Lompat ke isi

Salman Aristo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Salman Aristo
Pekerjaanpenulis, sutradara, produser
Tahun aktif2003 - sekarang
Suami/istriRetna Ginatri S Noer
IMDB: nm2679404

Mengawali karirnya dengan menjadi wartawan yang melahirkan majalah MTV Trax [sekarang menjadi Trax], Salman Aristo mulai menancapkan namanya. Rubrik review filmnya dijadikan patokan oleh anak-anak muda. Setelah itu sejak tahun 2003, dia melebarkan sayapnya dengan menulis filmnya sendiri. Cerita pertama yang digarap adalah Brownies yang memberikan nominasi Citra pertamanya. Setelah itu secara beruntun dia mengerjakan banyak skenario. Antara lain Catatan Akhir Sekolah yang sampai sekarang disebut sebagai film cult tentang remaja. Dianggap berhasil memotret kehidupan remaja dengan cerdas oleh kalangan kritikus. Lantas dia menulis Cinta Silver dan Alexandria. Judul yang pertama membuatnya disebut sangat berbakat oleh majalah TEMPO. Sementara judul kedua berhasil meraup 800 ribuan penonton. Berikutnya dia mengadaptasi Jomblo dan mendapatkan nominasi Citra keduanya. Selanjutnya dia memenangkan sebuah international grand dari Hubert Bal’s Foundation untuk ceritanya di Jiffest Feature Film Workshop 2006. Lalu pada tahun 2007 hasil adaptasinya bersama Ginatri S. Noer dari novel best seller Ayat-Ayat Cinta mencetak sejarah sebagai film Indonesia paling sepanjang sejarah dengan meraup kurang lebih 3,7 juta penonton. Tidak butuh waktu sampai setahun rekor itu dia pecahkan dengan film Laskar Pelangi yang mengumpulkan kurang lebih 5 juta penonton. Torehan rekor ini masih bertahan sampai sekarang. Dia juga kembali mengerjakan adaptasi kambingjantan, sebuah buku blog terlaris di Indonesia. Laskar Pelangi juga berhasil menembus Berlin International Film Festival dan mendapatkan penghargaan film di sana. Ditambah dengan menjadi seleksi resmi beragam festival Internasional berikut berbagai penghargaan dunia lainnya. Di tahun 2007 juga, dia bersama-sama dengan ratusan pekerja film lainnya, termasuk para rekan kerja terdekatnya, Mira Lesmana, Riri Riza, Shanty Harmayn, dll, bergabung di dalam sebuah gerakan yang diberi nama Masyarakat Film Indonesia (MFI), sebuah gerakan advokasi yang berinisiatif mengajak para pendukung film Indonesia untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang menghambat perkembangan perfilman nasional. Dia juga mencoba menulis horror dengan latar belakang etnis Tionghoa yang kental, Karma. Film ini mendapat review yang baik di sebuah situs horor international yang terpandang, www.slasherpool.com. Publik dan media juga menyambutnya sebagai horor ‘dengan cerita yang kuat’. Film lainnya yang juga berhasil menjadi box office hits adalah Garuda Di Dadaku. Raupan penontonnya kurang lebih 1,5 juta penonton. Film ini juga berhasil meraih film anak terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2009 sekaligus mengantarkannya kembali masuk nominasi Citra ketiganya untuk penulisan skenario. Kini karya yang sedang diawasi dan ditunggu publik adalah adaptasi novel best seller lainnya Sang Pemimpi yang merupakan sekuel dari Laskar Pelangi bersama Mira Lesmana dan Riri Riza. Di hari pertamanya Sang Pemimpi mencatat rekor baru dalam industri dengan ditonton 130 ribu orang. Dia juga menyutradarai dan menuis film pendek. Film pertamanya Patah menjadi official selection di International Rotterdam Film Festival pada tahun 2004. Setelah itu dia kembali membesut Pasangan Baru yang menjadi seleksi resmi Jakarta International Film Festival dan masuk seksi kompetisi Festival Film Pendek KONFIDEN tahun 2009. Dia juga mulai merambah wilayah produser. Kerja produser pertamanya di film panjang adalah sebuah film yang bernapaskan sidestream movement. Judulnya Foto, Kotak dan Jendela. Di putar di kampus dan kantong-kantong budaya. Mendapatkan sambutan baik dari penontonnya mau pun kritikus. Pada tahun 2009 dia memproduseri sebuah fil di jalur mainstream yang berjudul Queen Bee dengan bendera Miliion Pictures. Sebuah teen flick dengan menyelipkan kepedulian terhadap politik di kalangan remaja Indonesia. Media menyambutnya dengan hangat sebagai film remaja dengan sentuhan yang lain. Serta menjadi bahan pembicaraan di kalangan sponsorship serta praktisi iklan karena terobosan kegiatan promosinya yang segar dan inovatif. Film terakhirnya yang ditulis bersama Ginatri S. Noer Hari Untuk Amanda, kembali direspon sangat baik oleh publik. Para jurnalis menyebutnya sebagai salah satu komedi romantik paling memikat Indonesia. Selain sekarang menyiapkan berbagai proyek ke depan, antara lain adapatasi dari novel penting Ronggeng Dukuh Paruk, dia juga berusaha menyempatkan mengajar penulisan skenario di NEXT Academy Jakarta dan beberapa workshop screenwriting lainnya untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada siapa pun yang berminat menjadi penulis skenario.


Karya

Pranala luar