Lompat ke isi

Soju

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Agustus 2024 23.49 oleh Wadaihangit (bicara | kontrib) (melengkapi halaman dengan foto #WPWP)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Soju
소주
Negara asalKorea
WarnaTidak berwarna[1]
BahanBeras (utama).
Ubi, gandum, Tapioka (pengganti beras).[2]
Soju
Hangul
소주
Hanja
燒酒
Alih AksaraSoju
McCune–ReischauerSoju

Soju (bahasa Korea: 소주, translit. soju; Hangeul: 소주, Hanja: 燒酒) adalah minuman beralkohol berwarna bening hasil distilasi asal Korea.[1] Sebagian besar merek soju diproduksi di Korea Selatan. Walaupun bahan baku soju tradisional adalah beras, sebagian besar produsen soju memakai bahan tambahan atau bahan pengganti beras seperti kentang, gandum, jelai, ubi jalar, atau tapioka (dangmil). Minuman ini bening tidak berwarna dengan kadar alkohol yang berbeda-beda, mulai dari 20% hingga 45% alkohol berdasarkan volume (ABV). Kadar alkohol yang paling umum untuk soju adalah 20% ABV.

Jinro adalah produsen soju terbesar di Korea. Pada tahun 2007, Jinro menjual lebih dari 72 juta krat soju.[3][4]

Peralatan untuk membuat soju tradisional

Soju pertama kali dibuat sekitar tahun 1300 sewaktu orang Mongol berperang melawan orang Korea. Teknik distilasi arak dipelajari orang Mongol dari orang Persia[5] sewaktu bangsa Mongol menginvasi Asia Tengah dan Timur Tengah sekitar tahun 1256. Setelah cara membuat arak diajarkan kepada orang Korea, tempat penyulingan arak dibuat orang Korea sekitar kota Kaesong. Di kawasan sekeliling Kaesong, soju juga disebut arak-ju (hangul: 아락주).[6]

Soju banyak dibuat di kota-kota tempat tentara Mongol menetap, misalnya di kota-kota seperti Andong, Kaesong, dan Jeju. Kota Andong hingga kini dikenal sebagai pusat produksi soju tradisional. Dibandingkan makgeolli, soju memiliki kadar alkohol yang tinggi. Dulunya soju adalah minuman mahal sehingga hanya bisa dikonsumsi kalangan tertentu. Setelah teknik pembuatannya diketahui secara luas, soju sedikit demi sedikit mulai dikenal oleh rakyat biasa. Pabrik penyulingan soju mulai didirikan pada awal abad ke-20. Soju menjadi minuman rakyat yang populer setelah dipakainya sirup gula hasil impor yang berharga murah dalam proses pembuatan soju. Tidak adanya peraturan menyangkut teknik pembuatan dan distilasi menyebabkan produsen dapat membuat soju dengan cara mengencerkan alkohol. Harga soju pun menjadi semakin murah seiring dengan meningkatnya kadar alkohol.[7]

Pembuatan

[sunting | sunting sumber]

Soju adalah minuman alkohol yang terbuat dari fermentasi beras atau bahan kaya tepung lainnya, seperti ubi jalar atau tapioka. Bahan fermentasi tersebut kemudian melalui proses distilasi atau disuling. Proses penyulingan menghasilkan minuman beralkohol yang bening dan tidak berwarna, dengan rasa yang mirip dengan vodka. Selain itu, proses penyulingan menghasilkan minuman dengan kandungan alkohol yang tinggi, lantaran pemisahan alkohol dengan air dan senyawa lain dari bahan fermentasi. Satu botol soju (360 ml) rata-rata mengandung 15% alkohol. Kandungan alkohol ini tiga kali lebih tinggi dari satu kaleng bir (350 ml).[8]

Kandungan gizi

[sunting | sunting sumber]

Sama seperti kebanyakan minuman beralkohol tinggi, memiliki kandungan kalori yang besar. Berikut ini adalah kandungan zat gizi dalam 360 ml soju:[8]

  • Kalori: 405,3 kkal.
  • Natrium: 9,5 miligram (mg).
  • Kalium: 3,5 mg.
  • Kalsium: 0,01 mg.
  • Zat besi: 0,01 mg.

