Lompat ke isi

Leang Sumpang Bita

Koordinat: 4°54′54″S 119°38′39″E / 4.9149440°S 119.6440830°E / -4.9149440; 119.6440830
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Agustus 2024 16.19 oleh Anhar Karim (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Leang Sumpang Bita
Gua Sumpang Bita
LokasiJl. Sumpang Bita, Kampung Sumpang Bita, Kelurahan Balocci Baru, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia
Koordinat04°54'58.0" LS 119°34'57.0" BT[1]
Ditemukan1902 oleh Paul Sarasin dan Fritz Sarasin
Geologikarst / batu kapur / batu gamping tipe Formasi Tonasa
Akses1
Situs Leang Sumpang Bita
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lukisan dinding berupa cap tangan dan babirusa di Situs Leang Sumpang Bita
Lukisan dinding berupa cap tangan dan babirusa di Situs Leang Sumpang Bita
Cagar budaya Indonesia
PeringkatKabupaten/Kota
KategoriSitus
No. RegnasKB005118
Lokasi
keberadaan
Jl. Sumpang Bita, Kampung Sumpang Bita, Kelurahan Balocci Baru, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia
No. SKNo. SK : Nomor 727 Tahun 2019
Tanggal SK7 November 2019
Pemilik Indonesia
PengelolaKolaboratif antara Balai TN Babul, Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan & Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX/Sulawesi Selatan dan Tenggara
Koordinat4°54′54″S 119°38′39″E / 4.9149440°S 119.6440830°E / -4.9149440; 119.6440830

Leang Sumpang Bita atau Gua Sumpang Bita adalah situs arkeologi berupa gua prasejarah yang terletak di dalam kawasan kompleks Taman Prasejarah Sumpang Bita, gugusan bukit Bulu Bita, Cagar Alam Bulusaraung, Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Secara administratif, gua ini terletak di wilayah Kampung Sumpang Bita, Kelurahan Balocci Baru, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Gua ini termasuk ke dalam gua kekar lembaran dengan lorong gua yang horizontal dan luas. Stalaktit dan stalagmit terlihat sangat sedikit. Pilar hanya terlihat pada mulut gua. Mulut gua menghadap ke arah timur laut (55°) dan memiliki lebar 12,77 meter dengan kedalaman gua 31,79 meter. Gua ini memiliki 3 ruangan, dimana ruangan I berukuran panjang 25 meter, lebar 9 meter dan tinggi langit-langit 5 meter. Ruangan II berukuran panjang 16 meter, lebar 7,5 meter dan tinggi langit-langit 3 meter. Ruangan III berukuran panjang 6 meter, lebar 3 meter dan tinggi langit-langit 2,5 meter. Permukaan lantai gua cenderung datar dengan lebar 15 meter. Intensitas cahaya di ruang gua relatif terang. Sementara sirkulasi udara cukup baik. Pada bagian dinding gua yang menjadi tempat lukisan dinding dipasangi pagar pembatas agar pengunjung tidak menyentuh langsung lukisan. Di dalam gua terdapat dua lorong yang tidak terlalu panjang. Tinggalan arkeologi yang ditemukan berupa lukisan dinding, artefak batu, cangkang moluska, fragmen gerabah, serta fragmen tulang dan gigi. Lukisan dinding berbentuk cap tangan dalam berbagai ukuran, cap kaki anak-anak, gambar menyerupai babirusa dalam berbagai ukuran serta sebuah lukisan menyerupai perahu. Keseluruhan lukisan tersebut berwarna merah dan sebagian besar ditemukan pada dinding sisi kiri gua. Sementara temuan seperti artefak batu ditemukan tersebar di permukaan lantai gua. Cangkang moluska yang ditemukan berasal dari klas gastropoda dan pelecypoda, tersebar dilantai hingga pelataran gua. Fragmen gerabah juga ditemukan tersebar di lantai dan pelataran gua. Fragmen tulang dan gigi ditemukan dalam kondisi tersebar dengan frekuensi yang sedikit.[2][3][1]

Upaya pelestarian

[sunting | sunting sumber]

Dalam rangka pelestarian situs Leang Sumpang Bita dan Leang Bulu Sumi, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX/Sulselra pada tahun 1982 waktu itu masih bernama Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulselra telah melakukan pendataan situs di Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Dari hasil pendataan terungkap temuan arkeologis berupa lukisan dinding gua, cangkang moluska, fragmen gerabah polos, dan berhias serta fragmen tulang dan gigi manusia. Hasil pendataan ini ditindaklanjuti dengan kegiatan ekskavasi penyelamatan pada tahun 1984, kegiatan ini melibatkan mahasiswa Jurusan Arkeologi Universitas Hasanuddin. Kegiatan lainnya berupa studi konservasi pada tahun 1985 dan dilanjutkan pada tahun 1986. Situs ini telah menarik minat beberapa mahasiswa jurusan Arkeologi Unhas sebagai obyek penelitian untuk penulisan skripsi. Guna memberikan kenyamanan bagi para pengunjung maka lokasi ini telah ditata sedemikian rupa dengan penataan lingkungan dan taman serta telah disediakan beberapa fasilitas umum berupa ruang informasi, toilet serta tangga dari semen yang memudahkan pengunjung untuk mencapai kedua gua tersebut.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Tim Direktori Maros-Pangkep (2007). Direktori Potensi Wisata Budaya Di Kawasan Karst Maros-Pangkep Sulawesi Selatan Indonesia (PDF). Makassar: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar. hlm. 27. ISBN 978-979-17021-0-2. 
  2. ^ Pusdatin Kemendikbudristek (2022). "Leang Sumpang Bita". budaya-data.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 20 Agustus 2024. 
  3. ^ Ahmad, Amran; A. Siady Hamzah (2016). Database Karst Sulawesi Selatan 2016 (PDF). Makassar: Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. hlm. 46. 
  4. ^ Purnamasari, Anggi (8 Januari 2017). "Taman Prasejarah Sumpang Bita". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 25 Agustus 2024.