Pengakuan-Pengakuan (Agustinus)
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Confessiones adalah sebuah karya autobiografis oleh Agustinus dari Hippo, terdiri dari 13 jilid dituliskan dalam bahasa Latin antara tahun 397 dan 400 Masehi.[1] Karya ini menguraikan masa muda Agustinus yang penuh dosa dan pertobatannya menjadi seorang Kristen. Dalam bahasa Indonesia, Confessiones diterjemahkan dengan judul Pengakuan-Pengakuan. Judul orisinalnya adalah Pengakuan-Pengakuan dalam Tiga Belas Jilid, dan karya ini disusun untuk dibaca keras-keras dengan setiap jilid menjadi unit yang lengkap.[2]
Confessiones pada umumnya dianggap sebagai naskah Agustinus yang paling penting. Karya ini secara luas dipandang sebagai autobiografi Barat pertama yang pernah dituliskan[butuh rujukan] (Ovidius telah menciptakan genre tersebut pada awal abad pertama Masehi dengan karyanya Tristia) dan adalah model yang berpengaruh bagi para penulis Kristen selama Abad Pertengahan. Henry Chadwick menulis bahwa Confessiones akan "selalu menduduki peringkat di antara mahakarya besar sastra barat".[3]
Ringkasan
Confessiones bukan sebuah autobiografi yang lengkap, karena karya ini dituliskan pada saat Agustinus berusia 40-an awal dan ia masih hidup lama setelahnya, menghasilkan karya penting lainnya, Kota Allah. Meskipun begitu, karya ini tetap memberikan rekaman dari perkembangan pemikirannya dan adalah rekaman yang paling lengkap mengenai individu tertentu dari abad ke-4 dan 5. Karya ini adalah karya teologis yang signifikan, berisi perenungan dan wawasan spiritual.
Dalam karyanya ini, Agustinus menuliskan betapa ia menyesali telah menjalankan hidup yang penuh dosa dan amoral. Ia membahas penyesalannya karena mengikuti agama Manikhean dan memercayai astrologi. Ia menuliskan tentang peran temannya, Nebridius, dalam membantu membujuk dirinya bahwa astrologi tidak hanya salah tetapi jahat, dan peran Santo Ambrosius dalam pertobatannya menjadi Kristen. Sembilan jilid pertama bersifat autobiografis dan empat jilid terakhir adalah tafsiran dan secara signifikan lebih bersifat filosofis. Ia menunjukkan dukacita yang mendalam atas dosa-dosa seksualnya dan menuliskan mengenai pentingnya moralitas seksual. Jilid-jilid ini dituliskan sebagai doa kepada Allah, sehingga judulnya, didasarkan pada Mazmur Daud; dan dimulai dengan "Karena Engkau telah membuat kami untuk Engkau sendiri dan hati kami tidak akan tenang hingga mereka menemukan istirahat dalam Mu."[4] Karya tersebut diperkirakan dapat dibagi menjadi jilid-jilid yang melambangkan berbagai aspek dari Tritunggal dan kepercayaan trinitarian.
Tujuan
Confessiones tidak hanya ditujukan untuk mendorong pertobatan, tetapi juga memberikan panduan untuk bagaimana bertobat. Agustinus mengekstrapolasi dari pengalaman pribadinya agar sesuai dengan perjalanan orang lain. Agustinus menyadari bahwa Allah telah selalu melindungi dan membimbingnya. Hal ini direfleksikan dalam struktur dari karya ini. Agustinus memulai setiap jilid dalam Confessiones dengan sebuah doa kepada Allah. Contohnya, jilid VIII dan IX dimulai dengan "Engkau telah merusak belenggu yang mengikatku; aku akan berkorban demi kehormatan-Mu".[5] Karena Agustinus memulai setiap jilid dengan doa, Albert C. Outler, seorang profesor teologi di Universitas Methodis Selatan, berargumen bahwa Confessiones adalah sebuah "ziarah anugerah… sebuah penelusuran kembali dari titik balik krusial yang Agustinus telah lalui. And since he was sure that it was God's grace that had been his prime mover in that way, it was a spontaneous expression of his heart that cast his self-recollection into the form of a sustained prayer to God."[6] Not only does Confessions glorify God but it also suggests God’s help in Augustine's path to redemption.
