Pembicaraan:Bahasa Lampung
Bagian baruIni adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Bahasa Lampung. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Bahasa Lampung" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
ProyekWiki Bahasa | (Dinilai kelas C, Top) | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
Pindahkan ke Bahasa Lampung?
[sunting sumber]Saya bermaksud menerjemahkan konten di versi Inggris (walaupun belum selesai juga di sana), tapi masalahnya di sini artikelnya mengenai sebuah rumpun, bukan bahasa. Memang lebih tepat secara linguistik, tapi agak susah rasanya mengembangkan artikelnya. Mungkin artikel ini sebaiknya dipindahkan ke "bahasa Lampung", baru di sana dibahas juga mengenai bahasa Lampung sebagai rumpun atau sebagai satu bahasa. Artikel seperti bahasa Lampung Api, Lampung Nyo, atau Kumoring tidak serta-merta harus digabung ke sini, biarkan saja jika ada yang mau mengembangkan. Saya sendiri memindahkan artikel bahasa Batak ke Rumpun bahasa Batak karena memang bahasa-bahasa Batak tidak dapat saling dimengerti oleh penutur yang berbeda ragam, dan biasanya dibahas sendiri-sendiri dalam literatur linguistik. Untuk bahasa(-bahasa) Lampung, tingkat kesalingpahamannya masih lumayan tinggi; perbedaan paling besar adalah antara bahasa Lampung Api+Kumoring dengan Lampung Nyo.
Sekadar penafian, saya bukan penutur asli ragam-ragam bahasa ini (walaupun saya punya darah Kumoring dan paham sedikit-sedikit bahasanya). Ada pendapat sebaiknya bagaimana? Masjawad99💬 8 Desember 2019 20.37 (UTC)
- Tag @Meursault2004 Mimihitam 9 Desember 2019 10.29 (UTC)
- Halo. Kalau menurut saya, di Wikipedia mungkin mengikuti saja dulu sesuai pengelompokkan seperti pada Glottolog atau Ethnologue. Di Glottolog sendiri, Lampungic adalah sebuah rumpun (family), dan Lampung Api, Lampung Nyo, dan Komering merupakan Spoken L1 Language. Memang kalau di pembahasan akademik bisa saja muncul tulisan yang berbeda. Tapi menurut saya kita tidak perlu memakainya langsung. Saya tidak tahu benar sih, tapi saya melihat Glottolog dan Ethnologue merupakan konsensus yang ada untuk sekarang, walaupun memang banyak yang kurang tepat (seperti Melayu Tengah atau Malayo-Sumbawa). Tapi dengan menggunakan sumber yang besar seperti Glottolog atau Ethnologue, kita bisa jawab kalau ditanya "Wikipedia ngelompokkin bahasa gini-gini dasar siapa?". Kalau kita men-cite langsung Smith atau Blust misalnya, agak mentah menurut saya. Masih bisa kita cantumkan di artikel bahwa penulis ini berpendapat bagaimana-bagaimana. RXerself (bicara) 9 Desember 2019 10.42 (UTC)
- @RXerself: Kalau menurut saya, justru khusus untuk penggolongan bahasa, Glottolog dan Ethnologue semestinya jadi sumber terakhir ketika tidak ada sumber akademis lainnya. Secara umum, dibandingkan Ethnologue, Glottolog lebih transparan dalam hal sumber yang digunakan, walaupun tetap ada beberapa penggolongan yang arbitrer juga. Misalnya, Glottolog membuat subkelompok kompromi North Borneo Malayo-Polynesian yang katanya didasarkan pada Blust (2010) dan Smith (2017), padahal cakupannya lebih kecil, karena Glottolog tidak menarik dukungannya dari Melayu-Sumbawa. Kelompok kompromi semacam ini berpotensi menyesatkan, karena tidak ada justifikasinya secara linguistik. Ethnologue lebih konservatif dan berhati-hati dalam mengadopsi literatur akademis, tapi kadang juga ngawur, seperti misalnya kesalahan penggolongan subkelompok Murutik ke dalam rumpun Dayik (juga disebut sebagai rumpun Apo Duat atau Kelabit-Lundayeh), padahal subkelompok ini selalu dimasukkan ke dalam rumpun Sabah Barat Daya dalam semua klasifikasi. Dan untuk ini tidak ada perbedaan pendapat sama sekali lho, memang editor Ethnologue-nya aja yang kurang perhatian (kalau tidak salah, error ini sudah ada sejak edisi tahun 2016, dan belum juga dikoreksi di edisi terbarunya pada tahun 2019).
