turut.

Rudi Garcia coaching Roma in 2014

Pada 12 Juni 2013, Rudi Garcia ditunjuk sebagai manajer baru Roma. Dia memenangkan sepuluh pertandingan pertamanya (rekor Serie A sepanjang masa) termasuk kemenangan derby 2-0 melawan S.S. Lazio, kemenangan tandang 3-0 ke Internazionale Milano dan kemenangan kandang 2-0 atas rival gelar S.S.C. Napoli.  Selama periode ini, Roma mencetak 24 gol dan hanya kebobolan sekali, saat bertandang ke Parma Calcio 1913. Klub ini memperoleh 85 poin dan menempati posisi kedua di belakang Juventus F.C., yang memenangkan liga dengan memecahkan rekor 102 poin. Pada tahun 2014  –15, Roma menempati posisi kedua di belakang Juventus untuk musim kedua berturut-turut setelah penampilan buruk pada tahun 2015. Pada akhir musim, klub dikenai sanksi karena merugi dan melanggar Peraturan Financial Fair Play UEFA, dan dihukum dengan hukuman  denda hingga €6 juta dan skuad terbatas untuk kompetisi UEFA.

Menjelang musim 2015-16, Roma mengakuisisi pemain internasional Bosnia dan Herzegovina, Edin Džeko, dari Manchester City F.C dengan status pinjaman €4 juta dengan opsi pembelian €11 juta, yang diaktifkan.  Pada 13 Januari 2016, Garcia dipecat setelah hanya meraih satu kemenangan dalam tujuh pertandingan Serie A.  Luciano Spalletti kemudian ditunjuk sebagai manajer Roma untuk periode keduanya.  Pada tanggal 21 Februari, FrancescoTotti secara terbuka mengkritik Spalletti karena kurangnya waktu bermainnya sejak kembali dari cedera. Akibatnya, Totti kemudian dikeluarkan oleh Spalletti saat Roma menang 5-0 atas Palermo F.C., dan keputusan tersebut menyebabkan keributan di kalangan penggemar dan di media.  Setelah perselisihan awal mereka, Spalletti mulai menggunakan Totti sebagai pemain pengganti, dan dia berkontribusi dengan empat gol dan satu assist setelah masuk dari bangku cadangan dalam lima pertandingan Serie A berturut-turut.  Spalletti mampu memimpin Roma dari posisi tengah klasemen ke finis ketiga di Serie A, memastikan tempat play-off Liga Champions UEFA.

Selama musim panas 2016, Roma kehilangan gelandang Miralem Pjanić ke rivalnya Juventus F.C. untuk memperbaiki posisi keuangannya.  Pada 27 April 2017, Roma menunjuk mantan direktur olahraga Sevilla FC Monchi. Pada tanggal 28 Mei tahun itu, pada hari terakhir musim 2016-17, Totti membuat penampilan ke-786 dan terakhirnya untuk Roma sebelum pensiun dalam kemenangan kandang 3-2 melawan Genoa C.FC., masuk sebagai pemain pengganti Mohamed Salah di menit ke-54. Dan menerima tepuk tangan meriah dari para penggemar.  Kemenangan tersebut membuat Roma finis kedua di Serie A di belakang Juventus. Daniele De Rossi menggantikan Totti sebagai kapten klub dan menandatangani kontrak baru berdurasi dua tahun.

Tim Roma 2017–18 sebelum pertandingan babak 16 besar Liga Champions UEFA melawan FC Shakhtar Donetsk

Pada 13 Juni 2017, mantan pemain Roma Eusebio Di Francesco ditunjuk sebagai manajer baru klub, menggantikan Spalletti yang berangkat ke Internazionale.  Roma kembali kehilangan pemain kuncinya selama jendela transfer musim panas, dengan Mohamed Salah bergabung dengan Liverpool F.C.  dengan biaya €39 juta (£34 juta).  Beberapa pemain baru bergabung dengan klub, termasuk kesepakatan rekor klub hingga €40 juta untuk striker U.C. Sampdoria Patrik Schick. Pada Liga Champions UEFA 2017–18 Roma bermain imbang melawan FC Barcelona di perempat final, dikalahkan 4-1 saat tandang di leg pertama tetapi menang 3-0 di leg kedua untuk melaju ke semi-final berkat gol tandang. Pertama kali sejak 1984, roma kemudian kalah dari Liverpool F.C., tim yang mengalahkan mereka di Final Piala Eropa 1984 dengan agregat 7–6.  Roma mengakhiri musim 2017-18 di posisi ke-3 dengan 77 poin, lolos ke Juara musim berikutnya.

