Lompat ke isi

Terompet telinga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

TEROMPET TELINGA

Proses komunikasi yang baik bukanlah proses yang terjadi satu arah melainkan proses yang terjadi dua arah. Dimana dalam proses komunikasi terdapat sender dan receiver. sender merupakan orang atau pihak yang menyampaikan pesan, sedangkan receiver adalah orang atau pihak yang menerima pesan. Agar proses komunikasi berjalan dengan baik, dimana pesan yang disampaikan diterima dengan baik oleh penerima pesan , tentu saja gangguan dalam berjalannya proses komunikasi harus dikurangi. Salah satu contoh gangguan dalam berkomunikasi adalah kondisi fisik dari pengirim maupun penerima pesan yang kurang baik. Sebagai contoh, penyakit Tuli. Seseorang yang menderita penyakit Tuli tentu saja mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan berupa suara atau bunyi-bunyian tentu saja tidak dapat diterima dengan baik oleh penderita penyakit ini.


Namun seiring perkembangan teknologi, penderita penyakit tuli tidak perlu khawatir dengan kesulitan berkomunikasi dan merasa rendah diri dengan penyakit yang dideritanya. Bagi mereka penderita penyakit ini dapat menggunakan alat bantu dengar yang akan memebri kemudahan dalam berkomunikasi. Alat bantu dengar berupa terompet telinga yang tercatat dalam karya sastra Yunani Klasik oleh Homer dalam Iliad merupakan sebuah alat yang berbentuk kerucut seperti cerobong yang dirancang untuk mendapatkan energi suara dan mengarahkannya ke saluran telinga.


Terompet telinga ini muncul pertama kali pada masa Yunani Kuno sekitar tahun 550 sebelum masehi. Alat ini dibuat oleh seorang penulis dan ilmuwan Yunani, yaitu Alcmaeon dari Croton. Sekitar tahun 300 Sebelum Masehi, orang Yunani kuno mengimpor kulit kerang ke Phoenicia sebagai terompet telinga. Kulit kerang yang kemudian di ubah menjadi terompet telinga ini kemudian dicat dengan warna menarik sehingga dapat dijual. Awal dari tujuan dibuatnya terompet telinga ini oleh ilmuwan yunani tersebut bukanlah sebagai alat bantu dengar bagi penderita Tuli melainkan sebagai alat yang dirancang untuk membantu mendengar suara dengan jarak jauh ketika sedang berburu ataupun untuk keperluan mliter. Tentu saja alat ini memberikan kemudahan dalam berkomunikasi ketika berburu atau utnuk keperluan militer. Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi untuk mengembangkan terompet telinga sebagai alat bantu dengar untuk berkomunikasi bagi penderita Tuli.

Perkembangan Terompet Telinga

Gagasan terompet telinga kemudian dikembangkan menjadi terompet telinga modern yang lebih canggih. Terompet telinga dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk membantu orang tuli agar dapat mendengar dan berkomunikasi dengan baik.

  • 1591-1670, terompet telinga modern dicatat dalam karya ilmuwan Belgia Jean Leurechon dalam buku Recreations Mathematiques yang kemudian diterbitkan pada tahun 1624.
  • Perajin terompet telinga pertama di Inggris adalah Bevan di London tahun 1715.
  • Pada tahun 1898, perusahaan Diktograf Amerika Serikat membuat alat bantu dengar modern yang menggunakan mikropon karbon.
  • Pada tahun 1954, alat bantu dengar yang terinspirasi dari terompet kerang memiliki bentuk yang semakin kecil sehingga dapat dipasang di gagang kacamata.
  • Pada tahun 1955, alat bantu dengar digital yang dapat dipasang di dalam telinga.
  • Pada tahun 1970-an, Professor Graeme Clark dari Melbourne mempelopori teknik implantasi alat bantu dengar yang sebelumnya dilakukan oleh Rod sauders di Melbourne, Australia.
  • Pada tahun 1984, Cochlear Implant dilakukan pertama kali di Amerika Serikat setelah adanya persetujuan dari US Federal Drug Administration (Badan POM Amerika Serikat).

Perkembangan teknologi yang dilakukan pada Terompet Telinga tentu saja memberikan manfaat yang begitu besar, khususnya bagi penderita penyakit tuli. Dengan adanya terompet telinga yang kemudian berfungsi sebagai alat bantu dengar diharapkan proses komunikasi berjalan dengan lancar dan tidak terbatas untuk orang dengan kondisi fisik yang baik.

  • Referensi : www.ayusartikayuliarti.wordpress.com