Berdasarkan komposisi gizinya, soju tergolong minuman tinggi kalori tapi rendah gizi. Kandungan alkohol dalam satu sloki (45 ml) soju adalah 7 gram alkohol etil. Sementara itu, batas aman untuk konsumsi alkohol setara wine (12 – 15%) adalah 150 ml dalam sehari. Soju dapat memabukkan tergantung pada jumlah alkohol dan toleransi tubuh terhadap alkohol.

Manfaat bagi kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah beberapa manfaat minuman beralkohol, termasuk soju, untuk kesehatan menurut riset.[8]

Mencegah penyakit jantung

[sunting | sunting sumber]

Sebuah artikel yang diterbitkan Mayo Clinic Proceedings (2014) menyebutkan asupan alkohol dalam jumlah sedang mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Namun, menurut tinjauan ini, manfaat ini diperoleh hanya bagi mereka yang minum dalam jumlah sedang. Artinya, hanya satu gelas per hari untuk wanita dan satu atau dua gelas untuk pria. Jika minum lebih dari itu, minum alkohol bisa menimbulkan risiko kesehatan.[8]

Meningkatkan kepercayaan diri

[sunting | sunting sumber]

Sebuah penelitian besar dalam British Medical Journal (2017) menganalisis dampak minuman beralkohol pada rasa percaya diri 29.836 responden berusia 18 – 34 tahun di 21 negara. Riset menyimpulkan bahwa minuman beralkohol seperti vodka dan wiski cenderung meningkatkan rasa percaya diri, daya tarik, dan agresivitas. Mereka yang minum anggur atau bir lebih cenderung merasa santai. Namun, minum anggur merah bisa memicu rasa kantuk.[8]

Membantu meningkatkan imunitas

[sunting | sunting sumber]

Minum alkohol dalam jumlah sedang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan menurut sebuah penelitian dalam jurnal Vaccine (2013). Riset ini menyebutkan minum alkohol dalam jumlah sedang bersamaan dengan vaksinasi teratur dapat membantu sistem kekebalan bekerja pada tingkat yang optimal. Meskipun begitu, minum secara berlebihan dapat menurunkan respons sistem kekebalan secara signifikan. Selain itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan karena penelitian ini dipelajari pada monyet atau pada hewan (in vivo)[8]

Efek samping

[sunting | sunting sumber]

Ada sejumlah efek samping mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah besar, diantaranya sebagai berikut:[8]

Penambahan berat badan

[sunting | sunting sumber]

Soju tinggi kalori. Sebotol soju mengandung 405,3 kkal. Asupan kalori yang tinggi, tapi tidak disertai dengan pembakaran kalori yang seimbang, dapat menambah berat badan secara tidak sehat. Penambahan berat badan secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes melitus, dan penyakit jantung.[8]

Penumpukan lemak

[sunting | sunting sumber]

Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol, termasuk soju, dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan penumpukan lemak visceral (lemak perut) dan perut buncit. Ulasan dari European Journal of Nutrition menjelaskan bahwa lemak yang menumpuk di perut adalah jenis lemak paling berbahaya bagi kesehatan. Pasalnya, lemak visceral bisa mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Penumpukan lemak ini juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, sindrom metabolik, kanker, perlemakan hati, dan penyakit jantung.