Pada musim panas 2018, Roma sibuk di bursa transfer, sebagian besar berkat €83 juta yang mereka terima dari mencapai semifinal Liga Champions, serta menjual kiper Alisson Becker dengan harga rekor dunia €72 juta termasuk bonus ke  Liverpool F.C..  Roma menghabiskan €150 juta untuk merekrut pemain seperti Shick, Steven Nzonzi, Javier Pastore, Patrick Kluivert, Defrel dan banyak lagi, sambil menjual dua gelandang awal mereka dari musim sebelumnya, Radja Nainggolan dan Kevin Strootman.  melawan FC Porto dengan agregat 4–3 di babak 16 besar Liga Champions. Di Francesco dipecat dan digantikan oleh Claudio Ranieri yang menjabat sebagai manajer sementara.  Keesokan harinya, direktur olahraga Monchi mengundurkan diri karena perbedaan pendapat dengan Pallotta;  presiden klub membantah rekeningnya Dalam dua tahun Monchi di klub, dia menghabiskan £208 juta untuk 21 pemain, sementara ketika dia pergi 12 pemainnya tetap di klub.  Di bawah asuhan Ranieri, Roma gagal lolos ke Liga Champions finis di urutan ke-6.

Era Friedkin dan kesuksesan Eropa

Pada bulan Desember 2019, AS Roma SPV LLC sedang dalam negosiasi akhir untuk menjual tim tersebut seharga $872 juta, kepada pengusaha Amerika Dan Friedkin, namun negosiasi terhenti selama pandemi COVID-19.  Pada 6 Agustus 2020, Friedkin menandatangani kontrak awal untuk setuju membayar $591 juta kepada Pallotta, pemegang saham utama Roma. Paulo Fonseca, yang diangkat sebagai manajer pada tahun 2019, pergi dua tahun kemudian dan digantikan oleh rekannya dari Portugal José Mourinho. Pada 25 Mei 2022, ia memimpin Roma memenangkan edisi perdana Liga Konferensi Eropa UEFA, mengalahkan Feyenoord di final.

Warna, Lambang dan Nama Panggilan

Warna dalam logo AS Roma adalah warna merah marun dengan trim kuning keemasan mewakili warna khas dari Kota Abadi (Roma), dalam pakaian resmi Pemerintah Roma juga memiliki warna yang sama. Emas melambangkan Tuhan dalam Katolik Roma, sementara merah marun mewakili martabat kekaisaran.

Logo itu sendiri pada awalnya dikenakan oleh Roman Football Club, salah satu dari tiga klub yang bergabung untuk membentuk inkarnasi pada tahun 1927. Karena warna yang mereka kenakan, Roma sering dijuluki i Giallorossi yang berarti merah-kuning.

Berkas:AS Roma Logo.svg
Logo AS Roma lama (1998-2013)

Mungkin karena pasar marketing modern, beberapa tahun terakhir trim kuning keemasan diganti dengan oranye dipadukan dengan merah marun.

Sebuah julukan populer lainnya adalah I Lupi (serigala), Serigala selalu tampil di lencana AS Roma dalam bentuk yang berbeda sepanjang sejarah mereka. Saat ini lambang tim adalah salah satu yang digunakan ketika klub pertama kali didirikan. Ini menggambarkan serigala betina dengan dua bayi kembar, Romulus dan Remus, yang menggambarkan mitos berdirinya Kota Roma.

Pemasok Kostum dan Sponsor

Periode Pemasok kostum Sponsor kaus
1970–71 Lacoste Tidak ada
1972–76 Tidak ada
1977–79 Adidas
1979–80 Pouchain
1980–81 Playground
1981–82 Barilla (pasta)
1982–83 Patrick
1983–86 Kappa
1986–91 NR
1991–94 Adidas
1994–95 Asics Nuova Tirrena (asuransi)
1995–97 INA Assitalia (asuransi)
1997–00 Diadora
2000–02 Kappa
2002–03 Mazda (mobil)
2003–05 Diadora
2005–06 Banca Italease (grup perbankan)
2006–07 Tidak ada
2007–13 Kappa WIND (telekomunikasi)
2013–14 Tidak ada Roma Cares (organisasi sosial)[3]
2014–24 Nike[4] Qatar Airways

Catatan: Seragam AS Roma musim 2013-14 tidak menggunakan merek apapun juga dikarenakan kontrak dengan Kappa dihentikan pada musim 2012-13 dan kontrak dengan Nike baru dimulai pada musim 2014-15, walau seragam tersebut sebenarnya diproduksi oleh Asics namun tanpa perjanjian untuk menampilkan merek Asics di seragam mereka.[5]

