Lompat ke isi

Cindaga, Kebasen, Banyumas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Juli 2024 08.48 oleh 103.189.116.50 (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Desa Cindaga
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanyumas
KecamatanKebasen
Kode pos
53172
Kode Kemendagri33.02.05.2008 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk±12.500 jiwa
Kepadatan±100 jiwa per km

Cindaga adalah desa di kecamatan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.

Desa Cindaga yang sangat luas memiliki beragam potensi, merupakan Desa besar dengan jumlah pemilih terbanyak di kecamatan kebasen, dan di kabupaten banyumas.

Terdiri dari beragam suku bangsa dan agama, membuat desa Cindaga akan semakin ramah untuk masuknya investasi.[butuh rujukan]

Di Desa Cindaga terdapat dua rawa-rawa yaitu Rawa Winong yang terletak di Grumbul Werdeg dan Rawa Kalong yang terletak di Grumbul Poncot Kidul.[1]

Selain itu juga terdapat Jembatan Lengkung lima karya monumental Bung Karno Mantan Presiden RI pertama]. Jembatan yang biasa di sebut brug Plengkung oleh masyarakat sekitar tersebut, melintang diatas Sungai Serayu yang merupakan bersejarah peninggalan Perang Dunia II.

Desa Cindaga juga mempunyai Paguyuban Warga Desa Cindaga sebagai wadah komunitas lokal berbasis warga Cindaga baik yang berdomisili di kampung ataupun yang di tanah perantauan.

Adapun kegiatan yang dilakukan PWDC adalah Kegiatan Sosial dan kemasyarakatan. Kelompok Informasi Masyarakat Desa Cindaga yang diinisiasi oleh Eko Sulistyo Santosa, A.Md seorang mantan aktivis 98 diakui telah banyak membantu distribusi informasi yang positif bagi warga Desa Cindaga. Bahkan Website Desa Cindaga walaupun tanpa dukungan dana dari Pemerintah Desa Cindaga tetap bisa eksis memberikan sumbangsih bagi masyarakat. Website Desa Cindaga yang dikelola oleh Paguyuban Warga Desa Cindaga tentunya sangat bermanfaat dalam menyampaikan berbagai kegiatan dan program pemerintah lewat publikasi di website www.desa-cindaga.blogspot.com

Pada tanggal 23 Oktober 2023 Desa Cindaga akan menggelar pesta demokrasi yaitu Pilkades. Pilkades tahun 2023 kali ini, diharapkan akan lebih berkualitas dengan hadirnya para calon kades yang mempunyai Visi dan Misi serta Semangat Anti Money Politics ( wuwuran ), oleh karena itu warga masyarakat Desa Cindaga harus betul-betul terpanggil melahirkan pemimpin yang kompeten dan berjiwa sosial tinggi.

Kabar baiknya, ada salah satu calon yang nanti akan mengusung Konsep Kontrak Politik Bengkok Kades Untuk Kemanfaatan Masyarakat ( Hasil Sewa Bengkok Kades ) digunakan untuk membantu kegiatan masyarakat. Apalagi dengan tidak adanya Sekolah setingkat SMP/SLTA maka sudah seharusnya para calon kades tersebut memikirkan bagaimana caranya agar Sekolah SMP/SMA/SMK bisa diwujudkan. Salah satu keuntungan apabila Bengkok Kades digunakan untuk Kepentingan Masyarakat adalah bisa saja uang hasil sewa bengkok kades tersebut dibelikan tanah untuk nantinya dibangun Sekolah SMP/SMA/SMK, karena itu warga masyarakat Desa Cindaga harus bisa menentukan pilihan yang tepat agar cita-cita tersebut terwujud. Mari Berpikir Cerdas Untuk Masa Depan Generasi Selanjutnya. Gerak Cepat Cindaga Maju !

Batas wilayah

[sunting | sunting sumber]

Sebelah Utara = Desa Rawalo dan Desa Kebasen Kabupaten Banyumas dan Sungai Serayu

Sebelah Selatan = Desa Brani dan Desa Sampang, Kabupaten Cilacap

Sebelah Barat = Sungai Serayu

Sebelah Timur = Desa Kebasen,Desa Kalisalak Kabupaten Banyumas dan Desa Sampang Kabupaten Cilacap

Pembagian wilayah

[sunting | sunting sumber]
  1. Grumbul Berusan
  2. Grumbul Buntungan
  3. Grumbul Kemitan
  4. Grumbul Krunculan
  5. Grumbul Lemah Abang
  6. Grumbul Pasemutan
  7. Grumbul Poncot
  8. Grumbul Tambangan
  9. Grumbul Gilisampir
  10. Grumbul Welahar
  11. Grumbul Werdeg
  12. Grumbul Wungu Banjeng

Jembatan Lengkung

[sunting | sunting sumber]

Di desa ini terdapat bangunan peninggalan masa Perang Dunia II berupa jembatan lengkung yang sudah berusia sekitar setengah abad lebih. Yaitu Jembatan sepanjang 250 meter yang membelah Sungai Serayu yang mulai dibangun Belanda pada 1938. Namun, pada 1942, ketika Jepang datang, jembatan tersebut dihancurkan. Pada 1946, Soekarno merancang desainnya sekaligus dan membangun kembali jembatan tersebut. Jika musim kemarau bekas jembatan yg runtuh tersebut akan terlihat di bawah jembatan. Ada nilai filosofis yang terkandung dalam jembatan tersebut yaitu di jembatantersebut ada lima lengkung yang berarti adalah lima sila Pancasila. Beberapa bagian jembatan yang kini sudah tidak dipakai tersebut juga pernah runtuh pada 26 Juni 2011.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Admin. "Gambaran Umum Desa Cindaga". Diakses tanggal 2023-01-15. 
  2. ^ Jembatan Rancangan Soekarno Runtuh

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]