Lompat ke isi

Kortison

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 9 September 2024 15.32 oleh Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Kortison''' adalah hormon steroid kehamilan (21-karbon). Ini adalah metabolit kortikosteroid alami yang juga digunakan sebagai obat farmasi. Kortisol diubah oleh aksi enzim kortikosteroid 11-beta-dehidrogenase isozim 2 menjadi metabolit kortison yang tidak aktif, khususnya di ginjal. Hal ini dilakukan dengan mengoksidasi gugus alkohol pada karbon 11 (dalam cincin beranggota enam yang menyatu dengan cincin beranggota lima). Kortison diubah kembali menjadi stero...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kortison adalah hormon steroid kehamilan (21-karbon). Ini adalah metabolit kortikosteroid alami yang juga digunakan sebagai obat farmasi. Kortisol diubah oleh aksi enzim kortikosteroid 11-beta-dehidrogenase isozim 2 menjadi metabolit kortison yang tidak aktif, khususnya di ginjal. Hal ini dilakukan dengan mengoksidasi gugus alkohol pada karbon 11 (dalam cincin beranggota enam yang menyatu dengan cincin beranggota lima). Kortison diubah kembali menjadi steroid kortisol aktif melalui hidrogenasi stereospesifik pada karbon 11 oleh enzim 11β-Hydroxysteroid dehydrogenase tipe 1, khususnya di hati.

Istilah "kortison" sering disalahgunakan untuk mengartikan kortikosteroid atau hidrokortison, yang sebenarnya adalah kortisol. Banyak orang yang berbicara tentang menerima "suntikan kortison" atau menggunakan "kortison" lebih mungkin menerima hidrokortison atau salah satu dari banyak kortikosteroid sintetik lainnya yang jauh lebih manjur.

Kortison dapat diberikan sebagai obat pro, artinya harus diubah oleh tubuh (khususnya hati, mengubahnya menjadi kortisol) setelah pemberian agar efektif. Obat ini digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan dapat diberikan secara intravena, oral, intra-artikular (ke dalam sendi), atau transkutan. Kortison menekan berbagai elemen sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi peradangan serta nyeri dan pembengkakan yang menyertainya. Ada risiko, khususnya pada penggunaan kortison dalam jangka panjang.[1][2] Namun, penggunaan kortison hanya menghasilkan aktivitas yang sangat ringan, dan seringkali digunakan steroid yang lebih kuat.