Lompat ke isi

Martir-martir Damaskus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 21 Oktober 2024 11.33 oleh Glorious Engine (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'jmpl|Martir-martir Damaskus '''Martir-martir Damaskus''' adalah sekelompok 11 orang yang dibunuh pada tahun 1860, karena menolak meninggalkan iman Kristen. Para martir, termasuk delapan biarawan Fransiskan dan tiga orang awam, diserang di sebuah gereja di kawasan Kristen di Damaskus selama gelombang kekerasan agama. Para biarawan Fransiskan tersebut mencakup enam imam dan dua religius, yakni Pastor Fransiskan Manuel Rui...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Martir-martir Damaskus

Martir-martir Damaskus adalah sekelompok 11 orang yang dibunuh pada tahun 1860, karena menolak meninggalkan iman Kristen. Para martir, termasuk delapan biarawan Fransiskan dan tiga orang awam, diserang di sebuah gereja di kawasan Kristen di Damaskus selama gelombang kekerasan agama.

Para biarawan Fransiskan tersebut mencakup enam imam dan dua religius, yakni Pastor Fransiskan Manuel Ruiz OFM, Pastor Carmelo Bolta OFM, Pastor Nicanor Ascanio OFM, Pastor Nicolás M. Alberca y Torres OFM, Pastor Pedro Soler OFM, Engelbert Kolland OFM, Frater Francisco Pinazo Peñalver OFM, dan Frater Juan S. Fernández OFM, semuanya misionaris dari Spanyol kecuali Pastor Engelbert Kolland, yang berasal dari Salzburg, Austria.

Sementara, ketiga orang awam tersebut adalah bersaudara St. Francis, St. Abdel Mooti, ​​​​dan St. Raphael Massabki, yang dikenal karena kesalehan dan pengabdian mereka yang mendalam terhadap iman Kristen. St. Francis Massabki, anak tertua dari bersaudara, adalah ayah dari delapan anak. St. Mooti adalah ayah dari lima anak yang mengunjungi Gereja St. Paulus setiap hari untuk berdoa dan mengajarkan pelajaran katekismus. Adik bungsunya, St. Raphael, masih lajang dan diketahui menghabiskan banyak waktu berdoa di gereja dan membantu para biarawan.

Menurut para saksi, saudara-saudara tersebut ditawari kesempatan untuk hidup jika mereka meninggalkan keyakinan mereka, namun mereka menolak. Kesebelas orang tersebut dibunuh secara brutal malam itu, beberapa dipenggal, yang lainnya ditusuk hingga tewas.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]