Museum Kekhatuan Semaka
Museum Kekhatuan Semaka adalah museum khusus yang berada di Kabupaten Tanggamus. Peresmian Museum Kekhatuan Semaka dilakukan pada bulan April 2015 oleh Bupati Tanggamus. Pengelolaan museum berada dalam kepemilikan dan pengelolaan keturunan Keratuan Semaka. Koleksi yang dipamerkan di dalam museum berupa pakaian pernikahan, pakaian perayaan, meriam, dan kereta kencana. Museum Kekhatuan Semaka berlokasi di Jalan Kota Agung Bengkunat Nomor 21, Bandar Negeri Semuong, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Lokasi ini dapat dicapai melalui Pelabuhan Kota Agung dengan jarak tempuh sejauh 21 kilometer.[1] Jam operasional Museum Kekhatuan Semaka yaitu pukul 08.00 hingga 16.00 waktu setempat. Fasilitas yang disediakan di antaranya memiliki lokasi parkir yang memadai dan fasilitas toilet umum bagi pengunjung.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Kekhatuan Semaka adalah nama kerajaan yang berada di Teluk Semaka. Kerajaan ini eksis pada abad ke-15 hingga abad ke-18. Lokasi kerajaan dahulunya di Tanjung Burnai, yang kini dikenal sebagai Pantai Tanjungan, Pematang Sawa. Lokasi kerajaan tersebut memang mengalami beberapa kali perpindahan tempat, pada abad ke-18 kerajaan ini menetap di lokasi yang kini menjadi Museum Kekhatuan Semaka.[3]
Kekhatuan Semaka Semaka menerima penduduk dari kerajaan Sekala Brak Buai Anak Tumi (Sekala Brak Kuna) yang masih menganut kepercayaan animisme. Kekuasaannya diruntuhkan oleh Sekala Brak Paksi Pak yang sudah menganut agama Islam. Pada saat itu Sekala Brak Buai Anak Tumi ditampung oleh Keratuan Semaka. Barang-barang yang biasa digunakan untuk peribadatan, seperti batu-batu pemujaan masih ada disimpan di museum.[3]
Eksistensi Kekhatuan Semaka semakin dikenal karena membantun Kesultanan Banten ketika melawan Rawayan. Selain itu, Kekhatuan Semaka juga turut membantu pasukan perang ke Radin Inten ketika melawan kolonialisme. Buktinya pun masih ada tersimpan di teras museum, yaitu meriam yang berwarna hitam.[3]
Eksistensi Kekhatuan Semaka mulai meredup dan berganti nama dengan sebutan Semoung. Pimpinannya memilih untuk fokus dalam penyebaran agama Islam. Selain itu, faktor lain meredupnya Kekhatuan Semaka yaitu masuknya kolonialisme, dan kejadian bencana alam meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883.[3]
Koleksi
[sunting | sunting sumber]Total koleksi yang ada di Museum Kekhatuan Semaka mencapai 949 buah. Untuk memudahkan pengenalan koleksi diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, yaitu[4]:
- Koleksi Geologika sebanyak 26
- Koleksi Biologika sebanyak 3
- Koleski Etnografika Dapur Tradisonal sebanyak 147
- Koleksi Etnografika Perlengkapan Adat sebanyak 162
- Koleksi Arkeologika sebanyak 54
- Koleksi Numismatika Sebanyak 308
- Koleksi Filologika sebanyak 27
- koleksi KKeramologika Masa Dinasti sebanyak 50
- Koleksi keramologika Luar Negeri dan Dalam Negeri sebanyak 111
- Koleksi Seni Rupa Sebanyak 17
- Koleksi Teknologika sebanyak 44
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid I (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 160. ISBN 978-979-8250-67-5.
- ^ Putri, Salsabila (2023-12-11). "Museum Kekhatuan Semaka - Sejarah, Koleksi, Lokasi & Ragam Aktivitas - Andalas Tourism" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-25.
- ^ a b c d Yulianto, Tri (2018-02-15). "Museum Kekhatuan Semaka Simpan Keramik Dinasti Tan dan Meriam untuk Radin Inten". Tribunlampung.co.id. Diakses tanggal 2024-05-25.
- ^ Sinaga, Risma Margaretha; Sudjarwo; Adha, Muhammad Mona (2021). "OPTIMALISASI KLASIFIKASI KOLEKSI MUSEUM KEKHATUAN SEMAKA SEBAGAI SUMBER BELAJAR". Visipena (dalam bahasa Inggris). 12 (2): 206–222. doi:10.46244/visipena.v12i2.1653. ISSN 2502-6860.