Lompat ke isi

Gravimetri (kimia)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 April 2010 21.30 oleh 33Maulida (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Gravimetri Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.[1] Gravimetri merupakan metode survei geodetik yang berkaitan dengan penentuan medan gravitasi bumi. Biasanya metode gravimetri digunakan untuk penentuan undulasi geoid.

Penentuan undulasi geoid dengan metode gravimetrik didasarkan atas data anomali gaya berat hasil pengukuran gaya berat. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dipakai dalam penentuan nilai undulasi geoid diantaranya dengan pendekatan Stokes. Sedangkan penentuan undulasi geoid dengan metode astrogeodetik ditentukan dengan berdasarkan data komponen defleksi vertikal titik-titik di permukaan bumi. Dalam hal ini terdapat perbedaan mendasar pada kedua metode tersebut di atas, yaitu pada metode astrogeodesik menggunakan arah dari vektor gaya berat dalam penentuan komponen defleksi vertikal dengan menggunakan teknik-teknik geometrik. Sedangkan metode gravimetrik menggunakan nilai dari vektor gaya berat dalam penentuan anomali gaya berat dengan berdasarkan teori potensial.

Kadar air bahan bisa ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung. Bila yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas dihitung berdasarkan padatan tersebut maka disebut gravimetri evolusi tidak langsung. Untuk penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa dimaksud pada suhu 110o–130oC. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya.[2]

Rujukan

  • Khopkar S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
  • Darusman L K. 2001. Diktat Kimia Analitik 1 jilid 1. Bogor: Departemen Kimia FMIPA-IPB.
  1. ^ Khopkar S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
  2. ^ Darusman L K. 2001. Diktat Kimia Analitik 1 jilid 1. Bogor: Departemen Kimia FMIPA-IPB.