Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Koordinat: 0°32′00″N 101°27′00″E / 0.5333°N 101.45°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Riau |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Herman Abdullah |
Luas | |
• Total | 632,26 km2 km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 799,312 (2.008) |
• Kepadatan | 1.193/km2 (3,090/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0761 |
Kode Kemendagri | 14.71 |
Situs web | http://www.pekanbaru.go.id/ |
Kota Pekanbaru merupakan ibukota provinsi Riau, Indonesia. Pekanbaru mempunyai dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu Pelabuhan Pelita Pantai dan Pelabuhan sungai Sungai Duku, Terminal Bandar Raya Payung Sekaki serta satu bandar udara yaitu Bandara Sultan Syarif Kasim II.
Populasi Pekanbaru sebesar 799.312 jiwa (Desember 2008)[1] Sebagian besar PDRB dihasilkan dari sektor perdagangan, jasa, properti dan industri.
Sejarah
Pada zaman dahulu Pekanbaru lebih dikenal dengan nama Senapelan yang pada saat itu dipimpin oleh seorang kepala suku yang disebut batin. Mulanya daerah ini merupakan ladang yang lambat laun berubah menjadi daerah perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan pindah ke daerah yang baru yaitu dusun Payung Sekaki yang terletak di muara Sungai Siak. Namun nama Payung Sekaki tidak dikenal pada masanya dan tetap disebut sebagai Senapelan.
Kemudian sultan Siak Sri Indrapura yaitu Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah mendirikan istana di Kampung Bukit berdekatan dengan perkampungan Senapelan. Sultan pun memiliki inisiatif untuk mendirikan sebuah pekan di Senapelan tetapi tidak berkembang. Usaha yang telah dirintis sang sultan pun dilanjutkan oleh putranya yaitu Raja Muda Muhammad Ali di tempat baru yaitu di sekitar pelabuhan sekarang. Selanjutnya pada tanggal 23 Juni 1784 berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar, dan Kampar) nama Senapelan diganti menjadi Pekan Baharu. Pada saat ini tanggal 23 Juni diperingati sebagai hari kelahiran kota Pekanbaru. Setelah terjadi pergantian nama, Senapelan mulai ditinggalkan dan mulai diganti dengan nama Pekan Baharu atau Pekanbaru dalam penyebutan sehari-hari.
Berdasarkan SK Kerajaan, yaitu Besluit van Her Inlanche Zelf Destuur van Siak No.1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru menjadi bagian dari Kesultanan Siak dengan sebutan distrik. Pada tahun 1931 Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah Kampar Kiri yang dikepalai oleh seorang controleur. Setelah pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, Pekanbaru dikepalai oleh seorang gubernur militer yang disebut gokung.
Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan ketetapan gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No. 103, Pekanbaru dijadikan sebagai daerah otonom yang disebut haminte atau kota besar. Setelah itu berdasarkan UU No.22 tahun 1948, kabupaten Pekanbaru diganti menjadi Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru diberikan status kota kecil dan status ini semakin disempurnakan dengan keluarnya UU No.8 tahun 1956. Kemudian status kota Pekanbaru dinaikkan dari kota kecil menjadi kota praja setelah keluarnya UU No.1 tahun 1957. Berdasarkan Kepmendagri No. Desember 52/I/44-25 tanggal 20 Januari 1959, Pekanbaru resmi menjadi ibukota Propinsi Riau.[2]
Demografi
Berdasarkan data hasil proyeksi Biro Pusat Statistik pada tahun 2007, jumlah penduduk Pekanbaru sebanyak 779.899 jiwa.[3] Pekanbaru merupakan kota bagi kaum perantau, dimana 45% penduduk kota berasal dari Minangkabau[4] dan 16% berasal dari Jawa.
Transportasi
Pekanbaru dihubungkan oleh jaringan jalan yang tersambung dari arah Padang di sebelah barat, Medan di sebelah utara, dan Jambi di sebelah selatan. Bandara Sultan Syarif Kasim II menjadi salah satu bandar udara tersibuk di Sumatera. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs Angkasa Pura II pada tahun 2008 penumpang yang melalui bandara ini mencapai angka 1,8 Juta penumpang per tahun, menempatkan bandara ini sebagai bandara tersibuk ketiga di regional Sumatera setelah Bandara Polonia, Medan dan Bandara Hang Nadim, Batam. Pelabuhan Pekanbaru yang terletak di tepi Sungai Siak dan berjarak 96 mil ke muara sungai, menjadi sarana transportasi untuk komoditi ekspor seperti kelapa sawit. Selain itu, pelabuhan ini juga menghubungkan Pekanbaru dengan kota-kota di Kepulauan Riau, seperti Batam dan Tanjung Pinang. Selain Bandara dan pelabuhan, Kota Pekanbaru juga memiliki sebuah terminal antar kota dan antar provinsi yang bernama Terminal Bandar Raya Payung Sekaki yang merupakan terminal terbaik di Sumatera bahkan terbersih di Indonesia.
