Lompat ke isi

Kabupaten Tanah Bumbu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Tanah Bumbu
Daerah tingkat II
Motto: 
Bersujud
Peta
Peta
Kabupaten Tanah Bumbu di Kalimantan
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu
Peta
Kabupaten Tanah Bumbu di Indonesia
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu (Indonesia)
Koordinat: 3°29′01″S 115°56′53″E / 3.48363391°S 115.9479384°E / -3.48363391; 115.9479384
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Selatan
Ibu kotaBatulicin
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 10
Pemerintahan
 • Bupatidr. H. Zairullah Azhar, M.Sc
Luas
 • Total5,066,96 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total184,006 jiwa (2.000)
 • Kepadatan36,39/km2 (94,2/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
6310 Edit nilai pada Wikidata
Kode Kemendagri63.10 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. -
Situs webhttp://www.tanahbumbukab.go.id/

Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Batulicin. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.066,96 km² dan jumlah penduduk sebanyak 184.006 jiwa (2000).

Sejarah

Pada masa kolonial Hindia Belanda, wilayah Tanah Bumbu gabungan dari 5 daerah : Kerajaan Batoe Litjin, Kerajaan Kusan, Kerajaan Pagatan, Kerajaan Sabamban dan Distrik Satui (bagian dari Afdeeling Tanah Laoet)

  • Menurut Hikayat Banjar seluruh wilayah tenggara Kalimantan menjadi bagian dari Kerajaan Pasir dibawah pemerintahan Aji Tunggul sebagai bawahan Sultan Banjar IV Mustain-Bilah/Marhum Panembahan.
  • Dalam Hikayat Banjar menyebutkan bahwa pada pertengahan abad ke-17 Sultan Makassar meminjam wilayah yang kelak dikenal sebagai Kerajaan Tanah Bumbu serta Kalimantan Timur kepada Sultan Banjar (Mustain Billah) ketika Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang yaitu Sultan Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa tahun 1638-1654 yang akan menjadikan wilayah tenggara dan timur Kalimantan sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)[1], dengan demikian mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan.
  • 1660-1700, Pangeran Dipati Tuha (Raden Basus) putera Sultan Saidullah ditunjuk sebagai raja membawahi wilayah antara Tanjung Silat sampai Tanjung Aru yang dinamakan Kerajaan Tanah Bumbu dengan pusat pemerintahan di daerah Pamukan. Pangeran Dipati Tuha digantikan puteranya Pangeran Mangu dan seorang putera lainnya Pangeran Citra menjadi sultan negeri Kelua. Pangeran Mangu (1700-1740) digantikan putrinya yaitu Ratu Mas. Ratu Mas (1740-1780) menikahi dengan Daeng Malewa yang bergelar Pangeran Dipati; pasangan ini beranak Ratu Intan I, Pangeran Prabu dan Pangeran Layah[2]
  • 1780 : Kerajaan Tanah Bumbu dipecah menjadi wilayah utara menjadi kerajaan Bangkalaan yang dipimpin Pangeran Prabu bergelar Sultan Sepuh, dan wilayah selatan di bawah Ratu Intan I yang dikenal sebagai Ratu Cantung dan Batulicin. Ratu Intan I menikahi Sultan Anom dari Pasir berputra Pangeran Haji Muhammad, Andin Kedot, Andin Girok, dan Andian Proah. Pangeran Layah beranak Gusti Cita dan Gusti Tahora. Kelak penguasa utama daerah-daerah ini dibawah keturunan dari Pangeran Dipati Tuha.
  • 1733 : Puana Dekke miminjam tanah di wilayah Tanah Kusan kepada Sultan Tamjidullah I yang kelak dinamakan Pagatan.
  • 1775 : La Pangewa alias Hasan Pangawa, pemimpin orang Bugis-Pagatan direstui Aji Jawi keturunan Raja Tanah Bumbu (Pangeran Dipati Tuha) sepeninggal Puana Dekke dan kemudian ia juga direstui oleh Sultan Tahmidullah II sebagai raja pertama Kerajaan Pagatan, setelah menggempur Pangeran Amir (Raja Kusan I) yang menyingkir hingga ke Kuala Biaju dan ia mencoba meminta bantuan suku Bakumpai di wilayah Barito.
  • 1785 : Pangeran Amir dibantu Arung Tarawe menyerang Tabaneo dengan pasukan 3000 orang Bugis-Paser berkekuatan 60 buah perahu untuk menuntut tahta Kesultanan Banjar dari Tahmidullah II.
  • 14 Mei 1787 : Pangeran Amir ditangkap Kompeni Belanda, kemudian diasingkan ke Srilangka.
  • 17 Agustus 1787 : Sultan Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan kedaulatan Kesultanan Banjar kepada VOC menjadi daerah protektorat dengan Akte Penyerahan di depan Residen Walbeck, setelah VOC berhasil menyingkirkan Pangeran Amir, rivalnya dalam perebutan tahta. Sebagian besar Kalimantan menjadi properti perusahaan VOC.
  • 1788 : Sultan Dipati Anom Alamsyah menjadi Sultan Pasir III sampai tahun 1799. Sultan ini menikahi Ratu Intan I yaitu Ratu dari Tjangtoeng dan Batoe Litjin.
  • Pada tanggal 4 Mei 1826 (26 Ramadhan 1241 H) Sultan Banjar (Sultan Adam al-Watsiq Billah), menyerahkan wilayah tenggara dan timur Kalimantan beserta daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
  • 1989 : Kedaulatan atas daerah Pasir dan Pulau Laut diserahkan VOC kembali kepada Sultan Banjar, Tahmidullah II.

Geografis

Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara: 2°52’ – 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan, memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696 Ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan.[3]

Batas wilayah Kabupaten Tanah Bumbu adalah :

Utara Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Timur Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Banjar
Selatan Laut Jawa
Barat Kabupaten Kotabaru

Kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu

Saat ini Kabupaten Tanah Bumbu memiliki 10 kecamatan, diantaranya :

  1. Angsana, Tanah Bumbu
  2. Batulicin, Tanah Bumbu
  3. Kuranji, Tanah Bumbu
  4. Kusan Hilir, Tanah Bumbu
  5. Kusan Hulu, Tanah Bumbu
  6. Mentewe, Tanah Bumbu
  7. Satui, Tanah Bumbu
  8. Simpang Empat, Tanah Bumbu
  9. Sungai Loban, Tanah Bumbu
  10. Karang Bintang, Tanah Bumbu

Suku Bangsa

  1. Suku Banjar
  2. Suku Dayak Bukit
  3. Suku Bugis
  4. Suku Mandar
  5. Suku Jawa
  6. Suku Bali
  7. Suku Sunda
  8. Suku Tionghoa-Indonesia

Lagu Daerah

Lagu daerah dari kabupaten ini antara lain adalah Tanah Bumbu, Mahadang Ading dan Baikat Janji.

Referensi

  1. ^ (Melayu)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar halaman 350, diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
  2. ^ Ratu Mas dari Tanah Bumbu
  3. ^ Pemkab Tanah Bumbu Diakses : 14 Oktober 2009.

Pranala luar