Written after the legalization of Christianity, Confessions dated from an era where martyrdom was no longer a threat to most Christians as was the case two centuries earlier. Instead, a Christian's struggles were usually internal. Augustine clearly presents his struggle with worldly desires such as lust. Augustine's conversion was quickly followed by his ordination as a priest in 391 AD and then appointment as bishop in 395 AD. Such rapid ascension certainly raised criticism of Augustine. Confessions was written between 397–398 AD, suggesting self-justification as a possible motivation for the work. With the words "I wish to act in truth, making my confession both in my heart before you and in this book before the many who will read it" in Book X Chapter 1,[7] Augustine both confesses his sins and glorifies God through humility in His grace, the two meanings that define "confessions",[8] in order to reconcile his imperfections not only to his critics but also to God.
Hermeneutika
Agustinus mengusulkan sebuah metode untuk memperbaiki eksegesis Biblika dalam bagian-bagian yang sulit tertentu. Pembaca harus meyakini bahwa seluruh kitab suci diilhamkan oleh Allah dan bahwa setiap penulis tidak menuliskan apa pun yang ia secara pribadi tidak percayai, atau yang ia percayai sebagai hal yang salah. Pembaca harus membedakan secara filologis, dan memisahkan, dalam penafsiran mereka sendiri, pesan yang tertulis dan arti yang diniatkan sebenarnya oleh pembawa pesan dan penulis (dalam bahasa Latin: intentio).[9]
Ketidaksetujuan dapat terjadi "baik pada kebenaran dari pesan itu sendiri, maupun pada arti pembawa pesan" (XII.23). Kebenaran dari pesan itu sendiri diberikan oleh Allah yang mengilhamkannya kepada penyambung dan mereka yang mentransmisikan dan menyebarkan isinya selama berabad-abad dan di antara orang percaya.[9]
Secara prinsip, pembaca tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui dengan pasti apa yang penulis pikirkan ketika ia menulis sebuah kitab dalam Alkitab, tetapi pembaca memiliki tugas untuk melakukan yang terbaik untuk mendekati arti dan niat sebenarnya tanpa berkontradiksi dengan huruf-huruf pada teks yang tertulis. Penafsiran harus tetap berada "di dalam kebenaran" (XII.25) dan bukan di luarnya.[9]
Audiens
Banyak informasi mengenai Agustinus berasal langsung dari tulisannya sendiri. Confessiones karya Agustinus menyediakan wawasan yang signifikan mengenai 33 tahun pertama di hidupnya. Agustinus tidak menggambarkan dirinya sebagai orang kudus, tetapi sebagai pendosa. Dosa-dosa yang Agustinus akui memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda dan natur yang berbeda-beda, seperti hawa nafsu/perzinahan, mencuri, dan berbohong. Contohnya, dalam bab kedua dari Buku IX, Agustinus merujuk pada keputusannya untuk menunggu tiga minggu hingga libur musim gugur untuk meninggalkan jabatannya sebagai pengajar tanpa menyebabkan gangguan. Ia menuliskan bahwa beberapa orang "mungkin akan mengatakan bahwa adalah berdosa untuk saya mengizinkan diri saya menduduki kursi kebohongan bahkan hanya untuk sejam".[10] Dalam pendahuluannya kepada terjemahan tahhn 1961 oleh R. S. Pine-Coffin, ia mengajukan bahwa interpretasi yang keras terhadap masa lalu Agustinus sendiri adalah disengaja sehingga audiensnya melihatnya sebagai pendosa yang diberkati dengan belas kasihan Allah dan bukan sebagai tokoh yang suci.[11] Mengingat fakta bahwa dosa-dosa yang digambarkan Agustinus adalah yang bersifat cukup biasa (contohnya, pencurian buah pir saat masih anak muda), contoh-contoh ini mungkin dapat juga memampukan pembaca untuk mengidentifikasikan diri mereka dengan penulis dan dengan demikian mempermudah mereka untuk mengikuti jejak kaki Agustinus dalam jalannya menuju pertobatan. Identifikasi ini adalah unsur dari sifat protreptik dan paraenetik dari Confessiones.[12][13]
Karena natur dari Confessionss, adalah jelas bahwa Agustinus tidak menulis hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk konsumsi publik. Audiens Agustinus kemungkinan meliputi orang-orang Kristen yang sudah dibaptis, katekumen, dan orang-orang dengan kepercayaan berbeda. Peter Brown, dalam bukunya The Body and Society, menuliskan bahwa Confessiones ditujukan pada "mereka dengan pengalaman yang serupa dengan pengalaman Agustinus."[14] Terlebih lagi, dengan latar belakangnya dalam praktik Manikhean, Agustinus memiliki hubungan yang unik dengan mereka yang berkeyakinan Manikhean. Confessiones dengan demikian merupakan seruan yang mendorong pertobatan.
