Lompat ke isi

Pertempuran Sekigahara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 Juni 2006 09.09 oleh 202.81.63.30 (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pertempuran Sekigahara

Pada tahun 1600, pecah Pertempuran Sekigahara antara pasukan Ishida Mitsunari dengan pasukan Tokugawa Ieyasu. Hideyori menjadi panglima Pasukan Barat yang berada di bawah perlindungan Mōri Terumoto (salah satu anggota dewan lima menteri senior). Pasukan Timur dan Pasukan Barat yang dibantu pasukan pengawal pribadi Hideyori bernama Kelompok Tujuh Tangan (七手組, nanate gumi?) bertempur habis-habisan dalam perang menegakkan keadilan "demi kehormatan Hideyori." Pasukan Hideyori akhirnya kalah dan dijadikan bawahan oleh Ieyasu.

Setelah memenangkan perang, Ieyasu bertindak seenaknya memecah wilayah kekuasaan klan Hashiba menjadi bagian-bagian kecil. Jika sebelum perang, secara keseluruhan Hideyori diberi 2.400.000 koku, Hideyori pasca Sekigahara hanya dijadikan daimyō yang merangkap tiga wilayah Settsu, Kawachi, dan Izumi dengan penerimaan hanya 650.000 koku.

Pada tahun 1603, Ieyasu ditunjuk istana sebagai jenderal besar (Seitaishōgun) untuk menjalankan pemerintahan dan mulai membangun Istana Edo. Dalam prakteknya Ieyasu melepas Hideyori dari segala kekuasaan dan wewenang. Perselisihan lalu terjadi antara klan Hashiba dengan klan Tokugawa, tapi demi menjalankan wasiat Hideyoshi pada tahun yang sama Hideyori dikawinkan dengan Putri Sen yang merupakan cucu Tokugawa Ieyasu (putri shogun ke-2 Tokugawa Hidetada) dengan istrinya Oeyo (adik perempuan Yodo dono). Setelah menikah dengan Putri Sen, Hideyori menerima jabatan Udaijin.

Ieyasu berniat mengadakan pertemuan dengan Hideyori dan mengundangnya untuk pergi ke Kyōto, tapi Yodo dono (ibu kandung Hideyori) tidak setuju dan berkali-kali menolak undangan ini. Ieyasu membatalkan undangan, dan sebagai gantinya mengutus putra ke-6 yang bernama Matsudaira Tadateru ke Istana Osaka. Pada tahun 1611, Hideyori akhirnya berangkat ke Kyoto dengan perlindungan Katō Kiyomasa dan Asano Yoshinaga. Pertemuan dengan Ieyasu kemudian dilakukan di Istana Nijō.

Menurut hasil pertemuan dengan Ieyasu, Hideyori ternyata tidak dijadikan bawahan klan Tokugawa tapi secara resmi kedudukannya sebagai penerus garis keturunan Tokugawa tidak berubah. Hideyori sayangnya kehilangan sang pelindung Katō Kiyomasa, Ikeda Terumasa, dan Asano Yoshinaga yang wafat karena sakit sebelum pecah perang di Osaka. [sunting]

Pertempuran Musim Dingin Osaka

Pada tahun 1614, hubungan antara Hideyori dan Ieyasu menjadi retak akibat ukiran nama Ieyasu pada genta di kuil Hōkōji yang ditulis terpisah-pisah. Ieyasu sangat marah karena merasa dilecehkan oleh Hideyori. Ieyasu juga tidak bisa lagi mentolerir klan Hashiba yang secara resmi merupakan penerus garis keturunan Tokugawa, tapi meminta perlakukan khusus sehingga pecah Pertempuran Musim Dingin Osaka.

Daimyō yang mempunyai pengaruh besar seperti Fukushima Masanori dan Katō Yoshiakira sudah diminta Hideyori agar mengirimkan pasukan untuk membantunya di Istana Osaka, tapi ajakan ini tidak ditanggapi. Sebagai gantinya, Istana Osaka dibantu kelompok Ronin seperti Sanada Yukimura (alias Sanada Nobushige), Gotō Matabee (Gotō Mototsugu) dan Chōsokabe Morichika. Pengikut Hideyori yang bernama Ōno Harunaga dan Yodo dono malah bertikai dengan kelompok Ronin. Pertikaian ini ternyata tidak pernah bisa didamaikan. Sanada Yukimura dan kelompoknya sudah bersikeras ingin menyerbu Kyoto, tapi kelompok Ōno Harunaga dengan keras kepala menentang rencana ini, bahkan kabarnya Harunaga memutuskan untuk bertahan saja di dalam istana yang terkepung.

Pasukan Tokugawa yang menganggap enteng penyerbuan ke Istana Osaka ternyata mendapat kesulitan berat akibat perlawanan gagah berani pasukan para Ronin. Persedian makanan dan amunisi yang dibawa pasukan Tokugawa juga mulai habis. Selain itu, musim dingin juga mengakibatkan semangat tempur pasukan Tokugawa jatuh pada titik paling rendah. Tokugawa Ieyasu lalu menawarkan perjanjian damai dengan Hideyori. Pada awalnya, Hideyori menentang ajakan damai Ieyasu dan baru menerima perjanjian damai setelah didorong-dorong oleh sang ibu Yodo dono.