Lompat ke isi

Kanibalisme di Eropa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 September 2024 09.47 oleh Kanzcech (bicara | kontrib) (Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Cannibalism in Europe")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Kanibalisme di Lithuania selama Perang Livonia pada tahun 1571 (plat Jerman)

Kanibalisme di Eropa cukup lazim pada zaman prasejarah hingga di masa-masa berikutnya, meskipun praktik ini jarang ditemui setelah era modern. Tindakan ini sering kali dimotivasi oleh rasa lapar, permusuhan, atau alasan kesehatan. Baik manusia modern maupun Neanderthal mempraktikkan kanibalisme sampai batas tertentu pada masa Pleistosen[1] [2] [3] [4]. Para ilmuwan memperkirakan bahwa bisa jadi manusia modern mempraktikkan kanibalisme pada Neanderthal, yang berkontribusi pada kepunahan mereka.[5] Para arkeolog telah menemukan banyak bukti-bukti kanibalisme yang jelas dan tidak terbantahkan di berbagai situs prasejarah Eropa dan sejumlah penemuan lain yang diduga merupakan praktik kanibalisme.

Beberapa penulis Yunani dan Romawi kuno mencatat beberapa kebiasaan kanibal di daerah terpencil Eropa, seperti di seberang Sungai Dnieper dan di inggris. Filsuf Chrysippus mencatat adanya variasi ritual dan adat pemakaman, termasuk kanibalisme pemakaman yang dipraktikkan oleh banyak orang, meskipun ditolak oleh orang Yunani. Beberapa kasus kanibalisme untuk bertahan hidup dan menghadapi kelaparan juga tercatat, seperti pada masa Kelaparan Besar tahun 1315–1317 . Pada awal era modern dan kolonial, terdapat tradisi laut yang diterima luas, yakni ketika kapal mengalami kecelakaan pelaut akan memakan jasad orang lain atau melakukan undian untuk menentukan siapa yang akan mati untuk dimakan yang lain.

Pada masa Perang Salib Pertama, tercatat kejadian kanibalisme yang dilakukan oleh pasukan salib terhadap musuh, yakni pemeluk Islam di Suriah. Meski masih diperdebatkan apakah kejadian ini terjadi karena kelaparan atau kebencian atas musuh. Beberapa kasus kanibalisme karena balas dendam terjadi di Eropa. Pada 1672, politikus Belanda Johan de Witt dan saudaranya, Cornelis, dihukum gantung akibat kerusuhan. Massa yang mengamuk memotong-motong bagian tubuh mereka dan memakannya.

Di era modern awal, muncul kepercayaan bahwa konsumsi bagian tubuh dan darah manusia dapat menyembuhkan banyak penyakit. Hal ini kemudian berkembang hingga mencapai puncaknya pada abad ke-17, dan terus berlanjut dalam beberapa kasus hingga paruh kedua abad ke-19. [6]

Prasejarah

Di masa prasejarah, kanibalisme telah dilakukan selama ratusan ribu tahun oleh Homo sapiens awal dan hominin purba berdasarkan bukti-bukti arkeologi yang ditemukan. [7] Beberapa antropolog, seperti Tim D. White, berpendapat bahwa praktik kanibalisme umum terjadi sebelum dimulainya periode Paleolitikum Atas . Teori ini didasarkan pada banyaknya penemuan tulang belulang manusia yang telah "dipotong" seperti layaknya hewan yang ditemukan di situs Neanderthal dan situs Paleolitik Bawah/Tengah lainnya. [8]

Sejarah awal

Kanibalisme disebutkan berkali-kali dalam sejarah dan literatur awal. Sejarawan Herodotus mengklaim dalam Histories (abad ke-5 SM) adanya bangsa pemakan manusia di seberang Sungai Dnieper. Setelah berlayar menyusuri sungai, orang akan tiba di wilayah tandus yang sangat luas, diikuti oleh negara pemakan manusia, dan setelah itu terdapat tanah tandus dan tak berpenghuni lainnya. [9]

Abad Pertengahan

Painting of a bearded man and four children huddled on a stone floor with two large angels overhead.
Ugolino dan putra-putranya di sel mereka, seperti yang dilukis oleh William Blake . Menurut Dante, para tawanan dibiarkan kelaparan secara perlahan hingga mati, dan sebelum meninggal, anak-anak Ugolino memohon kepada ayah mereka untuk memakan mayat mereka agar bisa bertahan hidup.

Pada Abad Pertengahan, kasus kanibalisme semakin jarang tercatat. Meski demikian, ada kasus terkenal yang tercatat selama Perang Salib Pertama. Beberapa sumber menyebutkan para pasukan salib Eropa memakan tubuh lawan mereka setelah pengepungan Antiokhia dan Ma'arra pada tahun 1097–1098. [10] [11] [12] [13]

Era modern awal dan kolonial

Di antara abad ke-14 dan ke-16, terdapat beberapa catatan dari Italia yang mengungkapkan praktik mengonsumsi isi perut atau bagian tubuh musuh. [14] Kasus kanibalisme lain yang terkenal terjadi pada tahun 1672 di Belanda ketika Johan de Witt dan saudaranya Cornelis digantung dan sebagian tubuhnya dimakan warga karena gagal menghalau invasi Prancis. [15] Dua saudara tersebut diserang oleh anggota milisi sipil Den Haag, yang menembak mereka dan meninggalkan jasad mereka untuk dimakan massa. [16] Setelah abad ke-16, kanibalisme karena alasan medis menjadi populer di Eropa. Mereka yang percaya akan kekuatan medis dari bagian tubuh manusia, seperti darah, lemak, tulang hingga sisa-sisa jasad manusia berani membayar lebih mahal. Muncullah bisnis perdagangan organ dan jasad manusia. Di beberapa catatan, mumi dari Mesir dianggap punya kekuatan menyembuhkan.

