Lompat ke isi

Sungai Tumen

Koordinat: 42°25′47″N 130°36′41″E / 42.42972°N 130.61139°E / 42.42972; 130.61139
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 11 Oktober 2009 03.33 oleh Reindra (bicara | kontrib) (kalimat pembuka, rampung)

42°25′47″N 130°36′41″E / 42.42972°N 130.61139°E / 42.42972; 130.61139

Sungai Tumen

Lokasi Sungai Tumen
Nama Tionghoa
Hanzi tradisional: 圖們江
Hanzi sederhana: 图们江
Nama Korea
Chosŏn'gŭl: 두만강
Hancha: 豆滿江
Nama Manchu
Manchu:
(Tumen ula)
Nama Mongolia
Mongolia: Түмэн гол, Tümen gol
Nama Rusia
Rusia: Туманная река, Tumannaya Reka

Sungai Tumen atau Sungai Tuman adalah sungai dengan panjang 521 km, yang ikut berperan menjadi perbatasan antara Republik Rakyat Cina, Korea Utara, dan Rusia; berhulu di Gunung Baekdu dan mengalir hingga ke Laut Jepang (Laut Timur).

Sungai ini mengalir di Asia bagian utara-timur, di perbatasan antara RRC dan Korea Utara di pangkal-pangkal hulunya, dan antara Korea Utara dan Rusia di 17 kilometere terakhirnya sebelum bermuara di Laut Jepang. Sungai ini membentuk sebagian besar perbatasan selatan Provinsi Jilin di Manchuria dan perbatasan utara provinsi Hamgyong Utara dan provinsi Yanggang di Korea Utara. Gunung Baekdu di perbatasan Cina-Korea Utara adalah sumber sungai ini,[1] juga sebagai Sungai Yalu.

Nama sungai ini berasal dari sebuah kata Mongolia tümen, yang berarti "seratus ribu" atau satu myriad. Sungai ini sangat dicemari oleh pabrik-pabrik yang ada di dekatnya di Korea Utara dan Cina; namun, sungai ini masih menjadi daya tarik yang besar bagi wisatawan di kawasan itu. Di Tumen, Jilin, Cina, sebuah lokasi berpesiar di tepian sungai memiliki rumah makan di mana para pelanggan dapat memandang jauh melintasi sungai ke arah Korea Utara.[1] Nama Rusia sungai ini adalah Tumannaya, artinya berkabut.

Kota-kota penting di dekat sungai ini adalah Hoeryong, Namyang, dan Onsong di Korea Utara, Tumen dan Nanping di Cina.

Penyeberangan pencari suaka

The Tumen has been used for years by North Korean refugees defecting across the Chinese border. Most refugees from North Korea during the 1990s famine crossed over the Tumen River, and most recent refugees have also used it.

Although the Tumen is heavily patrolled by armed guards of the DPRK, the river is considered the preferred way to cross into China because, unlike the swift and deep Yalu River which runs along most of the border between the two countries, the Tumen is shallow and narrow.[1] "It is easily crossed in spots on foot or by swimming," according to a 2006 article in The New York Times.[1]

Defectors who wish to cross the Tumen often ignore its pollutants and dangerous border patrol, and spend weeks if not months or years waiting for the perfect opportunity to cross.

"Long, desolate stretches of the Chinese-North Korean border are not patrolled at all," according to a New York Times article.[1]

Refugees seldom cross the Tumen into Russia as its government patrols its short stretch of the river more actively than China does its, and the refugees have no large ethnic Korean community in which to hide.[1]

Catatan

  1. ^ a b c d e f [1] Onishi, Norimitsu, "Tension, Desperation: The China-North Korean Border", October 22, 2006. Much of the information cited in this footnote comes from the captions to the large illustrated map published with the newspaper article and available online with it.