Pendukung dan Rivalitas

Pendukung Roma di Stadio Olimpico

AS Roma adalah yang memiliki Fans terbanyak kelima selain Juventus, Internazionale, Milan dan Napoli dengan sekitar 7% dari penggemar sepak bola Italia mendukung AS Roma (menurut penelitian Institut Doxa-L'Espresso terhadap April 2006). Secara historis Bagian terbesar dari pendukung AS Roma di kota Roma datang dari penduduk kota bagian dalam, terutama Testaccio. Kelompok Fans pendukung AS Roma yang tertua adalah Commando Ultra Curva Sud biasa disingkat CUCS ; kelompok ini didirikan oleh penggabungan kelompok-kelompok kecil dan dianggap salah satu yang paling bersejarah dalam sejarah sepak bola Eropa. Namun, pada pertengahan 1990-an CUCS telah dirampas oleh kelompok yang bersaing dan akhirnya bubar. Sejak saat itu, Curva Sud dari Stadion Olimpico telah dikendalikan oleh kelompok sayap kanan seperti: AS Roma Ultras, BOYS, Giovinezza dan lainnya. Pada bulan September 2009 klub mengumumkan rencana untuk membangun baru stadion berkapasitas 55.000 di pinggiran barat Roma.

Lagu kebangsaan klub paling dikenal dan menjadi motto adalah Roma, Roma, Roma yang diciptakan oleh Antonello Venditti seorang kader Partai Komunis Italia, yang juga menyanyikan lagu Communisti al Sole. Makna lagu kurang lebih memiliki makna "Roma tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dicintai" dan dinyanyikan setiap sebelum pertandingan, lagu Grazie Roma, dengan penyanyi yang sama, dimainkan pada akhir pertandingan kandang saat menang. Baru-baru ini reff utama dari The White Stripes lagu dari Seven Nation Army juga telah menjadi sangat populer dalam pertandingan.

Rivalitas

Dalam sepak bola Italia AS Roma adalah klub dengan banyak persaingan, pertama dan terpenting adalah persaingan mereka dengan rival se-kota mereka SS. Lazio. Derby antara keduanya disebut Derby della Capitale, itu adalah pertandingan satu tim se-kota (derby) yang paling panas dan emosional dalam sejarah persaingan sepak bola di dunia. Hasil telah melihat beberapa kasus kekerasan pada masa lalu termasuk kematian Fans Lazio, Vincenzo Paparelli di musim 1979-1980 sebagai akibat dari sebuah senjata api ditembakkan dari Tribun Curva Sud. Kebencian Roma juga terhadap fans Ultras Internazionale, Boys SAN yang tergabung dalam Curva Nord, yang pernah membuat spanduk "Di Roma hanya ada Lazio", kelompok supporter Internazionale juga pernah membakar jersey Roma ketika musim 2009-2010, saat persaingan Roma di bawah komando Ranieri berhasil merebut posisi puncak 3 minggu sebelum Internazionale kembali kepuncak dan juara, saat Roma dijegal Sampdoria 2-1.

Dengan Napoli, Roma juga bersaing di Derby del Sole persaingan yang berarti "Derby Matahari". Saat ini juga persaingan antar fans klub raksasa Serie A lainnya seperti Juventus (persaingan lahir terutama pada 1980-an), Milan dan Inter (meningkat dalam tahun-tahun terakhir) yang bersaing untuk dapat menduduki zona Liga Champions.

Pemain

Tim utama

Per 31 Agustus 2023.. [6]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK Portugal POR Rui Patrício
2 DF Belanda NED Rick Karsdorp
4 MF Italia ITA Bryan Cristante (kapten ketiga)
5 DF Pantai Gading CIV Evan Ndicka
6 DF Inggris ENG Chris Smalling
7 MF Italia ITA Lorenzo Pellegrini (kapten)
9 FW Inggris ENG Tammy Abraham
11 FW Italia ITA Andrea Belotti
14 DF Spanyol ESP Diego Llorente (pinjaman dari Leeds United)
16 MF Argentina ARG Leandro Paredes
17 FW Iran IRN Sardar Azmoun (pinjaman dari Bayer Leverkusen)
18 FW Norwegia NOR Ola Solbakken
19 DF Turki TUR Zeki Çelik
No. Pos. Negara Pemain
20 MF Portugal POR Renato Sanches (pinjaman dari Paris Saint-Germain)
21 FW Argentina ARG Paulo Dybala
22 MF Aljazair ALG Houssem Aouar
23 DF Italia ITA Gianluca Mancini (wakil kapten)
24 DF Albania ALB Marash Kumbulla
37 MF Italia ITA Leonardo Spinazzola
43 DF Denmark DEN Rasmus Kristensen (pinjaman dari Leeds United)
52 MF Italia ITA Edoardo Bove
59 MF Polandia POL Nicola Zalewski
63 GK Italia ITA Pietro Boer
60 MF Italia ITA Riccardo Pagano
92 FW Italia ITA Stephan El Shaarawy
99 GK Serbia SRB Mile Svilar