- Ini tidak berarti bahwa Ethnologue dan Glottolog itu sumber yang tidak te(r)percaya. Keduanya tetap diperlukan, tapi fungsi utamanya adalah sebagai semacam katalog. Gunanya pangkalan data bahasa seperti Ethnologue dan Glottolog itu sebenarnya lebih ke untuk memastikan kalau bahasa A atau B ada dan terdata (tidak fiktif). Kalau untuk penggolongan genealogis, lebih baik dijabarkan langsung perbedaan pendapat para ahli di dalam artikelnya, seperti di artikel bahasa Jawa. Untuk pilihan terminologi "rumpun bahasa" atau "bahasa" saja, ini sepertinya agak arbitrer juga kalau saya lihat di Wikipedia, baik yang bahasa Inggris maupun Indonesia. Kalau mengikut Ethnologue dan Glottolog, misalnya, bahasa Kaili dan bahasa Jawa semestinya dianggap rumpun, tapi Wikipedia toh tidak menggunakan istilah "rumpun bahasa Kaili" dan "rumpun bahasa Jawa" (atau "Javanesic" dalam terminologi Glottolog). Masjawad99💬 9 Desember 2019 17.25 (UTC)
- @Masjawad99: Sebagaimana yang telah dijabarkan terkait artikel bahasa Jawa yang tidak menggunakan penamaan "rumpun bahasa" karena perbedaan di antara bahasa-bahasa di dalamnya tidak begitu mencolok. Tidak seperti bahasa Batak yang menggunakan penamaan "rumpun bahasa" yang jelas mencolok perbedaannya. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya tetap dengan penamaan "Rumpun bahasa Lampung" karena ada "dua kubu" besar yaitu Lampung Api (termasuk Komering) dengan Lampung Nyo mencolok bedanya.
- Pada bagian paragraf pembuka dan/atau isinya dapat dijabarkan bahwa yang dimaksud "Rumpun bahasa Lampung" adalah "bahasa Lampung" secara umum. Saya setuju juga terkait "Lampung Api", "Lampung Nyo", dan "Komering" dibiarkan artikel masing-masing berkembang. Ardzun (bicara) 19 Februari 2020 03.28 (UTC)
@Masjawad99 Jadi keputusannya tetap dipertahankan atau dipindahkan? Menurutku sih kalau mempertimbangkan analogi dengan bahasa Kaili dan Jawa, mending dipindahkan saja ke "bahasa Lampung". Mimihitam 8 Maret 2020 22.05 (UTC)
- @Mimihitam: Gimana kalo artikel bahasa Lampung dikembangkan dari halaman pengalihan? Terus halaman itu ditautkan ke Wikidata untuk halaman ini. Jadi nanti interwiki dari en:Lampung language nyambungnya ke "Bahasa Lampung", bukan ke "Rumpun bahasa Lampung". Artikel Rumpun bahasa Lampung bisa tetap dipertahankan untuk penjabaran rumpun Lampung(ik) secara umum. Mungkin analogi yang lebih tepat kayak bahasa Makassar dan rumpun bahasa Makassar kali ya. Masjawad99💬 8 Maret 2020 23.58 (UTC)
@Masjawad99 setuju Mimihitam 9 Maret 2020 00.08 (UTC)
Kenapa suntingan saya dihapus dan saya diblokir dari.penyuntingan ini?
[sunting sumber]Anda blg saya menghapus isi halaman tanpa anda sadari anda sendiri juga menghapus isi halaman dari pengguna lain. Kan sudah saya blg jika ada yg ingin ditambahkan silahkan saja tapi.jgn menghapus isi suntingan orang lain!
