Lompat ke isi

Kenji Nagai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Juli 2024 13.44 oleh Wadaihangit (bicara | kontrib) (Menambahkan foto beserta infobox #WPWP)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Infobox orangKenji Nagai

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ja) 長井健司 Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran27 Agustus 1957 Edit nilai pada Wikidata
Imabari Edit nilai pada Wikidata
Kematian27 September 2007 Edit nilai pada Wikidata (50 tahun)
Yangon Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
PendidikanTokyo Keizai University (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanfotografer, jurnalis foto, jurnalis, war photographer (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata


Kenji Nagai (bahasa Jepang: 長井 健司; Nagai Kenji) (27 Agustus 195727 September 2007) adalah seorang jurnalis foto Jepang yang ditembak dan tewas di Myanmar pada saat Protes anti-pemerintahan Burma 2007. Nagai terus mengambil foto ketika dia terluka dan terbaring di tanah, kemudian meninggal karena luka tembak di dada. Dia adalah warga negara asing pertama yang tewas dalam protes tersebut.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Kenji Nagai besar di Imabari, Ehime Jepang dan lulus dari SMU Imabari Nishi. Nagai masuk ke Universitas Tokyo Keizai, dan setelah lulus dia melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat selama setahun. Setelah dia kembali ke Jepang, Nagai mengambil kerja sambilan sebelum dia menjadi jurnalis freelans.

Bekerja sebagai jurnalis foto untuk Tokyo APF, Nagai sering bepergian ke tempat yang berbahaya di Timur Tengah. Dari 1997 sampai kematiannya, Nagai mengambil tugas di Afganistan, Palestina, dan Irak, mengambil foto tentang perang.

Nagai tiba di Myanmar dua hari sebelum pemerintah mulai menyerang Biksu yang memprotes menentang junta militer yang telah menguasai negara tersebut sejak menggulingkan pemerintahan demokratik pada coup d'état 1962. Protes ini bermula ketika pemerintah menaikkan harga bahan bakar, tetapi menjadi demonstrasi massal diikuti puluhan ribu orang, dengan Biksu Buddha memimpin barisan pro-demokrasi di jalan-jalan di Yangon.

Menurut The Times, rekan Nagai mengatakan bahwa dia "tak kenal lelah" pada saat mengejar berita, percaya bahwa dia harus pergi ke tempat di mana orang-orang tak ingin pergi.

Nagai after he was fatally shot by the Burmese military, with the camera still in his hands.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]