Lompat ke isi

Bioluminesensi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 14 April 2010 16.03 oleh 22Kartika (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{inuse|18 April}} Bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu. Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditem...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu. Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditemukan secara alami pada berbagai macam makhluk hidup seperti cendawan, bakteri, dan organisme di perairan, namun tidak ditemukan pada tanaman berbunga, hewan vertebrata terestrial, amfibi, dan mamalia. Pada mikroba, bioluminesensi yang dihasilkan belum diketahui manfaatnya, sedangkan pada hewan umumnya digunakan sebagai sinyal kawin, predasi, dan perlindungan terhadap pemangsa.


Organisme penghasil bioluminesensi

Banyak bakteri yang dapat menghasilkan bioluminesensi, hingga saat ini diketahui bahwa bakteri-bakteri tersebut tergolong ke dalam bakteri gram negatif, motil, memiliki morfologi batang, dan bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Bakteri-bakteri itu tersebar di daerah lautan, perairan tawar, dan tanah (terestrial). Contoh bakteri penghasil bioluminesensi yang telah diteliti adalah genus Vibrio (V. harveyi, V. fischeri, V. cholera), Photobacterium (P. phosphoreum, P. leiognathi), Xenorhabdus (X. luminescens), Alteromonas (A. haneda), dan Shewanella. Sementara itu, hanya sedikit cendawan yang diketahui dapat menghasilkan biolumesensi, di antaranya adalah Armillaria mellea dan Mycena spp.


Aplikasi bioluminesensi

Adanya penemuan tentang bioluminesensi telah dimanfaatkan manusia di dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang medis dimana bioluminesensi dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan sel kanker dalam tubuh secara lebih cepat melalui suatu teknologi baru yang disebut bioluminescence imaging (BLI). Dengan BLI, dapat diketahui ukuran dan lokasi sel kanker dalam tubuh sehingga tindakan perawatan yang tepat dapat ditentukan. Temuan ini juga dapat mempermudah riset mengenai perawatan atau obat kanker yang efektif dapat mengatasi penyakit tersebut karena perkembangan sel tumor dapat dipantau dengan lebih mudah[1]. Selain itu, bioluminesensi juga telah dimanfaatkan sebagai gen pelapor untuk melihat perkembangan atau ploriferasi sel punca manusia[2]

  1. ^ Z. Günnur D‹KMEN1, Ginelle GELLERT, Pakize DO⁄AN, Ralph MASON, Peter ANTICH, Edmond RICHER, Woodring E. WRIGHT, Jerry W. SHAY (2005). "A New Diagnostic System in Cancer Research: Bioluminescent Imaging (BLI)" (PDF). Turk J Med Sci. 35: 65–70. 
  2. ^ Citation: Wilson K., Yu J., Lee A., Wu J.C. (2008). In vitro and in vivo Bioluminescence Reporter Gene Imaging of Human Embryonic Stem Cells. JoVE. 14. http://www.jove.com/index/Details.stp?ID=740, doi: 10.3791/740.