Dan, sumber/referensi rujukan mana yg menyatakan.penutur bahasa lampung hingga 5 juta orang? Tidak ada! Bahasa Lampung hanya memiliki.penutur sekitar 1,3-1,4 juta jiwa saja (penutur aktif) yg merupakan masyarakat beretnis Lampung itu sendiri dan sebagian kecil dari etnis lain yang mungkin sudah lama dan besar di tanah Lampung. Sudah gabungan antara dua dialek Lampung yg berbeda yakni api & nyo. Bahasa Lampung sendiri menjadi minoritas di wilayahnya sendiri
Dan kenapa artikel ini isinya menjelaskan tentang rumpun? Bukankah ini artikel bahasa? Harusnya dijelaskan ttg bahasa saja bkn rumpun bahasa,jelaskan ttg bahasa Lampung yg memiliki 2 dialek yg dituturkan oleh masyarakat suku Lampung saja. Dan saya tidak tau, darimana datangnya nama Lampung-Komering/Komering-Lampung? Tidak ada sebuah rumpun bahasa apalagi bahasa bernama Komering-Lampung/Lampung-Komering. Yg ada ialah bahasa Komering dengan dialeknya (Kayuagung berkode VKY, Komering umum/standar/baku atau bisa disebut Betung berkode KGE, dan juga dialek daya-aji/Aji-Daya berkode HJI kalau ini.masi kontroversial penggolongannya) atau bahasa lampung dengan dua dialeknya (nyo dan api). Kalau rumpun bahasa itu rumpun bahasa Lampung/rumpun bahasa Lampungik. Bukan lampung-komering. Saya lihat di berbagai sumber termasuk glottolog tidak.menyebutkan demikian yg ada ialah Lampungic/Lampungic Languages. Kata Languages merupakan kata ganti dari family language/family languages (yg berarti keluarga bahasa/rumpun bahasa) maksudnya ini menunjukkan 2 bahasa yg berbeda. Penekanan -ic itu menunjukkan suatu bahasa yang memiliki keterkaitan satu sama lain atau memiliki.kekerabatan yang dekat dan terkait satu sama.lain, jadi kalau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan rumpun bahasa/keluarga bahasa. Lebih tepatnya rumpun bahasa Lampung/Lampungik, rumpun bahasa Batak dll
Tolong pisahkan artikel bahasa dengan rumpun dan jangan asal memblokir pengguna lain untuk menyunting halaman ini. Jangan asal.memghapus isi artikel dr suntingan pengguna lain, jgn asal membalikkan/membatalkan..semua org berhak berkontribusi, kontribusi saya jg membangun dan bkn merusak/bkn merupakan vandalisme!
Sekian terimakasih, salam.. Advthv (bicara) 30 September 2022 03.48 (UTC)
External links found that need fixing (Oktober 2023)
[sunting sumber]Hello fellow editors,
I have found one or more external links on Bahasa Lampung that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:
- http://sealang.net/archives/nusa/pdf/nusa-v7-p11-18.pdf is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20231004163941/http://sealang.net/archives/nusa/pdf/nusa-v7-p11-18.pdf to the original URL.
- https://www.sil.org/resources/archives/25900 is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20220911123858/https://www.sil.org/resources/archives/25900 to the original URL.
- https://lampung.antaranews.com/berita/307101/unila-diizinkan-buka-prodi-bahasa-lampung is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20230306014559/https://lampung.antaranews.com/berita/307101/unila-diizinkan-buka-prodi-bahasa-lampung to the original URL.
- https://www.sil.org/resources/archives/25790 is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20230526212545/https://www.sil.org/resources/archives/25790 to the original URL.
- https://www.sil.org/resources/publications/entry/26079 is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20190424030720/https://www.sil.org/resources/publications/entry/26079 to the original URL.
- http://www.linguistik-indonesia.org/images/files/FonologiBhsLampungDialekO.pdf is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20230306014544/http://www.linguistik-indonesia.org/images/files/FonologiBhsLampungDialekO.pdf to the original URL.
- https://brill.com/view/journals/bki/141/2-3/article-p288_7.xml is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20230306014608/https://brill.com/view/journals/bki/141/2-3/article-p288_7.xml to the original URL.
- https://www.atlantis-press.com/proceedings/conaplin-16/25874137 is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20230306014555/https://www.atlantis-press.com/proceedings/conaplin-16/25874137 to the original URL.
- http://sealang.net/archives/nusa/pdf/nusa-v2.pdf is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20231004131754/http://sealang.net/archives/nusa/pdf/nusa-v2.pdf to the original URL.
- http://sealang.net/archives/nusa/pdf/nusa-v1-p11-22.pdf is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20220911133140/http://sealang.net/archives/nusa/pdf/nusa-v1-p11-22.pdf to the original URL.
When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.
This notice will only be made once for these URLs.
Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 25 Oktober 2023 22.35 (UTC)
External links found that need fixing (Agustus 2024)
[sunting sumber]Hello fellow editors,
I have found one or more external links on Bahasa Lampung that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:
- https://kataomed.com/suku/mengenal-suku-pepadun-lampung-dan-budayanya is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20240529075844/https://kataomed.com/suku/mengenal-suku-pepadun-lampung-dan-budayanya to the original URL.
When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.
This notice will only be made once for these URLs.
Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 8 Agustus 2024 02.55 (UTC)