Lompat ke isi

Stasiun Kedundang

Koordinat: 7°52′51″S 110°5′41″E / 7.88083°S 110.09472°E / -7.88083; 110.09472
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 September 2024 11.13 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) ((via JWB))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Stasiun Kedundang
P06

Bangunan baru stasiun yang sudah beroperasi per 18 Agustus 2021.
Lokasi
Koordinat7°52′51″S 110°5′41″E / 7.88083°S 110.09472°E / -7.88083; 110.09472
Ketinggian+11 m
Operator
Letak
Jumlah peronSatu peron sisi yang agak tinggi
Jumlah jalur4
  • jalur 2: sepur lurus arah Kutoarjo
  • jalur 3: sepur lurus arah Yogyakarta sekaligus sepur raya percabangan jalur lintas Bandara YIA
  • jalur 4: sepur raya dari dan ke Bandara YIA
LayananHanya untuk penyusulan antarkereta api serta pengontrolan wesel percabangan menuju YIA.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Ditutup21 Juli 2007
Dibangun kembali2020
Tanggal penting
Dibuka kembali18 Agustus 2021[a][3]
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02 NextG (2021–sekarang)
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Kedundang (KDG) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kalurahan Kulur, Kapanéwon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +11 m ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta dan merupakan stasiun yang lokasinya paling barat di Kabupaten Kulon Progo dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaupun diberi nama Kedundang, stasiun ini secara administratif tidak terletak di Kalurahan Kedundang, tetapi di sebelah utara kalurahan tersebut dan berbatasan di stasiun ini.

Stasiun Kedundang yang terletak di lintas antara Stasiun Wates dengan Stasiun Wojo ini sempat dinonaktifkan mulai tanggal 21 Juli 2007, dimaksudkan untuk efisiensi setelah dibukanya jalur ganda lintas Yogyakarta-Kutoarjo, karena fungsi awalnya hanya sebagai stasiun persilangan antarkereta api sewaktu masih menggunakan jalur rel tunggal.[4] Dahulu sekitar 2 km ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Wates, terdapat Halte Pakualam yang berlokasi di Hargorejo, Kokap, Kulon Progo.

Pengoperasian kembali

[sunting | sunting sumber]

Sehubungan dengan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Temon, Kulon Progo, muncul wacana untuk mengaktifkan kembali Stasiun Kedundang sebagai stasiun sub penghubung untuk menuju bandara.[5][6] Terkait dengan hal tersebut, bangunan lama stasiun beserta seluruh fasilitas dan rumah dinas, kecuali gardu persinyalan blok intermediet, sudah dirobohkan karena terkena dampak pembangunan jalur baru stasiun tersebut menuju bandara YIA.

Sejak 18 Agustus 2021, stasiun ini resmi dioperasikan kembali ditandai dengan switch-over persinyalan elektrik.[3] Bangunan stasiun lama yang berada di sisi selatan jalur rel sudah digantikan dengan bangunan baru di sisi utara jalur rel. Sistem persinyalan blok intermediate yang digunakan di stasiun ini selama masa nonaktifnya kini telah dibongkar dan digantikan dengan sistem persinyalan elektrik produksi Len Industri. Stasiun ini kembali memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus arah Kutoarjo, jalur 2 merupakan sepur lurus arah Yogyakarta sekaligus sepur raya percabangan jalur lintas bandara tersebut, dan jalur 3 juga merupakan sepur raya seperti halnya jalur 2. Kemudian pada tahun 2022, dibangun satu jalur belok baru di dekat ruang PPKA baru sehingga jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur belok baru tersebut dijadikan sebagai jalur 1 yang baru sehingga penomoran jalur-jalur eksisting di stasiun ini diubah dengan menambah semua nomor jalurnya dengan angka satu.

Saat ini Stasiun Kedundang hanya melayani persusulan antar kereta api serta pengaturan wesel menuju Bandara Internasional Yogyakarta.

Bangunan dan tata letak

[sunting | sunting sumber]

Bangunan lama Stasiun Kedundang memiliki arsitektur yang mirip dengan Stasiun Sukoharjo, Stasiun Winongo, Stasiun Palbapang, dan Stasiun Bantul, yaitu ciri khas desain atap dan lubang ventilasi udara yang berbentuk bulat. Stasiun ini diperkirakan juga dibangun saat pembangunan jalur rel Yogyakarta-Maos-Cilacap pada kurun waktu tahun 1887 oleh perusahaan kereta api negara pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen. Saat masih aktif, stasiun ini terakhir memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus.[7]

Bangunan lama stasiun yang bercorak khas era Perumka ini memiliki beberapa ruangan, seperti ruang tunggu penumpang, ruang pelayanan tiket, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA yang tampaknya dibangun belakangan karena bentuk bangunannya berbeda dengan bentuk asli (bangunan stasiun ini bergaya 1950-an).

Selama masa-masa nonaktifnya, kondisi jendela, pintu, lantai, dan ruang tunggu mulai rusak karena sudah tidak ada yang merawat untuk membersihkan stasiun. Masih terdapat juga toilet, sumur, gardu persinyalan blok, dan dua rumah dinas DKA. Pada sebelah barat stasiun terdapat perlintasan sebidang dengan nomor pos jaga 667. Papan nama stasiun versi Perumka saat itu juga masih terpasang.

  1. ^ Pengaktifan sinyal blok tertutup dan penonaktifan sinyal blok intermediate. Kereta api bandara menuju Stasiun YIA belum beroperasi kala itu.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Alfadillah. "Kereta Api Bandara YIA Diprediksi Beroperasi September 2021". kumparan. Diakses tanggal 2021-08-23. 
  4. ^ "Dua Stasiun KA Daop VI Yogyakarta Ditutup Selamanya". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2007-06-16. Diakses tanggal 2018-12-09. 
  5. ^ Media, Harian Jogja Digital (2018-09-17). "Proyek Kereta Bandara, Pemdes di Temon Belum Peroleh Sosialisasi". Harianjogja.com. Diakses tanggal 2018-12-09. 
  6. ^ "Kedundang Bakal Jadi Stasiun Sub Penghubung Bandara Baru". Tribun Jogja. 2016-02-29. Diakses tanggal 2018-12-09. 
  7. ^ Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian No. SK.02/DJKA/K.2/01/06
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Wojo
menuju Kutoarjo
Kutoarjo–Purwosari–Solo Balapan Wates
Terminus Percabangan menuju Yogyakarta International Airport Yogyakarta International Airport
Terminus