Lompat ke isi

Kerajaan Kadiri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Locator kadiri.png
Letak pusat kerajaan Kadiri
Artikel ini membahas tentang Kerajaan Kadiri (Sejarah Nusantara). Lihat pula Kota Kediri dan Kabupaten Kediri. Untuk kegunaan lain, lihat Kediri (disambiguasi).

Kadiri, adalah salah satu dari dua kerajaan pecahan Kahuripan pada tahun 1049 (satu lainnya adalah Janggala), yang dipecah oleh Airlangga untuk dua puteranya. Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk menghindari perselisihan dua puteranya, dan ia sendiri turun tahta menjadi pertapa. Wilayah Kerajaan Kadiri adalah bagian selatan Kerajaan Kahuripan.

Tak banyak yang diketahui peristiwa di masa-masa awal Kerajaan Kadiri. Raja Kameswara (1116-1136) menikah dengan Dewi Kirana, puteri Kerajaan Janggala. Dengan demikian, berakhirlah Janggala kembali dipersatukan dengan Kadiri. Kadiri menjadi kerajaan yang cukup kuat di Jawa. Pada masa ini, ditulis kitab Kakawin Smaradahana, yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan cerita Panji.

Raja terkenal Kadiri adalah Jayabaya (1135-1159). Jayabaya di kemudian hari dikenal sebagai "peramal" Indonesia masa depan. Pada masa kekuasaannya, Kadiri memperluas wilayahnya hingga ke pantai Kalimantan. Pada masa ini pula, Ternate menjadi kerajaan subordinat di bawah Kadiri. Waktu itu Kadiri memiliki armada laut yang cukup tangguh. Beliau juga terkenal karena telah memerintahan penggubahan Kakawin Bharatayuddha.

Raja terakhir Kadiri adalah Kertajaya, (1185-1222). Kertajaya dikenal sebagai raja yang kejam, bahkan meminta rakyat untuk menyembahnya. Ini ditentang oleh para Brahmana. Sementara itu, di Tumapel (wilayah bawahan Kadiri di daerah Malang) terjadi gejolak politik: Ken Arok membunuh penguasa Tumapel Tunggul Ametung dan mendirikan Kerajaan Singhasari. Ken Arok kemudian memanfaatkan situasi politik di Kadiri, ia beraliansi dengan Brahmana, dan lalu menghancurkan Kadiri. Dengan meninggalnya Kertajaya, Kadiri menjadi wilayah Kerajaan Singhasari.

Lihat pula