Lompat ke isi

Warahapurana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 17 Agustus 2024 16.24 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (n)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Suatu halaman naskah Warahapurana berbahasa Sanskerta, dengan aksara Dewanagari.

Warahapurana (Dewanagari: वराह पुराण; ,IASTVarāhapurāṇa, वराह पुराण) adalah salah satu kitab Purana dalam tradisi agama Hindu.[1] Kitab ini tergolong Waisnawa karena mengagungkan Narayana (Wisnu), tetapi juga mengandung beberapa bab yang memuji keagungan Siwa dan Sakti.[1][2]

Kitab ini tersedia dalam beberapa versi, tetapi sebagian besar isinya telah hilang.[2] Kitab ini diperkirakan selesai ditulis pada masa abad ke-10 hingga ke-12, dan mengalami sejumlah revisi setelahnya.[2][3] Naskah kuno kitab ini istimewa karena tidak mengandung Pancalaksana (lima ciri) yang seharusnya terdapat dalam suatu Purana.[2] Para ahli mempertanyakan apakah kitab ini benar-benar layak disebut Purana, ataukah naskah kuno yang masih awet saat ini hanya sekadar kitab keagamaan yang fokus kepada praktik aliran Waisnawa,[3][4] dengan beberapa bagian yang juga memuja Siwa, Sakti, dan dewa-dewi lainnya secara sekuler.[1][2]

Kitab Warahapurana mengandung mitologi, terutama kisah Waraha, awatara Wisnu yang menyelamatkan Bumi (Pertiwi) saat mengalami bencana air bah.[2][5] Kitab ini juga mengandung mitologi tentang para dewi dan Dewa Siwa,[4] dan diskusi tentang karma dan darma yang disebut Dharmasamhita.[6] Sejumlah bagian besar dari isi kitab ini menguraikan Mahatmya (petunjuk peziarahan)[7] di sejumlah tempat suci Hindu di Mathura dan Nepal, tetapi kurangnya mengagungkan Kresna di bagian yang membahas Mathura, tidak seperti Purana lain pada umumnya.[6][8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Dalal 2014, hlm. 444.
  2. ^ a b c d e f Rocher 1986, hlm. 241–242.
  3. ^ a b Hazra 1940, hlm. 96.
  4. ^ a b Winternitz 1922, hlm. 544.
  5. ^ K P Gietz 1992, hlm. 29–31 with notes 148 and 152.
  6. ^ a b Rocher 1986, hlm. 242.
  7. ^ Ariel Glucklich 2008, hlm. 146, Quote: The earliest promotional works aimed at tourists from that era were called mahatmyas.
  8. ^ Wilson 1864, hlm. 74.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]