Lompat ke isi

Rudolf Bonnet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 November 2009 08.30 oleh Ennio morricone (bicara | kontrib) (penambahan dan pengembangan artikel pt1)

Templat:Infobox artis indonesia Johan Rudolf Bonnet (30 Maret 1895 – 18 April 1978) adalah seorang pelukis berkebangsaan Belanda yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Ubud, Bali sebagai seorang seniman dan pelukis. [1] Dia adalah salah seorang dari banyak pelukis yang berkontribusi pada kemajuan seni lukis di Bali.

Latar belakang

Rudolf Bonnet lahir dari keluarga Huguenot Belanda yang selama banyak generasi telah menjadi pembuat kue / roti di Amsterdam. Rudolf berjuang keras untuk dapat keluar dari gaya hidup borjuisnya untuk menjadi seorang seniman lukis.

Pendidikan

Rudolf sempat menjalani dua tahun sekolah di sekolah teknik Hendrick de Keyser di Amsterdam. Tahun 1913 dia mengikuti ujian nasional untuk sekolah seni rupa terapan negeri dan tahun 1916 dia berhasil lulus. Dia juga menjalani pendidikan formal di sekolah Rijksacademie van Beeldende Kunsten (Akademi Seni Adiluhung Belanda) di Amsterdam dan kursus dekorasi harian di Haarlem.

Karir seni lukis

Ketertarikan Rudolf untuk hidup sebagai seniman membawanya ke Italia pada tahun 1920, di mana dia mendapat banyak pengaruh dari lukisan-lukisan renaisans. Dia menetap selama delapan tahun di desa Anticoli Corrado di sebelah Selatan kota Roma. Di Italia Rudolf bertemu dengan W.O.J. Nieuwenkamp yang menetap di sebuah villa di dekatkota Firenze. Nieuwenkamp-lah yang meyakinkan Bonnet untuk pergi ke Bali.

Kedatangan di Hindia-Belanda

Rudolf Bonnet datang ke Hindia-Belanda (sebutan untuk Republik Indonesia pada jaman kolonial Belanda) bersama kedua orangtuanya untuk mengunjungi saudara laki-laki dan perempuannya. Dia tiba di Batavia, Hindia-Belanda dia atas kapal S.S. 'Jan Pieterszoon Coen'. Dia sempat tinggal di kota Semarang, namun bujukan dan foto-foto yang ditunjukkan oleh Nieuwenkamp di Italia mendorong rasa ketertarikannya untuk pergi ke sebuah pulau kecil di sebelah Timur Jawa.

Kedatangan di Bali

Pada tahun 1920-an, banyak seniman dari Eropa yang pergi ke Bali untuk melukis di sana karena keunikan budaya Bali. Rudolf berdasar rasa ketertarikannya juga menganjurkan banyak seniman lain untuk pergi ke Bali.

Rudolf Bonnet diundang untuk tinggal di Ubud pada tahun 1929 oleh Cokorda Gede Raka Sukawati, raja Ubud pada masa 1931-1950 (meninggal tahun 1978) yang juga teman dekatnya. [2] Bonnet kemudian pergi dan tiba di Bali pada bulan Januari 1929, di mana dia kemudian tinggal dan mulai menggambar dan melukis. Dia bekerja dekat dengan pelukis Jerman Walter Spies (1898-1940), yang berusia tiga tahun lebih muda dari Bonnet namun tiba di Bali lebih dulu daripada Bonnet (tahun 1927). Spies menyediakan Bonnet muda dengan fasilitas melukis yang baik dan subjek lukisan alternatif untuk lukisan mereka. Spies dan Bonnet menjadi sangat terlibat di kehidupan sosial, dimana mereka bekerja bersama bertahun-tahun dan sangat influensial pada seni di Bali.

Rudolf Bonnet dan Walter Spies mewakili hidup ekspatriat gay Bali yang berbeda karakter dan polaritas pada masanya. Spies dikenal sangat semarak dan cemerlang oleh masyarakat Bali, sedangkan Rudolf dikenal lebih pemikir dan serius dalam menjalankan rencana-rencananya. [3]

Kepergian dan kedatangan kembali di Bali

Rudolf Bonnet terpaksa meninggalkan pulau Bali pada tahun 1957 setelah menolak untuk menjual sebuah karya lukisan tertentu kepada Presiden Soekarno yang sangat gemar mengoleksi lukisan-lukisan Bonnet. Dia akhirnya dapat kembali ke Bali 15 tahun kemudian pada masa pemerintahan Soeharto. [4] Setelah kembali ke Bali dalam usia lanjut, dia sering menunjukkan ketidaksenangan pada generasi ekspatriat muda yang merasa telah mengenal budaya Bali.

Kematian

Rudolf Bonnet meninggal dunia tanggal 18 April 1978 di Laren, Belanda dalam usia 83 tahun. Walaupun meninggal di Belanda, pada tahun 1979 jenazahnya dikremasi bersama teman dekatnya yang juga salah satu Raja Ubud, Cokorda Gede Agung Sukawati yang juga meninggal di tahun yang sama. Abunya disebarkan di laut di Bali bersama abu teman dekatnya tersebut.

Kontribusi pada seni Bali

Gambar dan lukisan Bonnet selalu bersifat kiasan dengan wajah-wajah yang sering terlihat "terulur", menunjukkan pengaruh klasik kuat dan keinginannya untuk mengungkapkan kecantikan dalam karya-karya seninya.

Rudolf dan Walter bersama-sama mendirikan persatuan seniman Bali Pita Maha. Bukti dedikasi Rudolf pada masyarakat Bali dan seni mereka adalah berdirinya Museum Puri Lukisan di Ubud. Museum Puri Lukisan adalah satu-satunya museum lukisan di Ubud yang didirikan bukan oleh pengusaha seni yang kaya, namun dari kerja keras Rudolf yang juga menyumbangkan karya-karya terbaiknya untuk koleksi museum tersebut.

Lukisan-lukisan Bonnet juga dapat dilihat di Museum Neka di Ubud dan Museum Agung Rai.

Lihat pula

Rujukan

  • H. de Roever Bonnet. "Rudolf Bonnet. A Sunday Child. His Life and Work. foreword by Maria Hofker-Rueter" Pictures Publishers, 1993. 171 pp., 125 images.

Catatan kaki

  1. ^ "Museum Puri Lukisan history". Museum Puri Lukisan. Diakses tanggal 2009-02-08. 
  2. ^ Pringle, Robert (2004). Bali: Indonesia's Hindu Realm; A short history of. Short History of Asia Series. Allen & Unwin. ISBN 1-86508-863-3.  hal. 134-136
  3. ^ (Inggris) "1928 - Rudolf Bonnet" - Bali Arts and Crafts - Foreign Artist in Bali
  4. ^ "Foreign Artists in Bali > Rudolf Bonnet". www.baliwww.com. Diakses tanggal 2008-05-04.