Lompat ke isi

Meulaboh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 2 November 2024 14.39 oleh Daddynnoob (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Meulaboh
Kota Tauhid Sufi
Pantai Batu Putih di Kota Meulaboh
Pantai Batu Putih di Kota Meulaboh
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
KabupatenAceh Barat
KecamatanJohan Pahlawan
Peresmian ibu kota28 April 2020
Dasar hukumUU No. 23 Tahun 2014
Luas
 • Total60,36 km2 (2,331 sq mi)
Populasi
 (2021)
 • Total34.828 jiwa
Zona waktuUTC+7 (WIB)
Kode area telepon+62 655

Meulaboh (Ejaan Aceh: Mèulaboh, Jawoe: مولابوه) adalah ibu kota dari Kabupaten Aceh Barat, provinsi Aceh, Indonesia. Meulaboh terletak sekitar 240 km dari Kota Banda Aceh, di sebelah Barat Laut Pulau Sumatra. Semula bernama Pasir Karam.

Meulaboh diperkirakan sudah berdiri sejak masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah yang berkuasa di Kesultanan Aceh pada tahun 1589-1604.[1] Pada masa Sultan Iskandar Muda, kawasan ini menjadi tempat penanaman lada. Namun Meulaboh kalah bersaing dengan Singkil yang juga menawarkan lada beserta kemenyan dan kapur barus.

Pada abad ke-18, banyak masyarakat Minangkabau yang bermigrasi ke kota ini. Mereka mengembangkan perdagangan lada dan mengundang orang-orang Inggris untuk berdagang disini. Salah seorang saudagar Minang yang mengembangkan perdagangan lada adalah Datuk Makhudum Sati, yang merupakan kakek dari pahlawan nasional Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien.[2]

Pada tahun 1877, Belanda mendirikan pos militer di Meulaboh.[3] Setelah Belanda menguasai Aceh, Meulaboh menjadi tempat kedudukan asisten residen yang membawahi afdeeling pantai barat Aceh.[4]

Setelah masa kemerdekaan, kota ini menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Barat yang merupakan bagian dari Provinsi Aceh. Di tahun 2004, Meulaboh merupakan salah satu kawasan terparah akibat bencana tsunami yang dipicu oleh gempa bumi di Samudera Hindia.

Silsilah Raja Meulaboh

[sunting | sunting sumber]
Matahari Terbenam di Kota Meulaboh

Raja-raja yang pernah bertahta di Kaway XVI hanya dapat dilacak dari Teuku Tjik Pho Rahman, yang kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Teuku Tjik Masaid, yang kemudian diganti oleh anaknya lagi yang bernama Teuku Tjik Ali.

Setelah masa jabatan Teuku Tjik Ali selesai, kemudian digantikan oleh anaknya Teuku Tjik Abah dan setelah itu diganti oleh Teuku Tjik Manso yang memiliki tiga orang anak yang menjadi Raja Meulaboh bernama Teuku Tjik Raja Nagor.[5]

Meulaboh memiliki iklim hutan hujan tropis (Af) dengan curah hujan lebat hingga sangat lebat sepanjang tahun.

Data iklim Meulaboh
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.0
(86)
30.9
(87.6)
32.0
(89.6)
32.5
(90.5)
32.0
(89.6)
32.2
(90)
31.8
(89.2)
31.9
(89.4)
31.2
(88.2)
31.2
(88.2)
30.2
(86.4)
29.8
(85.6)
31.31
(88.36)
Rata-rata harian °C (°F) 26.5
(79.7)
26.8
(80.2)
27.5
(81.5)
28.0
(82.4)
27.9
(82.2)
27.9
(82.2)
27.4
(81.3)
27.5
(81.5)
27.2
(81)
27.4
(81.3)
26.7
(80.1)
26.4
(79.5)
27.27
(81.08)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.0
(73.4)
22.8
(73)
23.0
(73.4)
23.6
(74.5)
23.8
(74.8)
23.6
(74.5)
23.0
(73.4)
23.2
(73.8)
23.2
(73.8)
23.7
(74.7)
23.3
(73.9)
23.1
(73.6)
23.28
(73.9)
Curah hujan mm (inci) 250
(9.84)
244
(9.61)
258
(10.16)
384
(15.12)
269
(10.59)
225
(8.86)
239
(9.41)
247
(9.72)
323
(12.72)
348
(13.7)
339
(13.35)
315
(12.4)
3.441
(135,48)
Sumber: Climate-Data.org[6]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan dan gampong yang masuk ke wilayah Meulaboh,Kota Meulaboh terdiri dari 12 kecamatan, 123 gampong. Pada tahun 2021, jumlah penduduknya mencapai 34.828 jiwa dengan luas wilayah 60,36 km² km² dan sebaran penduduk 42 jiwa/km².[7][8] adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Gampong
Daftar
Gampong
11.05.01 Johan Pahlawan 21
11.05.02 Kaway XVI 44
11.05.09 Meureubo 26
11.05.05 Samatiga 32
TOTAL 123

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Kota Tua yang Dulu Bernama Negeri Pasir Karam". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-17. Diakses tanggal 2021-07-17. 
  2. ^ H.M. Zainuddin, Tarikh Aceh dan Nusantara, 1961
  3. ^ Anthony Reid, Asal Mula Konflik Aceh: Dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19, 2005
  4. ^ John Fitzgerald McCarthy, The Fourth Circle: A Political Ecology of Sumatra's Rainforest Frontier, 2006
  5. ^ "Sejarah Raja Meulaboh Sewaktu Masih Gabung Kabupaten Aceh Barat". aryandashare.blogspot.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-10. Diakses tanggal 2021-05-08. 
  6. ^ "Climate: Meulaboh". Climate-Data.org. Diakses tanggal 5 November 2020. 
  7. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  8. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.