Detak jantung tidak teratur

[sunting | sunting sumber]

Alkohol memang dapat memberikan pengaruh pada jantung. Asupan melebihi batas yang disarankan dapat menyebabkan jantung berdebar tidak teratur setelah minum alkohol. Bila melanjutkan kebiasaan minum lebih dari satu hingga dua minum per hari, isiko penyakit jantung bisa meningkat. Risiko yang mungkin Anda alami seperti atrial fibrilasi atau gangguan irama jantung.[8]

Gangguan koordinasi tubuh

[sunting | sunting sumber]

Alkohol dapat memengaruhi kemampuan koordinasi antara kendali otot tubuh dan visualisasi otak. Jadi, minum soju terlalu banyak bisa melemahkan pandangan dan secara bersamaan mengganggu kontrol pergerakan tubuh. Soju merupakan minuman beralkohol khas Korea Selatan yang dibuat melalui proses fermentasi beras atau tepung. Kandungan alkohol dalam soju cukup tinggi. Jika ingin terhindar dari efek memabukkan soju, Anda perlu membatasi asupannya dalam sehari.[8]

Etika minum

[sunting | sunting sumber]

Beberapa etika minum soju diantaranya sebagai berikut:[9]

Menghormati orang yang lebih tua

[sunting | sunting sumber]

Apabila mereka yang lebih tua menawarkan soju lebih dulu, pastikan Anda memegang gelas menggunakan kedua tangan dengan berlutut atau berdiri. Namun, apabila Anda yang memberikan minuman tersebut, tetap gunakan dua tangan untuk memegang gelas dan ulurkan dengan menundukkan kepala. Posisi tangan yang benar ketika memberikan gelas yaitu tangan kiri menahan bagian bawah gelas dan tangan kanan memegang sisi gelas.[9]

Menerima tawaran minum bersama

[sunting | sunting sumber]

Ketika orang Korea Selatan mengajak Anda untuk minum bersama, sebaiknya ikuti ajakan tersebut. Menolak ajakan merupakan etika yang dianggap tidak baik dan menyinggung. Hal tersebut dikarenakan soju adalah bagian dari budaya mereka. Anda yang pantang mengonsumsi alkohol bisa mengutarakan dengan halus bahwa hal tersebut bertentangan dengan keyakinan agama, sedang menjalani pengobatan, atau menyetir mobil sendiri. Meskipun tidak ikut minum, kamu tetap bisa ikut kegiatan mereka.[9]

[sunting | sunting sumber]

Etika minum soju dengan orang banyak yaitu menuangkan ke gelas orang lain terlebih dahulu. Mereka juga akan melakukan hal yang sama bergantian. Pegang botol menggunakan dua tangan ketika menuangnya. Anda bisa menyisakan minuman dalam gelas bila tidak ingin minum lagi. Mereka tidak akan menuangkan soju lagi.[9]

Minum gelas pertama sekali teguk

[sunting | sunting sumber]

Etika berikutnya saat minum soju adalah meneguk tuangan pertama sekaligus. Sedangkan untuk gelas selanjutnya, Anda tidak harus meminumnya sekali teguk karena bisa perlahan.[9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "5 Fakta Minuman Soju Asal Korea yang Wajib Kamu Ketahui". Fimela.com. 2022-09-27. Diakses tanggal 8 Agustus 2023. 
  2. ^ "5 Fakta Minuman Soju Asal Korea Selatan". detikFood. 2020-02-26. Diakses tanggal 8 Agustus 2023. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-29. Diakses tanggal 2009-01-20. 
  4. ^ http://www.businessweek.com/globalbiz/blog/eyeonasia/archives/2008/08/heres_quick_qui.html
  5. ^ "Moving Beyond the Green Blur: a History of Soju". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-11. Diakses tanggal 2008-01-19. 
  6. ^ "History of Soju" (dalam bahasa bahasa Korea). Doosan Encyclopeida. 
  7. ^ "Soju" (dalam bahasa bahasa Jepang). Korean Cultural Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-06. Diakses tanggal 2009-01-20. 
  8. ^ a b c d e f g h i j Maulana, Ilham Fariq (2022-01-12). "Fakta Seputar Soju, dari Pembuatan hingga Manfaat". Hellosehat.com. Diakses tanggal 2023-02-28. 
  9. ^ a b c d e Swasty, Renatha (2022-12-29). "Mengenal Soju: Sejarah hingga Etika Meminumnya". Medcom.id. Diakses tanggal 2023-02-28. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]