Dipinjamkan

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
GK Italia ITA Davide Mastrantonio (ke Monterosi hingga 30 Juni 2024)
DF Uruguay URU Matías Viña (ke Sassuolo hingga 30 Juni 2024)
DF Italia ITA Matteo Pellegrini (ke Matera hingga 30 Juni 2024)
No. Pos. Negara Pemain
MF Gambia GAM Ebrima Darboe (ke LASK hingga 30 Juni 2024)
FW Uzbekistan UZB Eldor Shomurodov (ke Cagliari hingga 30 Juni 2024)

Staff Manajemen

Posisi Staff
Pelatih Kepala Italia Daniele De Rossi
Asisten Pelatih Italia Salvatore Foti
Direktur Teknik Italia Giovanni Cerra
Pelatih Kiper Portugal Nuno Santos
Pelatih Kebugaran Venezuela Carlos Lalin
Manajer Tim Italia Valerio Cardini

|} Sumber: asroma.it

Daftar Pelatih

 
Nama Negara Tahun
William Garbutt Inggris 1927–29
Guido Baccani Italia 1929–30
Herbert Burgess Inggris 1930–32
Lászlo Barr Hungaria 1932–33
Lajos Kovács Hungaria 1933–34
Luigi Barbesino Italia 1934–38
Guido Ara Italia 1938–39
Alfréd Schaffer Hungaria 1939–42
Géza Kertész Hungaria 1942–43
Guido Masetti Italia 1943–45
Giovanni Degni Italia 1945–47
Imre Senkey Hungaria 1947–48
Luigi Brunella Italia 1948–49
Fulvio Bernardini Italia 1949–50
Adolfo Baloncieri Italia 1950
Pietro Serantoni Italia 1950
Guido Masetti Italia 1950–51
Giuseppe Viani Italia 1951–53
Mario Varglien Italia 1953–54
Jesse Carver Inggris 1954–56
 
Nama Negara Tahun
György Sarosi Hungaria 1956
Guido Masetti Italia 1956–57
Alec Stock Inggris 1957–58
Gunnar Nordahl Swedia 1958–59
György Sarosi Italia 1959–60
Alfredo Foni Italia 1960–61
Luis Carniglia Argentina 1961–63
Naim Kryeziu Albania 1963
Alfredo Foni Italia 1963–64
Luis Miró Spanyol 1964–65
Juan Carlos Lorenzo Argentina 1965–66
Oronzo Pugliese Italia 1966–68
Helenio Herrera Argentina 1968–70
Luciano Tessari Italia 1970
Helenio Herrera Argentina 1971–72
Tonino Trebiciani Italia 1972–73
Nils Liedholm Swedia 1974–77
Gustavo Giagnoni Italia 1978–79
Ferruccio Valcareggi Italia 1979–80
Nils Liedholm Swedia 1980–84
Sven-Göran Eriksson Swedia 1984–86
Angelo Sormani Italia 1986–88
 
Nama Negara Tahun
Nils Liedholm Swedia 1988
Luciano Spinosi Italia 1988–89
Gigi Radice Italia 1989–90
Ottavio Bianchi Italia 1990–92
Vujadin Boškov Republik Federal Yugoslavia 1992–93
Carlo Mazzone Italia 1993–96
Carlos Bianchi Argentina 1996
Nils Liedholm Swedia 1996
Ezio Sella Italia 1996
Zdenek Zeman Ceko 1997–99
Fabio Capello Italia 1999–04
Cesare Prandelli Italia 2004
Rudi Völler Jerman 2004
Luigi Delneri Italia 2004–05
Bruno Conti Italia 2005
Luciano Spalletti Italia 2005–09
Claudio Ranieri Italia 2009–11
Vincenzo Montella Italia 2011
Luis Enrique Spanyol 2011–12
Zdenek Zeman Ceko 2012–13
Aurelio Andreazzoli Italia 2013
Rudi Garcia Prancis 2013–2016
Luciano Spalletti Italia 2016-2017
Eusebio De Francesco Italia 2017-2019
Claudio Ranieri Italia 2019
Paulo Fonseca Portugal 2019-2021
Jose Mourinho Portugal 2021-2024
Daniele De Rossi Italia 2024 -

