Lompat ke isi

Paus Yulius I

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Juli 2024 03.51 oleh Wadaihangit (bicara | kontrib) (Menambahkan foto ke infobox #WPWP)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Santo Paus

Yulius I
Uskup Roma
GerejaGereja Katolik
Awal masa kepausan
6 Februari 337
Akhir masa kepausan
12 April 352
PendahuluMarkus
PenerusLiberius
Informasi pribadi
LahirTidak diketahui
Roma, Kekaisaran Romawi Barat
Meninggal12 April 352
Roma, Kekaisaran Romawi Barat
Orang kudus
Hari heringatan12 April
Paus lainnya yang bernama Yulius

Paus Yulius I adalah Uskup Roma dari 6 Februari 337 hingga 12 April 352. Dia dikenal karena menegaskan otoritas paus atas para uskup Arianisme Timur, serta menetapkan 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus.

Yulius lahir di Roma dan dipilih sebagai pengganti Paus Markus setelah kursi kepausan kosong selama empat bulan.

Arianisme

[sunting | sunting sumber]

Yulius terutama dikenal karena perannya dalam kontroversi Arianisme. Setelah para pengikut Eusebius dari Nikomedia, yang menjadi patriark Konstantinopel, memperbarui deposisi Athanasius dari Aleksandria pada sebuah sinode yang diadakan di Antiokhia pada tahun 341, mereka memutuskan untuk mengirimkan delegasi ke Konstans, kaisar dunia Barat, dan juga ke Yulius, mengemukakan alasan-alasan yang mendasari tindakan mereka. Yulius, setelah mengutarakan pendapatnya yang mendukung Athanasius, dengan cerdik mengundang kedua belah pihak untuk membawa kasus ini ke hadapan sinode yang akan dipimpinnya sendiri. Namun usulan ini ditolak oleh para uskup Arianisme Timur.

Pada pengusiran kedua dari Aleksandria ini, Athanasius datang ke Roma, dan diakui sebagai uskup tetap oleh sinode yang dipimpin oleh Yulius pada tahun 342. Yulius mengirimkan surat kepada para Uskup Gereja Timur yang merupakan contoh awal dari desakan klaim terhadap keutamaan Uskup Roma. Sekalipun Athanasius dan rekan-rekannya patut disalahkan, demikian isi surat tersebut, Gereja Aleksandria seharusnya terlebih dahulu menulis surat kepada Paus. “Mungkinkah Anda tidak menyadari,” tulis Yulius, “bahwa ini adalah kebiasaan, bahwa kami harus diberitahu terlebih dulu, sehingga dari sini apa yang adil dapat ditentukan” (Surat Yulius kepada Antiokhia, c. xxii; terj. bebas).

Melalui pengaruh Julius, di kemudian hari Konsili Sardica di Illyria diadakan, yang hanya dihadiri oleh tujuh puluh enam Uskup Timur, yang segera dipindah ke Philippopolis dan memakzulkan Yulius di Konsili Philippopolis, bersama dengan Athanasius dan lainnya. Tiga ratus uskup Barat yang tersisa menegaskan keputusan Sinode Romawi sebelumnya dan mengeluarkan sejumlah dekrit mengenai disiplin gereja. Kanon pertama melarang perpindahan uskup dari satu tahta ke tahta lain, karena jika sering dilakukan, hal itu dianggap mendorong ketamakan dan ambisi.

Melalui dekretnya yang ke-3, ke-4, dan ke-5 berkaitan dengan hak revisi yang dituntut oleh Yulius, Konsili Sardica dengan jelas membantu meneruskan tuntutan Uskup Roma. Julius membangun beberapa basilika dan gereja.

Ada yang menyatakan bahwa, sekitar tahun 350 M, Julius I menyatakan tanggal 25 Desember sebagai tanggal resmi kelahiran Yesus; ini didasarkan pada surat yang hanya dikutip dari sumber abad ke-9, dan surat ini palsu. Pada saat itu tanggal ini merupakan salah satu tanggal kelahiran Yesus yang diyakini secara umum dan digunakan oleh Hipolitus dari Roma dalam Commentary on Daniel sekitar tahun 200 M. Diklaim–secara keliru–bahwa Paus Yulius mendeklarasikan tanggal 25 Desember sebagai Natal setelah Patriark Kiril dari Yerusalem meminta klarifikasi mengenai tanggal berapa yang menurut catatan sejarah yang disimpan di Roma diindikasikan sebagai kelahiran Yesus. Dipercaya juga bahwa Yesus dan Yohanes Pembaptis lahir pada waktu yang hampir bersamaan dari pembacaan Injil Lukas.

Tanggal sebenarnya dari kelahiran Yesus tidak diketahui. Telah dicatat bahwa tanggal 25 Desember adalah dua hari setelah berakhirnya festival Saturnalia di Romawi. Beberapa berspekulasi bahwa salah satu alasan pemilihan tanggal ini mungkin karena Yulius mencoba menciptakan alternatif Kristen dari Saturnalia. Alasan lain atas keputusan tersebut mungkin karena, pada tahun 274 M, Kaisar Romawi Aurelianus diduga telah menyatakan tanggal 25 Desember sebagai tanggal lahir Sol Invictus dan bahwa Yulius I diduga berpikir bahwa ia dapat menarik lebih banyak orang yang masuk agama Kristen dengan membuat mereka merayakan (natal) pada hari yang sama, namun hal ini tidak dapat diverifikasi secara historis. Ia mungkin juga terpengaruh oleh gagasan bahwa Yesus telah mati pada hari peringatan kabar sukacita; karena Yesus mati pada saat Paskah, dan pada abad ketiga masehi, Paskah dirayakan pada tanggal 25 Maret, ia mungkin berasumsi bahwa ulang tahun Yesus pasti terjadi sembilan bulan kemudian, pada tanggal 25 Desember.

Kematian dan penghormatan

[sunting | sunting sumber]

Yulius I meninggal di Roma pada 12 April 352. Ia digantikan oleh Liberius. Yulius dihormati sebagai orang suci oleh Gereja Katolik. Hari rayanya jatuh pada tanggal 12 April.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
Didahului oleh:
Markus
Paus
337 - 352
Diteruskan oleh:
Liberius