Warisan
Confessiones adalah salah satu dari karya-karya paling berpengaruh bukan hanya dalam teologi Kristen, tetapi pada filsafat secara keseluruhan.
Kierkegaard dan filsafat Eksistensialisnya sangat dipengaruhi oleh kontemplasi Agustinus tentang natur dari jiwanya.[15] Wittgenstein menganggap buku ini mungkin adalah "buku yang paling serius yang pernah dituliskan".[16]
Edisi
Edisi bahasa Indonesia
- Winarsih Arifin dan Th. Van den End, Pengakuan-Pengakuan, Yogyakarta: Kanisius, 1997. ISBN 979-497-709-8
Edisi bahasa Inggris
- Edward Bouverie Pusey, The Confessions of St. Augustine, 1909.
- John K. Ryan, The Confessions of St. Augustine, New York: Image Books,1960 ISBN 0-385-02955-1
- Maria Boulding, Saint Augustine: The Confessions, Hyde Park NY: New City Press (The Works of Saint Augustine I/1), 2002 ISBN 1-56548154-2
- F. J. Sheed, Confessions, ed. Michael P. Foley. ed. ke-2, Hackett Publishing Co., 2006. ISBN 0-8722081-68
- Carolyn Hammond, Augustine: Confessions Vol. I Books 1–8, MA: Harvard University Press (Loeb Classical Library), 2014. ISBN 0-67499685-2
- Carolyn Hammond, Augustine: Confessions Vol. II Books 9–13, MA: Harvard University Press (Loeb Classical Library), 2016. ISBN 0-67499693-3
- Sarah Ruden, Augustine: Confessions, Modern Library (Penguin Random House), 2018. ISBN 978-0-81298648-8
Referensi
- ^ Chadwick, Henry (2008) [1992]. St. Augustine, Confessions. Oxford University Press. hlm. xxix. ISBN 978-0-19953782-2.
- ^ Augustine of Hippo (2006). Confessions. Hackett Publishing. hlm. 17–. ISBN 978-0-87220-816-2.
- ^ Chadwick, Henry (14 August 2008). Confessions. Oxford University Press. hlm. 4 (ix). ISBN 978-0-19953782-2.
- ^ Saint Augustine (Bishop of Hippo.) (2006). Confessions. Hackett Publishing. hlm. 18. ISBN 978-0-87220-816-2.
- ^ Augustine of Hippo (1961). "1". Confessions. Book IX. Harmondsworth Middlesex, England: Penguin Books.
- ^ Outler 1955, hlm. 5.
- ^ Augustine of Hippo 1961, Book X, Chapter 1.
- ^ Outler 1955, hlm. 7.
- ^ a b c Robert Clewis (2001). "Augustine's Hermeneutics: How to Read the Confessions" (PDF). Auslegung. 24 (part I): 73–75. ISSN 0733-4311. OCLC 205023604. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal September 24, 2020 – via CORE.
- ^ Saint Augustine of Hippo (1961). Confessions. Harmondsworth Middlesex, England: Penguin Books. hlm. Book IX, Chapter 2.