Awal abad ke-20 hingga sekarang

Di abad ke-20 hingga sekarang kanibalisme telah menjadi sesuatu yang tabu. Akan tetapi, banyak contoh kanibalisme yang tercatat sejak awal abad ke-20, umumnya karena kebutuhan untuk bertahan hidup. Misalnya, selama pengepungan Leningrad, laporan mengenai kanibalisme mulai muncul pada musim dingin tahun 1941–1942, setelah semua burung, tikus, dan hewan peliharaan telah dimakan dan tak ada lagi makanan tersisa. Polisi Leningrad bahkan membentuk divisi khusus untuk memerangi kanibalisme. [17] [18] Kanibalisme juga terjadi di kamp konsentrasi dan kamp kematian di Negara Independen Kroasia, sebuah negara boneka Nazi Jerman yang bertanggung jawab atas Genosida Serbia.

Lihat juga

  • Androphagi, bangsa kanibal kuno
  • Kanibalisme di Afrika
  • Kanibalisme di Asia
  • Kanibalisme di Oseania
  • Kanibalisme di Benua Amerika
  • Kanibalisme anak
  • Lemak manusia digunakan dalam farmakope Eropa antara abad ke-16 dan ke-19
  • Daftar kejadian kanibalisme
  • Mummia, obat yang terbuat dari mumi manusia
  • R v Dudley dan Stephens, persidangan penting dua orang yang dituduh melakukan kanibalisme di bangkai kapal

Referensi

  1. ^ Culotta, E. (October 1, 1999). "Neanderthals Were Cannibals, Bones Show". Science. Sciencemag.org. 286 (5437): 18b–19. doi:10.1126/science.286.5437.18b. PMID 10532879. 
  2. ^ Gibbons, A. (August 1, 1997). "Archaeologists Rediscover Cannibals". Science. Sciencemag.org. 277 (5326): 635–637. doi:10.1126/science.277.5326.635. PMID 9254427. 
  3. ^ Rougier, Hélène; Crevecoeur, Isabelle; Beauval, Cédric; Posth, Cosimo; Flas, Damien; Wißing, Christoph; Furtwängler, Anja; Germonpré, Mietje; Gómez-Olivencia, Asier (July 6, 2016). "Neandertal cannibalism and Neandertal bones used as tools in Northern Europe". Scientific Reports (dalam bahasa Inggris). 6 (1): 29005. Bibcode:2016NatSR...629005R. doi:10.1038/srep29005. ISSN 2045-2322. PMC 4933918alt=Dapat diakses gratis. PMID 27381450. 
  4. ^ Davis, Josh (October 4, 2023). "Oldest evidence of human cannibalism as a funerary practice". Natural History Museum – Science News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal February 26, 2024. 
  5. ^ McKie, Robin (May 17, 2009). "How Neanderthals Met a Grisly Fate: Devoured by Humans". The Observer. London. Diakses tanggal May 18, 2009. 
  6. ^ Sugg, Richard (2015). Mummies, Cannibals and Vampires: The History of Corpse Medicine from the Renaissance to the Victorians. Routledge. hlm. 122–125 and passim. 
  7. ^ Hollingham, Richard (July 10, 2004). "Natural born cannibals". New Scientist: 30. 
  8. ^ White 2006, hlm. 340–346.
  9. ^ Godley, A. D. (1920). Herodotus, with an English translation. Cambridge: Harvard University Press. hlm. Hdt. 4.18. Diakses tanggal July 19, 2014. 
  10. ^ Heng, Geraldine (2003). Empire of Magic: Medieval Romance and the Politics of Cultural Fantasy. New York: Columbia University Press. hlm. 23–24. 
  11. ^ Peters, Edward (2011). The First Crusade: "The Chronicle of Fulcher of Chartres" and Other Source Materials. University of Pennsylvania Press. hlm. 84. ISBN 978-0-8122-0472-8. 
  12. ^ Caen, Ralph of (2005). The Gesta Tancredi of Ralph of Caen. A History of the Normans on the First Crusade. Aldershot: Ashgate. hlm. 116. 
  13. ^ Albert of Aachen (2007). Historia Hierosolimitana: History of the Journey to Jerusalem. Diterjemahkan oleh Susan B. Edgington. Clarendon. hlm. 375 (ch. V.29). 
  14. ^ Montanari, Angelica A. (2018). "What's Bubbling in the Pot? The Enemy's Torment". Cahiers de recherches médiévales et humanistes / Journal of Medieval and Humanistic Studies (36): 339–356. doi:10.15122/isbn.978-2-406-08953-7.p.0339. 
  15. ^ Rowen, H. H. (1985). John de Witt: Statesman of the "True Freedom". Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-30391-0.
  16. ^ Israel, Jonathan I. (1995). The Dutch Republic: Its Rise, Greatness, and Fall, 1477–1806. Oxford University Press. hlm. 803. ISBN 978-0-19-873072-9. 
  17. ^ Cavallerano, J. (3 May 2002). "The 900-Day Siege of Leningrad". St. Lawrence University. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 1, 2013. Diakses tanggal August 30, 2009. 
  18. ^ "This Day in History 1941: Siege of Leningrad Begins". History.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 11, 2010. Diakses tanggal August 30, 2009.