Lompat ke isi

Rukmini

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 17 Juli 2024 09.11 oleh Ernia Agatja (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Rukmini, Rukku, Rakhumai, Jagatmata, Trilok sundari, Waikunthakeshwari, Dwarkakeshwari, Maharani, Vaidarbhi, Bhaismhi,
रुक्मिणी
Arca Rukmini (kanan) di sisi arca Kresna (memegang suling) dalam kuil New Dwarka Hare Kresna di Los Angeles.
Arca Rukmini (kanan) di sisi arca Kresna (memegang suling) dalam kuil New Dwarka Hare Kresna di Los Angeles.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaRukmini, Rukku, Rakhumai, Jagatmata, Trilok sundari, Waikunthakeshwari, Dwarkakeshwari, Maharani, Vaidarbhi, Bhaismhi,
Ejaan Dewanagariरुक्मिणी
Ejaan IASTRukmiṇī
AsalKerajaan Widarba

Dalam susastra Hindu dan kitab Bhagawatapurana, Rukmini (Sanskerta: रुक्मिणी; Rukmiṇī) adalah puteri Raja Bismaka dari Kerajaan Widarba. Ia merupakan saudari Rukmi. Ia dianggap sebagai salah satu awatara (penjelmaan) dari Laksmi, dewi kemakmuran dan kekayaan dalam kepercayaan Hindu melalui aspeknya yang bernama Sri Devi.

Rukmini mencintai Kresna dan hendak menikahinya, tetapi ia dijodohkan untuk menikahi Sisupala, yakni Raja Cedi yang mencintai Rukmini. Pada hari yang ditetapkan untuk perkawinan, baik Kresna maupun Sisupala datang ke Kundinyapura, ibu kota Kerajaan Widarba. Sebelum waktu yang ditetapkan, Kresna melarikan Rukmini dan menikahinya di Dwaraka. Sisupala yang mengetahui kejadian yang sebenarnya, menjadi sangat benci kepada Kresna. Semenjak saat itu, ia menjadi musuh bebuyutan Kresna. Dari hubungannya dengan Kresna, Rukmini melahirkan sepuluh putera, yaitu Pradyumna, Carudesna, Sudesna, Carudeha, Sucaru, Carugupta, Bhadracaru, Carucandra, Wicaru dan Caru. Dalam akhir riwayatnya diceritakan bahwa Rukmini membakar dirinya sendiri sebagai tanda kesetiaan terhadap suaminya.

Versi Pewayangan

[sunting | sunting sumber]

Di dalam versi pewayangan Jawa, Dewi Rukmini juga merupakan putri Bismaka. Namun Bismaka disini bernama asli Haryaprabu Rukma dan bergabung silsilahnya dengan Basudewa, ayah Kresna menjadi kakak adik. Dari pernikahannya dengan Kresna, Dewi Rukmini dikaruniai dua orang putra dan seorang putri yakni Partajumena/Partadewa, Saranadewa, dan Dewi Titisari yang kelak dinikahi oleh Irawan, putra Arjuna dengan Ulupi. Kisah pernikahannya dengan Kresna dikenal dalam pewayangan sebagai lakon Kresna Kembang atau Narayana Maling[1]. Dikisahkan, Prabu Bismaka hendak menikahkan putrinya Rukmini dengan Narayana/Kresna namun putra sang raja yakni Arya Rukmana atau Rukmaka menentang pernikahan saudarinya itu dengan gembala itu. Ia tidak mengundang sepupunya itu. Maka dibuatlah sayembara siapapun yang bisa mengalahkannya maka dapat menikahi saudarinya itu. Dewi Rukmini tak kurang akal maka ia menambah sayembaranya yakni siapa yang bisa mengartikan sejatine lanang, sejatine wadon maka dapat menikahinya. Sayembara ini didatangi oleh para Pandawa, Kurawa, dan Prabu Baladewa (kakak Kresna). Yang menjadi kontestan yakni Begawan Dorna, mewakili Prabu Duryudhana dari Hastinapura dan raja Cedi, Sisupala. Setelah mengalahkan Rukmana, kedua kontestan menghadapi sayembara kedua yakni mengartikan sejatine lanang, sejatine wadon. Baik Dorna maupun Sisupala, keduanya memberikan jawaban yang tak memuaskan. Lalu datang sesosok raksasa hitam membawa kabur Rukmini. Arya Rukmana menganggap Arjuna sebagai biang keladinya. Arjuna marah karena dituduh yang bukan-bukan dan pergi mengejar raksasa itu yang disusul Rukmana.


Raksasa yang melarikan Rukmini menurunkan sang putri Bismaka lalu diberinya sang putri itu sekuntum bunga. Ajaibnya, bunga itu menjelma sebagai Narayana (Kresna), kekasih Rukmini. Rukmana marah besar melihat adiknya bersama Narayana. Maka ia menghabisi Narayana jelmaan bunga itu. Hal itu membuat Dewi Rukmini sedih. Prabu Baladewa melihat adiknya dihabisi murka hendak membunuh Rukmana lalu datang raksasa yang menculik Rukmini. Raksasa itu membesar menjadi wujud Batara Wisnu. Arjuna yang kaget ikut membangkitkan Batara Jishnu (wujud lain dari Batara Wisnu) . Karena ada dua wujud Batara Wisnu, Prabu Yudhistira menenangkan kemarahan mereka dan meminta pada sang dewa untuk memaafkan tindakan bodoh Rukmana. Kedua wujud itu menjadi lebih tenang dan kembali ke wujud asli yakni Narayana (Kresna) dan Arjuna. Kresna pun mengikuti sayembara dan dapat menjelaskan arti sejatine lanang, sejatine wadon dengan jawaban yang memuaskan Dewi Rukmini. Narayana dinyatakan sebagai pemenang dan menikahi Dewi Rukmini.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]


  1. ^ "Kresna Kembang / Narayana Maling". 2013-06-28. Diakses tanggal 2023-07-18.