Daftar Presiden

Roma memiliki banyak presiden selama sejarah mereka, beberapa di antaranya telah menjadi pemilik klub, yang lain telah presiden kehormatan. Franco Sensi adalah ketua sampai kematiannya pada tahun 2008, dengan putrinya Rosella Sensi di tempat sebagai presiden kehormatan. Berikut adalah daftar lengkap dari Roma presiden dari tahun 1927 sampai hari ini.[7]

 
Nama Tahun
Italo Foschi 1927–28
Renato Sacerdoti 1928–35
Vittorio Scialoja 1935–36
Igino Betti 1936–41
Edgardo Bazzini 1941–44
Pietro Baldassarre 1944–49
Pier Carlo Restagno 1949–52
Romolo Vaselli 1952
Renato Sacerdoti 1952–58
Anacleto Gianni 1958–62
Francesco Marini-Dettina 1962–65
Franco Evangelisti 1965–68
 
Nama Tahun
Francesco Ranucci 1968–69
Alvaro Marchini 1969–71
Gaetano Anzalone 1971–79
Dino Viola 1979–91
Flora Viola 1991
Giuseppe Ciarrapico 1991–93
Ciro Di Martino 1993
Franco Sensi 1993–08
Rosella Sensi 2008–11
Roberto Cappelli 2011
Thomas R. DiBenedetto 2011–12
James Pallotta 2012-2020
Dan Friedkin 2020

Prestasi

Gelar Nasional

Serie A:

  • Juara (3): 1941–42, 1982–83, 2000–01

Coppa Italia:

  • Juara (9): 1963–64, 1968–69, 1979–80, 1980–81, 1983–84, 1985–86, 1990–91, 2006–07, 2007–08
Sebuah lukisan mural Francesco Totti dicat setelah Roma memenangkan gelar Serie A 2000–01, ketiga mereka secara total

Supercoppa Italiana:

Serie B:

Coppa C.O.N.I.

  • Juara (1): 1928

Gelar Internasional

Piala Inter-Cities Fairs

Liga Champions UEFA

Liga Eropa UEFA

Liga Konferensi Eropa UEFA

Piala Anglo Italian

Amsterdam Tournament:

Gelar Lainnya

MLS All-Star Game

Hall of Fame

Pada tanggal 7 Oktober 2012, Hall of Fame Roma diumumkan.[8] The Hall of Fame sebagai pemain melalui situs resmi klub dan khusus Hall of Fame panel.

Peringkat koefisien klub UEFA

Per 20 April 2023. [9][10]
Peringkat Tim Poin
6 Prancis Paris Saint-Germain 112,000
7 Inggris Manchester United 104,000
8 Italia Juventus 100,000
8 Spanyol Barcelona 98,000
10 Italia AS Roma 92,000

Referensi

  1. ^ "Roma stadium to be inspired by English Model". soccernet.com. 29 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 2014-01-16. 
  2. ^ "New Roma stadium planned for 2014". Goal.com. 21 September 2011. Diakses tanggal 19 February 2012. 
  3. ^ "AS Roma | Official Website | Rome | Football | Soccer". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-15. Diakses tanggal 2014-01-16. 
  4. ^ "AS ROMA AND NIKE ANNOUNCE NEW PARTNERSHIP". A.S. Roma Official Website. 13 March 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-16. Diakses tanggal 14 March 2013. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-16. Diakses tanggal 2013-07-08. 
  6. ^ "Players and Staff". A.S. Roma. 1 Februari 2021. Diakses tanggal 1 Februari 2021. 
  7. ^ "I presidenti dell'A.S. Roma dall 1927 ad oggi". Viva la Roma. 8 June 2007. 
  8. ^ AS Roma | Official Website | Rome | Football | Soccer
  9. ^ "UEFA 5-year Club Ranking 2023" (dalam bahasa Inggris). kassiesa.net. 20 April 2023. Diakses tanggal 1 Mei 2023. 
  10. ^ UEFA.com. "Club coefficients – UEFA Coefficients" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 1 Mei 2023. 

Pranala luar

commons:Category:AS Roma wikiquote:id:Istimewa:Search/A.S. Roma