Pariwisata
Berikut tempat-tempat wisata di Pekanbaru yang menarik untuk dikunjungi :
- Mesjid Raya dan Makam Marhum Bukit serta Makam Marhum Pekan. Mesjid Raya Pekanbaru terletak di Senapelan, memiliki arsitektur tradisional yang menarik dan merupakan mesjid tertua di Kota Pekanbaru. Mesjid ini dibangun pada abad 18 dan sebagai bukti Kerajaan Siak pernah berdiri di kota ini pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sebagai sultan keempat dan kelima dari Kesultanan Siak Sri Indrapura. Di areal Mesjid terdapat sumur yang mempunyai nilai magis untuk membayar zakat atau nazar yang dihajatkan sebelumnya. Dalam areal kompleks mesjid juga terdapat makam Sultan Marhum Bukit dan Marhum Pekan sebagai pendiri kota Pekanbaru. Marhum Bukit adalah Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan Siak ke-4) memerintah tahun 1766 – 1780, sedangkan Marhum Bukit sekitar tahun 1775 memindahkan ibukota kerajaan dari Mempura Siak ke Senapelan dan beliau mangkat tahun 1780.
- Balai Adat Melayu Riau terletak di Jl. Diponegoro. Dibangun dan didesain dengan variasi warna dan ukiran motif yang bercirikan khas Melayu. Balai adat ini dibangun untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan adat resmi Melayu Riau. Arsitekturnya yang khas melambangkan kebesaran budaya Melayu Riau. Bangunan terdiri dari dua lantai, di lantai atas terpampang dengan jelas beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Di kiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat kita baca pasal 1 - 4, sedangkan pasal 5 – 12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama.
- Taman Rekreasi Danau Buatan Lembah Sari berlokasi di Kecamatan Rumbai. Limbungan adalah danau buatan berupa bendungan irigasi terletak kurang lebih 10 kilometer dari kota Pekanbaru.
- Taman Rekreasi dan Kolam Pancing Alam Mayang, merupakan tempat pemancingan ikan yang berlokasi di km 8 Jalan Harapan Raya, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Bukit Raya. Tersedia tiga buah kolam dengan luas keseluruhannya 18.560 meter dan berbagai jenis ikan seperti ikan gurami, lemak, nila, dan sepat siam.
- Museum Sang Nila Utama terletak di Jalan Jendral Sudirman. Museum ini menyimpan berbagai koleksi benda-benda seni, budaya dan bersejarah propinsi Riau. Tidak jauh dari dari museum ini terdapat satu bangunan khas dengan arsitektur Melayu yaitu Gedung Taman Budaya Riau, dimana gedung ini digunakan sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni Melayu Riau, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Anda juga dapat mengunjungi Galeri Melaka yang berada dibelakang museum Sang Nila Utama ini.
- Dekranasda Riau, terletak di ujung Jalan Sisingamangaraja, merupakan pusat cinderamata Riau terlengkap di Pekanbaru. Segala macam aksesoris dapat dijumpai seperti busana Melayu, batik Riau, kain tenun dan songket, berbagai kerajinan kayu dan lain-lain.
- Mesjid Agung An-Nur merupakan mesjid Propinsi dengan bentuk bangunan yang menarik, dilengkapi tiang besar dan tinggi melambangkan kebesaran-Nya. Mesjid ini terletak di pusat kota Pekanbaru, mempunyai fasilitas lengkap sebagai Islamic Centre serta dilengkapi taman yang indah dan luas.
- Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai) berlokasi di Jl. Jendral Sudirman, tidak jauh dari kawasan bandar udara Sultan Syarif Kasim II (SSK II). Tempat dibangun untuk penyelenggaraan MTQ Nasional ke XVII, tahun 1994 yang lalu. Pada tahun 2007 disini dilaksanakan pergelaran FFI yang bertempat di Anjung Seni Idrus Tintin.
- Taman Puteri Kaca Mayang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Pekanbaru, tepatnya di depan kantor walikota Pekanbaru. Taman Puteri Kaca Mayang ini merupakan tempat rekreasi keluarga pertama yang berada di jantung kota Pekanbaru. Nama Puteri Kaca Mayang sendiri diadopsi dari nama seorang Putri Kerajaan Gasib yang cantik jelita bernama Puteri Kaca Mayang. Kerajaan Gasib sendiri merupakan sebuah sejarah yang tidak lepas dari asal mula kota Pekanbaru.
