Lompat ke isi

Tabu: Mengusik Gerbang Iblis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Juni 2024 12.05 oleh 182.3.36.196 (bicara) (tambahan pemain pendukung)
Tabu: Mengusik Gerbang Iblis
SutradaraAngling Sagaran
Produser
SkenarioHaqi Achmad
Pemeran
Penata musikAndhika Triyadi
SinematograferEnggar Budiono
Penyunting
Perusahaan
produksi
Distributor
Tanggal rilis
24 Januari 2019
Durasi96 menit
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
Pendapatan
kotor
Rp 8.2 miliar

Tabu: Mengusik Gerbang Iblis adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 24 Januari 2019 di Indonesia dan 11 Jun 2024 di Malaysia disutradarai oleh Angling Sagaran. Film ini dibintangi oleh Angga Aldi Yunanda, Nadya Fricella, Bastian Steel, Agatha Chelsea, dan Rayn Wijaya sebagai pemeran utama.

Sinopsis

Diaz, Keyla, Tio, Adis, Muti, dan Mahir adalah sekelompok sahabat SMA yang memiliki misi memasuki hutan Leuweng Hejo, sebuah hutan terlarang.

Keyla, Muti, dan Adis diganggui sesosok hantu disana. Setelah berkumpul, mereka memutuskan untuk kabur dari Leuweng Hejo. Ketika ingin memasuki mobil, mereka melihat hantu itu didalamnya. Diaz bertekad merekam hantu itu, dan diambilnya. Sambil mencari Diaz, mereka melihat seorang anak tuli yang bersandar di pohon. Ia mengatakan ia melihat Diaz, dan mengarahkan semuanya ke arah yang ditujuinya. Di tempat yang ditujui, Diaz dirasuki, dan kemudian menjadi dingin dan pucat. Merekapun membawa anak itu ke Jakarta. Ketika diberitahu mengenai perjalanan mereka, nenek Diaz menjadi cemas. Di sebuah flashback, ternyata ayah Keyla juga ayah sang anak, Kema; ia diambil sang hantu di Leuweng Hejo dan diletakkan dalam stasis: ia tidak akan berubah secara fisik dan mental sampai dilepaskan. Nenek Diaz diberitahu dukun bahwa "mereka" sudah dekat, sebelum dibuat pusing oleh sang anak.

Ketika dititip pengurus kantin, Kema terlihat memakan tikus berdarah dan matanya putih. Semua murid yang melihatnya menjadi kesurupan, sehingga banyak guru berdatangan dan memanggil ambulans untuk membawa beberapa murid buat dirawat di rumah sakit. Tio melakukan pemungutan suara kemajemukan, yang hasilnya adalah adanya Kema di Jakarta disesali. Suatu malam, Diaz terlihat menuju atap tempat kumuh; Mahir mengejarnya, lalu Diaz yang dirasuki hantu selama ini membuat Mahir syok dan jatuh, lalu mati. Ketika melihat Diaz berjalan di malam hari, Adis mengejarnya tapi ditabrak kendaraan.

Ayah Keyla disuruh melepaskan arwah yang telah menggangui mereka. Eksperimen itu dilakukan di rumah Diaz. Rumahnya sudah kumuh dan dipenuhi batang-batang pohon. Diaz ditemukan tidak sadar secara berdiri, dan neneknya ditemukan sembunyi di pojok sebuah ruangan, panik. Sang ayah membaca surah Al-Fatitah kepada Kema sambil menangis rindu. Kema pelan-pelan dilepaskan dari arwah yang telah mengganguinya. Diaz kesurupan. Nenek Diaz dan ayah Keyla mengatakan bahwa sejak purbakala, berbagai macam orang, termasuk Kema, dipergunakan oleh ratusan arwah yang dikunci di Leuweng Hejo sebagai perantara untuk keluar.

Kembali di Leuweng Hejo, Diaz mencoba dilepaskan dari sang arwah, namun tiba-tiba mereka diggangui dengan berbagai cara. Ini membuat pikiran Kema tak terkendali, dan ibunya diganggui hantu itu. Melalui keberanian, nenek Diaz, ayah Keyla, dan Keyla berhasil melepaskan Diaz dari sang arwah. Namun, nenek Diaz dilemparkan dan meninggal. Sang hantupun dibunuh dengan membaca kitab syamanis dan sebagai efek terbakar dan gosong. Kema ditinggalkan dihutan; ia tersenyum dan melambaikan tangan.

Tio tiba-tiba melihat tangan gosong sang hantu di wastafel dan Keyla melihat makanan piring di jatuh. Mereka berdua berlari, tetapi tak sengaja memasuki gerbang menuju replika rumah Diaz yang kumuh, sebuah simbolisme penjara semua yang dikunci di Leuweng Hejo. Muti dan Tio terlihat diganggui hantu-hantu yang dikunci disana, dan Keyla telah memasuki penjara itu.

Pemeran

Utama

Pendukung

Referensi

Pranala luar