Lompat ke isi

Gunung berapi di Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Juni 2024 11.24 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (membuat halaman baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Gunung berapi di Jepang terbentuk melalui aktivitas vulkanisme andesitik atau riolitik di Cincin Api Pasifik. Jumlah gunung berapi di Jepang sebanyak 108 gunung berapi. Klasifikasi keaktifan gunung berapi di Jepang terdiri dari gunung api aktif, gunung berapi berpotensi aktif, dan fosil gunung berapi. Keberadaan gunung berapi di Jepang menghasilkan sumber air panas yang dimanfaatkan untuk membuat onsen. Di sisi lain, gunung berapi di Jepang menjadi salah satu potensi bencana alam melalui letusannya.

Pembentukan

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Jepang secara umum merupakan kepulauan yang berbentuk pegunungan. Pada pegunungan di Jepang terdapat sejumlah gunung berapi.[1] Keberadaan gunung berapi di Jepang menjadi salah satu penambah keragaman bentuk permukaan Bumi selain dari gunung berapi di negara lain di dunia.[2] Gunung berapi di Jepang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme andesitik atau riolitik.[3]

Jumlah gunung berapi yang masih aktif di Jepang sebanyak 108 gunung berapi. Beberapa gunung berapi di Jepang baru terbentuk pada abad ke-20, antara lain Shōwa-shinzan di Hokkaido dan Myōjin-shō pada Bebatuan Bayones di Samudra Pasifik.[4]

Klasifikasi keaktifan

[sunting | sunting sumber]

Keaktifan gunung berapi di Jepang diklasifikasikan menjadi gunung api aktif, gunung berapi berpotensi aktif, dan fosil gunung berapi. Suatu gunung berapi di Jepang tergolong gunung berapi aktif jika pernah meletus sejak 50.000 tahun silam sejak tahun perhitungan. Gunung berapi yang tergolong gunung berapi berpotensi aktif di Jepang ialah yang pernah aktif sejak 50.000–100.000 tahun silam. Sedangkan gunung berapi di Jepang yang tidak meletus lebih dari 100.000 tahun silam ditetapkan sebagai fosil gunung berapi.[5]

Pemanfaatan

[sunting | sunting sumber]

Sumber energi panas bumi

[sunting | sunting sumber]

Aktivitas vulkanisme andesitik atau riolitik pada gunung berapi di Jepang telah membentuk lapangan panas bumi. Di dalam lapangan panas bumi tersiimpan sumber energi berupa energi panas bumi dengan skala yang besar.[3] Energi panas bumi yang dihasilkan dari gunung berapi di Jepang menjadi sumber air panas alami di Jepang yang dimanfaatkan sebagai permandian berbentuk onsen. Sumber air panas di Jepang diperoleh melalui penggalian sumur bor yang mengalirkan air panas dari perut bumi menuju ke permukaan tanah.[6]

Kebencanaan

[sunting | sunting sumber]

Keberadaan gunung berapi menjadi salah satu potensi bencana alam tertinggi di Kepulauan Jepang selain tsunami dan gempa bumi.[4] Letusan gunung berapi sering terjadi di Jepang akibat dari letak Jepang yang berada di zona vulkanik yang disebut Cincin Api Pasifik.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Murtafi’atun (2012). Seri Kursus di Rumah Tata Bahasa Jepang. Media Pressindo. hlm. 7. 
  2. ^ LPMAQ dan LIPI 2016, hlm. 1-2.
  3. ^ a b LPMAQ dan LIPI 2016, hlm. 56.
  4. ^ a b Damayanti, Christie (2020). Musim Panas di Atas Kursi Roda di Jepang 2019: Badai Krosa & Sosial Jepang. Yogyakarta: Penerbit LeutikaPrio. hlm. 6. ISBN 978-602-371-866-5. 
  5. ^ LPMAQ dan LIPI 2016, hlm. 25.
  6. ^ Abdurakhman, Hasanudin (2019). Uchi & Soto: Budaya Jepang dari Keluarga ke Korporasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 66. ISBN 978-602-06-2792-2. 
  7. ^ Asmayani, Nurul (2011). Henny, Ikhdah, ed. Panduan Sukses Orang Indonesia di Jepang: Panduan Lengkap dan Terkini Hidup, Belajar, dan Bekerja di Jepang. Yogyakarta: Penerbit B-First. hlm. 2. ISBN 978-602-8864-22-0. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]