- Di Pekanbaru terdapat Lapangan Golf yang tersebar di beberapa tempat, antara lain :
- Pekanbaru Golf Course Country Club, di Kubang, Kulim
- Simpang Tiga Golf Course, di Komplek AURI
- Rumbai Golf Course, di Komplek IKSORA Rumbai
- lapangan golf labersa di kompleks Labersa
Pusat perbelanjaan modern
- Pasar Bawah terletak di utara Pekanbaru, merupakan pusat perbelanjaan barang-barang antik, aksesoris rumah tangga dari dalam dan luar negeri, seperti keramik, karpet, lampu-lampu antik dan elektronik. Pasar ini juga menyediakan barang-barang bekas. Pasar Bawah dianugerahi sebagai pasar tradisional terbersih untuk kategori kota besar pada tahun 2007.
- Plaza Senapelan merupakan salah satu tempat wisata belanja yang terletak persimpangan Jl. Jendral Sudirman dan Jl. Teuku Umar.
- Plaza Citra terletak di persimpangan Jl. Tuanku Tambusai dan Jl. Pepaya.
- Plaza Sukaramai terletak di pusat kota Jl. Jend Sudirman.
- Mal Pekanbaru terletak di seberang Plaza Senapelan persimpangan Jl. Jendral Sudirman dan Teuku Umar, merupakan salah satu pusat perbelanjaan modern yang ada di kota Pekanbaru. Mal ini adalah pembuka dari sebuah sekuen maraknya pembangunan pusat perbelanjaan modern. Hal ini dikarenakan, pusat perbelanjaan sebelum Mal Pekanbaru berdiri, adalah pusat perbelanjaan tahun 1990-an. Mal Pekanbaru yang dibuka pada tahun 2003, langsung menjadi mal terbesar di Pekanbaru ketika itu. Namun sayang, tidak lama kemudian pada tahun 2004, dibuka lagi Mal yang lebih besar di Pekanbaru, yaitu Mal Ciputra Seraya.
- Mal SKA merupakan salah satu pusat perbelanjaan modern yang terletak di barat kota Pekanbaru. Restoran yang terdapat di Mal ini antara lain adalah Solaria dan RiceBowl. Waralaba seperti J.CO Donuts & Coffee dan BreadTalk membuka cabang di mal ini. Mal ini adalah yang terbesar di Pekanbaru sejak tahun 2005. Di tempat ini juga terdapat sebuah hipermarket bernama Hypermart.
- Mal Ciputra Seraya merupakan salah satu pusat perbelanjaan modern yang terletak di Jalan Riau. Di dalamnya terdapat beberapa waralaba nasional dan internasional, serta terdapat pula 21 Cineplex[5].
- Makro (2003) terletak di Jl. Soekarno-Hatta dan Giant (2009) yang merupakan hypermarket terkemuka di Indonesia.
- Pasar Raya Pekanbaru / Pasar Kodim terletak di Jl.Jend.A.Yani. Pasar ini dulu dikenal sebagai Pasar Induk Kota Pekanbaru.
Walikota
No | Nama | Awal masa jabatan | Akhir masa jabatan | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1. | Datuk Wan Abdul Rahman | 17 Mei 1946 | 11 November 1950 | - |
2. | Datuk Ahmad | 11 November 1950 | 7 Mei 1953 | - |
3. | Tengku Ilyas | 7 Mei 1953 | 1 Juni 1956 | - |
4. | Muhammad Yunus | 1956 | 1958 | - |
5. | Okm Jamil | 1958 | 1959 | - |
6. | Datuk Wan Abdul Rahman | 1959 | 1962 | Masa Jabatan Kedua |
7. | Tengku Bay | 1962 | 1968 | - |
8. | Raja Rusli | 1968 | 1970 | - |
9. | Abdul Rahman Hamid | 1970 | 1981 | - |
10. | Ibrahim Arsyad | 1981 | 1986 | - |
11. | Farouq Alwi | 1981 | 1991 | - |
12. | Oesman Effendi Apan | 1991 | 2001 | - |
13. | Herman Abdullah | 2001 | sekarang | - |
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Pemerintahan Provinsi Riau
- (Indonesia) (Inggris) Situs yang berisi data2 statistik Resmi
- (Indonesia) (Inggris) Pekanbaru, Riau - The Future Sumatra Economy Power City (Skyscrapercity Forum - Urban discussion about Pekanbaru and photos gallery)
- (Indonesia) (Inggris) Info anak Muda Pekanbaru
- (Indonesia) (Inggris) PEKANBARU Future Sumatra's Econoically Progressive City, Development and Project
Kecamatan
- Pekanbaru Kota
- Sukajadi
- Senapelan
- Limapuluh
- Sail
- Bukit Raya
- Marpoyan Damai
- Payung Sekaki
- Rumbai
- Rumbai Pesisir
- Tampan
- Tenayan Raya
Referensi
- ^ data statistik Indonesia
- ^ Situs Resmi Pemerintah Kota Pekanbaru
- ^ [1]
- ^ Hill, David (2006). Politik Identitas dalam Budaya Indonesia/Melayu. Hiski. hlm. 40.
- ^ Mal Ciputra Seraya