- ^ Pine - Coffin, R.S. (1961). Introduction to Confessions. Harmondsworth Middlesex, England: Penguin Books. hlm. 12.
- ^ Kotzé, Annemaree (2004). Augustine's Confessions: Communicative Purpose and audience. Leiden.
- ^ Osseforth, Math (2017). Friendship in St. Augustine's Confessions. Amsterdam. hlm. 17–20.
- ^ Brown, Peter (2008). The Body and Society. New York: Columbia University Press. hlm. 388.
- ^ Robert B. Puchniak. Kierkegaard Studies Yearbook. November 24, 2011. <https://doi.org/10.1515/9783110236514.181>. Obtained from <https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/9783110236514.181/html> Accessed on October 21, 2021.
- ^ Monk, Ray. "The 'Verificationist Phase'". Ludwig Wittgenstein: The Duty of Genius (dalam bahasa English). hlm. 283.
Daftar pustaka
- Augustine (1966). Confessions. Diterjemahkan oleh Bourke, Vernon J. Washington: Catholic University of America Press. eBook Collection (EBSCOhost). Web. 18 Feb. 2016.
- Agustinus (1955). "Introduction". Confessions and Enchiridion. Library of Christian Classics. Diterjemahkan oleh Outler, Albert C. Philadelphia: Westminster Press. Print.
- Chadwick, Henry (2008). Saint Augustine: Confessions. Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-953782-2. (Terjemahan dalam bahasa Inggris.)
- Carolyn Hammond, Augustine: Confessions Vol. I Books 1-8, MA: Harvard University Press (Loeb Classical Library), 2014. ISBN 0674996852
- Carolyn Hammond, Augustine: Confessions Vol. II Books 9-13, MA: Harvard University Press (Loeb Classical Library), 2016. ISBN 0674996933
- Warner, Rex (1963). The Confessions of St. Augustine. New York: Penguin Books. ISBN 0-451-62474-2. (Terjemahan dalam bahasa Inggris.)
Bacaan lebih lanjut
- Brown, Peter (2000). Augustine of Hippo (edisi ke-reprint). Berkeley: University of California Press.
- Brown, Peter (2008). The Body and Society: Men, Women, and Sexual Renunciation in Early Christianity (edisi ke-Twentieth Anniversary). New York: Columbia University Press.
- Augustine (1969). Confessions. Diterjemahkan oleh de Labriolle, Pierre (edisi ke-3rd). Paris: Société d'édition "Les Belles Lettres. Print. Collection des Universités de France.
Lihat pula
Pranala luar
- Agustinus: Teks dan terjemahan
- (dalam bahasa Inggris) Buku audio domain publik Confessions di LibriVox
- (dalam bahasa Latin) Buku audio domain publik Confessionum Libri Tredecim di LibriVox
Terjemahan bahasa Inggris
- Image Books, penerj. John K. Ryan (New York: Image Books, 1960).
- Christian Classics, penerj. Albert C. Outler (Philadelphia: Westminster Press, 1955).
- New Advent, penerj. J.G. Pilkington (Edinburgh: T. & T. Clark, 1886).
- Georgetown, penerj. E.B. Pusey (Oxford : J.H. Parker; London: J.G. and F. Rivington, 1838).
- E.B. Pusey's 1838 Translation: Revised 'you' version (2012) by Cormac Burke [1].
- New City Press, trans. Maria Boulding, O.S.B.; ed. John E. Rotelle, O.S.A. (Hyde Park, NY: New City Press, 1997).
- Confessions: St Augustine; penerj. Fr Benignus O'Rourke O.S.A, prakata oleh Martin Laird (London: DLT Books, 2013)
- Saint Augustine of Hippo. Confessions, penerj. R.S. Pine–Coffin. Harmondsworth Middlesex, England: Penguin Books, 1961.
- Augustine. Confessions: A New Translation by Sarah Ruden. New York: Modern Library, 2017.
Tafsiran
- "An Introduction to Augustine's Confessions", oleh James J. O'Donnell.
- In Latin dengan tafsiran oleh James J. O'Donnell